Monica yang melihat raut wajah putrinya berubah drastis pun bertanya, “Jessica..., apa kamu sudah punya pacar? Kenapa kamu nggak katakan ke Mami? Sekarang Mami harus ngomong apa sama tante Iren?” Dengan menelan salivanya, Jessica menjawab, “Mami..., dia itu lelaki gila yang uber-uber Jessi. Sama sekali Jessi nggak suka sama dia. Kami bertemu di Night Club. Abaikan aja lelaki itu. Makanya, setiap dia kirim apa pun, Jessi suruh buang.”Jessica menarik napas lega usai menceritakan tentang Candra pada Monica. Setidaknya beban yang sekiranya terasa berat sudah terangkat walau pun hanya sedikit. Kemudian, Monica yang mendengar penuturan dari Jessica kembali menanyakan status dan pekerjaan dari lelaki yang menguber-uber dirinya.“Lelaki itu kerja dimana? Apa dia sudah punya istri?” tanya Monica menatap lekat wajah putrinya.“Mii.., Jessi nggak tau dia kerja dimana. Jessi waktu itu hanya kasihan sama dia, waktu dipukul sama sekuriti di Night Club, karena nggak bayar minumannya. Hanya itu saj
Keesokan harinya, sekitar pukul sepuluh pagi keluarga Irene datang bersama putranya Endrawan dan suami ke rumah Jessica. Terlihat kesibukan di rumah tersebut dimana, kedua pelayan membawa hadiah yang dibawa oleh keluarga Irene.“Irene ... Ini putriku, Jessica,” sambut Monica mengenalkan putri semata wayangnya.“Cantiknya ...Wah..., aku sungguh beruntung akan memiliki menantu secantik putrimu, Monik!” seru Irene saat melihat Jessica dengan pakaian berwarna pink muda.“Monica ... Aku ajak juga ini, putri bungsuku. Biar dia lihat calon ipar cantiknya. Ayo Imelda, kenalan dulu sama calon kakak iparmu,” perintah Irene pada putrinya yang tersenyum manis ke arah Jessica.“Hai Kak Jessi ... Kenalkan aku Imelda, adik kesayangan Kak Endrawan. Kelak kalau kakak sudah menikah dengan kakakku, tolong kasih waktu kami satu hari untuk bersama. Karena aku juga kangen sama kakakku,” pinta Imelda terus terang pada Jessica.Jessica tampak hanya tersenyum lebar tanpa menimpali ucapan dari seorang wanita b
Jessica masuk ke dalam rumah dan langsung masuk ke dalam kamarnya tanpa memedulikan Monica dan Irene yang tampak tengah membuka album foto di ruang keluarga. Sepintas Monica terlihat menoleh ke arah Jessica yang masuk ke kamarnya yang berada persis di depan ruang keluarga di saat Irene sang sahabat mamanya tengah asyik fokus pada album kenangan kala Jessica kecil. Sementara Wijaya dipastikan sedang berada di luar rumah untuk melihat suasana perumahan yang di tempati Jessica. Monica yang melihat Jessica masuk ke dalam kamar dan merasa ada sesuatu yang terjadi di antara Endrawan dan Jessica, segera wanita paruh baya tersebut meminta izin pada sahabatnya untuk masuk ke dalam kamar Jessica.“Irene, aku tinggal dulu sebentar ya,” izin Monica pada sahabatnya.“Ya, silakan..., apa kamu mau menunjukkan beberapa piala dan piagam yang di dapat oleh putrimu?” tanya Irene tersenyum menoleh ke arah Monica dan kembali mengamati gambar foto pada album yang di pegangnya.Monica yang tahu telah terja
Hari pertunangan yang direncanakan pun terwujud. Tepat pada hari Sabtu, keluarga Endrawan membawa seserahan pada keluarga Atmaja. Kebaya berwarna ungu muda membungkus tubuh Luna yang tampak agak berisi hingga pada saat fiting baju, pemilik butik harus membesarkan ukurannya sampai dua inci. Keluarga Atmaja pun hadir, saat acara seserahan tersebut. Mereka langsung dijamu dengan makanan dan minuman ringan serta saling berbasa-basi antara yang satu dengan yang lain. Sampai akhirnya, paman dari Endrawan yang dituakan oleh keluarga Sasongko berbicara atas nama keluarga Sasongko saat akan melakukan lamaran tersebut.Bertempat di rumah Jessica yang cukup luas dan ruang keluarga dan ruang tamu dijadikan acara perhelatan itu yang diisi oleh dekorasi serta beberapa tulisan serta prasmanan yang telah disiapkan pada halaman samping dan belakang rumah mewah itu. Beberapa kerabat duduk di lantai yang di lapisi permadani lembut dan tebal berwarna biru tua. Kemudian, acara pun di mulai oleh pihak kelu
“Jessi..., kamu itu udah bukan anak kecil lagi. Tolong katakan pada mami, siapa lelaki calon papi dari bayimu?” tanya Monica mengernyitkan dahinya dan memegang tangan Jessica.Terlihat Jessica mengusap kasar wajahnya dan memejamkan matanya. Lalu wanita cantik itu berkata, “Mami ... Tolong batalkan pertunangan ini. Maaf untuk kekacauan yang sudah Jessi lakukan.”Mendengar apa yang dikatakan putri semata wayangnya yang terlihat bingung dengan kehamilan pada dirinya, Monica menjawab ucapan putrinya.“Sayang ... Mami nggak bisa meninggalkan kamu sendirian di kamar dalam keadaan kacau seperti ini. Biarkan Mami di kamarmu,” bantah Monica tetap duduk di sisi tempat tidur Jessica.“Mami, Tante Irene dan Papi..., tolong kasih waktu Jessica untuk sendiri di kamar ini..., nanti akan Jessi katakan apa yang terjadi,” pinta Jessica memohon pengertian pada ketiga orang tua yang masuk ke kamarnya.Monica, Irene dan Wijaya keluar kamar dengan pikiran yang semerawut. Bagaimana tidak? Di perhelatan pert
“Jes! Serius elo hamil sama si Bintang? Eh! Maksud gue sama si Candra?” tanya Dewi dalam sambungan telepon.“Iya Wi..., makanya gue bingung gimana cara gue kasih tau dia. Ya, kalau dia percaya. Kalau kagak gimana?” ungkap kegelisahan hati Jessica dan menceritakan seluruh kejadian tanpa sensor.“Jessi ... Jessi ... Gue kagak habis pikir. Masa iya elo di perkosa kagak terasa. Apa karena kelewat enak?” Ledek Dewi dalam sambungan telepon.“Udahlah Wi..., elo jangan bercanda seperti itu. Benci gue kalau mengingatnya,” keluh Jessica sembari memijat-mijat kepalanya.“Iya gue mengerti masalah elo. Berarti elo hamil udah mau tiga bulan dong? Kenapa gue perlu tanya hal ini? Karena gue kalau ditanya sama artis itu, gue kasih tau juga kalau diperut elo itu anaknya. Rencananya gue mau kasih tau si artis itu” tegas Dewi.“Iya, kalau dari kejadian itu, sekitar 3 bulanan, Tapi gue minta sama elo, tolong jangan cerita tentang kondisi gue sama artis itu. Karena sejak awal kan dia udah gue tolak,” ung
Dua hari pasca lamaran, kedua orang tua Jessica telah kembali ke Ciwidey untuk mempersiapkan hari pernikahan putrinya yang akan dilaksanakan satu bulan lagi. Rencananya, mereka akan menggelar pernikahan putrinya di Bandung dalam prosesi sederhana dan hanya di hadiri oleh keluarga dan sahabat terdekat. Hal itu dilakukan untuk menutupi kondisi Jessica yang telah berbadan dua. Maka kesepakatan itu diambil, agar tidak ada beban mental dari Jessica. Seperti hari ini, Jessica tidak masuk ke kantor. Wanita cantik itu memilih untuk bekerja dari rumahnya. Dia juga ada janji dengan Dewi, sahabatnya yang akan bertamu ke rumah itu dua hari pasca dirinya melangsungkan pertunangan.Seperti pagi ini, Jessica yang begitu risau dengan hatinya akhirnya menghubungi Dewi yang dirasa sangat lama ditunggunya.“Halo! Wi ... Dimana lo?” tanya Jessica dengan mengusap wajah cantiknya ketika dirinya tampak sedang bermalas-malasan di kamarnya.“Ya, Jes ... Gue udah masuk kompleks perumahan elo. Kan, gue ngomong
Sementara itu, Bintang dan Anjani yang telah terikat pertunangan tengah melakukan pertemuan dengan EO pernikahan yang akan mereka pakai. Mereka melakukan meeting demi tercapainya sebuah perhelatan pernikahan yang terkesan cukup bagus. Ada sedikit perbedaan dalam meeting tersebut antara keinginan Anjani dan Bintang, hingga mereka sempat berdebat cukup keras.“Mbak Niken, saya mau tempat duduk mereka nggak usah di pisah dengan memberikan kelas A atau B. Karena mereka semua teman saya. Jadi tempat duduknya sembarang aja Mbak. Jangan buat perbedaan antara artis yang baru muncul sama yang udah lama,” pinta Bintang saat meeting pada EO tersebut.Anjani yang kesal dengan keputusan Bintang, ikut ngotot dan tetap pula pada keputusannya, “Aku mau membedakan teman-teman artis yang hadir dari tempat duduknya! Kamu pikir, mereka itu bakal jadi teman-teman kita semua? Diantara mereka itu ada beberapa orang munafik. Sebenarnya aku malas mengundang mereka ... Kamu nya aja yang sok baik!” sengit Anjan
Candra kembali ke sofa panjang di kamar Jessica. Kemudian, ia membuka seluruh pakaian Jessica dengan sesekali mengecup seluruh bagian tubuh wanita cantik tersebut. Hingga semua terasa berdenyut nikmat dan Jessica yang tahu kalau kaki Candra belum sepenuhnya cukup kuat untuk melakukan gerakan bertumpu pada dengkulnya pun, berkata.“Can, kita nggak usah dulu berhubungan. Kakimu belum pulih benar. Aah!” ujar Jessica diikuti oleh pekikkan nikmat, saat Candra mengecup bagian intinya.“Sayang, aku memang belum bisa terlalu banyak bergerak karena kakiku. Tapi, bibirku mampu buat kamu merasakan nikmat dan histeris,” ucapnya menatap nakal ke arah Jessica yang tanpa selembar kain pun, dan kini saling menautkan bibir mereka dengan mesra.Setelah itu, Jessica yang telah merebahkan tubuhnya pada sofa panjang membuka lebar kedua kakinya. Sesaat kemudian, kepala Candra telah tenggelam di antara kedua kaki Jessica yang terbuka lebar. Lima menit kemudian, erangan panjang Jessica dengan sesekali mengan
Satu minggu kemudian, dokter yang menangani kondisi kaki Candra akhirnya memperbolehkan artis muda itu pulang ke rumah usai menjalani operasi pemasangan pen pada kakinya. Saat Candra yang dinyatakan telah pulih dan akan pulang ke rumah Jessica membuat beberapa wartawan menunggu di depan rumah sakit dan langsung mengikuti mobil yang membawa Candra ke rumah Jessica yang terletak di Jakarta. Berita simpang siur kepulangan Candra yang awalnya akan kembali ke Vila orang tua Jessica akhirnya memilih untuk kembali ke rumah Jessica. Hal itu dilakukan karena, agar Jessica bisa secara berkala memeriksa kehamilannya. Perjalanan Bandung ke Jakarta yang ditempuh selama empat jam pun sampai di sebuah rumah mewah yang telah ditinggali oleh Jessica sejak dirinya ingin tinggal di Vila sang mama. Rombongan mobil yang berhenti di depan rumah mewah Jessica pun, satu persatu masuk ke halaman luas rumah Jessica.Dua orang pembantu dan tukang kebun langsung diperintahkan oleh Jessica untuk membawa meja dan
Keesokan harinya, berita tentang kecelakaan tunggal yang dialami oleh Candra telah menjadi pemberitaan di media massa dan media Online serta media elektronika. Bahkan, beberapa awak media datang ke Rumah Sakit tempat Candra di rawat. Beberapa saat kemudian, Rumah Sakit tempat di rawatnya Candra menjadi ramai, sehingga team dokter yang menangani Candra akhirnya melakukan konferensi pres perihal kejadian kecelakaan yang menimpa artis film tersebut.Sementara, Jessica yang tidak ingin memberikan konferensi pres hanya berada di dalam kamar perawatan Candra di ruang VIP. Begitu juga dengan Monica dan Wijaya langsung ke Bandung usai mendengar kecelakaan yang dialami oleh Candra, sang menantu. Namun, karena dilihat Candra sudah dalam kondisi lebih membaik dari perkiraannya. Atmaja di pagi itu berpamitan dengan menantu dan putri semara wayangnya serta sang istri untuk menjalani aktivitas di kantornya usai Jessica hamil dan berada di Bandung.“Candra, Jessi ... Papi balik dulu ke Jakarta. Kala
Malam itu, Samsuri sopir pribadi Jessica mengantar sang majikan bersama Monica menuju rumah sakit tempat Candra dibawa oleh kepolisian satuan lalu lintas. Dimana, Candra disebutkan mengalami kecelakaan tunggal yang mengakibatkan mobil yang ditumpangi menabrak pembatas jalan dan terguling hingga melewati pembatas. Hal itu jelas membuat Jessica menangis tiada henti seraya mengelus perutnya yang belum terlalu kelihatan.Monica yang melihat kondisi Jessica sangat terpukul pada berita itu, terus menggenggam erat tangan sang putri seraya terus menasihati dan menghiburnya.“Sayang..., kamu jangan panik. Mami yakin Candra akan baik-baik saja. Ingat, kamu jangan terlalu stres seperti ini. Kasihan bayi yang kamu kandung,” ujar Monica menasihati putri tunggalnya.“Mami, gimana kalau terjadi apa-apa sama Candra? Tadi Jessi yang minta dia pulang. Gimana Mii...? Hikss...,” tangis Jessica hingga membuat bahunya terguncang hebat.“Sayang, percaya Mami semua akan baik-baik saja. Jangan salahkan dirimu
Konferensi pers pun dilakukan oleh Candra kala jam menunjukkan pukul 2 siang. Hal itu dilakukannya agar ucapan sang adik tidak menjadi bola liar bagi kehidupan rumah tangganya. Dan semua pertanyaan wartawan tentang pernyataan Sekar yang menyudutkan Jessica pun dijawab dengan lugas. Setelah itu, Monica yang telah mempersiapkan makanan untuk beberapa awak media yang meliput konferensi pres itu pun, memberikan makan awal media di Vilanya. Sekitar pukul 4 sore seluruh awak media pun, berpamitan dan kini Candra bersama Jessica dan Monica mengobrol banyak perihal kehidupan di dunia ke ’artisan. Disaat sedang mengobrol bersama Monica dan Jessica, ponsel Candra berdering dan terlihat ada panggilan dari Sukesih, sang mama Candra.“Ya Maa, ada apa?” tanya Candra.“Candra, apa benar yang dikatakan Gendis kalau kamu udah nggak mau kasih biaya untuk adikmu? Kok bisa-bisanya kamu seperti itu setelah menikah? Coba kalau kamu menikah dengan Anjani, mama rasa dia cukup mengerti kondisi kita,” keluh S
Jessica yang mendengar keinginan kedua orang tuanya agar rumah tangga mereka tetap berjalan dan selalu berkomunikasi satu dan lainnya, menerima kehadiran Candra sebagai suami yang seutuhnya diterima dalam hatinya. Dan telah selama dua hari, Jessica dan Candra menikmati kebersamaan di Vila orang tua Jessica. Mereka menghabiskan waktu ke kebun teh dan menikmati hawa sejuk pegunungan serta keindahan kebun teh saat dilihat dari atas Vila milik keluarga Wijaya Atmaja.Namun dua hari yang telah mereka lalui, terusik disiang hari saat Jessica dan Candra tengah duduk di ruang santai sembari menikmati teh hangat usai makan siang. Kebetulan, di hari ini Wijaya Atmaja yang telah lama tidak ke kantor, memutuskan untuk ke kantor disaat Jessica berlibur di Vila. Hal itu merupakan saran dari Monica yang ingin melihat hubungan Jessica dan Candra berjalan baik.Terlebih usai mereka memancing dua hari lalu, tampak Jessica telah bisa menerima kehadiran Candra. Hingga Monica berharap mereka mampu mempert
Jessica yang marah karena Monica tidak memberitahukan kedatangan Candra langsung masuk ke dalam rumah. Sementara itu, Monica yang tak menduga kalau Candra langsung ke halaman belakang kini turut memasuki Vila bersamaan dengan Candra. Sesampai di dalam Vila, tampak Wijaya Atmaja tengah berjalan menuju teras Vila mereka. Melihat Jessica putrinya berjalan tergesa-gesa dan tampak kesal dari wajahnya, Wijaya pun memanggilnya.“Jessi...!” Panggil Wijaya.Mendengar panggilan Wijaya, Jessica yang kesal dengan kedatangan Candra pun, langsung berjalan menuju kamarnya tanpa memedulikan panggilan Wijaya. Dan saat Wijaya akan memanggil lagi putrinya, tampak istri dan menantunya memasuki Vila usai dari halaman belakang pula.“Monic ... Ada apa dengan Jessica?” tanya Atmaja memandang curiga pada Monica dan Candra yang tampak tegang pada wajah mereka.Dengan menarik napas panjang, Monica berucap, “Biasalah Pii..., orang hamil bawaannya ngambek terus. Udah sana, Candra mengobrol di depan sama Papi...
Keesokan paginya, sekitar pukul tujuh pagi sebuah mobil mewah memasuki halaman Vila milik Wijaya Atmaja. Terlihat, Jessica keluar dari dalam mobil yang dikendarai oleh sang sopir Samsuri. Kedatangan Jessica di pagi hari itu, disambut oleh kedua pembantu di sana.“Bik! Mami sama Papi belum bangun?” tanya Jessica yang melihat satu mobil diluar garasi dan dibalut oleh penutup mobil. Sedangkan dua mobil yang biasa di pakai Monica dan Wijaya bertengger di garasi samping Vila. Dalam benak Jessica saat itu, kalau keluarganya membeli mobil baru dan belum dibuatkan garasi karena itu, mobil tersebut ditutup oleh sarung mobil tersebut.“Tuan dan Nyonya belum bangun, Nona...,”jawab Bik Ami menganggukkan kepalanya dan membawa tas kerja Jessica.“Jam berapa Nona berangkat dari Jakarta?” tanya Ami.“Selepas subuh, Bik,” jawab Jessica memasuki ruang keluarga.“Non Jessi mau minum susu murni?” tanya pembantu rumah tangga tersebut.“Ya boleh, tapi dihangatkan dulu ya, Bik!” jelas perintah Jessica duduk
Candra yang tak menyangka akan dihubungi Monica, menjalankan mobilnya dengan kecepatan 80 kilo meter per jam kala telah lepas dari pintu tol Cikampek. Lelaki tampan itu terus memikirkan pertemuannya dengan Jessica esok hari. Dapat di pastikan, ia akan sampai di Ciwidey kira-kira pukul 7 malam, sebab saat memutar arah menuju tol ke Bandung, jalan raya padat merapat. Hal itu dikarenakan bersamaan jam pulang bekerja.Di dalam mobil, Candra terus bernyanyi riang mengikuti alunan musik yang diputarnya. Namun, saat mobilnya keluar dari tol Cikampek untuk menuju arah ke Bandung, terdengar dering panggilan telepon dari ponselnya.“Ya Dis, ada apa?” tanya Candra pada Gendis adik bungsunya seraya memakai earphone dan fokus di jalan tol tersebut.“Kakak jam berapa pulang? Apa kakak masih di rumah Kak Jessi?” tanya Gendis kala sang kakak menanyakan keperluannya.“Kakak besok baru pulang. Apa ada masalah di rumah?” tanya Candra kembali memperlambat laju mobilnya.“Ini Kak ... Ada wartawan ke rumah