Anjani yang kini berada di salon Dixon, telah melakukan perawatan tubuh selama 1 jam. Dan disaat Anjani tengah melakukan perawatan akhir pada bagian rambutnya yang akan di creambath, terdengar nada bip DM pada ponselnya. Artis dengan wajah yang sudah dilakukan operasi ada hidung dan dagunya itu pun membaca DM dari ponsel Bintang yang ada padanya.[Aku nggak akan ke sana, kalau ini bukan Bintang! Aku hanya perlu bicara dengan Bintang!]Membaca jawaban DM tersebut, membuat Anjani semakin kesal dengan membalas kembali apa yang di katakan oleh Dewi.[Dasar cewek gila! Eh... Asal kamu tau ya..., sebentar lagi aku akan di jemput sama calon suamiku Bintang! Jadi kamu bisa bertemu dan bicara langsung di hadapan aku! Kalau memang kamu hamil, aku akan batalkan pernikahan kami! Paham kamu? Kalau kamu nggak percaya, kamu bisa hubungi aku. Ini aku kasih nomor teleponku 081xxx]Anjani yang merasa kesal dengan DM yang baginya tak jelas itu pun, mengirimkan nomor teleponnya dan merasa yakin kalau Bin
Bintang yang mendengar nama Jessica seketika tubuhnya terasa lemas. Lelaki tampan itu terduduk pada undakan teras dengan menutup wajahnya dengan kedua tangan. Anjani yang melihat sang kekasih terkulai lemas, meminta pada calon iparnya yang masih duduk di bangku SMA untuk masuk ke dalam salon.“Sekar, kamu katanya mau potong rambut. Masuk aja dulu..., nanti kakak masuk lagi ke salon,” pinta Anjani memegang bahu seorang gadis remaja berusia 17 tahun yang hanya bisa mengamati dan menganggukkan kepala kemudian melangkahkan kakinya tanpa bertanya sepatah kata pun, walaupun remaja putri itu sempat melihat dan mendengar ketegangan yang terjadi.Anjani berjalan menuju undakan pada teras itu dan kini wanita cantik artis yang juga tengah naik daun itu berdiri di hadapan Bintang atau Candra. Anjani memandangi kekasih hatinya yang tampak shock berat kala wanita tersebut mengatakan kalau Jessica hamil.Dengan menelan ludahnya, Anjani berupaya menguatkan diri dengan membuka mulutnya untuk bertanya
Pagi sekitar pukul sembilan pagi, kala Dewi telah berada di dalam mobilnya dan akan ke tempat butiknya, terdengar nada pesan masuk ke ponselnya. Dilihat oleh Dewi, seseorang mengirimkan DM padanya dengan nama Anjani. [Lagi dimana kamu? Bisa aku bertemu dengan Jessica, sahabatmu?]Membaca DM dari seorang artis yang hampir memukulnya, membuat Dewi menghapus pesan tersebut. Namun, kembali Anjani mengirimkan DM pada Dewi.[Eh! Kalau kamu nggak mau aku laporkan polisi terkait berita bohongmu itu, jawab aku]Kemudian Dewi yang kesal dengan pernyataan Anjani, langsung menghubungi artis muda tersebut, terlebih Dewi memang telah menyimpan nomor telepon Anjani saat artis muda tersebut memberikan nomor ponselnya. “Halo! Baru jadi artis aja udah belagu! Silakan kamu lapor polisi! Aku nggak takut. Atau ... Memang kamu mau buat sensasi? Hah!” teriak Dewi saat masih berada di dalam mobil halaman rumahnya.“Mbak Dewi..., aku ini artis yang sibuk. Dengar aku akan berbicara panjang lebar tentang pem
Seorang kameramen yang melihat wajah cantik Jessica langsung memfoto wajah wanita yang kini tengah mengandung dalam berbagai posisi. Sementara Anjani yang merasa kalah segala hal dengan Jessica mendekati wanita cantik jelita itu dan berkata kasar padanya.“Eh! Gue kasih tau sama lo! Cari itu calon suami buat anak lo! Jangan main tunjuk ke Bintang dong! Gue yakin, elo sengaja jebak calon laki gue untuk tidur di rumah elo! Iya kan!” teriak Anjani menuding Jessica dengan mata berapi-api dan mulut terbuka lebar.Bagi seorang wartawan dan kameramen yang ada di sana, jelas hal ini bisa menjadi sebuah berita terpanas. Hingga kesempatan itu pun, tidak disia-siakan oleh kameramen dan wartawan yang butuh berita bagi perusahaannya.Jessica sendiri yang tak menyangka kejadiannya akan seperti ini pun, hanya termangu. Sampai akhirnya, Dewi berucap pada Sodik si tukang kebun dan Ray sekuriti di rumah yang telah menghubungi polisi untuk menjaga jalan masuk ke ruang lain. Kala Dewi ingin mengajak Jes
“Mbak Santi ... Tolong batalkan pemotretan hari ini,” pinta Bintang pada Manajernya, seraya meraih kunci mobil dan meraih topinya.“Bintang..., kamu nggak bisa pergi seperti itu membatalkan pemotretan sepihak. Pokoknya nanti sore kamu harus melakukan pemotretan. Memang kamu mau kemana sih? Ingat dua hari lagi kamu harus shooting, tolong jangan buat semua jadwal terbengkalai,” cicit Santi mengikuti langkah Bintang menuju mobil sport yang bertengger di parkir.“Mbak..., kali ini mohon bantu aku untuk buat alasan sama mas Ari untuk undur waktu pemotretan. Aku harus menemui cintaku, Mbak...,” pinta Bintang dengan mencakupkan tangannya.“Cintamu? Maksudnya kamu mau bertemu Anjani? Ya ampun, Bintang..., aneh-aneh aja. Bukannya dua hari lagi juga kalian akan shooting bersama?” tanya Santi mengernyitkan dahinya.“Bukan Anjani, Mbak ... Ya udah aku jalan dulu, Mbak,” pamit Bintang masuk ke dalam mobil sembari menyalakan klakson mobilnya dan tampak Santi memandang kepergian Bintang dengan dahi
Dewi membiarkan Jessica dan Candra berbicara atas hal yang seharusnya mereka pecahkan bersama, tanpa keegoisan karena di antara mereka ada makhluk mungil yang kini ada di dalam rahim Jessica.Dewi keluar rumah untuk memberitahu Rey, sekuriti yang kini bertugas di pos jaga untuk bisa menerima beberapa wartawan cetak dan televisi ke rumah tersebut dalam rangka mengklarifikasi hal yang serba mendadak, usai Jessica menghubungi Candra, saat Anjani artis yang rencananya akan dinikahi oleh Candra menyerang Jessica dengan membawa wartawan.Melihat semua telah terlanjur di publish kepada wartawan yang pastikan akan jadi bahan berita diluar dengan menganggap Jessica sebagai pelakor dari hubungan dua artis tersebut, maka Jessica atas kekuatan yang dimiliki dari suara hati janin yang dikandungnya, tanpa diduga menghubungi Candra. Padahal, Jessica sendiri tidak ada sedikit pun niatan untuk meminta ranggung jawab dari Candra. Karena, kesepakatan papinya dan keluarga Endrawan telah dibicarakan bersa
Candra mengajak Jessica duduk pada bangku yang sudah disiapkan. Lalu, Dewi yang telah diberitahu oleh Candra sebelumnya perihal konferensi pres tersebut, ikut duduk mendampingi Jessica dengan duduk di sisi sahabatnya.“Selamat datang teman-teman wartawan dan terima kasih atas atensi pada kesempatan konferensi pres yang akan dilakukan oleh saya, Bintang dan Anjani,” ujar Bintang melirik ke arah kanannya. Dimana, Anjani telah duduk dengan tenang.Dalam hati Anjani bergumam, ‘Kita akan lihat, apa Mbak Santi selaku manajer kamu, mau tetap menerima wanita jalangmu itu jadi pendamping kamu. Santi tidak akan mendukung kamu, Bintang!’Anjani mengangkat tangannya dan melanjutkan kata-kata Bintang saat pemuda tampan itu membuka kata dengan menyambut kedatangan wartawan.“Maaf! Aku menyela pembicaraan ini. Sebelum Bintang akan mengenalkan calon istrinya yang tiba-tiba muncul di permukaan saat film kedua kami akan rampung satu bulan lagi, maka aku juga minta sama rekan-rekan wartawan untuk menung
Dewi yang masih berada diluar bersama Santi dan Anjani pun memberikan konfirmasi yang saling menyalahkan. Sampai akhirnya terjadi perang mulut antara Anjani dan Dewi.“Silakan kamu keluar dari rumah ini! Sudah jelas Bintang lebih memilih sahabatku, kok kamu masih ngeyel..., udah sana keluar!” hardik Dewi kala mendengar kata-kata hinaan yang ditujukan oleh Anjani pada Jessica yang telah masuk ke dalam rumahnya.Santi yang teringat atas kesombongan Luna saat dua bulan lalu, jelas masih menyisakan emosi yang dipendamnya. Bahkan, dengan tanpa sengaja Santi yang tak tahu menahu tentang rekan bisnis Jessica pun, berkata di hadapan para awak media, “Saya yakin, kalau bayi yang dikandung Jessica, CEO PT Gemilang ekspor impor ini bukan anak Bintang! Saya yakin itu!” “Bagaimana Mbak Santi bisa tau? Bisa di konfirmasi kepada kami, siapa yang harusnya bertanggung jawab atas kehamilan CEO cantik nan seksi itu?” tanya seorang wartawan.Di halaman rumah mewah tersebut, Santi dan Anjani yang sama se
Candra kembali ke sofa panjang di kamar Jessica. Kemudian, ia membuka seluruh pakaian Jessica dengan sesekali mengecup seluruh bagian tubuh wanita cantik tersebut. Hingga semua terasa berdenyut nikmat dan Jessica yang tahu kalau kaki Candra belum sepenuhnya cukup kuat untuk melakukan gerakan bertumpu pada dengkulnya pun, berkata.“Can, kita nggak usah dulu berhubungan. Kakimu belum pulih benar. Aah!” ujar Jessica diikuti oleh pekikkan nikmat, saat Candra mengecup bagian intinya.“Sayang, aku memang belum bisa terlalu banyak bergerak karena kakiku. Tapi, bibirku mampu buat kamu merasakan nikmat dan histeris,” ucapnya menatap nakal ke arah Jessica yang tanpa selembar kain pun, dan kini saling menautkan bibir mereka dengan mesra.Setelah itu, Jessica yang telah merebahkan tubuhnya pada sofa panjang membuka lebar kedua kakinya. Sesaat kemudian, kepala Candra telah tenggelam di antara kedua kaki Jessica yang terbuka lebar. Lima menit kemudian, erangan panjang Jessica dengan sesekali mengan
Satu minggu kemudian, dokter yang menangani kondisi kaki Candra akhirnya memperbolehkan artis muda itu pulang ke rumah usai menjalani operasi pemasangan pen pada kakinya. Saat Candra yang dinyatakan telah pulih dan akan pulang ke rumah Jessica membuat beberapa wartawan menunggu di depan rumah sakit dan langsung mengikuti mobil yang membawa Candra ke rumah Jessica yang terletak di Jakarta. Berita simpang siur kepulangan Candra yang awalnya akan kembali ke Vila orang tua Jessica akhirnya memilih untuk kembali ke rumah Jessica. Hal itu dilakukan karena, agar Jessica bisa secara berkala memeriksa kehamilannya. Perjalanan Bandung ke Jakarta yang ditempuh selama empat jam pun sampai di sebuah rumah mewah yang telah ditinggali oleh Jessica sejak dirinya ingin tinggal di Vila sang mama. Rombongan mobil yang berhenti di depan rumah mewah Jessica pun, satu persatu masuk ke halaman luas rumah Jessica.Dua orang pembantu dan tukang kebun langsung diperintahkan oleh Jessica untuk membawa meja dan
Keesokan harinya, berita tentang kecelakaan tunggal yang dialami oleh Candra telah menjadi pemberitaan di media massa dan media Online serta media elektronika. Bahkan, beberapa awak media datang ke Rumah Sakit tempat Candra di rawat. Beberapa saat kemudian, Rumah Sakit tempat di rawatnya Candra menjadi ramai, sehingga team dokter yang menangani Candra akhirnya melakukan konferensi pres perihal kejadian kecelakaan yang menimpa artis film tersebut.Sementara, Jessica yang tidak ingin memberikan konferensi pres hanya berada di dalam kamar perawatan Candra di ruang VIP. Begitu juga dengan Monica dan Wijaya langsung ke Bandung usai mendengar kecelakaan yang dialami oleh Candra, sang menantu. Namun, karena dilihat Candra sudah dalam kondisi lebih membaik dari perkiraannya. Atmaja di pagi itu berpamitan dengan menantu dan putri semara wayangnya serta sang istri untuk menjalani aktivitas di kantornya usai Jessica hamil dan berada di Bandung.“Candra, Jessi ... Papi balik dulu ke Jakarta. Kala
Malam itu, Samsuri sopir pribadi Jessica mengantar sang majikan bersama Monica menuju rumah sakit tempat Candra dibawa oleh kepolisian satuan lalu lintas. Dimana, Candra disebutkan mengalami kecelakaan tunggal yang mengakibatkan mobil yang ditumpangi menabrak pembatas jalan dan terguling hingga melewati pembatas. Hal itu jelas membuat Jessica menangis tiada henti seraya mengelus perutnya yang belum terlalu kelihatan.Monica yang melihat kondisi Jessica sangat terpukul pada berita itu, terus menggenggam erat tangan sang putri seraya terus menasihati dan menghiburnya.“Sayang..., kamu jangan panik. Mami yakin Candra akan baik-baik saja. Ingat, kamu jangan terlalu stres seperti ini. Kasihan bayi yang kamu kandung,” ujar Monica menasihati putri tunggalnya.“Mami, gimana kalau terjadi apa-apa sama Candra? Tadi Jessi yang minta dia pulang. Gimana Mii...? Hikss...,” tangis Jessica hingga membuat bahunya terguncang hebat.“Sayang, percaya Mami semua akan baik-baik saja. Jangan salahkan dirimu
Konferensi pers pun dilakukan oleh Candra kala jam menunjukkan pukul 2 siang. Hal itu dilakukannya agar ucapan sang adik tidak menjadi bola liar bagi kehidupan rumah tangganya. Dan semua pertanyaan wartawan tentang pernyataan Sekar yang menyudutkan Jessica pun dijawab dengan lugas. Setelah itu, Monica yang telah mempersiapkan makanan untuk beberapa awak media yang meliput konferensi pres itu pun, memberikan makan awal media di Vilanya. Sekitar pukul 4 sore seluruh awak media pun, berpamitan dan kini Candra bersama Jessica dan Monica mengobrol banyak perihal kehidupan di dunia ke ’artisan. Disaat sedang mengobrol bersama Monica dan Jessica, ponsel Candra berdering dan terlihat ada panggilan dari Sukesih, sang mama Candra.“Ya Maa, ada apa?” tanya Candra.“Candra, apa benar yang dikatakan Gendis kalau kamu udah nggak mau kasih biaya untuk adikmu? Kok bisa-bisanya kamu seperti itu setelah menikah? Coba kalau kamu menikah dengan Anjani, mama rasa dia cukup mengerti kondisi kita,” keluh S
Jessica yang mendengar keinginan kedua orang tuanya agar rumah tangga mereka tetap berjalan dan selalu berkomunikasi satu dan lainnya, menerima kehadiran Candra sebagai suami yang seutuhnya diterima dalam hatinya. Dan telah selama dua hari, Jessica dan Candra menikmati kebersamaan di Vila orang tua Jessica. Mereka menghabiskan waktu ke kebun teh dan menikmati hawa sejuk pegunungan serta keindahan kebun teh saat dilihat dari atas Vila milik keluarga Wijaya Atmaja.Namun dua hari yang telah mereka lalui, terusik disiang hari saat Jessica dan Candra tengah duduk di ruang santai sembari menikmati teh hangat usai makan siang. Kebetulan, di hari ini Wijaya Atmaja yang telah lama tidak ke kantor, memutuskan untuk ke kantor disaat Jessica berlibur di Vila. Hal itu merupakan saran dari Monica yang ingin melihat hubungan Jessica dan Candra berjalan baik.Terlebih usai mereka memancing dua hari lalu, tampak Jessica telah bisa menerima kehadiran Candra. Hingga Monica berharap mereka mampu mempert
Jessica yang marah karena Monica tidak memberitahukan kedatangan Candra langsung masuk ke dalam rumah. Sementara itu, Monica yang tak menduga kalau Candra langsung ke halaman belakang kini turut memasuki Vila bersamaan dengan Candra. Sesampai di dalam Vila, tampak Wijaya Atmaja tengah berjalan menuju teras Vila mereka. Melihat Jessica putrinya berjalan tergesa-gesa dan tampak kesal dari wajahnya, Wijaya pun memanggilnya.“Jessi...!” Panggil Wijaya.Mendengar panggilan Wijaya, Jessica yang kesal dengan kedatangan Candra pun, langsung berjalan menuju kamarnya tanpa memedulikan panggilan Wijaya. Dan saat Wijaya akan memanggil lagi putrinya, tampak istri dan menantunya memasuki Vila usai dari halaman belakang pula.“Monic ... Ada apa dengan Jessica?” tanya Atmaja memandang curiga pada Monica dan Candra yang tampak tegang pada wajah mereka.Dengan menarik napas panjang, Monica berucap, “Biasalah Pii..., orang hamil bawaannya ngambek terus. Udah sana, Candra mengobrol di depan sama Papi...
Keesokan paginya, sekitar pukul tujuh pagi sebuah mobil mewah memasuki halaman Vila milik Wijaya Atmaja. Terlihat, Jessica keluar dari dalam mobil yang dikendarai oleh sang sopir Samsuri. Kedatangan Jessica di pagi hari itu, disambut oleh kedua pembantu di sana.“Bik! Mami sama Papi belum bangun?” tanya Jessica yang melihat satu mobil diluar garasi dan dibalut oleh penutup mobil. Sedangkan dua mobil yang biasa di pakai Monica dan Wijaya bertengger di garasi samping Vila. Dalam benak Jessica saat itu, kalau keluarganya membeli mobil baru dan belum dibuatkan garasi karena itu, mobil tersebut ditutup oleh sarung mobil tersebut.“Tuan dan Nyonya belum bangun, Nona...,”jawab Bik Ami menganggukkan kepalanya dan membawa tas kerja Jessica.“Jam berapa Nona berangkat dari Jakarta?” tanya Ami.“Selepas subuh, Bik,” jawab Jessica memasuki ruang keluarga.“Non Jessi mau minum susu murni?” tanya pembantu rumah tangga tersebut.“Ya boleh, tapi dihangatkan dulu ya, Bik!” jelas perintah Jessica duduk
Candra yang tak menyangka akan dihubungi Monica, menjalankan mobilnya dengan kecepatan 80 kilo meter per jam kala telah lepas dari pintu tol Cikampek. Lelaki tampan itu terus memikirkan pertemuannya dengan Jessica esok hari. Dapat di pastikan, ia akan sampai di Ciwidey kira-kira pukul 7 malam, sebab saat memutar arah menuju tol ke Bandung, jalan raya padat merapat. Hal itu dikarenakan bersamaan jam pulang bekerja.Di dalam mobil, Candra terus bernyanyi riang mengikuti alunan musik yang diputarnya. Namun, saat mobilnya keluar dari tol Cikampek untuk menuju arah ke Bandung, terdengar dering panggilan telepon dari ponselnya.“Ya Dis, ada apa?” tanya Candra pada Gendis adik bungsunya seraya memakai earphone dan fokus di jalan tol tersebut.“Kakak jam berapa pulang? Apa kakak masih di rumah Kak Jessi?” tanya Gendis kala sang kakak menanyakan keperluannya.“Kakak besok baru pulang. Apa ada masalah di rumah?” tanya Candra kembali memperlambat laju mobilnya.“Ini Kak ... Ada wartawan ke rumah