Hari pertunangan yang direncanakan pun terwujud. Tepat pada hari Sabtu, keluarga Endrawan membawa seserahan pada keluarga Atmaja. Kebaya berwarna ungu muda membungkus tubuh Luna yang tampak agak berisi hingga pada saat fiting baju, pemilik butik harus membesarkan ukurannya sampai dua inci. Keluarga Atmaja pun hadir, saat acara seserahan tersebut. Mereka langsung dijamu dengan makanan dan minuman ringan serta saling berbasa-basi antara yang satu dengan yang lain. Sampai akhirnya, paman dari Endrawan yang dituakan oleh keluarga Sasongko berbicara atas nama keluarga Sasongko saat akan melakukan lamaran tersebut.Bertempat di rumah Jessica yang cukup luas dan ruang keluarga dan ruang tamu dijadikan acara perhelatan itu yang diisi oleh dekorasi serta beberapa tulisan serta prasmanan yang telah disiapkan pada halaman samping dan belakang rumah mewah itu. Beberapa kerabat duduk di lantai yang di lapisi permadani lembut dan tebal berwarna biru tua. Kemudian, acara pun di mulai oleh pihak kelu
“Jessi..., kamu itu udah bukan anak kecil lagi. Tolong katakan pada mami, siapa lelaki calon papi dari bayimu?” tanya Monica mengernyitkan dahinya dan memegang tangan Jessica.Terlihat Jessica mengusap kasar wajahnya dan memejamkan matanya. Lalu wanita cantik itu berkata, “Mami ... Tolong batalkan pertunangan ini. Maaf untuk kekacauan yang sudah Jessi lakukan.”Mendengar apa yang dikatakan putri semata wayangnya yang terlihat bingung dengan kehamilan pada dirinya, Monica menjawab ucapan putrinya.“Sayang ... Mami nggak bisa meninggalkan kamu sendirian di kamar dalam keadaan kacau seperti ini. Biarkan Mami di kamarmu,” bantah Monica tetap duduk di sisi tempat tidur Jessica.“Mami, Tante Irene dan Papi..., tolong kasih waktu Jessica untuk sendiri di kamar ini..., nanti akan Jessi katakan apa yang terjadi,” pinta Jessica memohon pengertian pada ketiga orang tua yang masuk ke kamarnya.Monica, Irene dan Wijaya keluar kamar dengan pikiran yang semerawut. Bagaimana tidak? Di perhelatan pert
“Jes! Serius elo hamil sama si Bintang? Eh! Maksud gue sama si Candra?” tanya Dewi dalam sambungan telepon.“Iya Wi..., makanya gue bingung gimana cara gue kasih tau dia. Ya, kalau dia percaya. Kalau kagak gimana?” ungkap kegelisahan hati Jessica dan menceritakan seluruh kejadian tanpa sensor.“Jessi ... Jessi ... Gue kagak habis pikir. Masa iya elo di perkosa kagak terasa. Apa karena kelewat enak?” Ledek Dewi dalam sambungan telepon.“Udahlah Wi..., elo jangan bercanda seperti itu. Benci gue kalau mengingatnya,” keluh Jessica sembari memijat-mijat kepalanya.“Iya gue mengerti masalah elo. Berarti elo hamil udah mau tiga bulan dong? Kenapa gue perlu tanya hal ini? Karena gue kalau ditanya sama artis itu, gue kasih tau juga kalau diperut elo itu anaknya. Rencananya gue mau kasih tau si artis itu” tegas Dewi.“Iya, kalau dari kejadian itu, sekitar 3 bulanan, Tapi gue minta sama elo, tolong jangan cerita tentang kondisi gue sama artis itu. Karena sejak awal kan dia udah gue tolak,” ung
Dua hari pasca lamaran, kedua orang tua Jessica telah kembali ke Ciwidey untuk mempersiapkan hari pernikahan putrinya yang akan dilaksanakan satu bulan lagi. Rencananya, mereka akan menggelar pernikahan putrinya di Bandung dalam prosesi sederhana dan hanya di hadiri oleh keluarga dan sahabat terdekat. Hal itu dilakukan untuk menutupi kondisi Jessica yang telah berbadan dua. Maka kesepakatan itu diambil, agar tidak ada beban mental dari Jessica. Seperti hari ini, Jessica tidak masuk ke kantor. Wanita cantik itu memilih untuk bekerja dari rumahnya. Dia juga ada janji dengan Dewi, sahabatnya yang akan bertamu ke rumah itu dua hari pasca dirinya melangsungkan pertunangan.Seperti pagi ini, Jessica yang begitu risau dengan hatinya akhirnya menghubungi Dewi yang dirasa sangat lama ditunggunya.“Halo! Wi ... Dimana lo?” tanya Jessica dengan mengusap wajah cantiknya ketika dirinya tampak sedang bermalas-malasan di kamarnya.“Ya, Jes ... Gue udah masuk kompleks perumahan elo. Kan, gue ngomong
Sementara itu, Bintang dan Anjani yang telah terikat pertunangan tengah melakukan pertemuan dengan EO pernikahan yang akan mereka pakai. Mereka melakukan meeting demi tercapainya sebuah perhelatan pernikahan yang terkesan cukup bagus. Ada sedikit perbedaan dalam meeting tersebut antara keinginan Anjani dan Bintang, hingga mereka sempat berdebat cukup keras.“Mbak Niken, saya mau tempat duduk mereka nggak usah di pisah dengan memberikan kelas A atau B. Karena mereka semua teman saya. Jadi tempat duduknya sembarang aja Mbak. Jangan buat perbedaan antara artis yang baru muncul sama yang udah lama,” pinta Bintang saat meeting pada EO tersebut.Anjani yang kesal dengan keputusan Bintang, ikut ngotot dan tetap pula pada keputusannya, “Aku mau membedakan teman-teman artis yang hadir dari tempat duduknya! Kamu pikir, mereka itu bakal jadi teman-teman kita semua? Diantara mereka itu ada beberapa orang munafik. Sebenarnya aku malas mengundang mereka ... Kamu nya aja yang sok baik!” sengit Anjan
Anjani yang kini berada di salon Dixon, telah melakukan perawatan tubuh selama 1 jam. Dan disaat Anjani tengah melakukan perawatan akhir pada bagian rambutnya yang akan di creambath, terdengar nada bip DM pada ponselnya. Artis dengan wajah yang sudah dilakukan operasi ada hidung dan dagunya itu pun membaca DM dari ponsel Bintang yang ada padanya.[Aku nggak akan ke sana, kalau ini bukan Bintang! Aku hanya perlu bicara dengan Bintang!]Membaca jawaban DM tersebut, membuat Anjani semakin kesal dengan membalas kembali apa yang di katakan oleh Dewi.[Dasar cewek gila! Eh... Asal kamu tau ya..., sebentar lagi aku akan di jemput sama calon suamiku Bintang! Jadi kamu bisa bertemu dan bicara langsung di hadapan aku! Kalau memang kamu hamil, aku akan batalkan pernikahan kami! Paham kamu? Kalau kamu nggak percaya, kamu bisa hubungi aku. Ini aku kasih nomor teleponku 081xxx]Anjani yang merasa kesal dengan DM yang baginya tak jelas itu pun, mengirimkan nomor teleponnya dan merasa yakin kalau Bin
Bintang yang mendengar nama Jessica seketika tubuhnya terasa lemas. Lelaki tampan itu terduduk pada undakan teras dengan menutup wajahnya dengan kedua tangan. Anjani yang melihat sang kekasih terkulai lemas, meminta pada calon iparnya yang masih duduk di bangku SMA untuk masuk ke dalam salon.“Sekar, kamu katanya mau potong rambut. Masuk aja dulu..., nanti kakak masuk lagi ke salon,” pinta Anjani memegang bahu seorang gadis remaja berusia 17 tahun yang hanya bisa mengamati dan menganggukkan kepala kemudian melangkahkan kakinya tanpa bertanya sepatah kata pun, walaupun remaja putri itu sempat melihat dan mendengar ketegangan yang terjadi.Anjani berjalan menuju undakan pada teras itu dan kini wanita cantik artis yang juga tengah naik daun itu berdiri di hadapan Bintang atau Candra. Anjani memandangi kekasih hatinya yang tampak shock berat kala wanita tersebut mengatakan kalau Jessica hamil.Dengan menelan ludahnya, Anjani berupaya menguatkan diri dengan membuka mulutnya untuk bertanya
Pagi sekitar pukul sembilan pagi, kala Dewi telah berada di dalam mobilnya dan akan ke tempat butiknya, terdengar nada pesan masuk ke ponselnya. Dilihat oleh Dewi, seseorang mengirimkan DM padanya dengan nama Anjani. [Lagi dimana kamu? Bisa aku bertemu dengan Jessica, sahabatmu?]Membaca DM dari seorang artis yang hampir memukulnya, membuat Dewi menghapus pesan tersebut. Namun, kembali Anjani mengirimkan DM pada Dewi.[Eh! Kalau kamu nggak mau aku laporkan polisi terkait berita bohongmu itu, jawab aku]Kemudian Dewi yang kesal dengan pernyataan Anjani, langsung menghubungi artis muda tersebut, terlebih Dewi memang telah menyimpan nomor telepon Anjani saat artis muda tersebut memberikan nomor ponselnya. “Halo! Baru jadi artis aja udah belagu! Silakan kamu lapor polisi! Aku nggak takut. Atau ... Memang kamu mau buat sensasi? Hah!” teriak Dewi saat masih berada di dalam mobil halaman rumahnya.“Mbak Dewi..., aku ini artis yang sibuk. Dengar aku akan berbicara panjang lebar tentang pem