"Benarkah? Aku boleh pulang sekarang?'' tanya Shakira pada Axel pagi itu.
"Iya, tapi tunggu kabar lagi dari Erick. Ya, walau begitu kau tetap harus bedrest di rumah sampai kau benar – benar pulih total, jangan harap kau bisa ke mana – mana dan berlarian dalam rumah. Kau tetap harus istirahat total ....''
Shakira membekap bibir Axel yang belum selesai mengungkapkan peraturan – peraturan yang harus di patuhinya dengan telapak tangannya, yang spontan membuat Axel langsung terdiam dengan membelalakkan matanya. Namun, bukannya takut Shakira terkekeh melihat hal itu.
"Iya saya paham tuaaaann... Shaki paham... Apa jangan – jangan nanti juga tuan akan menggendong Shaki?'' ucap Shakira meledek.
"As you wish my lady...'' sahut Axel dengan tatapan tajam.
Untuk beberapa saat mereka saling menatap lekat – lekat hingga saat Axel ingin mencium bibir Shakira, tiba – tiba pintu terbuka oleh seorang perawat.
"Oh maafkan say
Malam itu, atas pemberitahuan Natarina tentang kedatangan Aksa siang sebelumnya membuat sang menantu tampak muram dan menahan gusar.Namun, setidaknya ia bisa menghadapi cercaan Shakira nantinya atas keguguran yang mati – matian ia rahasiakan dari sang Istri sendiri. Akan tetapi, perkiraan Axel meleset, Shakira lebih banyak terdiam dan memasang wajah dingin saat ia berada di sampingnya."Ada apa sih? Dari tadi kamu diam saja? Mau menonton film? Atau mau kuambilkan kudapan?'' tegur Axel yang telah berganti baju dengan piyama tidur dan duduk di tepian ranjang menatap Shakira yang duduk bersandarkan bantal tinggi.Shakira menggeleng perlahan dan membuang muka. Wanita itu beringsut merebahkan dirinya di atas pembaringan. Melihat itu Axel segera merebahkan diri dan memangku kepala Shakira di atas pahanya yang kekar."Tolong jangan seperti ini, sejak seharian kau sudah seperti ini. Apa kau tahu mama sangat sedih saat menceritakannya tadi. Apa kau mau ma
''Sayang, siapa perempuan ini? Kau kenal dia?'' Perempuan cantik dengan baju yang minim itu bergelayut makin erat, sementara wajah Axel tampak kaku menatap Shakira yang lebih cepat menguasai diri dan bergegas mengambil langkah mundur dan pergi dari tempat itu."Aku tak tahu, aku tak kenal, yuk filmnya sebentar lagi akan di mulai,'' sahut Axel melangkah meninggalkan tempat itu dan membuat perempuan itu terseret mengikutinya.Shakira yang sempat mendengar ucapan itu berbalik arah dan mendekati Rachel yang masih syok melihat punggung Axel menjauh.Baiklah tuan muda, jika ini kemauan anda!"Race, ayo... Sebentar lagi filmnya di mulai,'' Suara Shakira membuyarkan lamunan Rachel yang makin terkaget – kaget akan kedatangan Shakira."Ah...oh... Iya, tapi, tapi... Sebaiknya kita pulang saja yuk, aku ...'' Rachel tergagap mencegah Shakira melangkah lebih jauh memasuki studio yang sama dengan Axel."Kenapa?'' tanya Shakira pendek pura – pura tak tahu."Kau yaki
"Kenapa aku harus takut padamu? Karena kau bisa membunuhku? Bunuh saja! Aku tidak takut padamu!'' balas Shakira dengan menantang dan membuat Axel menggertakkan giginya.Laki – laki itu menggebrak mobil hingga membuat Shakira terlonjak karena suara klakson yang tanpa sengaja terpencet. Lalu ia kembali menarik kemudi dengan lebih kencang lagi hingga mereka memasuki kawasan apartemen mewah.Oh tidak! Kenapa harus ke sini?Axel keluar dari mobil dan membanting pintu dengan kasar, lalu memaksa Shakira keluar dari mobil dan menariknya hingga memasuki kamar apartemen mereka dalam diam karena beberapa pasang mata menatap gerak gerik mereka dengan sikap was - was."Apa – apaan sih? Lepas!'' elak Shakira menarik lengannya dengan kuat dan terpaksa membuat Axel menatap dengan wajah memerah menahan marah."Kau yang apa - apaan? Bisa – bisanya kau cuek pada suamimu dan malah asyik bersenang – senang dengan laki – laki lain di hadapan suamimu!''"Hei, hei, bukankan kau
"Kalau begini terus rasanya aku mau mati saja!'' keluh Monica mulai merengek."Aduh, jangan di sini deh ....'' celetuk Axel dengan suara meledek dan otomatis membuat Shakira menoleh padanya dengan jengkel, seraya melotot ia segera melepaskan diri dari pelukan Axel."Apa – apaan sih!'' ucap Shakira makin ketus pada Axel, apalagi melihat Monica sesenggukan.Dan saat itu Shakira baru menyadari bahwa Monica memang masih remaja yang terpoles dengan dandanan tebal."Kak Axel ih!'' keluhnya lagi - lagi merengek dan menerima tisu dari tangan Shakira yang kini duduk di hadapan gadis itu."Kakaaak, aku maunya sama Vico, aku cuma cinta sama dia! Kenapa pula Momy and Dady memaksa Monic nanti harus menikah dengan Bian? Tunangan saja Monic tak mau apalagi menikah! Kakak beruntung bisa menikah dengan orang yang kakak cintai! Aku mau sama Vico saja!'' celoteh Monic dengan suara sengau dengan sesekali membuang ingus yang meleleh di sela isak tangisnya.
Shakira menatap lembaran – lembaran kertas yang telah koyak dan hancur berantakan tersebar di lantai. Hatinya terasa tak karuan. Harusnya ia merasa senang, akan tetapi ia malah menangis."Bagiku itu hanya kertas. Aku tak pernah membutuhkannya! Kakek yang membuat semua ini. Tapi bagiku, itu semua tak penting! Aku hanya menginginkanmu! Tapi setelah aku memikirkannya, aku membutuhkannya untuk membuatmu terus terikat padaku. Dan sekarang, aku sudah merobek semua berkas itu. Apalagi yang harus aku lakukan untuk membuatmu percaya?'' papar Axel menghela napas dengan nada lelah."Aku selalu ingin percaya padamu Axel, tapi setiap kali aku mulai percaya aku selalu menemukan fakta kau dengan perempuan lain? Lalu aku harus bagaimana? Sedangkan di sisi lain kau selalu mengurungku? Apalagi dengan apa yang sudah terjadi seperti kasus Cindy, wajar kan jika aku selalu berpikir aku hanya mainanmu?''"Perempuan apa?'' elak Axel balik bertanya dengan mengernyit. "Cindy itu pe
"Itu, koleksi kakek. Dia bilang itu mainan. Sekarang kau lihat sendiri kan, bagaimana mungkin aku membawa orang lain masuk ke ruangan ini? Apalagi perempuan panggilan? Yang benar saja!'' sahut Axel menghela napas dengan berat seraya menatap wajah Shakira yang menunduk menghindari tatapan mata suaminya."Maafkan aku, aku... Harusnya aku tak percaya ucapannya, tapi, sebenarnya aku tak percaya, hanya saja aku selalu menemukanmu dengan perempuan lain. Ya sudah aku bisa apa. Jadi aku hanya akan bekerja sesuai porsiku saja. Dan kalau kau tak mengatakannya padaku, bagiku, aku tak berhak tahu. Ya sudah...'' sahut Shakira beranjak meninggalkan ruangan itu.Namun baru selangkah ia hendak pergi, Axel segera menarik Shakira dan memeluknya dari belakang."Jangan seenaknya meninggalkan aku dalam keadaan seperti ini!'' desis Axel berbisik di telinga Shakira."Seperti apa maksudmu Axel!'' jawab Shakira spontan menolehkan wajahnya ke belakang menghadap Axel.
Dengan tegang dan takut - takut, Shakira menatap layar itu. Bahkan tanpa bergerak sedikit pun."Rayu bos kecil itu, dan kau cari tahu tentang lantai 11, gunakan tubuhmu sayang, maka kau akan dapatkan bukan hanya bayaran yang banyak tapi juga cintaku!''"Apa itu benar Dave? Jadi aku tak perlu bekerja mencari sampingan lagi tiap malam?''"Benar! Aku sudah mempersiapkan obat untuk minumannya, jadi setelah dia tertidur kau rekam dia saat kalian bermain. Cukup satu atau dua video saja maka itu cukup untuk menghancurkannya! Aku akan mengirimkan video itu untuk Shakira,''"Siapa Shakira?''"Kau tak perlu tahu siapa dia! Layani aku saja sekarang, sebelum para sekuriti itu menemukan kita!''"Tapi Dave, nanti ada... Orang.... Aaaahhh...''"Tidak! Mereka semua sudah pulang! Aku sudah mengunci lorong. Cepatlah! Sebelum sekuriti datang mengecek ruangan!''"Dave, kita pergi ke club saja atau ke hotel biasanya,''"Tid
Hari itu Shakira telah selesai merias diri dengan sempurna, dan menatap dirinya dalam pantulan cermin yang ada di hadapannya, lalu mengernyit menatap kantung mata yang terlihat walau samar. Dengan gugup ia menyapukan bedak tipis – tipis di bagian itu, lalu meletakkan kembali benda padat itu ke dalam tas kecilnya.Lalu sekali lagi menatap dirinya dan memutar dirinya untuk memastikan penampilannya sempurna.Oh, aku merasa aku mulai gendut! Lingkaran mataku juga mulai terlihat. Gara – gara Axel... Huuuhh!Keluh Shakira mendekap wajahnya yang merona malu karena teringat apa yang sudah Axel lakukan setiap malamnya yang hampir membuatnya jarang tertidur sejak peristiwa di kantor malam itu.Lamunan Shakira buyar seketika, karena mendengar suara cekikikan di sudut kamar. Shakira menoleh ke sumber suara dengan terkejut. Axel sedang berdiri menahan tawanya menatap ke arah Shakira."Sejak kapan kau ada di situ?'' pekik Shakira merona malu.
Seharian ini Axel dibuat pusing oleh tingkah Shakira yang semakin lama semakin suka uring-uringan tak jelas. Namun ada kalanya Shakira terlihat sangat ceria saat bersama si kembar. Apalagi si kembar kini sudah bisa berjalan walau tertatih-tatih. “Bagus! Anak-anak Mama sudah mulai bisa berjalan! Sini Mama cium dulu, anak tampan dan cantik Mama!” puji Shakira dengan antusias memangku kedua buah hatinya dan menciumi mereka bergiliran dan membuat keduanya tergelak-gelak kegelian. Akan tetapi suasana yang ceria itu seketika suram saat Axel mendekati mereka. Dengan wajah masam, Shakira mencoba menjauh darinya. Namun, tangan Axel dengan cepat menangkap Shakira dengan merangkulnya dari belakang. Mau tak mau kedua anaknya pun ikut dalam kungkungannya. “Apa yang kau lakukan? Sudah kubilang jauh-jauh dariku,” desis Shakira menahan marah, namun beda halnya dengan si kembar yang tergelak-gelak karena mendapat pelukan dari Papa mereka. “Sayang, aku minta maaf jika ada salahku, tetapi kumohon jan
Pesta itu di gelar di sebuah aula hotel bintang lima yang berada dalam naungan bisnis Othman Group yang telah Axel akuisisi.Saat itu Shakira dan Axel memakai baju pernikahan mereka kembali, seolah mengenang kembali pernikahan mereka dan mendandani si kembar seperti malaikat-malaikat kecil yang lucu dan cantik. Sungguh memperlihatkan keluarga yang sempurna. Beberapa tamu melontarkan pujian sekaligus iri dengan kemesraan mereka dengan tiada henti-hentinya. Pesta itu berlangsung sangat meriah dan ramai. Axel dan Shakira terlihat semakin bahagia tatkala sampai acara puncak itu yang diisi oleh potongan-potongan foto Axel dan Shakira dengan berbagai pose atau adegan yang tanpa sengaja terekam kamera CCTV dengan pose lucu, tertawa atau pun sedih. Juga foto-foto di kembar yang sangat menggemaskan yang terpampang di layar utama.“Ya. Inilah keluarga kecil saya. Istri saya, Shakira yang tercinta juga anak-anak saya, Angelo dan Angela serta Ibu mertua saya, Mama Natarina, serta Kakak saya, Aks
“Kau tahu, apa pun yang kita rencanakan dan bagaimana pun kita berusaha, jika Tuhan telah menggariskan sebuah takdir semua tak akan bisa ditentang,” ujar Aksa kala itu.Axel tersenyum tipis mendengarnya walau tetap tak melepaskan pandangannya pada Shakira yang sedang tertawa senang bercanda ria dengan si kembar dan Ibunya di sebuah kasur lantai.Kedua kakak beradik itu sama-sama terdiam saat melihat Shakira yang dengan luwesnya meraih Angelo yang mulai merengek. Dan berkat godaan Shakira, bayi mungil itu kembali terbahak-bahak menggantikan rengeknya.“Ya. Aku hanya berpikir, bahwa aku akan berusaha semampuku agar semua yang aku cita-citakan dapat kuraih. Termasuk memiliki hatinya.” Axel tetap menatap Shakira dengan senyum mengembang.Ucapan Axel sukses membuat Aksa mengalihkan pandangannya dari Shakira kepada Axel.“Aku tahu ke mana arah pembicaraanmu, Aksa. Walaupun para Kakek ingin mencatat nama kalian dalam ikatan jodoh. Tapi Tuhan menakdirkan Shakira terikat padaku. Begitu, ‘kan?
“Aku hanya takut, aku tak pantas untukmu, Shakira. Karena aku bukanlah siapa-siapa lagi ....”Kata-kata putus asa Axel masih terus terngiang-ngiang di telinga Shakira bahkan setelah ia terbangun dari tidurnya. Ia menatap wajah Axel yang masih terlelap dalam pelukannya.Shakira meraba wajah tampan di hadapannya dengan perasaan haru, lalu dengan berkaca-kaca ia mengecup kelopak mata Axel yang masih terpejam, hidung mancung dan bibirnya dengan lembut. Dengan tatapan puas, Shakira menatap wajah suaminya yang terlihat polos dan tampan.Namun kesenangannya harus dikejutkan gerakan Axel yang tiba-tiba menimpanya dan menyurukkan wajahnya di leher jenjang Shakira yang spontan membuat Shakira memekik kegelian.“Dasar Nakal, kau selalu mengejutkan aku, Axel,” tegur Shakira mencubit pipi Axel dan membuat laki-laki itu menggumam dan makin gencar mencumbu Shakira yang membuat Shakira makin terkekeh kegelian. Mau tak mau hal itu membuat Axel benar-benar bangun.“Mana morning kissnya?” gumam Axel kem
Shakira mendorong Axel dari dekapannya dan menatapnya dengan mata terbelalak tak percaya.“Ada apa, Axel? Kenapa kau tiba-tiba seperti ini? Kenapa tiba-tiba kau mengucapkan itu?” cecar Shakira tercekat tak percaya.Melihat Axel hanya terdiam membisu, Shakira mengangguk paham, “Apa ini karena aku telah melarikan diri bersama Aksa waktu itu? Jadi kau tak percaya ....”“Shakira ....” sela Axel yang kini bersimpuh di kaki Shakira dan memeluk lututnya.“Dosa Othman terlalu besar untuk diampuni. Kakek telah menghancurkan hidupmu begini rupa. Aku terlalu malu untuk menatapmu sekarang. Tak ada lagi yang bisa kubanggakan dan kupersembahkan untukmu, Shaki. Aku bahkan yang hanya memiliki sedikit perasan kepadamu tanpa sadar hanya diperalat untuk mengikatmu secara paksa.Aku tak pernah menyangka segala dukungan buatku dari Kakek, itu semua karena kupikir Kakek yang benar-benar menyayangiku dan iba melihatku yang selalu jadi bayang-bayang Aksa. Tapi nyatanya, semua demi tujuannya sendiri. Demi ing
“Sayang, apa kau sudah selesai berbicara? Ayo, kita pulang, sepertinya Shakira sedang kerepotan dengan anak-anaknya. Sebaiknya kita pamit,” ucap seorang wanita yang tiba-tiba datang dan menggandeng lengan Martin, perut wanita itu terlihat sedikit buncit.Axel menatap wanita tersebut, yang menatapnya dengan sopan namun sangat jelas terlihat dia menikmati apa yang sedang dilihatnya.“Sarah? Kau sudah selesai berbicara dengan Shakira?” tanya Martin menoleh pada wanita yang terlihat agak genit itu, “Perkenalkan Tuan Muda, ini istri saya Sarah, dan Sarah ini adalah Tuan Muda ...”“Axel, Tuan Muda Axel, suami Shakira siapa yang tak tahu Tuan Muda Axel Othman. Salam kenal saya Sarah, istri Tuan Martin ini, pemilik restoran yang punya cabang di beberapa Mal,” sela Sarah memotong ucapan Martin dan mengulurkan tangannya untuk dijabat Axel.Ucapan Sarah, membuat Martin jengah dan menegurnya walau dengan suara lembut. Akan tetapi sepertinya Sarah sangat menikmati pamer di hadapan Axel, apalagi me
“Bagaimana, Erick? tanya Axel setelah dokter Erick memeriksa kondisi Kakek Othman.“Axel, Kakek meninggal karena pembuluh darah arterinya putus dan menyebabkan kehilangan banyak darah dan mengakibatkan syok dalam jantungnya. Dan Kakek meninggal sekitar 2 sampai 3 jam yang lalu,” ungkap dokter Erick dengan tatapan penuh simpati.“Kenapa tidak pasti?” sela Aksa kepada Erick menutupi ranjang dan seprei yang berlumuran darah Kakek Othman yang mengering.“Karena suhu ruangan ini sangat rendah, jadi membuat suhu tubuh juga semakin turun dan dapat mempengaruhi pembekuan dengan cepat,” jawab Erick yang membuat Aksa terdiam menguyup wajahnya sendiri dengan kasar. Laki-laki itu terlihat sangat stres.“Dan memang beliau meninggal karena sebab bunuh diri, tak ada tanda-tanda kekerasan selain itu,” lanjut Erick dengan wajah penuh duka. Dokter muda yang berumur tak jauh di atas Axel itu menghela napas dengan berat, “Aku turut berdukacita atas apa yang terjadi pada Kakek,” pungkasnya seraya melepas
Sore itu Shakira duduk bersebelahan dengan Axel, sementara Aksa duduk di bangku tunggal terpisah berhadapan dengan Tuan Bastian West yang duduk dengan Pak Adam, sekretaris Axel dan Pak Ares, Pengacara Axel.Kelima orang tersebut sedang bersitegang karena masalah yang sedang mereka hadapi. Apalagi melihat Tuan Bastian yang sempat tak bisa menahan harunya bisa melihat Shakira setelah sekian lama. Hal itu semakin membuatnya bersemangat untuk mengungkapkan alasan kedatangannya ke rumah itu.“Jadi, singkatnya, seperti yang tertulis dalam surat wasiat terakhir, sebelum Tuan Abraham Ansel meninggal, bahwa semua miliknya akan di wariskan kepada Nona Shakira. Dan jika Nona Shakira meninggal sebelum memiliki keturunan maka sebagian aset itu akan disumbangkan kepada yayasan amal pilihan Tuan Ansel, dan sebagian lagi untuk Nyonya Natarina,” papar Tuan Bastian seraya menyerahkan beberapa lembar dokumen di tangannya kepada ke empat orang itu.“Dan ini adalah seluruh aset itu, dengan taksiran harga
Mendengar ucapan Axel yang terbata-bata, Aksa tak kuasa menahan gelak tawanya dan membuat Shakira dan Natarina menatapnya semakin heran.“Ada apa, Aksa?” tegur Natarina yang langsung membuat Aksa menghentikan gelak tawanya.Lalu dengan menyisakan tawanya ia akhirnya mengakui, bahwa dia memang sengaja membisikkan kata-kata itu untuk membuat Axel marah dan bangun.“Apalagi yang bisa membuatmu marah selain itu? Lihat saja Ma, bahkan dia bisa melawan dan bangkit dari kematian hanya karena Shakira,” papar Aksa yang membuat Shakira dan Natarina menangis haru. Shakira kembali memeluk dan menciumi tangan Axel. Sementara Axel menahan sakit karena tawanya yang terlepas begitu saja.***Akhirnya setelah beberapa hari di rawat, Axel diperbolehkan pulang ke rumah dengan berbagai macam syarat yang harus dipatuhinya demi mempercepat pemulihannya. Dengan begitu pekerjaan Shakira semakin banyak, selain mengurus kedua anaknya ia juga harus membagi waktunya untuk Axel.“Aku merasa jadi punya 3 bayi yan