"Itu, koleksi kakek. Dia bilang itu mainan. Sekarang kau lihat sendiri kan, bagaimana mungkin aku membawa orang lain masuk ke ruangan ini? Apalagi perempuan panggilan? Yang benar saja!'' sahut Axel menghela napas dengan berat seraya menatap wajah Shakira yang menunduk menghindari tatapan mata suaminya.
"Maafkan aku, aku... Harusnya aku tak percaya ucapannya, tapi, sebenarnya aku tak percaya, hanya saja aku selalu menemukanmu dengan perempuan lain. Ya sudah aku bisa apa. Jadi aku hanya akan bekerja sesuai porsiku saja. Dan kalau kau tak mengatakannya padaku, bagiku, aku tak berhak tahu. Ya sudah...'' sahut Shakira beranjak meninggalkan ruangan itu.Namun baru selangkah ia hendak pergi, Axel segera menarik Shakira dan memeluknya dari belakang."Jangan seenaknya meninggalkan aku dalam keadaan seperti ini!'' desis Axel berbisik di telinga Shakira."Seperti apa maksudmu Axel!'' jawab Shakira spontan menolehkan wajahnya ke belakang menghadap Axel.<Dengan tegang dan takut - takut, Shakira menatap layar itu. Bahkan tanpa bergerak sedikit pun."Rayu bos kecil itu, dan kau cari tahu tentang lantai 11, gunakan tubuhmu sayang, maka kau akan dapatkan bukan hanya bayaran yang banyak tapi juga cintaku!''"Apa itu benar Dave? Jadi aku tak perlu bekerja mencari sampingan lagi tiap malam?''"Benar! Aku sudah mempersiapkan obat untuk minumannya, jadi setelah dia tertidur kau rekam dia saat kalian bermain. Cukup satu atau dua video saja maka itu cukup untuk menghancurkannya! Aku akan mengirimkan video itu untuk Shakira,''"Siapa Shakira?''"Kau tak perlu tahu siapa dia! Layani aku saja sekarang, sebelum para sekuriti itu menemukan kita!''"Tapi Dave, nanti ada... Orang.... Aaaahhh...''"Tidak! Mereka semua sudah pulang! Aku sudah mengunci lorong. Cepatlah! Sebelum sekuriti datang mengecek ruangan!''"Dave, kita pergi ke club saja atau ke hotel biasanya,''"Tid
Hari itu Shakira telah selesai merias diri dengan sempurna, dan menatap dirinya dalam pantulan cermin yang ada di hadapannya, lalu mengernyit menatap kantung mata yang terlihat walau samar. Dengan gugup ia menyapukan bedak tipis – tipis di bagian itu, lalu meletakkan kembali benda padat itu ke dalam tas kecilnya.Lalu sekali lagi menatap dirinya dan memutar dirinya untuk memastikan penampilannya sempurna.Oh, aku merasa aku mulai gendut! Lingkaran mataku juga mulai terlihat. Gara – gara Axel... Huuuhh!Keluh Shakira mendekap wajahnya yang merona malu karena teringat apa yang sudah Axel lakukan setiap malamnya yang hampir membuatnya jarang tertidur sejak peristiwa di kantor malam itu.Lamunan Shakira buyar seketika, karena mendengar suara cekikikan di sudut kamar. Shakira menoleh ke sumber suara dengan terkejut. Axel sedang berdiri menahan tawanya menatap ke arah Shakira."Sejak kapan kau ada di situ?'' pekik Shakira merona malu.
"Axel lihat! Apa yang di lakukan orang – orang itu?'' sahut Shakira menunjuk ke sebuah rekaman kecil di sudut layar.Beberapa orang terlihat menyelipkan sesuatu di antara pot – pot bunga yang berisi berbagai macam tanaman.Tak berapa lama Robert datang dengan membawa buku tamu dan salah seorang resepsionis yang bertugas saat sang Tamu yang di curigai datang berkunjung.Pembicaraan berlangsung panjang karena ternyata sang Tamu memesan kamar hotel untuk orang - orang yang berbeda untuk beberapa waktu yang singkat namun berurutan. Lalu setelah Axel menunjukkan rekaman tersebut akhirnya Axel memerintahkan beberapa orang untuk mencari benda – benda yang sengaja diletakkan di sana.Tak berapa lama kemudian, Robert datang kembali dengan membawa sejumlah kamera kecil di tangannya."Mereka berani memasang kamera – kamera di tempat umum, bisa jadi mereka juga melakukan hal yang sama pada kamar – kamar yang mereka pesan. Robert, perintahkan beberapa ora
"Selamat malam kak, boleh gabung?''Shakira mendongakkan kepalanya menatap seorang pria yang cukup tampan memakai setelan kemeja dan celana pantalon bersama seorang perempuan yang terlihat lebih muda darinya. Perempuan yang tampak manis dan lemah."Oh silakan,'' sahut Shakira tersenyum ramah yang lalu mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan besar itu yang terlihat penuh oleh pengunjung, ''tempatnya penuh ya?'' lanjutnya seraya berdiri menyambut sepasang orang asing itu dan lalu duduk bersama."Kakak tahu nggak sih, kakak tadi hebat banget lho! Aku merekam aksi kakak!'' ucap gadis itu dengan suara penuh semangat hingga membuat Shakira sedikit terkejut dan memusatkan perhatiannya pada gadis yang baru ia kenal.Bahkan dengan cerianya gadis itu mendekatkan dirinya pada Shakira untuk menunjukkan layar ponselnya pada Shakira.Bertepatan sang Laki – laki duduk mengapit Shakira. Shakira terdiam untuk sesaat setelah menatap layar ponsel gadis itu yang t
Shakira mengerjapkan kelopak matanya berkali – kali untuk memastikan apa yang dilihat di hadapannya adalah benar. Wanita cantik itu mengernyit bingung menatap ke sekeliling ruangan yang tak asing baginya.Ini? Bukankah ini di rumah?"Sayang? Kau di mana? Hei kau di sini rupanya!''Shakira menoleh ke arah sumber suara dengan terburu – buru, ia sangat mengenali suara yang berat dan dalam milik seseorang yang sangat ia kenal.Papa?"Shaki, kenapa diam saja? Ayo bergegaslah! Kita jemput mama dari butik. Kita beli kue ulang tahun untuk memberi kejutan pada mama!''"Iya pa! Shaki sudah tak sabar melihat wajah mama yang tersipu – sipu, nanti Shaki akan rekam semuanya!'' sahut Shakira dengan nada suara ceria.Drrrrttt! Drrrrtttt!"Papa! Ada yang menelepon nih!'' Shakira memperhatikan telepon genggam ayahnya yang bergetar karena sebuah panggilan masuk, ''dari kakek pa,'' lanjut Shakira segera meraih benda pintar yang tergelet
"Apa?'' Shakira balik bertanya dengan kedua mata membulat, ''aku mengigau pembunuh?'' ulangnya dengan wajah tak percaya."Ya! Kau bilang dasar pembunuh! Dan kau terus memanggil – manggil papa. Apa sebenarnya yang kau lihat?'' tanya Axel menatap Shakira lekat - lekat.''Wah, wah, wah... Maaf kalau aku mengganggu, tapi pintunya terbuka,''Shakira dan Axel serentak menoleh ke sumber suara. Aksa berdiri di depan pintu yang telah terbuka dengan membawa buket bunga yang sangat cantik."AKSA!" pekik Shakira dan Axel hampir bersamaan. Melihat senyum ramah yang tersungging di wajah tampan Aksa membuat Axel hampir saja melemparkan piring yang ada dalam pangkuannya."Axel!'' sergah Shakira menarik lengan Axel yang hendak berdiri menyongsong kedatangan Aksa, namun gerakan Axel terhenti karena melihat sang Kakek memasuki ruangan dengan wajah garang."Kakek? Kenapa kakek ada di sini?'' tanya Axel meletakkan piring yang masih di pegangnya ke atas meja terdekat lalu menyongsong kedatangan sang Kakek
Shakira mendesah perlahan menyaksikan Axel yang terlihat uring – uringan sejak satu jam yang lalu saat mereka menerima pesan dari Monica yang mengabarkan kedatangannya ke vila kecil mereka. Apalagi kini gadis itu telah berdiri di hadapan keduanya dan mulai menunjukkan sikap manjanya yang menuntut."Apa – apaan sih? Kenapa kau harus datang kemari? Siapa yang memberitahumu alamat vila ini?'' tanya Axel seraya menahan tekanan suaranya agar tak terlihat emosi, namun rahangnya yang mengeras sangat jelas terlihat."Iiihh! Kak Axel yang apa - apaan! Bukankah waktu itu kakak sendiri kan yang janji sama Monic kalau kakak akan membantu segala usaha Monic agar bisa bersatu dengan pacar Monic? Sekarang Monic butuh tempat tinggal kak! Monic kabur dari rumah! Dan Monic sudah tak ada tempat lagi untuk pergi! Monic menelepon kak Aksa dan dia sangat baik untuk memberiku alamat vila ini, dan Monic ....''"Jadi Aksa yang memberitahumu?'' potong Axel makin mengeraskan rahangnya."Iya! Dia bilang Monic bo
Entah sihir apa yang menyelubunginya, Shakira yang menatap mata Axel tiba – tiba mendekat dan meraup wajah Axel lalu memagut bibirnya.Axel pun membalas ciuman Shakira dengan lumatan yang dalam dan menuntut. Namun, tak butuh waktu lama Axel untuk menjelajahi isi mulut Shakira, Axel membalik tubuh Shakira seraya mengecup leher hingga ke punggung Shakira."Sejak kapan gaunku ter...bukaaa? Oh...'' pekik Shakira menggeliat di dalam dekapan Axel dan kini bibir Axel kembali terpaut pada bibir Shakira yang kini rebah di lengan Axel. Bibir mereka saling melumat, menghisap dan memilin lidah. Shakira memekik dalam tenggorokannya saat merasakan tangan Axel yang menyelusup masuk di dalam gaun tidurnya telah berada di balik celana dalamnya.Shakira makin menggeliat tak karuan dan membalas lumatan bibir Axel dengan liar tatkala jari jemari Axel menari – nari di dalam dirinya.Shakira menarik kedua kakinya dan meremas rambut Axel dengan kuat tatkala jari jemari Axel makin dalam bermain - main.Entah
Seharian ini Axel dibuat pusing oleh tingkah Shakira yang semakin lama semakin suka uring-uringan tak jelas. Namun ada kalanya Shakira terlihat sangat ceria saat bersama si kembar. Apalagi si kembar kini sudah bisa berjalan walau tertatih-tatih. “Bagus! Anak-anak Mama sudah mulai bisa berjalan! Sini Mama cium dulu, anak tampan dan cantik Mama!” puji Shakira dengan antusias memangku kedua buah hatinya dan menciumi mereka bergiliran dan membuat keduanya tergelak-gelak kegelian. Akan tetapi suasana yang ceria itu seketika suram saat Axel mendekati mereka. Dengan wajah masam, Shakira mencoba menjauh darinya. Namun, tangan Axel dengan cepat menangkap Shakira dengan merangkulnya dari belakang. Mau tak mau kedua anaknya pun ikut dalam kungkungannya. “Apa yang kau lakukan? Sudah kubilang jauh-jauh dariku,” desis Shakira menahan marah, namun beda halnya dengan si kembar yang tergelak-gelak karena mendapat pelukan dari Papa mereka. “Sayang, aku minta maaf jika ada salahku, tetapi kumohon jan
Pesta itu di gelar di sebuah aula hotel bintang lima yang berada dalam naungan bisnis Othman Group yang telah Axel akuisisi.Saat itu Shakira dan Axel memakai baju pernikahan mereka kembali, seolah mengenang kembali pernikahan mereka dan mendandani si kembar seperti malaikat-malaikat kecil yang lucu dan cantik. Sungguh memperlihatkan keluarga yang sempurna. Beberapa tamu melontarkan pujian sekaligus iri dengan kemesraan mereka dengan tiada henti-hentinya. Pesta itu berlangsung sangat meriah dan ramai. Axel dan Shakira terlihat semakin bahagia tatkala sampai acara puncak itu yang diisi oleh potongan-potongan foto Axel dan Shakira dengan berbagai pose atau adegan yang tanpa sengaja terekam kamera CCTV dengan pose lucu, tertawa atau pun sedih. Juga foto-foto di kembar yang sangat menggemaskan yang terpampang di layar utama.“Ya. Inilah keluarga kecil saya. Istri saya, Shakira yang tercinta juga anak-anak saya, Angelo dan Angela serta Ibu mertua saya, Mama Natarina, serta Kakak saya, Aks
“Kau tahu, apa pun yang kita rencanakan dan bagaimana pun kita berusaha, jika Tuhan telah menggariskan sebuah takdir semua tak akan bisa ditentang,” ujar Aksa kala itu.Axel tersenyum tipis mendengarnya walau tetap tak melepaskan pandangannya pada Shakira yang sedang tertawa senang bercanda ria dengan si kembar dan Ibunya di sebuah kasur lantai.Kedua kakak beradik itu sama-sama terdiam saat melihat Shakira yang dengan luwesnya meraih Angelo yang mulai merengek. Dan berkat godaan Shakira, bayi mungil itu kembali terbahak-bahak menggantikan rengeknya.“Ya. Aku hanya berpikir, bahwa aku akan berusaha semampuku agar semua yang aku cita-citakan dapat kuraih. Termasuk memiliki hatinya.” Axel tetap menatap Shakira dengan senyum mengembang.Ucapan Axel sukses membuat Aksa mengalihkan pandangannya dari Shakira kepada Axel.“Aku tahu ke mana arah pembicaraanmu, Aksa. Walaupun para Kakek ingin mencatat nama kalian dalam ikatan jodoh. Tapi Tuhan menakdirkan Shakira terikat padaku. Begitu, ‘kan?
“Aku hanya takut, aku tak pantas untukmu, Shakira. Karena aku bukanlah siapa-siapa lagi ....”Kata-kata putus asa Axel masih terus terngiang-ngiang di telinga Shakira bahkan setelah ia terbangun dari tidurnya. Ia menatap wajah Axel yang masih terlelap dalam pelukannya.Shakira meraba wajah tampan di hadapannya dengan perasaan haru, lalu dengan berkaca-kaca ia mengecup kelopak mata Axel yang masih terpejam, hidung mancung dan bibirnya dengan lembut. Dengan tatapan puas, Shakira menatap wajah suaminya yang terlihat polos dan tampan.Namun kesenangannya harus dikejutkan gerakan Axel yang tiba-tiba menimpanya dan menyurukkan wajahnya di leher jenjang Shakira yang spontan membuat Shakira memekik kegelian.“Dasar Nakal, kau selalu mengejutkan aku, Axel,” tegur Shakira mencubit pipi Axel dan membuat laki-laki itu menggumam dan makin gencar mencumbu Shakira yang membuat Shakira makin terkekeh kegelian. Mau tak mau hal itu membuat Axel benar-benar bangun.“Mana morning kissnya?” gumam Axel kem
Shakira mendorong Axel dari dekapannya dan menatapnya dengan mata terbelalak tak percaya.“Ada apa, Axel? Kenapa kau tiba-tiba seperti ini? Kenapa tiba-tiba kau mengucapkan itu?” cecar Shakira tercekat tak percaya.Melihat Axel hanya terdiam membisu, Shakira mengangguk paham, “Apa ini karena aku telah melarikan diri bersama Aksa waktu itu? Jadi kau tak percaya ....”“Shakira ....” sela Axel yang kini bersimpuh di kaki Shakira dan memeluk lututnya.“Dosa Othman terlalu besar untuk diampuni. Kakek telah menghancurkan hidupmu begini rupa. Aku terlalu malu untuk menatapmu sekarang. Tak ada lagi yang bisa kubanggakan dan kupersembahkan untukmu, Shaki. Aku bahkan yang hanya memiliki sedikit perasan kepadamu tanpa sadar hanya diperalat untuk mengikatmu secara paksa.Aku tak pernah menyangka segala dukungan buatku dari Kakek, itu semua karena kupikir Kakek yang benar-benar menyayangiku dan iba melihatku yang selalu jadi bayang-bayang Aksa. Tapi nyatanya, semua demi tujuannya sendiri. Demi ing
“Sayang, apa kau sudah selesai berbicara? Ayo, kita pulang, sepertinya Shakira sedang kerepotan dengan anak-anaknya. Sebaiknya kita pamit,” ucap seorang wanita yang tiba-tiba datang dan menggandeng lengan Martin, perut wanita itu terlihat sedikit buncit.Axel menatap wanita tersebut, yang menatapnya dengan sopan namun sangat jelas terlihat dia menikmati apa yang sedang dilihatnya.“Sarah? Kau sudah selesai berbicara dengan Shakira?” tanya Martin menoleh pada wanita yang terlihat agak genit itu, “Perkenalkan Tuan Muda, ini istri saya Sarah, dan Sarah ini adalah Tuan Muda ...”“Axel, Tuan Muda Axel, suami Shakira siapa yang tak tahu Tuan Muda Axel Othman. Salam kenal saya Sarah, istri Tuan Martin ini, pemilik restoran yang punya cabang di beberapa Mal,” sela Sarah memotong ucapan Martin dan mengulurkan tangannya untuk dijabat Axel.Ucapan Sarah, membuat Martin jengah dan menegurnya walau dengan suara lembut. Akan tetapi sepertinya Sarah sangat menikmati pamer di hadapan Axel, apalagi me
“Bagaimana, Erick? tanya Axel setelah dokter Erick memeriksa kondisi Kakek Othman.“Axel, Kakek meninggal karena pembuluh darah arterinya putus dan menyebabkan kehilangan banyak darah dan mengakibatkan syok dalam jantungnya. Dan Kakek meninggal sekitar 2 sampai 3 jam yang lalu,” ungkap dokter Erick dengan tatapan penuh simpati.“Kenapa tidak pasti?” sela Aksa kepada Erick menutupi ranjang dan seprei yang berlumuran darah Kakek Othman yang mengering.“Karena suhu ruangan ini sangat rendah, jadi membuat suhu tubuh juga semakin turun dan dapat mempengaruhi pembekuan dengan cepat,” jawab Erick yang membuat Aksa terdiam menguyup wajahnya sendiri dengan kasar. Laki-laki itu terlihat sangat stres.“Dan memang beliau meninggal karena sebab bunuh diri, tak ada tanda-tanda kekerasan selain itu,” lanjut Erick dengan wajah penuh duka. Dokter muda yang berumur tak jauh di atas Axel itu menghela napas dengan berat, “Aku turut berdukacita atas apa yang terjadi pada Kakek,” pungkasnya seraya melepas
Sore itu Shakira duduk bersebelahan dengan Axel, sementara Aksa duduk di bangku tunggal terpisah berhadapan dengan Tuan Bastian West yang duduk dengan Pak Adam, sekretaris Axel dan Pak Ares, Pengacara Axel.Kelima orang tersebut sedang bersitegang karena masalah yang sedang mereka hadapi. Apalagi melihat Tuan Bastian yang sempat tak bisa menahan harunya bisa melihat Shakira setelah sekian lama. Hal itu semakin membuatnya bersemangat untuk mengungkapkan alasan kedatangannya ke rumah itu.“Jadi, singkatnya, seperti yang tertulis dalam surat wasiat terakhir, sebelum Tuan Abraham Ansel meninggal, bahwa semua miliknya akan di wariskan kepada Nona Shakira. Dan jika Nona Shakira meninggal sebelum memiliki keturunan maka sebagian aset itu akan disumbangkan kepada yayasan amal pilihan Tuan Ansel, dan sebagian lagi untuk Nyonya Natarina,” papar Tuan Bastian seraya menyerahkan beberapa lembar dokumen di tangannya kepada ke empat orang itu.“Dan ini adalah seluruh aset itu, dengan taksiran harga
Mendengar ucapan Axel yang terbata-bata, Aksa tak kuasa menahan gelak tawanya dan membuat Shakira dan Natarina menatapnya semakin heran.“Ada apa, Aksa?” tegur Natarina yang langsung membuat Aksa menghentikan gelak tawanya.Lalu dengan menyisakan tawanya ia akhirnya mengakui, bahwa dia memang sengaja membisikkan kata-kata itu untuk membuat Axel marah dan bangun.“Apalagi yang bisa membuatmu marah selain itu? Lihat saja Ma, bahkan dia bisa melawan dan bangkit dari kematian hanya karena Shakira,” papar Aksa yang membuat Shakira dan Natarina menangis haru. Shakira kembali memeluk dan menciumi tangan Axel. Sementara Axel menahan sakit karena tawanya yang terlepas begitu saja.***Akhirnya setelah beberapa hari di rawat, Axel diperbolehkan pulang ke rumah dengan berbagai macam syarat yang harus dipatuhinya demi mempercepat pemulihannya. Dengan begitu pekerjaan Shakira semakin banyak, selain mengurus kedua anaknya ia juga harus membagi waktunya untuk Axel.“Aku merasa jadi punya 3 bayi yan