Entah sihir apa yang menyelubunginya, Shakira yang menatap mata Axel tiba – tiba mendekat dan meraup wajah Axel lalu memagut bibirnya.Axel pun membalas ciuman Shakira dengan lumatan yang dalam dan menuntut. Namun, tak butuh waktu lama Axel untuk menjelajahi isi mulut Shakira, Axel membalik tubuh Shakira seraya mengecup leher hingga ke punggung Shakira."Sejak kapan gaunku ter...bukaaa? Oh...'' pekik Shakira menggeliat di dalam dekapan Axel dan kini bibir Axel kembali terpaut pada bibir Shakira yang kini rebah di lengan Axel. Bibir mereka saling melumat, menghisap dan memilin lidah. Shakira memekik dalam tenggorokannya saat merasakan tangan Axel yang menyelusup masuk di dalam gaun tidurnya telah berada di balik celana dalamnya.Shakira makin menggeliat tak karuan dan membalas lumatan bibir Axel dengan liar tatkala jari jemari Axel menari – nari di dalam dirinya.Shakira menarik kedua kakinya dan meremas rambut Axel dengan kuat tatkala jari jemari Axel makin dalam bermain - main.Entah
''Apa? Oke, baik!''"Ada apa? Kenapa John menelepon?''"Kita kembali, target sudah ditemukan!''"Tapi bagaimana dengan si laki – laki yang tak di temukan?''"Tak masalah, yang penting kita sudah menemukan target utama! Ayo!''Shakira dan Axel menunggu dengan tegang di balik semak dan pepohonan. Bahkan Shakira seolah menahan napas dalam pelukan Axel setelah mendengar percakapan beberapa laki – laki yang semakin lama menjauh dari tempat persembunyian mereka.Setelah beberapa lama mereka memastikan tak ada suara apa pun lagi, Axel keluar dari persembunyian diikuti oleh Shakira."Sebenarnya siapa mereka Axel? Sepertinya mereka sedang mencari seseorang,'' ucap Shakira dengan nada berbisik."Aku tidak tahu, tapi mungkin saja mereka adalah para penjahat,'' jawab Axel dengan sikap tetap waspada, ''karena jika mereka orang baik - baik, mereka tak mungkin mencari orang di tengah malam seperti ini kan?''"Iya, kau benar. Oh Tuhan!'' pekik Shakira tiba - tiba."Ada apa?'' sahut Axel terkejut berb
''Kau yakin mereka tak menjebakmu?'' tanya Aksa setelah mereka sampai di alamat yang tertera pada sobekan kertas di tangan.Axel mendengus untuk ke sekian kalinya karena ia harus bekerja sama dengan Aksa demi membebaskan Monica.Axel mencoba meredam segala perseteruan yang masih mengganjal di antara mereka seperti pesan Shakira sebelum akhirnya istrinya melepaskan kepergiannya demi misi malam itu."Sayang, fokuslah pada penyelamatan ini, jangan memikirkan masalah kalian. Anggap itu bukan Aksa, karena jika kau emosi kau akan hilang kendali Axel,'' ucap Shakira mengingatkan dan memasangkan jaket pada Axel."Sayang, kamu lupa ya. Hanya kamu yang bisa membuatku hilang kendali. Tak ada apa pun selain kamu,'' ucap Axel meraup wajah cantik Shakira dan membuat wanita itu berkaca – kaca.Axel mengecup tiap senti wajah Shakira dengan sayang hingga mengecup bibir istrinya dengan ringan karena melihat air mata meleleh pada kedua pipi tembam Shakira."Hati – hati dan kembalilah dengan selamat,'' b
Aksa menatap Axel yang berjalan perlahan menuju gudang tua yang ada di tepian dermaga yang menjorok ke laut. Laki – laki itu mengikuti langkah Axel melalui teropong kecil di tangannya. Kegiatannya terganggu oleh getaran ponsel dari saku jasnya yang terus menerus berbunyi. Seraya mengernyit ia membuka saluran telepon yang ada di tangannya yang hanya memperlihatkan deretan angka asing."Siapa ini?'' tanya Aksa tanpa basa basi."Tuan Aksa! Ini Joe! Sekuriti yang menjaga rumah tuan Axel. Tuan tolong segera mundur! Ini jebakan! Ini Jebakan!'' pekik Joe dari seberang saluran."Apa maksudmu jebakan?'' tanya Aksa terkejut."Barusan si penculik menelepon melalui ponsel tuan Axel yang tertinggal, dan memberitahukan di gudang itu ada peledak yang aktif dan sewaktu – waktu akan di ledakkan!''"APA!" sahut Aksa kembali memasang teropongnya dan mendapati Axel telah mencapai pagar gudang. Sesaat Aksa hanya diam tertegun, namun Vico yang mendengar pembicaraan itu segera berlari sekuat tenaga untuk me
Jantung Shakira berdebar sangat kencang ketika tiba – tiba deru mobil yang membawa dirinya memperlambat kecepatannya tanda mereka akan segera sampai pada tempat yang di tuju. Shakira menunggu dengan gelisah karena ia tak bisa mencari tahu di mana ia berada akibat kaca mobil yang sengaja di tutup oleh kain hitam dan terdapat penyekat tertutup dalam mobil yang menghalangi pandangan Shakira pada kaca depan mobil.Shakira duduk dengan tegak, karena dua laki – laki yang mengapitnya terlihat mulai bersiap – siap untuk turun. Shakira memandang kedua pergelangan tangannya yang terikat. Walau tak sekuat ikatan tangan Monica yang tampak olehnya, namun Shakira berpikir untuk tak melawan demi menyelamatkan Axel dan menemukan dalang penculikan tersebut."Mari nyonya, kita sudah sampai,'' ucap salah satu orang yang duduk mengapitnya seraya membuka pintu mobil yang telah berhenti dengan aman.Tanpa menjawab Shakira mengikuti langkah kaki laki – laki berbadan tinggi besar yang berpakaian serba hitam
"Bukankah sudah jelas siapa menantang siapa?'' sahut Shakira berdiri bersedekap. Kedua pengawal yang berdiri di belakang Shakira bergerak maju, namun di tahan oleh gerakan tangan Lucyan."Kau sungguh berani nona. Yah, kau memang benar – benar keturunan si Ansel itu,'' Lucyan terkekeh memuji sikap Shakira seraya bertepuk tangan."Aku bukan nona. Aku adalah Nyonya Axel Zachary Othman!'' ucap Shakira meralat ucapan Lucyan sekaligus menegaskan."Aaa... Ya ya, hari ini, detik ini kau masih menyandang status itu. Tapi lihat saja nanti bagaimana kau akan sangat membenci statusmu setelah kau mengetahui semua tentang laki – laki itu,'' sela Lucyan sebelum ia kembali melahap sepotong besar daging dengan nikmatnya."Apa maksud anda? Tolong jangan berbelit - belit!'' sahut Shakira dengan tak sabar.Lucyan menggerakkan tangannya kepada salah satu pengawal yang ada di belakangnya, lalu laki – laki berbadan kekar itu membawa sebuah laptop dan meletakkannya di atas meja. Lucyan mengetik pada benda ko
Jantung Shakira seolah berhenti berdetak menatap apa yang ada di hadapannya. Sebuah poster besar yang berasal dari foto Axel dan seorang wanita cantik mengenakan pakaian serba putih selayaknya mereka sedang foto pra nikah.Dan yang paling membuatnya begitu terkejut hingga membeku, ia menatap sosok seorang perempuan itu kini terbaring lemah di sebuah ranjang dengan mata tertutup dan berselimut tebal. Wajah pucat perempuan itu terlihat tirus dan sangat menyedihkan."Dia ....?'' ucap Shakira begitu tercekat."Ya, dia putriku. Elizabeth. Sejak bajingan itu mencampakkannya dia melewati hari – harinya hanya seperti ini. Apa kau pikir aku akan diam saja melihat putriku melewati hari – harinya terbaring lemah seperti ini? KAU PIKIR AKU HARUS DIAM SAJA!" Lucyan meninggikan suaranya seolah terlepas ucapan hingga mengejutkan Elizabeth dan membuat gadis itu membuka matanya dengan sayu."Sayang, sayaaang maafkan papa nak? Maafkan papa... Papa tidak bermaksud mengganggumu nak, maafkan papa,'' bisik
Lucyan terkekeh, ''oh maaf, aku sudah terbiasa dengan sebutan itu untuk si tua Othman,'' ia kembali terkekeh, ''ya, dalam surat wasiat kakekmu, pewarisnya harus tetap dalam keadaan hidup. Jika tak ada satu pun pewaris Ansel dalam keadaan hidup maka semua kekayaan milik Ansel akan di serahkan kepada pemerintah untuk di kelola untuk badan amal. Tentu saja kami tak rela!''"Kami?'' sela Shakira."Ah maksudku si tua Othman dan mereka itu,'' sahut Lucyan terbatuk – batuk dan membuatnya melemparkan rokoknya dengan sembarangan di atas asbak pualam."Bagaimana anda tahu isi surat wasiat itu?'' lanjut Shakira menelisik."Pengacara kakekmu membacakannya dalam sidang dewan saat itu setelah beberapa lama kau tiba – tiba menghilang. Sudah, sebaiknya pembicaraan ini kita lanjutkan besok saja. Aku ada urusan yang harus ku lakukan. Pikirkan baik – baik penawaranku,'' ujar Lucyan bangkit dari duduknya dan memanggil pengawalnya untuk membawa Shakira ke kamarnya. Waktu telah memasuki tengah malam, Shak
Seharian ini Axel dibuat pusing oleh tingkah Shakira yang semakin lama semakin suka uring-uringan tak jelas. Namun ada kalanya Shakira terlihat sangat ceria saat bersama si kembar. Apalagi si kembar kini sudah bisa berjalan walau tertatih-tatih. “Bagus! Anak-anak Mama sudah mulai bisa berjalan! Sini Mama cium dulu, anak tampan dan cantik Mama!” puji Shakira dengan antusias memangku kedua buah hatinya dan menciumi mereka bergiliran dan membuat keduanya tergelak-gelak kegelian. Akan tetapi suasana yang ceria itu seketika suram saat Axel mendekati mereka. Dengan wajah masam, Shakira mencoba menjauh darinya. Namun, tangan Axel dengan cepat menangkap Shakira dengan merangkulnya dari belakang. Mau tak mau kedua anaknya pun ikut dalam kungkungannya. “Apa yang kau lakukan? Sudah kubilang jauh-jauh dariku,” desis Shakira menahan marah, namun beda halnya dengan si kembar yang tergelak-gelak karena mendapat pelukan dari Papa mereka. “Sayang, aku minta maaf jika ada salahku, tetapi kumohon jan
Pesta itu di gelar di sebuah aula hotel bintang lima yang berada dalam naungan bisnis Othman Group yang telah Axel akuisisi.Saat itu Shakira dan Axel memakai baju pernikahan mereka kembali, seolah mengenang kembali pernikahan mereka dan mendandani si kembar seperti malaikat-malaikat kecil yang lucu dan cantik. Sungguh memperlihatkan keluarga yang sempurna. Beberapa tamu melontarkan pujian sekaligus iri dengan kemesraan mereka dengan tiada henti-hentinya. Pesta itu berlangsung sangat meriah dan ramai. Axel dan Shakira terlihat semakin bahagia tatkala sampai acara puncak itu yang diisi oleh potongan-potongan foto Axel dan Shakira dengan berbagai pose atau adegan yang tanpa sengaja terekam kamera CCTV dengan pose lucu, tertawa atau pun sedih. Juga foto-foto di kembar yang sangat menggemaskan yang terpampang di layar utama.“Ya. Inilah keluarga kecil saya. Istri saya, Shakira yang tercinta juga anak-anak saya, Angelo dan Angela serta Ibu mertua saya, Mama Natarina, serta Kakak saya, Aks
“Kau tahu, apa pun yang kita rencanakan dan bagaimana pun kita berusaha, jika Tuhan telah menggariskan sebuah takdir semua tak akan bisa ditentang,” ujar Aksa kala itu.Axel tersenyum tipis mendengarnya walau tetap tak melepaskan pandangannya pada Shakira yang sedang tertawa senang bercanda ria dengan si kembar dan Ibunya di sebuah kasur lantai.Kedua kakak beradik itu sama-sama terdiam saat melihat Shakira yang dengan luwesnya meraih Angelo yang mulai merengek. Dan berkat godaan Shakira, bayi mungil itu kembali terbahak-bahak menggantikan rengeknya.“Ya. Aku hanya berpikir, bahwa aku akan berusaha semampuku agar semua yang aku cita-citakan dapat kuraih. Termasuk memiliki hatinya.” Axel tetap menatap Shakira dengan senyum mengembang.Ucapan Axel sukses membuat Aksa mengalihkan pandangannya dari Shakira kepada Axel.“Aku tahu ke mana arah pembicaraanmu, Aksa. Walaupun para Kakek ingin mencatat nama kalian dalam ikatan jodoh. Tapi Tuhan menakdirkan Shakira terikat padaku. Begitu, ‘kan?
“Aku hanya takut, aku tak pantas untukmu, Shakira. Karena aku bukanlah siapa-siapa lagi ....”Kata-kata putus asa Axel masih terus terngiang-ngiang di telinga Shakira bahkan setelah ia terbangun dari tidurnya. Ia menatap wajah Axel yang masih terlelap dalam pelukannya.Shakira meraba wajah tampan di hadapannya dengan perasaan haru, lalu dengan berkaca-kaca ia mengecup kelopak mata Axel yang masih terpejam, hidung mancung dan bibirnya dengan lembut. Dengan tatapan puas, Shakira menatap wajah suaminya yang terlihat polos dan tampan.Namun kesenangannya harus dikejutkan gerakan Axel yang tiba-tiba menimpanya dan menyurukkan wajahnya di leher jenjang Shakira yang spontan membuat Shakira memekik kegelian.“Dasar Nakal, kau selalu mengejutkan aku, Axel,” tegur Shakira mencubit pipi Axel dan membuat laki-laki itu menggumam dan makin gencar mencumbu Shakira yang membuat Shakira makin terkekeh kegelian. Mau tak mau hal itu membuat Axel benar-benar bangun.“Mana morning kissnya?” gumam Axel kem
Shakira mendorong Axel dari dekapannya dan menatapnya dengan mata terbelalak tak percaya.“Ada apa, Axel? Kenapa kau tiba-tiba seperti ini? Kenapa tiba-tiba kau mengucapkan itu?” cecar Shakira tercekat tak percaya.Melihat Axel hanya terdiam membisu, Shakira mengangguk paham, “Apa ini karena aku telah melarikan diri bersama Aksa waktu itu? Jadi kau tak percaya ....”“Shakira ....” sela Axel yang kini bersimpuh di kaki Shakira dan memeluk lututnya.“Dosa Othman terlalu besar untuk diampuni. Kakek telah menghancurkan hidupmu begini rupa. Aku terlalu malu untuk menatapmu sekarang. Tak ada lagi yang bisa kubanggakan dan kupersembahkan untukmu, Shaki. Aku bahkan yang hanya memiliki sedikit perasan kepadamu tanpa sadar hanya diperalat untuk mengikatmu secara paksa.Aku tak pernah menyangka segala dukungan buatku dari Kakek, itu semua karena kupikir Kakek yang benar-benar menyayangiku dan iba melihatku yang selalu jadi bayang-bayang Aksa. Tapi nyatanya, semua demi tujuannya sendiri. Demi ing
“Sayang, apa kau sudah selesai berbicara? Ayo, kita pulang, sepertinya Shakira sedang kerepotan dengan anak-anaknya. Sebaiknya kita pamit,” ucap seorang wanita yang tiba-tiba datang dan menggandeng lengan Martin, perut wanita itu terlihat sedikit buncit.Axel menatap wanita tersebut, yang menatapnya dengan sopan namun sangat jelas terlihat dia menikmati apa yang sedang dilihatnya.“Sarah? Kau sudah selesai berbicara dengan Shakira?” tanya Martin menoleh pada wanita yang terlihat agak genit itu, “Perkenalkan Tuan Muda, ini istri saya Sarah, dan Sarah ini adalah Tuan Muda ...”“Axel, Tuan Muda Axel, suami Shakira siapa yang tak tahu Tuan Muda Axel Othman. Salam kenal saya Sarah, istri Tuan Martin ini, pemilik restoran yang punya cabang di beberapa Mal,” sela Sarah memotong ucapan Martin dan mengulurkan tangannya untuk dijabat Axel.Ucapan Sarah, membuat Martin jengah dan menegurnya walau dengan suara lembut. Akan tetapi sepertinya Sarah sangat menikmati pamer di hadapan Axel, apalagi me
“Bagaimana, Erick? tanya Axel setelah dokter Erick memeriksa kondisi Kakek Othman.“Axel, Kakek meninggal karena pembuluh darah arterinya putus dan menyebabkan kehilangan banyak darah dan mengakibatkan syok dalam jantungnya. Dan Kakek meninggal sekitar 2 sampai 3 jam yang lalu,” ungkap dokter Erick dengan tatapan penuh simpati.“Kenapa tidak pasti?” sela Aksa kepada Erick menutupi ranjang dan seprei yang berlumuran darah Kakek Othman yang mengering.“Karena suhu ruangan ini sangat rendah, jadi membuat suhu tubuh juga semakin turun dan dapat mempengaruhi pembekuan dengan cepat,” jawab Erick yang membuat Aksa terdiam menguyup wajahnya sendiri dengan kasar. Laki-laki itu terlihat sangat stres.“Dan memang beliau meninggal karena sebab bunuh diri, tak ada tanda-tanda kekerasan selain itu,” lanjut Erick dengan wajah penuh duka. Dokter muda yang berumur tak jauh di atas Axel itu menghela napas dengan berat, “Aku turut berdukacita atas apa yang terjadi pada Kakek,” pungkasnya seraya melepas
Sore itu Shakira duduk bersebelahan dengan Axel, sementara Aksa duduk di bangku tunggal terpisah berhadapan dengan Tuan Bastian West yang duduk dengan Pak Adam, sekretaris Axel dan Pak Ares, Pengacara Axel.Kelima orang tersebut sedang bersitegang karena masalah yang sedang mereka hadapi. Apalagi melihat Tuan Bastian yang sempat tak bisa menahan harunya bisa melihat Shakira setelah sekian lama. Hal itu semakin membuatnya bersemangat untuk mengungkapkan alasan kedatangannya ke rumah itu.“Jadi, singkatnya, seperti yang tertulis dalam surat wasiat terakhir, sebelum Tuan Abraham Ansel meninggal, bahwa semua miliknya akan di wariskan kepada Nona Shakira. Dan jika Nona Shakira meninggal sebelum memiliki keturunan maka sebagian aset itu akan disumbangkan kepada yayasan amal pilihan Tuan Ansel, dan sebagian lagi untuk Nyonya Natarina,” papar Tuan Bastian seraya menyerahkan beberapa lembar dokumen di tangannya kepada ke empat orang itu.“Dan ini adalah seluruh aset itu, dengan taksiran harga
Mendengar ucapan Axel yang terbata-bata, Aksa tak kuasa menahan gelak tawanya dan membuat Shakira dan Natarina menatapnya semakin heran.“Ada apa, Aksa?” tegur Natarina yang langsung membuat Aksa menghentikan gelak tawanya.Lalu dengan menyisakan tawanya ia akhirnya mengakui, bahwa dia memang sengaja membisikkan kata-kata itu untuk membuat Axel marah dan bangun.“Apalagi yang bisa membuatmu marah selain itu? Lihat saja Ma, bahkan dia bisa melawan dan bangkit dari kematian hanya karena Shakira,” papar Aksa yang membuat Shakira dan Natarina menangis haru. Shakira kembali memeluk dan menciumi tangan Axel. Sementara Axel menahan sakit karena tawanya yang terlepas begitu saja.***Akhirnya setelah beberapa hari di rawat, Axel diperbolehkan pulang ke rumah dengan berbagai macam syarat yang harus dipatuhinya demi mempercepat pemulihannya. Dengan begitu pekerjaan Shakira semakin banyak, selain mengurus kedua anaknya ia juga harus membagi waktunya untuk Axel.“Aku merasa jadi punya 3 bayi yan