Tuan Black segera berupaya mencegah perbuatan Peggy yang hendak menyakiti Shakira atau bahkan ingin membunuhnya. Lalu serta merta, laki-laki berbadan kekar itu memerintahkan pengawal yang menjaga Peggy membawa Puterinya untuk keluar dari ruangan tersebut dengan paksa.Akan tetapi Peggy begitu bersikeras tak ingin meninggalkan ruangan. Kini dengan ancaman kemarahan Papanya, Peggy dipaksa duduk dengan tangan tetap dalam genggaman pengawal.“Bahkan Papa pun membentakku gara-gara dia. Papa lebih membela dia daripada aku, anakmu sendiri?” keluh Peggy dengan lemah berurai air mata, "kenapa Papa membela dia?" lanjutnya.“Kau tahu Papa tidak seperti itu, sayang. Papa minta kau tetap tenang sampai semua permasalahan ini diketahui titik temunya. Papa hanya ingin tahu kebenarannya sebelum kita mengambil tindakan. Papa tak ingin salah melangkah seperti yang sudah-sudah karena salah mempercayai sebuah informasi,” papar Tuan Black mengelus puncak kepala Peggy dengan sayang.Peggy yang agresif dan f
Shakira menjerit takut bukan kepalang, ia menatap beberapa orang di hadapannya tergeletak bergelimpangan dengan darah terciprat di mana-mana akibat tembakan dari beberapa arah. Wanita itu kembali bersembunyi di balik kamar dengan tergopoh-gopoh, ia hanya bisa menangis menahan sakit dan ketakutan yang luar biasa dengan semua yang terpampang di hadapannya. Ya Tuhan, apa yang terjadi? Kenapa tiba-tiba ada peperangan seperti itu? Ya Tuhan... Mama, Axel, apa aku akan mati? Aku akan mati! Oh anakku, Axel... Anak kita... Shakira terisak dan terus berdoa dalam hati. Dengan sekuat tenaga ia mendorong pintu kamar dan menutupnya. Namun, alangkah terkejutnya saat ia melihat sebuah sepatu pantofel hitam mengganjal pintu kamar tersebut. Jantung Shakira serasa berhenti berdetak seketika. Dengan tubuh gemetar ia membekap mulutnya menahan isaknya dan mundur perlahan menjauhi pintu. Perlahan langkah kaki itu memasuki ruangan dan terdengar bunyi klik pada sebuah senjata di tangannya. “Tidaaaak! Tolo
Letusan panjang itu membuat Black terkapar menimpa Axel dan cipratan darah itu memercik pada wajah Axel. Laki-laki tampan itu benar-benar terkejut bukan kepalang melihat mayat Black di hadapannya sedang menggenggam pistol di tangannya yang mengarah padanya.Dengan wajah yang masih menyisakan rasa terkejutnya, Axel menatap seseorang yang mendekat padanya dengan langkah terburu-buru setelah meletakkan jenazah Black di hadapannya dengan hati-hati. “Untungnya saya datang tepat waktu. Jika tidak .... Tetapi, orang seperti dia memang pantas mati seperti ini,” sahut laki-laki tak lebih muda dari Axel dengan wajah yang selalu tersenyum. “Jack? Apa yang kau lakukan di sini? Bagaimana kau bisa sampai kemari? Apa Kakek yang mengirimmu?” berondong Axel seraya berjalan cepat menuju dalam gedung di mana Shakira menunggu. “Sebaiknya Tuan Muda segera membawa Nyonya dan Tuan Aksa ke rumah sakit. Sisanya biar kami yang mengurusnya,” ucap Jack seolah enggan menjawab pertanyaan Axel seraya mengangkat t
“Shaki? Sayang?” panggil Axel dengan tatapan bingung, “Dokter? Ada apa dengan istri saya?” imbuhnya pada dokter wanita paruh baya itu yang kini berada di belakangnya.“Walau sangat lemah, kondisi istri Tuan sudah jauh lebih stabil daripada saat operasi dan ini akan baik-baik saja. Beliau sedang tertidur karena pengaruh obat bius yang masih tersisa. Tidak apa-apa Tuan. Justru yang saya khawatirkan adalah si kembar,” papar Dokter itu dengan tatapan simpati.“Ada apa dengan anak-anak saya dokter?” sahut Axel dengan sikap waswas.“Saya melihat kondisi keduanya sepertinya mereka terlahir lebih cepat dari yang seharusnya? Apa itu benar?”Pertanyaan itu sukses membuat Axel terenyak, ia tak tahu-menahu masalah kehamilan Shakira sejak Shakira meninggalkannya. Dan seberkas keraguan siapa ayah dari anak-anak itu membuat Axel berkaca-kaca tanpa bisa menjawab.“Baiklah, mungkin ada suatu kejadian yang membuatnya terlahir lebih cepat dan itu membuat kondisi si kembar mengalami sedikit masalah fisik
Dengan menahan wajah masam dan kesal, Shakira menarik cincin dari jari manis Axel, “kau mau apa, Shaki?” sela Axel terkejut.Shakira memakaikan cincin Axel di jari manisnya sendiri, namun benda berbentuk lingkaran emas itu hanya sampai di pertengahan jari Shakira.“Kau lihat, kan? Cincinmu dulu yang lebih besar dariku saja tak muat di jariku? Apalagi cincinku, Axel? Itulah kenapa aku tak memakainya lagi sejak 4 bulan yang lalu. Karena tidak bisa,” sungutnya kesal dan segera mengembalikan cincin itu pada Axel. Axel menerima cincin itu dengan terkekeh.“Jadi?”“Ya, begitulah. Kau tak lihat aku jadi segemuk ini? Dan, aku juga tak paham, selama mengandung aku benar-benar seperti orang tak waras. Makan yang tak pernah kenyang, apa saja aku makan. Oh Tuhan, ini benar-benar membingungkan. Aku hanya berpikir mungkin aku hanya stres dan melampiaskannya dengan makan,” papar Shakira menutupi wajahnya karena malu sementara Axel terkekeh dan mencubit pipi Shakira yang tembam.“Jangan meledekku, Ax
Shakira memeluk Natarina dengan berurai air mata. Natarina balas menciumi putri semata wayangnya dengan perasaan bersyukur dan penuh haru. Demikian halnya Kakek Othman memeluk Axel dan Aksa bergantian.Suasana yang sempat canggung karena pembicaraan yang mereka lakukan sebelumnya langsung cair karena tangis bayi yang ada dalam salah satu keranjang. Belum sempat mereka berkomentar si kecil satu lagi pun ikut menangis. Seolah ia mendengar panggilan suara kakaknya. Berdua mereka saling bersahutan.Keheningan pun berubah menjadi ramai dan panik karena tak ada satu pun yang berani menggendong bayi mungil tersebut selain Natarina. Tetapi tetap saja karena kondisi kedua bayi yang belum stabil mereka harus memanggil suster jaga untuk membantu proses menyusui. Natarina tak mau mengambil risiko untuk menggendong bayi itu tanpa persetujuan dokter.Akhirnya setelah keduanya selesai disusui dan kembali tenang, kini mereka pun menjadi lebih lega dan saling berbicara layaknya keluarga normal, tanpa
Shakira segera menghapus pesan-pesan yang ia kirimkan untuk Axel dan Aksa dari ponsel Ibunya. Ia tak ingin Ibunya membaca dan menjadi khawatir dengan apa yang telah terjadi.Tak berapa lama kemudian Axel muncul di balik pintu dan memasuki ruangan dengan perlahan karena melihat anak-anaknya dan Natarina yang kembali terlelap. Hanya Shakira yang masih terjaga dengan gelisah.Axel segera meraih Shakira dalam pelukannya, “jangan takut, sudah jangan khawatir. Orang-orang kepercayaanku sudah berjaga di depan, aku jamin mereka tadi tak akan kembali lagi,” bisik Axel di telinga Shakira lalu mengecup pelipis Shakira dalam-dalam.Shakira mengangguk lemah dan menggumam perlahan sebagai tanda ia mendengar ucapan Axel, namun tak serta merta ia melepaskan pelukan Axel.“Kenapa? Sudah, jangan menangis, aku tak akan ke mana-mana lagi. Ayo tidurlah, aku akan menjagamu di sini,” bujuk Axel yang kini membuat Shakira melepaskan pelukannya dan mendongak menatap wajah letih Axel.Axel menghapus bulir-bulir
“Mama juga tidak tahu, dia tiba-tiba tersedak,” sahut Natarina seraya memberikan segelas air putih pada Shakira yang langsung ia minum dengan tergesa-gesa.Axel menatap semuanya dalam diam, apalagi saat melihat tatapan Shakira yang seolah ingin mengatakan sesuatu tetapi terhalang Ibunya.“Oh iya Axel, sepertinya kau tidak tidur dari semalam, seharusnya kau beristirahat, Nak,” tegur Natarina dengan sayang.“Axel sudah beristirahat di kamar Aksa, Ma. Jadi, tidak apa-apa,” jawab Axel dengan senyum mengembang.“Oh iya, Axel sudah bicara dengan Dokter Ma, besok kita sudah bisa pulang dan membawa anak-anak serta. Axel akan menyediakan kotak inkubator di rumah sesuai arahan Dokter, karena melihat perkembangan Si Kembar yang jauh lebih baik dari yang diperkirakan, jadi mereka mengizinkan kita pulang membawa anak-anak serta,” papar Axel membuat Shakira dan Natarina sangat senang.“Baguslah kalau begitu, jadi mulai sekarang kita bersiap-siap. Oh ya, ngomong-ngomong siapa nama anak-anak ini Axel
Seharian ini Axel dibuat pusing oleh tingkah Shakira yang semakin lama semakin suka uring-uringan tak jelas. Namun ada kalanya Shakira terlihat sangat ceria saat bersama si kembar. Apalagi si kembar kini sudah bisa berjalan walau tertatih-tatih. “Bagus! Anak-anak Mama sudah mulai bisa berjalan! Sini Mama cium dulu, anak tampan dan cantik Mama!” puji Shakira dengan antusias memangku kedua buah hatinya dan menciumi mereka bergiliran dan membuat keduanya tergelak-gelak kegelian. Akan tetapi suasana yang ceria itu seketika suram saat Axel mendekati mereka. Dengan wajah masam, Shakira mencoba menjauh darinya. Namun, tangan Axel dengan cepat menangkap Shakira dengan merangkulnya dari belakang. Mau tak mau kedua anaknya pun ikut dalam kungkungannya. “Apa yang kau lakukan? Sudah kubilang jauh-jauh dariku,” desis Shakira menahan marah, namun beda halnya dengan si kembar yang tergelak-gelak karena mendapat pelukan dari Papa mereka. “Sayang, aku minta maaf jika ada salahku, tetapi kumohon jan
Pesta itu di gelar di sebuah aula hotel bintang lima yang berada dalam naungan bisnis Othman Group yang telah Axel akuisisi.Saat itu Shakira dan Axel memakai baju pernikahan mereka kembali, seolah mengenang kembali pernikahan mereka dan mendandani si kembar seperti malaikat-malaikat kecil yang lucu dan cantik. Sungguh memperlihatkan keluarga yang sempurna. Beberapa tamu melontarkan pujian sekaligus iri dengan kemesraan mereka dengan tiada henti-hentinya. Pesta itu berlangsung sangat meriah dan ramai. Axel dan Shakira terlihat semakin bahagia tatkala sampai acara puncak itu yang diisi oleh potongan-potongan foto Axel dan Shakira dengan berbagai pose atau adegan yang tanpa sengaja terekam kamera CCTV dengan pose lucu, tertawa atau pun sedih. Juga foto-foto di kembar yang sangat menggemaskan yang terpampang di layar utama.“Ya. Inilah keluarga kecil saya. Istri saya, Shakira yang tercinta juga anak-anak saya, Angelo dan Angela serta Ibu mertua saya, Mama Natarina, serta Kakak saya, Aks
“Kau tahu, apa pun yang kita rencanakan dan bagaimana pun kita berusaha, jika Tuhan telah menggariskan sebuah takdir semua tak akan bisa ditentang,” ujar Aksa kala itu.Axel tersenyum tipis mendengarnya walau tetap tak melepaskan pandangannya pada Shakira yang sedang tertawa senang bercanda ria dengan si kembar dan Ibunya di sebuah kasur lantai.Kedua kakak beradik itu sama-sama terdiam saat melihat Shakira yang dengan luwesnya meraih Angelo yang mulai merengek. Dan berkat godaan Shakira, bayi mungil itu kembali terbahak-bahak menggantikan rengeknya.“Ya. Aku hanya berpikir, bahwa aku akan berusaha semampuku agar semua yang aku cita-citakan dapat kuraih. Termasuk memiliki hatinya.” Axel tetap menatap Shakira dengan senyum mengembang.Ucapan Axel sukses membuat Aksa mengalihkan pandangannya dari Shakira kepada Axel.“Aku tahu ke mana arah pembicaraanmu, Aksa. Walaupun para Kakek ingin mencatat nama kalian dalam ikatan jodoh. Tapi Tuhan menakdirkan Shakira terikat padaku. Begitu, ‘kan?
“Aku hanya takut, aku tak pantas untukmu, Shakira. Karena aku bukanlah siapa-siapa lagi ....”Kata-kata putus asa Axel masih terus terngiang-ngiang di telinga Shakira bahkan setelah ia terbangun dari tidurnya. Ia menatap wajah Axel yang masih terlelap dalam pelukannya.Shakira meraba wajah tampan di hadapannya dengan perasaan haru, lalu dengan berkaca-kaca ia mengecup kelopak mata Axel yang masih terpejam, hidung mancung dan bibirnya dengan lembut. Dengan tatapan puas, Shakira menatap wajah suaminya yang terlihat polos dan tampan.Namun kesenangannya harus dikejutkan gerakan Axel yang tiba-tiba menimpanya dan menyurukkan wajahnya di leher jenjang Shakira yang spontan membuat Shakira memekik kegelian.“Dasar Nakal, kau selalu mengejutkan aku, Axel,” tegur Shakira mencubit pipi Axel dan membuat laki-laki itu menggumam dan makin gencar mencumbu Shakira yang membuat Shakira makin terkekeh kegelian. Mau tak mau hal itu membuat Axel benar-benar bangun.“Mana morning kissnya?” gumam Axel kem
Shakira mendorong Axel dari dekapannya dan menatapnya dengan mata terbelalak tak percaya.“Ada apa, Axel? Kenapa kau tiba-tiba seperti ini? Kenapa tiba-tiba kau mengucapkan itu?” cecar Shakira tercekat tak percaya.Melihat Axel hanya terdiam membisu, Shakira mengangguk paham, “Apa ini karena aku telah melarikan diri bersama Aksa waktu itu? Jadi kau tak percaya ....”“Shakira ....” sela Axel yang kini bersimpuh di kaki Shakira dan memeluk lututnya.“Dosa Othman terlalu besar untuk diampuni. Kakek telah menghancurkan hidupmu begini rupa. Aku terlalu malu untuk menatapmu sekarang. Tak ada lagi yang bisa kubanggakan dan kupersembahkan untukmu, Shaki. Aku bahkan yang hanya memiliki sedikit perasan kepadamu tanpa sadar hanya diperalat untuk mengikatmu secara paksa.Aku tak pernah menyangka segala dukungan buatku dari Kakek, itu semua karena kupikir Kakek yang benar-benar menyayangiku dan iba melihatku yang selalu jadi bayang-bayang Aksa. Tapi nyatanya, semua demi tujuannya sendiri. Demi ing
“Sayang, apa kau sudah selesai berbicara? Ayo, kita pulang, sepertinya Shakira sedang kerepotan dengan anak-anaknya. Sebaiknya kita pamit,” ucap seorang wanita yang tiba-tiba datang dan menggandeng lengan Martin, perut wanita itu terlihat sedikit buncit.Axel menatap wanita tersebut, yang menatapnya dengan sopan namun sangat jelas terlihat dia menikmati apa yang sedang dilihatnya.“Sarah? Kau sudah selesai berbicara dengan Shakira?” tanya Martin menoleh pada wanita yang terlihat agak genit itu, “Perkenalkan Tuan Muda, ini istri saya Sarah, dan Sarah ini adalah Tuan Muda ...”“Axel, Tuan Muda Axel, suami Shakira siapa yang tak tahu Tuan Muda Axel Othman. Salam kenal saya Sarah, istri Tuan Martin ini, pemilik restoran yang punya cabang di beberapa Mal,” sela Sarah memotong ucapan Martin dan mengulurkan tangannya untuk dijabat Axel.Ucapan Sarah, membuat Martin jengah dan menegurnya walau dengan suara lembut. Akan tetapi sepertinya Sarah sangat menikmati pamer di hadapan Axel, apalagi me
“Bagaimana, Erick? tanya Axel setelah dokter Erick memeriksa kondisi Kakek Othman.“Axel, Kakek meninggal karena pembuluh darah arterinya putus dan menyebabkan kehilangan banyak darah dan mengakibatkan syok dalam jantungnya. Dan Kakek meninggal sekitar 2 sampai 3 jam yang lalu,” ungkap dokter Erick dengan tatapan penuh simpati.“Kenapa tidak pasti?” sela Aksa kepada Erick menutupi ranjang dan seprei yang berlumuran darah Kakek Othman yang mengering.“Karena suhu ruangan ini sangat rendah, jadi membuat suhu tubuh juga semakin turun dan dapat mempengaruhi pembekuan dengan cepat,” jawab Erick yang membuat Aksa terdiam menguyup wajahnya sendiri dengan kasar. Laki-laki itu terlihat sangat stres.“Dan memang beliau meninggal karena sebab bunuh diri, tak ada tanda-tanda kekerasan selain itu,” lanjut Erick dengan wajah penuh duka. Dokter muda yang berumur tak jauh di atas Axel itu menghela napas dengan berat, “Aku turut berdukacita atas apa yang terjadi pada Kakek,” pungkasnya seraya melepas
Sore itu Shakira duduk bersebelahan dengan Axel, sementara Aksa duduk di bangku tunggal terpisah berhadapan dengan Tuan Bastian West yang duduk dengan Pak Adam, sekretaris Axel dan Pak Ares, Pengacara Axel.Kelima orang tersebut sedang bersitegang karena masalah yang sedang mereka hadapi. Apalagi melihat Tuan Bastian yang sempat tak bisa menahan harunya bisa melihat Shakira setelah sekian lama. Hal itu semakin membuatnya bersemangat untuk mengungkapkan alasan kedatangannya ke rumah itu.“Jadi, singkatnya, seperti yang tertulis dalam surat wasiat terakhir, sebelum Tuan Abraham Ansel meninggal, bahwa semua miliknya akan di wariskan kepada Nona Shakira. Dan jika Nona Shakira meninggal sebelum memiliki keturunan maka sebagian aset itu akan disumbangkan kepada yayasan amal pilihan Tuan Ansel, dan sebagian lagi untuk Nyonya Natarina,” papar Tuan Bastian seraya menyerahkan beberapa lembar dokumen di tangannya kepada ke empat orang itu.“Dan ini adalah seluruh aset itu, dengan taksiran harga
Mendengar ucapan Axel yang terbata-bata, Aksa tak kuasa menahan gelak tawanya dan membuat Shakira dan Natarina menatapnya semakin heran.“Ada apa, Aksa?” tegur Natarina yang langsung membuat Aksa menghentikan gelak tawanya.Lalu dengan menyisakan tawanya ia akhirnya mengakui, bahwa dia memang sengaja membisikkan kata-kata itu untuk membuat Axel marah dan bangun.“Apalagi yang bisa membuatmu marah selain itu? Lihat saja Ma, bahkan dia bisa melawan dan bangkit dari kematian hanya karena Shakira,” papar Aksa yang membuat Shakira dan Natarina menangis haru. Shakira kembali memeluk dan menciumi tangan Axel. Sementara Axel menahan sakit karena tawanya yang terlepas begitu saja.***Akhirnya setelah beberapa hari di rawat, Axel diperbolehkan pulang ke rumah dengan berbagai macam syarat yang harus dipatuhinya demi mempercepat pemulihannya. Dengan begitu pekerjaan Shakira semakin banyak, selain mengurus kedua anaknya ia juga harus membagi waktunya untuk Axel.“Aku merasa jadi punya 3 bayi yan