Share

Bab 37. Penasaran

Penulis: Ohmyrum
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-15 17:00:50

Sara baru selesai mandi setelah tidur yang tidak terlalu lama, tapi cukup nyenyak. Ia mengeringkan rambutnya lalu membuka gorden jendela. Langit ternyata sudah menggelap. Ia bisa melihat jalanan kompleks rumah elit yang luas itu. Sepi. Mungkin ini weekday jadi orang-orang yang kebanyakan kerja kantoran masih berada di kantornya atau urusan yang lain. Mengingat kebanyakan yang tinggal di sini adalah pengusaha dan bos eksekutif.

Ia meregangkan otot-ototnya. Mencoba merasakan tubuhnya yang sudah mulai membaik, tapi masih terasa pegal. Setidaknya sudah tidak sekaku tadi.

Saat ia mendongak lagi sebelum menutup gorden, matanya menyipit. Ada sesuatu yang aneh yang matanya tangkap. Sumpah ia sampai maju ke depan dan melihat apa yang ada di depan sana.

Lalu, ia menutup mulutnya dengan tangan. Syok berat. Itu rumah Popy dan Roby. Mereka sedang ... Astaga!

Sara langsung menutup gorden itu dengan cepat. Ia menimbang, apa ia harus bilang ke Banyu atau tidak.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ngebet Nikah Karena Takut Miskin   Bab 38. Rumah tetangga baru

    Kepulangan mbak Yah dan Pak Kodir membuat Sara kesepian. Banyu jelas sedang menjemput seseorang di bandara dan ia di suruh tinggal di rumah saja, tanpa boleh menghadiri undangan dari Popy dan Roby. Sebetulnya Sara juga sedikit malas menghadiri undangan itu, tapi tiba-tiba tetangga sebelahnya yang seorang istri bos batu bara bernama tante Rosi, mengajaknya untuk berangkat bersama. Katanya buat menghormati yang sudah mengundang. Sara mau menolak, tetapi perempuan paruh baya —yang gaulnya mengalahi anak muda sekarang— itu mengajak Sara dengan sopan dan penuh keramahan. Maka, berakhirlah Sara di sini. Di ruang tengah rumah mewah Popy dan Roby. Para tetangga semua berkumpul di sini, bersenda gurau dengan asyiknya. Masalahnya kalau melihat Popy dan Roby, ingatannya selalu mengarah tertuju pada peristiwa tadi malam dan hari-hari sebelumnya. Dimana mereka berdua menunjukkan hal-hal aneh di depan Sara dan Banyu. Sara jadi berpikir, apa tetangga yang lain juga di

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-16
  • Ngebet Nikah Karena Takut Miskin   Bab 39. Reward

    Riuh tepuk tangan dan antusiasme orang-orang membuat Sara ikut menyunggingkan senyum. Kini, Health Fresh fruit —branding baru dari cabang HH— telah dibuka kembali. Karyawan yang sudah siap kembali untuk bekerja, berbahagia dengan momen ini. Sara sendiri yang memimpin pembukaan HFF ini. Namun, ia tidak akan jadi CEO atau direktur. Sebab, ia belum mau terlibat dalam urusan bisnisnya secara langsung. Ia akan tetap jadi owner yang sesekali akan datang dan memeriksa. Untuk jabatan penting ia serahkan pada tim ahli yang telah lama bekerja di sini. Sara mempercayakan penuh pada mereka. Yang penting Sara memastikan bahwa perusahaan ini beroperasi dengan baik dan dapat mensejahterakan karyawannya. Keuntungan itu urusan dua atau tiga tahun lagi. Sambil berprogres dan menata kembali sistemnya."Saya harap kita bisa bekerjasama dengan baik. Perusahaan ini mungkin tidak langsung sebesar Seperti Healthy Human, tapi kedepannya jika kita lebih baik dari segi sistem dan Operasional, kita pasti akan ja

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-19
  • Ngebet Nikah Karena Takut Miskin   Bab 40. Dilema

    Sara bingung, apakah semua orang mengenal seorang Banyu Sadewa? Jangankan dengan pemilik restoran bintang lima, pemilik jet pribadi, sekarang tiba-tiba Sara baru tahu kalau pemilik showroom mobil ini juga kenal dengan Banyu. Apa Sara saja yang tidak tahu bahwa Banyu sepopuler itu?Ia yang jadi selebgram saja tidak kenal orang dimana-mana. Dua orang lelaki itu mengobrol sementara Sara masih berdiri di sebelah Banyu dengan cengo-nya. Obrolan mereka seperti asyik sekali sampai lupa kalau ada Sara yang sejak tadi hanya memperhatikan dan tidak tahu mau menimbrung soal apa. “Oh iya, kenalin ini Sara. Istri gue.” ujar Banyu dan langsung membuat Sara speechless. Ini pertama kalinya Banyu memperkenalkan dirinya sebagai istri tanpa kerlingan jahil atau perasaan dongkol Sara. Namun, sekarang tidak seharusnya Sara memikirkam itu karena tangan Tony —teman lama Banyu— sudah menjulur di depannya. Merek pun berkenalan secara formal. “Gue gak nyangka lo udah nikah. Seorang Banyu gitu loh, hidupnya

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-19
  • Ngebet Nikah Karena Takut Miskin   Bab 41. Menjaga perasaan siapa?

    Banyu membuka pintu apartemen yang sebenarnya lama tidak ia tempati dan sempat di sewa orang Thailand itu. Langkahnya lebar-lebar menuju ke kamar, membuka pintunya dan mendapati Hira tertidur dengan wajah yang pucat. Ia langsung duduk di pinggir ranjang dan menempelkan telapak tangannya di kening perempuan itu. Tidak terlalu panas, hanya hangat tapi tetap saja membuat Hira tidak berdaya."Kamu hujan-hujanan?" tanya Banyu.Lelaki itu sudah hafal apa yang menyebabkan Hira selalu sakit begini. Hira tidak bisa terkena hujan terlalu lama, kalau tidak badannya akan panas dan tubuhnya lemas. Sayangnya, Hira juga bandel. Ia suka suka hujan. Katanya melebihi sukanya pada seorang Banyu.Hira membuka mata dan mendapati kehadiran Banyu di sampingnya. Ia tersenyum lemah. "Bay, kamu udah datang.""Kita ke rumah sakit." ujar Banyu. Lelaki itu sudah menyibak selimut Hira dan akan membantunya bangun untuk ke rumah sakit. Namun, tangan Banyu di tahan oleh Hira. Perempuan itu menggeleng."Gak mau. Nant

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-20
  • Ngebet Nikah Karena Takut Miskin   Bab 42. Iler Sara

    Sara terbangun di jam 2 pagi karena mimpi aneh. Ia meraih gelas di nakas yang ternyata kosong, padahal tenggorokannya kering kerontang. Di mimpi itu ia merasa teriak-teriak tapi tidak ada yang mendengarkan.Ia pun beranjak dan pergi ke dapur untuk mengisi gelasnya. Sejak pulang dari rutan sore tadi, ia belum melihat Banyu sama sekali. Sambil ke dapur, Sara juga melihat carport dari jendela dan tidak ada mobil Banyu. Itu artinya, Banyu menginap.Sara pun berniat mengirim chat tapi ia urungkan karena keburu sadar bahwa mereka sepakat untuk tidak mengurusi urusan pribadi terlalu dalam satu sama lain. Jadi, Sara hanya mendesah karena akan sangat bodoh jika ia mengkhawatirkan Banyu dan menanyakan mengapa lelaki itu tidak pulang. Padahal jelas-jelas Sara tahu kalau Banyu sedang bersama Hira. Tentu saja mereka menghabiskan malam berdua bukan?Sara tiba-tiba tertawa sumbang sambil menunggu air di gelasnya penuh.Lalu, deru mobil terdengar dari luar. Sudah pasti kalau tidak mobil Banyu ya mobi

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-21
  • Ngebet Nikah Karena Takut Miskin   Bab 43. Berendam di jacuzzi

    "Baik, kita tunggu konfirmasi dari bapak." Banyu menutup laptopnya setelah memutuskan untuk meeting zoom di rumah. Ia tidak ke kantor dan menemui klien secara langsung jelas karena insiden tadi pagi. Ia bangun kesiangan dan Sara membuatnya tidak bisa berkutik. Belum lagi ribut urusan iler. Ujung-ujungnya yang menang tetaplah Banyu.Perempuan itu ngambek dan sampai sekarang belum keluar dari kamarnya. Betah sekali, pikir Banyu. Ia pun berjalan ke kamar Sara dan mengetuk pintunya."Ra, kamu gak lapar apa? Dari tadi kayak keong di kamar mulu." ujar Banyu dari balik pintu.Tidak ada sahutan. Apa perempuan itu tidur lagi? Kerbau sekali jika sampai tidur lagi. Ia pun membuka pintunya perlahan, melihat apa Sara sedang apa.Kepalanya menoleh ke kanan dan kiri, menyusuri ruangan kamar yang kosong itu. Maka, ia memperlebar pintunya dan masuk ke dalam."Ra." panggilnya.Ia mendekati pintu toilet dan mengetuknya. "Ra, kamu lagi man

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-22
  • Ngebet Nikah Karena Takut Miskin   Bab 44. Pengakuan mendebarkan

    "Why? I hurt you?" tanya Banyu serius.Sara tidak menjawab, ia justru kembali berdiri dan keluar dari dalam jacuzzi tersebut. Meninggalkan Banyu yang tampak kebingungan. Tidak peduli lagi dengan rasa malu karena bertelanjang bulat, Sara berjalan dan masuk ke kubikel kaca transparan, membilas tubuhnya hingga bersih.Banyu pun ikut bangkit dan menyusul Sara. Logikanya, jika Sara tidak mau kehadiran Banyu di sini, ia bisa menutup pintu kaca itu, tapi nyatanya tidak. Banyu pun optimis bahwa Sara tidak betulan marah dan ia tidak melakukan hal fatal. padanya. Kaos putih yang sudah basah itu ia loloskan dari tubuhnya, begitupun celana pendek dan hanya meninggalkan boxer ketat.Ia masuk dan bergabung dengan Sara yang kini menggosok tubuhnya dengan tergesa. Sumpah, kali ini Banyu begitu menginginkan Sara, tapi perempuan ini bersikap aneh sekali.Tanpa bertanya, Banyu membantu Sara membersihkan area punggungnya. Menggosoknya dengan tangan dengan lembut. Namun saat itu juga, Sara jadi terdiam. "

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-23
  • Ngebet Nikah Karena Takut Miskin   Bab 45. Sarapan bersama

    Setelah kejadian di kamar mandi Sara yang cukup mendebarkan jantung mereka itu, kini semuanya jadi berubah.Sara dan Banyu lebih transparan dan tidak canggung bahkan malu lagi mengatakan sesuatu. Mereka melakukan kegiatan itu beberapa kali tanpa harus berdebat dulu. Physical touch mereka juga lebih intens dari sebelumnya. Bahkan di saat-saat tertentu, Sara yang lebih dulu minta bermanja-manja dengan Banyu. Mereka tahu ini akan berpotensi membuat mereka tambah tidak bisa lepas nantinya, tapi ternyata mereka menyepakati bahwa hal ini membuat mereka nyaman satu sama lain dan mengaku bahwa mereka bisa mengendalikan hati masing-masing.Apa ini bullshit? Entahlah. Sudah bisa berkomunikasi dengan lebih baik saja, itu membuat tenang. Kerja sama mereka dalam main rumah tangga-rumah tanggaan berprogres dengan baik. Ya, setidaknya tidak ada yang dirugikan.Transaksi yang sebanding. Meski kadang Sara merasa menjual dirinya demi uang, tapi Banyu sama sekali tidak memperlakukannya selayaknya budak

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-23

Bab terbaru

  • Ngebet Nikah Karena Takut Miskin   EXTRA PART 2

    "Ish! Salah siapa sih kamu buru-buru, sampai gak lihat jalan?"Sara meniup-niup kening Banyu. Lelaki itu kemarin baru saja mendapatkan lima jahitan akibat menabrak pinggiran pintu dan bocor."Aku panik Hon waktu dengar Bumi nangis kejer. Jadi aku lari gak lihat-lihat. Mana baru bangun tidur di sofa, terus ingetnya masih rumah lama.""Ck! Bumi nangis kan wajar sayang. Kalau gak minta susu ya gak nyaman. Kamu gak perlu sepanik itu." Kini, Sara mengusap pelan perban sekitar perban itu dan menyelipkan rambut ikal Banyu ke belakang.Tangan Banyu melingkar di pinggang Sara yang berdiri di depannya. "Iya, maaf. Lain kali aku hati-hati."Banyu mendongak dan menatap istrinya yang serius sekali meniup luka Banyu tersebut. "Honey, Kiss me a little, please!" katanya dengan nada berbisik."Gak bisa, kita harus segera keluar sekarang. Itu udah rame loh. Gak sopan membuat mereka nunggu." tolak Sara.Banyu memberengut. "Satu k

  • Ngebet Nikah Karena Takut Miskin   EXTRA PART 1

    "Kenapa, Hon?" tanya Banyu saat Sara terlihat menghela napas kasar seraya menyurukkan kepalanya di dada Banyu."Papa pasti kesepian di rumah. Biasanya kita selalu makan malam bersama, terus ngobrol di ruang tengah. Atau aku bantuin Papa mengurus beberapa hal di ruang kerjanya sambil ngerjain endorsment."Tangan Banyu membelai kepala Sara dengan sayang. "Kamu bisa telpon Papa, Hon. Atau mau aku telponin?"Sara menggeleng. "Papa udah tidur jam segini."Ini memang sudah pukul sebelas malam, dan Mario selalu tidur sebelum sepuluh malam. Beliau selalu menerapkan jam tidur sehat supaya bisa bekerja lebih produktif esok harinya. Ya tidak heran, Mario kan pemilik perusahaan kesehatan."Sayang, aku kepikiran sesuatu." Sara mendongak menatap Banyu.Lelaki itu pun menaikkan kedua alisnya, bertanya. "Apa?""Boleh gak Kikut dikasihkan ke Papa, biar gak kesepian banget kalau punya hewan peliharaan."Banyu melotot. "Sara, wala

  • Ngebet Nikah Karena Takut Miskin   Bab 120. Pada akhirnya

    Papa, Sara, dan Banyu duduk berjejer di dalam satu pesawat. Mereka akan balik ke ibu kota sore ini setelah Sara diperbolehkan pulang oleh dokter.Sementara Babal, Ardi dan Disha, masih mau menikmati liburan mereka. Biarlah tim penggembira itu bersenang-senang, sebelum Babal akan Sara repotkan selama kehamilannya ini. Mungkin Ardi dan Disha juga akan kerepotan karena Banyu tampak akan menjadi suami super posesif dan siaga nantinya. Ya bagaimana tidak? Banyu punya beban untuk meyakinkan Papa Mario atas tanggung jawab dan perhatian penuhnya terhadap Sara.Meski suasananya sudah lebih mencair, Sejak masuk ke dalam pesawat, Mario sama sekali belum berbicara apapun dengan Banyu. Membuat Sara gemas sendiri."Papa tahu gak? Seberapa bahagia Sara hari ini?"Mario menaikkan kedua alisnya saat putrinya membungkus lengannya dengan manja."Sara bahagia banget Pa. Dua lelaki kesayangan Sara kini kembali. Momen-momen yang selalu Sara impikan saat Papa m

  • Ngebet Nikah Karena Takut Miskin   Bab 119. Akhir dari kerumitan?

    Sara tidak bisa diam di kamar. Babal dan Ardi bahkan sudah meminta Sara untuk duduk dan berbaring dengan tenang demi kesehatannya, tapi Sara terus menolak. Ia tidak bisa diam saja melihat Banyu dan papa bicara di luar sana. Ada rasa takut. Bagaimana jika Banyu akan menuruti apa yang papanya mau seperti waktu di rumah Papa itu. Ia baru saja mengurai benang kusut dengan Banyu dan akan memulai semuanya kembali. Mengarungi rumah tangga dengan pengalaman baru mempersiapkan diri jadi orang tua. Kali ini ia tidak mau mengulangi hal buruk kemarin lagi. Berpisah dengan Banyu meski hanya seminggu, rasanya sudah sangat menyiksanya. Terserah jika orang berkata ia budak cinta paling tolol. Nyatanya, Banyu tidak pernah gagal membuatnya mabuk kepayang dan jatuh cinta sedalam-dalamnya. Ia tidak bisa terpisah dengan Banyu.Kemudian ia teringat sesuatu. Sara pun menyuruh Babal mengambilkan ponselnya dan menelepon Mbok Na. Sara harus memastikan sesuatu."Mbak Sara!! Astaga!

  • Ngebet Nikah Karena Takut Miskin   Bab 118. Pembicaraan serius

    Babal menggigit bibirnya dengan gelisah, sementara Ardi mengusap wajahnya kasar, sama paniknya dengan Babal tatkala melihat Mario Iswary sudah berdiri tegak di depan ranjang itu, melihat tajam dua orang yang masih bergelung di atas sana."Gawat!" bisik Babal setelah mereka membuka pintu kamar itu dan hanya bisa mematung juga di belakang Mario.Ardi menggeleng-gelengkan kepalanya sambil komat-kamit mulut mbah dukun baca mantra, dengan segelas air lalu pasien di sembur. Ah! ia frustasi melihat pemandangan ini.Sepasang pasutri kembali kasmaran itu pun mulai terusik. Sara mulai membuka matanya dan pupilnya melebar kaget. Lalu, Banyu juga terusik dan akhirnya terbangun dan otomatis seperti melihat hantu di depannya. Dengan wajah kusut, rambut berantakan dan baju tipis saringan tahu, Banyu melompat dari ranjang itu. "Papa." ujarnya dengan suara serak.Sialan Banyu! Sudah tahu itu papa Mario, bukan hulk, masih menvalidasi pula dengan ekspresi tidak berdosanya.Situasi macam apa ini?Di sela

  • Ngebet Nikah Karena Takut Miskin   Bab 117. Sungguh bencana

    Sara tidak pernah terbayangkan akan merasakan perasaan hangat ini lagi. Kemarin, ia sungguh bertekad melepaskan Banyu setelah perceraian selesai dan melupakan semua momen kebersamaannya dengan Banyu. Sekalipun ternyata prosesnya sangat sakit. Diam-diam, ia sering menangis sendirian di tengah malam. Ada perasaan hampa menyelimutinya saat sadar fakta mereka tidak akan bersama, melewati hari, bercanda gurau dan saling memadu kasih lagi. Di lubuk hati yang paling dalam, Sara tidak ingin ini terjadi. Sara mencintai Banyu. Masih mencintai lelaki itu bahkan saat Banyu membohonginya soal perjanjian dengan papanya.Namun, memang semuanya terlalu rumit.Sara sangat sayang dengan Papanya. Sejak dulu, ia selalu menurut apa yang papanya bilang. Ia tidak pernah menjadi anak yang pembangkang dan terbukti, berbakti dengan orang tua membuat hidupnya lebih mudah, lebih tenang hatinya dan damai. Ia akan melakukan apapun untuk papanya, terlebih setelah dinyatakan bebas. Sara

  • Ngebet Nikah Karena Takut Miskin   Bab 116. Berdalih hormon

    Mengetahui mereka akan segera menjadi orang tua adalah sesuatu yang mengejutkan bagi Sara, bahkan Banyu. Apalagi mereka sedang di luar pulau dan di tempat yang asing. Sesuatu perasaan yang sangat aneh. Sara terus menangis karena terharu, bimbang, dan banyak ketakutan serta kekhawatiran yang mendiami pikirannya. Namun, Banyu dengan setia menemani Sara melalui proses penerimaan dengan keadaan baru ini. Hampir satu jam, Sara menangis dan bicara ngalor-ngidul soal kecemasannya akan menjadi ibu. Kini, air matanya telah berhenti. Hidungnya merah dan matanya sembab. Kerinduan Banyu yang telah terakumulasi seminggu lebih ini, justru membuatnya gemas melihat Sara yang begini. Ia sungguh ingin mencium Sara terus menerus dan menghujaninya dengan sayang, melepas kerinduannya kepada istrinya ini. Sekarang tentu saja bukan saatnya kangen-kangenan. Banyu harus tetap menjadi suami siaga untuk Sara, ditengah kelabilan Sara ini. "Sara, kamu udah melewatkan makan siang. Sekarang kamu harus makan malam.

  • Ngebet Nikah Karena Takut Miskin   Bab 115. Ikan kecil

    "Jadi ... surat siapa yang dikirim ke rumah?"Keduanya tampak memandang bingung satu sama lain. Terutama Banyu yang sangat tidak paham dengan cerita Sara. Bagaimana mungkin ada surat dari pengadilan yang tiba-tiba ada di rumah Sara, sementara Banyu saja tidak berniat menceraikan Sara. Tidak sedikitpun ia menginjak lantai pengadilan untuk menggugatnya. Ia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk terus memperjuangkan Sara, bagaimanapun sulitnya menghadapi Mario dan kerasnya hati Sara saat ini. Di tengah keheningan dengan pikiran masing-masing itu, suara pintu kamar terdengar. Sontak keduanya memalingkan wajah ke arah pintu. Lalu muncullah seorang dokter laki-laki paruh bawa yang rambutnya sudah putih semua tapi wajahnya tampak seperti umur tiga puluhan. Cukup good looking dan pasti membuat semua perawat dan dokter perempuan di sini ketar-ketir. Andai Sara tidak sedang berstatus terombang-ambing begini, sudah pasti ia mengaku naksir dokter tersebut.Dokter

  • Ngebet Nikah Karena Takut Miskin   Bab 114. Surat cerai tanda perpisahan

    Sara menepis tangan Banyu saat mau membantunya turun dari kapal. Sebagai gantinya, ia lebih menarik Babal dan menerima bantuan lain dari Disha di sebelah kanannya. Tadi, kaki Sara sempat kram karena ia memang tidak banyak melakukan pemanasan sebelum naik ke Padar. Sungguh kesalahan fatal. Sekarang, ia harus merepotkan banyak orang untuk membantunya begini. Ambulan sudah siap ketika mereka turun di pelabuhan dan Sara diminta untuk tiduran di brankar. Sara pikir hanya Babal dan Disha yang ikut naik ambulan itu, rupanya Ardi dan Banyu juga ikut naik. Bahkan Banyu dengan sigap duduk di sebelah kanan dada Sara mendahului Disha.Bibir Sara sudah hampir protes dan meminta Bantu keluar, tapi pintu ambulan itu sudah ditutup oleh petugas medisnya. Mau tidak mau, Sara harus menerima situasi berdekatan dengan Banyu. Ia menutupi matanya dengan lengan karena pusing itu kembali menderanya. Selain itu juga untuk menghindari melihat Banyu.Dalam kurun waktu dela

DMCA.com Protection Status