Dengarkan lagu,
'If It's You - Jung Seunghwan'(Lagu yang menggambarkanperasaanseorangLee Know. Chapter inibeberapa jam sebelumkencan Mark dan Dahyun di chapter sebelumnya.)***
They say you'll be happy when you fall in love
Who said that?Because I only know a loveThat looks at you from behind-o-
Akusangatberterimakasihkepadamu, yangmemperlakukankubagaikansekuntumbunga,saatkehidupanbegituberat.—Kim Dahyun. -o- Di hari Sabtu yang cerah itu, Dahyun terlihat sangat senang karena beberapa alasan. Pertama, ia senang karena ini adalah hari di mana ia akan pergi berjalan-jalan bersama dengan Lino. Kedua, karena ia baru saja mendapat kabar baik dari Lino bahwa ia dan laki-laki itu akan segera pindah tugas di rumah sakit Seoul. Saat ia sedang berjalan cepat menuju taman belakang
Disarankansembarimendengarkanlagu,Paper Umbrella -Yesung.-o-"Bisakah kita bicara sebentar. Ini mengenai transplantasi hati Dahyun," sahut Mark.Lino menyerngit, tapi dengan cepat ia mengangguk. "Baiklah, ikut ke ruanganku sekarang," ucap laki-laki itu dan berjalan berdampingan dengan Mark.Mereka berjalan dengan sedikit tergesa-gesa untuk sampai ke ruangan. Sesekali Mark meremas-remas kedua telapak tangannya, tanda ia sedang khawatir dan gelisah.Di benaknya, hanya ada kalimat,jikaitu
Satu minggu telah berlalu, hari ini adalah Rabu. Pagi menyingsing dengan sunyi. Suara dari layar monitor di ruangan tersebut begitu terdengar di telinga laki-laki yang sedaritadi menatap wanita di hadapannya. Wanita itu masih terlelap di ranjang dengan seprai warna putih, karena pengaruh obat biusnya belum juga hilang sejak tiga jam lalu.Laki-laki itu memperhatikan setiap gerak detak jantungnya melalui layar monitor berukuran sedang yang ada di samping ranjang. Sesekali ia mengamati setiap lekuk wajah wanita yang terbaring lemah dengan beberapa selang dan tabung yang menempel di tubuhnya.Ya, Dahyun baru saja selesai di operasi sekitar tujuh jam. Dan laki-laki itu yang mengoperasinya, karena ia adalah dokter pribadi wanita itu. Operasi berjalan dengan lancar, walaupun ada sedikit kendala karena wanita itu mengalami pendarahan dan golon
Bagaimanapun kaukedepannya. Aku, akantetapdisini dan akan selalu menunggumu kembali mengingatku.—Mark Lee -o- Matahari pagi menyingsing dengan sunyi hingga suara angin berhembus begitu terdengar di telinga. Di sebuah rumah sakit, seorang laki-laki sedang tertidur di ranjang sembari memejamkan matanya. Ralat! Tertidur pulas terlihat dari mulutnya yang sedikit terbuka. Sesekali dahi laki-laki itu mengernyit, seperti sedang bermimpi. Buruk mungkin? "Tidak! Itu tidak mungkin!" pekik laki-laki itu dan terbangun dengan napas yang terengah-engah. Iris cokelatnya menelusuri tiap sudut di ruangan tersebut.
Apa yang akan dilakukan wanita gila itu?Wanita gila —yang disebut oleh Mark dalam hati, terlihat sedang membidik Jeno. Mark tahu, tujuan wanita itu adalah untuk membuat Karina kehilangan orang-orang yang ia cintai. Jadi, Mark tak bisa membiarkannya begitu saja."JENO AWAS!" teriak Mark sembari melindungi Jeno dari peluru-timah panas yang bergerak ke arahnya. Ya, Mark mengorbankan nyawanya demi Jeno maupun Karina.BRUKK!Tubuh Mark terhuyung seraya timah panas itu tepat menembus dada sebelah kiri. Ia sudah tidak bisa menopang tubuhnya lagi dan terkulai lemah. Bahkan ia sempat tersenyum samar melihat Karina yang histeris berlari ke arahnya.Setidaknya, Jeno telah berjanji padaku akan menjagamu. Batin Mark."MAAAARRKKK!" teriak Karina, sahabat sekaligus cinta pertama Mark.Karina menghampiri Mark secepa
At Victoria General Hospital, Canada, 2021.Mark baru saja membuka matanya setelah -- kurang lebih seminggu tidak sadarkan diri. Ia mengerjap-ngerjap karena terkena sinar lampu yang cukup menyilaukan. Netranya menelusuri tiap sudut langit-langit serta dinding bernuansa putih. Ia melirik ke sebelah kirinya, terdapat sang Ibu dengan wajah yang terlihat sangat lega sekaligus bersyukur."Markeu-ya?" sapa Wendy –Ibu Mark. Senyum merekah dengan air mata, mendefinisikan betapa bahagianya ia melihat putra satu-satunya itu telah siuman.Mark mengedipkan matanya perlahan, tanda ia merespon sapaan Wendy. Masih agak sulit untuk Mark berbicara, ia harus menggerakkan bibirnya perlahan."Terima kasih ya Tuhan. Syukurlah kau sudah bangun sayang. Aemi sangat mengkhawatirkanmu. Kau tidak membuka matamu selama seminggu..." lirih Wendy sambil menggenggam tangan Mark yang tak terinfus.Hi
Bagaimana bisa aku melupakan cinta pertamaku disaat hatiku masih mengenangnya.—Mark Lee-o-Jam di dinding ruangan VIP yang di tempati oleh Mark, menunjukan pukul 10.15 pagi. Biasanya pada pukul 10.30, Dokter Kim datang untuk memeriksa keadaan Mark.Saat ini, Mark sedang membuka gallery di ponselnya. Ia menatap sebuah foto sejak beberapa menit yang lalu. Matanya tidak lepas dari objek tersebut. Caranya menatap seakan ia sedang menyampaikan rindu pada Karina Jung.Aku merindukanmu...Hingga sebuah suara menginterupsi Mark."Annyeonghaseyo Mark-ssi." Dokter bernama lengkap Kim Dahyun datang untuk memeriksa keadaan Mark.Mark pun mengalihkan pandangannya dari foto tersebut ke arah Dahyun. "Ne, annyeonghaseyo dok," sa
Dia, mulai mengisi hari-hariku. Tapi, hatiku masih tetap tertuju ke Seoul, tempat di mana cinta pertamaku tinggal.—Mark Lee-o-Dahyun melangkahkan kakinya menuju lantai VIP sembari mendorong kursi roda yang di duduki oleh Mark. Sepanjang lobi rumah sakit, Mark melamun --memikirkan perkataan Dahyun--.Perkataan dia ada benarnya juga, 'merelakan bukan berarti melupakan. Anda akan tetap memiliki ingatan di hati Anda tentang cinta pertama Anda, walaupun Anda sudah menemukan cinta sejati Anda kelak'. Batin Mark.Mark masih melamun hingga suara Dahyun menginterupsinya. "Mark-ssi. Kita sudah sampai di ruangan." Ia berpindah tempat yang tadinya di belakang Mark, menjadi di hadapannya."Ye? Aah kamsahamnida Dahyun-ssi."Dahyun membantu M
Bagaimanapun kaukedepannya. Aku, akantetapdisini dan akan selalu menunggumu kembali mengingatku.—Mark Lee -o- Matahari pagi menyingsing dengan sunyi hingga suara angin berhembus begitu terdengar di telinga. Di sebuah rumah sakit, seorang laki-laki sedang tertidur di ranjang sembari memejamkan matanya. Ralat! Tertidur pulas terlihat dari mulutnya yang sedikit terbuka. Sesekali dahi laki-laki itu mengernyit, seperti sedang bermimpi. Buruk mungkin? "Tidak! Itu tidak mungkin!" pekik laki-laki itu dan terbangun dengan napas yang terengah-engah. Iris cokelatnya menelusuri tiap sudut di ruangan tersebut.
Satu minggu telah berlalu, hari ini adalah Rabu. Pagi menyingsing dengan sunyi. Suara dari layar monitor di ruangan tersebut begitu terdengar di telinga laki-laki yang sedaritadi menatap wanita di hadapannya. Wanita itu masih terlelap di ranjang dengan seprai warna putih, karena pengaruh obat biusnya belum juga hilang sejak tiga jam lalu.Laki-laki itu memperhatikan setiap gerak detak jantungnya melalui layar monitor berukuran sedang yang ada di samping ranjang. Sesekali ia mengamati setiap lekuk wajah wanita yang terbaring lemah dengan beberapa selang dan tabung yang menempel di tubuhnya.Ya, Dahyun baru saja selesai di operasi sekitar tujuh jam. Dan laki-laki itu yang mengoperasinya, karena ia adalah dokter pribadi wanita itu. Operasi berjalan dengan lancar, walaupun ada sedikit kendala karena wanita itu mengalami pendarahan dan golon
Disarankansembarimendengarkanlagu,Paper Umbrella -Yesung.-o-"Bisakah kita bicara sebentar. Ini mengenai transplantasi hati Dahyun," sahut Mark.Lino menyerngit, tapi dengan cepat ia mengangguk. "Baiklah, ikut ke ruanganku sekarang," ucap laki-laki itu dan berjalan berdampingan dengan Mark.Mereka berjalan dengan sedikit tergesa-gesa untuk sampai ke ruangan. Sesekali Mark meremas-remas kedua telapak tangannya, tanda ia sedang khawatir dan gelisah.Di benaknya, hanya ada kalimat,jikaitu
Akusangatberterimakasihkepadamu, yangmemperlakukankubagaikansekuntumbunga,saatkehidupanbegituberat.—Kim Dahyun. -o- Di hari Sabtu yang cerah itu, Dahyun terlihat sangat senang karena beberapa alasan. Pertama, ia senang karena ini adalah hari di mana ia akan pergi berjalan-jalan bersama dengan Lino. Kedua, karena ia baru saja mendapat kabar baik dari Lino bahwa ia dan laki-laki itu akan segera pindah tugas di rumah sakit Seoul. Saat ia sedang berjalan cepat menuju taman belakang
Dengarkanlagu,'If It's You - JungSeunghwan'(Lagu yangmenggambarkanperasaanseorangLee Know. ChapterinibeberapajamsebelumkencanMark danDahyundi chaptersebelumnya.)***They say you'll be happy when you fall in loveWho said that?Because I only know a loveThat looks at you from behind-o-
Disarankansambilmendengarkanlagu,'Because of You - LeeHyun'***When the right man walks into your life and loves you the way you deserve to be loved, you whole perspective on life will change.-o-Di jalan SimniCherry Blossom, kawasan Kuil Ssanggyesa. Mereka berdua berjalan berdampingan dan saling berpegangan tangan. Sang lelaki tidak henti-hentinya menatap sang wanita di sampingnya yang begitu riang. Senyum di wajah wanita itu bila diibaratkan seperti bunga-bunga sakura yang baru saja bermekaran, menambah kecantikan di wajah
Maafkanaku,CintaPertamaku,tapiakubosan. Akubutuhpergisupayabisamerasalagi.—Mark Lee. -o- At, Seoul. Suara kendaraan yang bising dan saling bersahutan dengan semilir angin. Matahari pun tampak tidak malu-malu untuk menunjukan sinarnya. Di kota Seoul, distrik Gangnam, seorang laki-laki sedang merasakan hangatnya sinar mentari pagi dengan pemandangan kota yang hiruk pikuk orang berlalu-lalang dan sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Laki-laki i
Dahyun mengerjap-ngerjapkan matanya karena silau dengan sinar lampu di ruangan tersebut. Matanya menelusuri setiap sudut, memperjelas penglihatannya dan mencerna pikirannya. Ada di mana ia sekarang.Tidak menunggu lama untuk mencaritahu di mana wanita itu sekarang. Pintu ruangan tersebut terbuka dan menampilkan sosok Lee Know lengkap dengan jas dokternya."Oppa? Aku di rawat inap lagi?" tanya Dahyun pada Lino.Laki-laki itu menghampiri Dahyun dengan senyuman yang terpancar dari wajah tampannya. Namun, dibalik itu, tersimpan kesedihan yang mendalam setelah mengetahui hasil dari biopsi hati yang baru saja dilakukan beberapa jam lalu —dua jam."Hmmm, kau tidak sadarkan diri lagi tadi. Apa masih pusing?" sahut Lino dan bert
Di sarankan sambil mendengarkan lagu'A World That Is You - Yoon Mi Rae'***Menahan air matamu dan membalikkan badan, seakan kau tidaklah lemah.—Kim Dahyun.-o-Ningning sedikit berlari menuju apartemen Dahyun. Wanita itu tidak henti-hentinya menggerutu kesal karena Mark telat bangun, dan berakhir dengan ia yang menjemput Dahyun.Sedikit tergesa-gesa, Ningning keluar dari lift dan tiba di depan pintu apartemen Dahyun. Wanita itu menekan bel yang terdapat di samping pintu --berkali-kali. Namun, tidak ada sahutan sama sekali.Dengan gerakan cepat, Ningning membuka tasnya dan mengambil ponsel untuk m