Nanda melihat ke arah belakang, tepat saat Raga menatap sedih ke arah dirinya dan Irene yang berwajah kesal memberinya tatapan permusuhan.
Untuk sekali lagi,perempuan itu ada di posisi seperti sekarang, persis sepuluh tahun yang lalu.Saat Dia dengan egois berusaha merebut Rafa dari Irene dan tidak memperdulikan perasaan Raga terhadapnya.
Mereka seperti mengulang masa lalu yang belum selesai padahal status mereka sudah berbeda. Irene dan Raga sudah menikah. Sedangkan Rafa, Lelaki itu sudah mengakuinya sebagai kekasih.
Nanda berdiri menatap Rafa yang mendorong motor, mendekatinya.
"Langsung pulang?, "tanya perempuan itu.
"Emang mau ke mana? udah jam sembilan."jawab Rafa.
" Makan nasi goreng, aku lapar, "tukas Nanda.
***
Mereka kini sedang menikmati nasi goreng di sebuah kedai, tak jauh dari apartemen Nanda. Rafa lebih banyak diam. Nanda tidak suka. Dia takut hal tersebut dikarenakan Irene.&nb
Nanda tidak habis pikir kenapa hari ini seorang yang bernama Raga Wicaksana datang menemuinya?. Mengajak makan siang bersama. Di sebuah restoran tidak jauh dari kantor.Nanda mengiyakan ajakan Raga atas dasar kesopanan lagipula dia meminta Desi untuk ikut bersamanya, seperti biasa."Jadi, Anda itu calon adik ipar teman saya?," celetuk Desi di sela waktu makan.Raga tidak menjawab, hanya tersenyum."Baru tahu kalo Rafa punya seorang adik, CEO perusahaan pula, ngga nyangka gue,"tambah Desi." Ada satu lagi adiknya, di Bandung, Restu, "ucap Nanda."Jadi yang kemarin ke Bandung, nemuin Dia?, " tanya Desi.Raga termenung mendengar hal itu.Nanda mengangguk.Raga menatap dua perempuan di depannya silih berganti. Dia hanya menguping obrolan keduanya.Ingin mencari celah untuk membuka pembicaraan dengan Nanda tapi Desi seperti tidak memberinya kesempatan."Oh ya,
Hingga keesokan harinya, Nanda masih tidak bisa menghubungi nomor Rafa.Perempuan itu tentu saja sangat khawatir. Alhasil, sepanjang hari itu, dia menjadi uring uringan di tempat kerja. Menjelang sore, Nanda mendapat pesan dari nomor asing. Yang mengatakan ingin bertemu dan berbicara. Perempuan itu tidak menyangka sama sekali, bahwa pengirim pesan itu adalah dari seseorang yang dulu pernah membuatnya terpuruk di masa remaja dulu. Mereka bertemu di ruangan khusus direksi sebuah kantor penerbitan buku. Sama seperti pertemuan pertama mereka, dulu beberapa tahun yang lalu. Wanita di hadapannya tidak berubah, tetap cantik meskipun usianya sudah tidak muda lagi. "Saya tidak menyangka akan bertemu kamu lagi, "ucap wanita itu. "SAMA, " kata batin Nanda. "Langsung saja, semalam saya tidak bisa tidur setelah melihat rekaman video perkelahian kedua anak saya.setelah ditelusuri ada kamu lagi sebagai penyebab."
Rafa keluar dari kamar tidurnya sekitar pukul sebelas malam. Lelaki itu hendak menuju dapur dan menemukan dua orang sedang berada di ruang televisi."Baru bangun ,Lu?," tanya seorang Lelaki yang tampak sedang melihat foto foto di Kamera."Ya,"jawab Rafa singkat.Setelah mengambil air minum di kulkas, Rafa berjalan mendekati orang tersebut bermaksud tukar pikiran sebagai sesama photograper.Tapi melihat sosok yang berbaring di sofa dan hanya memakai kemeja saja, Rafa mengurungkan niatnya." Tidur ,di kamar bawah!, "perintahnya kepada perempuan yang dulu berstatus tunangannya." Biarin, aku mau nungguin Ananta di sini. "Rafa berbalik menuju ke lantai dua lagi."Oh ya, tadi ada yang nyari, cewek dari rumah sebelah."Rafa berhenti kemudian bertanya"Kapan?. ""Pas aku cuci piring, jam tujuh mungkin. " jawab Amara.Rafa menghela nafas gusar saat melihat jam
Rumah kembali sepi, kedua orang tamunya sudah pergi. Rafa berada di balkon kamar sambil termenung. Saat ini, sudah hampir dua puluh empat jam dia kehilangan jejak dari seorang Nanda. Rafa membuka tas ransel yang selalu Ia bawa saat bekerja. Mengambil sebuah benda berupa buku yang sudah hampir dua bulan ini setia menemani kesehariannya.Perlahan dia membuka halaman yang ia tandai saat terakhir membaca buku. Halaman yang bercerita mengenai Kencan sepasang kekasih di atas kereta dan pernyataan cinta sang Lelaki kepada perempuannya di depan orang banyak. Seharusnya, mereka melalui cerita di halaman berikutnya yaitu makan malam yang romantis di tempat yang tidak biasa. Dan rencananya Ia akan mengajak Nanda untuk makan di pinggir pantai menikmati suasana malam. Karena tidak dapat melakukan hal itu. Rafa membaca halaman selanjutnya, terus sampai di pertengahan buku. Lebih banyak mengenai keluh kesah dan curahan hati p
Rafa tetap dalam posisi terkapar di parkiran kantor Davi, hari sudah gelap. Lelaki itu menutup kedua matanya dengan siku tangan kanan. Air yang jatuh dari langit secara perlahan, tidak membuatnya bergeming. Bersama gerimis yang turun membasahi bumi saat itu, Rafa menyadari, untuk pertama kali, Dia menangis karena seorang perempuan. Dengan motornya, Rafa meninggalkan tempat itu. Dia ingin menemui seseorang. Sudah lama sekali tidak bertemu dengannya. Lagipula sebentar lagi dia akan kembali bekerja di tempat Papa, jadi Rafa harus memberi kabar dulu kepada Mamanya. Seorang asisten rumah tangga menyambut kedatangannya. Dia terkejut melihat anak majikannya datang di malam hari dalam keadaan baju yang basah dan kotor. "Ganti baju dulu, di kamar masih banyak baju Mas Rafa." "Terima kasih, Bi. Mama di mana?," tanya Rafa. "Masih di ruang kerja." Rafa berjalan menuju ruang kerja Ibunya tanpa mengganti baj
Ada banyak pesan dan panggilan dari beberapa orang saat Nanda mengaktifkan kembali ponsel. Dia hanya membuka satu roomchat, milik Desi.Ada pesan yang bertanya tentang alasan pengunduran dirinya dari kantor, info mengenai tanggal pernikahannya dengan Arpan dan paling terakhir, Desi malah memberitahukan kedatangan Raga ke kantor dan juga Rafa yang bolak balik mencari dirinya.Nanda tidak membalas satupun pesan dari Desi. Karena pikirannya teringat kembali dengan dua sosok Kakak beradik pemberi rasa luka di hatinya.Yang satu, sangat tidak tahu diri , sudah punya istri secantik bidadari masih mengusik dirinya.Yang satu lagi lebih parah, bermain main dengan perasaan cintanya kemudian pura pura jatuh cinta padahal masih berhubungan dengan masa lalu.Dua duanya tidak pernah mencintainya.Yang satu manusia penuh ambisi dan tidak mau kalah.Yang satu lagi merasa mencintai karena terlebih dahulu dici
Hidup terus berlanjut.Dua minggu sudah, Rafa menduduki posisi penting di Perusahaan menggantikan ayahnya. Kini Dia menjabat sebagai Chief Financial Officer, CFO, atau Direktur Keuangan. Di hari pertama Rafa sudah membuat ulah dengan memecat sekretaris wanita yang disiapkan pihak kantor dan menggantinya dengan seorang pria muda yang merupakan bawahannya dulu saat menjadi CEO. Posisi yang kini dipegang oleh Raga. Tidak mau ada pesta penyambutan atau serah terima jabatan atau acara sejenis, Rafa langsung bekerja dan mulai menghitung berapa hari lagi ia bisa bebas dari semuanya. "Bagaimana kabar hari ini di kantor?," tanya Radian saat mereka berdua makan malam di kediamannya. "Sama saja, seperti biasa. " jawab Rafa seadanya. "Jika ada sesuatu yang mencurigakan, katakan saja." "Mencurigakan bagaimana?." "Situasinya beda sekarang, Irene punya pengaruh besar di kantor, lihat dan cermati." "Kesimpu
Sabtu malam sekitar pukul sebelas, Rafa mendapat pesan dari nomor Amara yang mengabarkan bahwa ada hal penting yang ingin perempuan itu bicarakan.Rafa tidak membalas pesan tersebut, dia sudah tidak ingin berurusan lagi dengan Perempuan yang sudah dikenalnya sejak kecil itu.Amara yang mempunyai hubungan cinta dengan adik angkatnya. Dan menjadikan Rafa sebagai tameng hingga bersedia untuk menjadi kekasih, bertunangan dan menjalani hubungan jarak jauh.Atas dasar apa Rafa bersedia melakukan semua itu untuk Amara? . Karena rasa bakti dan hormat kepada ibunya, Larasati.Lagipula,siapa yang tidak ingin punya istri sekelas Amara. Hanya saja, di tengah jalan, Rafa kembali dipertemukan dengan perempuan labil yang ia sangka sudah melupakan tapi ternyata masih menjadikannya pujaan hati.Sebuah pesan datang lagiAmara : Orang tua minta kita lanjut menikahAmara : jawab, Raf