Share

Bianglala

Penulis: Hana Nury
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-10 17:03:34

Rafa mendekat ke arah tiga orang tersebut.Nanda, Davi dan anak perempuan berambut ikal yang sedang memakan es krim. Mereka yang sedang duduk di kursi besi menatap  ke arah Rafa yang tinggi menjulang. 

"Udah beres?" tanya Nanda

"Iya"jawab Rafa singkat. 

"Om siapa?" tanya anak perempuan itu kepada Rafa. 

"Temen papa, ayo kenalan." Davi yang menjawab. 

Rafa mengulurkan tangan kanan dan segera disambut oleh anak tersebut yang kemudian turun dari kursi. 

"Namaku Alisa, anaknya papa Davi, nama Om siapa?"

"Rafa."

"Om Rafa tinggi sekali, sama Papa tinggian siapa?"

"Ngga tahu." Rafa mengusap kepala Alisa. 

Davi beranjak kemudian berdiri di samping Rafa. 

"Coba lihat sendiri." Davi berbicara kepada putrinya. 

"Lebih tinggi Om Rafa."jawab Alisa setelah mengamati kedua pria dewasa di depannya. 

Suara dering ponsel terdengar. Milik Davi. Sebuah

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Never Been Loved   Antara Kemang dan Pantai Sanur

    Seharian ini Rafa melalui hari dengan mood yang anjlok setelah kedatangan ayahnya di pagi tadi.Apa katanya? Meninggalkan dunia fotografi?.Kalau bermain gitar memang sudah sejak dulu Ia menyerah. Tapi hidup tanpa memegang kamera, HAMPA. Umur sudah hampir tiga puluh masih dianggap seperti bocah kemarin sore.Rafa benci kenyataan bahwa dia anak sulung, padahal ada Raga yang walaupun anak kedua, sudah memperlihatkan dedikasinya untuk nama baik keluarga dan perusahaan. Dari sekian perintah ayahnya tadi pagi.Hanya masalah mencari perempuan sebagai calon istri yang menurutnya masuk akal.Apalagi perempuan itu sudah ada di depan mata dan mungkin saja dia adalah jodoh yang dipilih Tuhan untuknya. Rafa menghubungi nomor perempuan itu. ingin bertemu.Supaya hari ini tidak terlalu buruk. Ada bahagia bahagianya. "Lagi ngapain?." Rafa langsung bertanya saat telpon tersambung. "Baru pulang, mau mandi." "Gue ke situ, ya?."

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-11
  • Never Been Loved   Cinta Masa Lalu part I

    Mobil Pajero hitam yang ditumpangi Nanda melaju kencang di jalan bebas hambatan menuju daerah Bogor. Di samping perempuan itu tampak Davi yang duduk dengan kepala bersandar ke belakang jok mobil. Masih hangover sepertinya.Di depan, seorang pria berpakaian serba hitam tampak fokus mengemudikan mobil.Nanda menarik nafas lalu menghembuskannya dengan perlahan. Untuk mengurangi rasa takut dan tegang yang melandanya.Davi memaksa dirinya ikut ke suatu tempat. Menemui seseorang yang katanya sangat penting dan juga karena orang tersebut sedang sakit.Nanda yang ketakutan, awalnya menolak tapi Davi meyakinkan dirinya bahwa orang tersebut juga sangat ingin bertemu dengannya.Selama puluhan tahun menunggu, untuk bertemu. 'Siapa?'. Nanda penasaran setengah mati.Mobil berhenti di sebuah bangunan semacam vila di daerah Puncak. Nanda melihat Davi masih memejamkan mata.Supir membuka pintu untuk keduanya.Nanda sudah berdiri di depan

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-13
  • Never Been Loved   Cinta Masa Lalu part II

    Kesempatan tidak pernah datang dua kali.Kata siapa?.Rafa tidak percaya kalimat tersebut.Karena untuk urusan Nanda, Tuhan sudah memberikannya banyak kesempatan.Lagi dan Lagi. Saat SMA dulu, Rafa disibukkan dengan Nanda yang selalu bertandang ke kelasnya.Dengan berbagai alasan.Minta diajarin main gitar, memberi bekal makan siang, ngajak pulang bareng.Padahal saat itu Rafa sudah ada pacar, Nanda tidak peduli.Orang di sekitar mereka menjuluki perempuan itu si Muka tembok. Di masa kuliah, Nanda menyusul Rafa untuk berkuliah di Universitas yang sama, hanya Fakultas yang berbeda.Perempuan itu ikut kegiatan kampus yang sama yaitu Fotografi. Rafa tidak pernah mempermasalahkan Nanda yang terus mengikutinya.Karena menurut Dia, menyukai lawan jenis adalah hak segala manusia. Hingga kesempatan datang lagi saat Ia membeli sebuah rumah sebagai tempat berteduh dan Nanda tinggal tepat di sebelah rumah tersebut. Sekarang, Kesempatan itu

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-14
  • Never Been Loved   Double Date

    Desi dan Nanda memperhatikan Rafa yang baru saja melempar bola bowling ke arah pin pin. Bola itu menggelinding lurus dan STRIKE. Semua pinnya terjatuh. Rafa berseru puas, tubuhnya berbalik dan menatap Nanda sekilas, sebelum duduk menggantikan Arpan yang berdiri menuju keranjang bola."Ehem, si Rafa girang banget deh, kapan jadiannya?" tanya Desi kepada Nanda yang sedang melihat ke sekeliling Bowling center di daerah Ancol tersebut."Semalam" jawab Nanda singkat."Akhirnya, ngga jomblo lagi temen gue.oh ya, main di sini kalian yang traktir, kan? Pajak jadian.""Iya, tenang aja. Rafa yang bayar. Gue ogah."Desi bertepuk tangan, melihat Arpan berhasil menjatuhkan semua pin juga."Lo sendiri, seneng ngga jadi cewek dia?"tanya Desi lagi." Kelihatannya?"Nanda malah balik bertanya."Lemes banget, gapapa kali, gue support Lo berdua jadian, waktu itu kan Dia ada tunangan, makanya gue benci."Desi meng

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-18
  • Never Been Loved   Cinta Monyet

    "Mobil siapa? merah begitu" tanya Nanda sesaat setelah turun dari boncengan motor."Raga"jawab Rafa singkat.Nanda mencoba mengingat sosok bernama Raga.Yang terlintas adalah seorang anak lelaki yang dulu pernah satu tempat kursus piano dengannya, saat Sekolah Dasar dulu.Anak lelaki yang ternyata adalah adiknya Rafa." Raga Wi?."Rafa terkekeh mendengarnya, nama panggilan adiknya di dunia pergaulan.Di atas teras nampak satu sosok berdiri memakai kemeja abu abu yang yang bagian lengannya digulung sampai siku dan celana panjang hitam.khas orang kantoran.Berbeda dengan Rafa yang memakai jeans hitam, kaos hitam dan jaket. outfit keseharian."Waah, abis kencan sepertinya."ucap Raga menatap keduanya."Ngapain kemari? "tanya Rafa sambil membuka pintu rumah.Raga tidak menjawab, dia fokus memperhatikan perempuan berambut panjang yang digandeng Kakaknya." Apa kabar, N

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-19
  • Never Been Loved   Aku Kenapa?

    Raga dan mobilnya sudah berlalu.Hari sudah mulai gelap, sekitar jam enam sore.Rafa mengingat perempuan yang sedang menunggu di lantai atas. Nanda tampak memainkan ponsel saat Rafa membuka pintu kamar. Wajah perempuan itu terlihat kesal. "Ayo, mau pulang sekarang? atau nginep?" tanya Rafa cengengesan. "Kenapa tadi aku dikurung?,"protes Nanda. Rafa menghela nafas. " Tadi urusan keluarga, penting."jawabnya. "Ooh, aku kirain kamu malu." "Malu kenapa? " "Malu pacaran sama aku, cewek mendang mending, ngga ada bagus bagusnya. daripada jomlo, kan. Lumayan daripada gabut." ucap Nanda bertubi tubi. "Lo kenapa, sih? " "Coba kamu ada di posisi aku.Begitu ketemu keluarga tapi aku suruh kamu diam seperti tahanan gini. Ngga boleh keluar. apa yang kamu pikirin? " "Masalahnya, yang datang tadi itu Raga." "Aku juga tahu yang tadi itu Dia.teman les pianoku dul

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-20
  • Never Been Loved   He Just Into You

    Sabtu pagi, Rafa mengajak Nanda ke suatu tempat dengan menumpang kereta api. Dari stasiun Pasar Senen menuju Kiaracondong di daerah Bandung.Menumpang kereta api Serayu, mereka berangkat dari Jakarta sekitar pukul sepuluh. Rafa dan Nanda duduk berhadapan di kursi yang merapat ke jendela dan terhalang meja kecil di depan keduanya.Kaki kiri Rafa menyebrang hingga ke samping kursi Nanda. Suasana kereta memang sepi penumpang. "Aku baru pertama kali naik kereta,"ucap Nanda sambil melihat ke arah jendela. " Makanya aku ajak jalan jalan, biar tahu rasanya." "Seru juga." Rafa tersenyum kemudian menggerakan kamera ke arah Nanda. "Foto terus dari tadi, "protes Nanda. "Mumpung lagi bagus. Nanti aku kasih judul. Perempuan cantik di atas kereta api." Nanda tersenyum, lalu mengambil ponselnya.membuka aplikasi kamera dan mulai mengambil gambar Rafa. "Foto berdua Yuk!." Rafa berpindah ke sampi

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-21
  • Never Been Loved   Jungkir Balik

    Rafa dan Nanda pulang ke Jakarta dengan menggunakan kereta kembali. Dari Stasiun Kiaracondong mereka naik kereta Serayu malam pada pukul satu dini hari.Setelah puas bermain dan jalan jalan hampir seharian di kota Bandung. Sekarang mereka ada di dalam kereta yang sepi penumpang. Rafa dan Nanda duduk bersebelahan, saling berpelukan karena cuaca yang dingin."Kira kira sampai jam berapa di Jakarta?, " tanya Nanda."Jam empat mungkin."Nanda melihat ke arah jendela. Kereta sedang melewati area perbukitan di daerah Plered Purwakarta,gelap gulita."Kalau malam, jadi serem gini ya, jembatan gantung yang tinggi, udah lewat belum ya? " Nanda yang penakut menjadi sedikit cemas."Udah tadi, bentar lagi Cikampek, Karawang, Bekasi, terus Jakarta. ""Kalau lewatin kota atau perkampungan, aku ngga takut. banyak lampu. Oh ya, terowongan seperti tadi siang, udah? "Tepat saat Nanda menanyakan itu. Kereta masuk ter

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-21

Bab terbaru

  • Never Been Loved   56. Karena Cinta juga

    Nanda membayar sejumlah uang kepada kasir Rumah Sakit untuk keperluan Papa Hendra. Walaupun memakai asuransi kesehatan, ada beberapa alat dan obat yang harus dibeli secara mandiri. Sekarang Hendra ada di ruang Hemodialisa ditemani Irawaty yang kebetulan sedang istirahat. Perempuan itu bekerja di rumah sakit tersebut sebagai perawat di Poli penyakit dalam. Rafa yang tadi menemani mertuanya tampak duduk di antara Alva dan Alvi.Hari ini Lelaki itu sengaja meliburkan diri dan meminta Farhan menggantikan tugasnya di lokasi pemotretan. Nanda berjalan menuju ruang Hemodialisa, melewati ketiga lelaki yang tampak asik melihat ponsel yang menampilkan sebuah game petualangan. Terdengar suara Papa di telinga Nanda yang sedang memberikan alat dan obat tadi kepada perawat jaga di ruangan itu. "Pulang dari sini, Papa ingin berkumpul bersama di rumah, telp

  • Never Been Loved   55. Karena Cinta

    "Jadi untuk cover, Kamu sudah polling ke pembaca di aplikasi? Yang mana pilihan mereka?, " tanya Larasati.Nanda mengangguk sambil menujukkan pilihan pertama dari gambar cover yang seminggu lalu dikirim pihak editor dan desain grafis.Kedua orang itu juga tampak berada di sana mengikuti meeting hari ini. Mba Tia sebagai editor dan Mas langit yang membuat desain cover untuk novel pertama Nanda."Oh ya, katanya udah open PO juga?, " Larasati kembali bertanya"Sudah, kemarin hari terakhir, "jawab Nanda." Dapet berapa?. "Nanda membuka buku catatan yang berisi daftar pembaca yang mengikuti PO novel miliknya."Ada 186 orang yang sudah transfer. "jawab Nanda."Kamu ngurus sendiri?, " tanya Mba TiaNanda mengangguk."Hebat" Kata Mba Tia kemudian."Sarjana

  • Never Been Loved   54. Dunia milik bersama part II

    Hari ini adalah hari terakhir Rafa berada di ruang kerja Bendahara Keuangan di Perusahaan milik Radian.Semua berkas pengunduran diri dan segala macamnya sudah dikirim pihak HR. Azka menyimpan benda itu di meja bossnya."Bagaimana reaksi pihak manajemen mengenai laporan keuangan yang kita kirim kemarin, " tanya Rafa kepada asistennya itu."Beragam, untuk lebih jelas, kita lihat respon mereka di rapat nanti siang, Pak.""Sepertinya Aku tidak harus hadir, Papa sebentar lagi datang, Kamu dampingi Dia.""Bapak mau ke mana? Saya pikir laporan itu hasil kerja keras Bapak selama tiga bulan bekerja di sini, Anda harus dapat penghargaan karena bisa membereskan tata cara pengelolaan keuangan yang semrawut."Rafa terkekeh mendengar Azka berbicara seperti itu, menurutnya terlalu berlebihan."Raga tidak mungkin membiarkan perusahaan ini menjadi bangkrut,

  • Never Been Loved   53. Dunia milik Bersama Part I

    Malam itu Nanda sedang menonton drama Korea, di ruang tengah, berbaring di sofa baru. Sebuah panggilan video terlihat di ponsel, dari Desi.Nanda menekan tombol hijau."Lagi ngapain pengantin baru?, " tanya Nanda secepat kilat, dia tidak mau keduluan.Desi pasti mau pamer."Honeymoon doooong, nih lihat." Desi memutar kamera handphone, terlihat suasana Jalan Malioboro, sedikit ramai."Udah berapa hari di Jogja?." Nanda bertanya tanpa menyadari Rafa menghampiri dan langsung menindih tubuh istrinya yang telungkup dengan mata fokus menatap hape. Desi yang teriak"HEI, mau ngapain tuh, Laki Lo?. "Rafa yang terkejut, segera bangkit dan berpindah ke sofa yang lain. Dia melempar bantal sofa ke arah istrinya."Wah, KDRT nih, " teriak Desi lagi."Tau, kebiasaan, dibiarin ngelunjak. " Nanda merapikan rambut yang berantakan karena ulah Rafa."Lusa gue pulang, cape udah dua minggu keliling Jawa. " De

  • Never Been Loved   52. Dulu dan Kini

    "Maaf." Nanda menatap wajah Rafa yang sedang memakan nasi goreng yang dibeli saat perjalanan pulang."Makan dulu. " Rafa menunjuk mie goreng milik istrinya yang tersisa setengah.Lelaki itu kemudian menukar kedua makanan tersebut. Dia berusaha menghabiskan mie yang masih banyak dan istrinya memakan nasi goreng yang sisa sedikit.Rafa mengambil ponsel, ada pesan balasan dari papa yang mengabarkan bahwa Lelaki itu sudah ada di rumah begitu juga dengan asisten rumah tangga dan petugas keamanan yang tadi tidak kelihatan satu pun batang hidungnya."Kamu masih marah?, " tanya Nanda lagi."Siapa yang marah?." Rafa membereskan bungkus makanan dan melemparnya ke arah tempat sampah. Nanda mengikuti arah lemparan. Tepat sasaran."Jadi galak, aku takut, " ucap Nanda pelan."Kamu ngga nurut, jangan buka pintu, apalagi tamu lelaki. ""Iya, maaf. ""Ngomong apa Dia?.""Kita baikkan, jangan musuhan, gi

  • Never Been Loved   51.Cinta Lama sudah Kelar

    Rafa yang berada di balik kemudi melihat ada panggilan telpon dari adiknya, Raga. Suasana jalan yang mulai sepi memudahkan lelaki itu untuk segera menepi. Menjawab panggilan itu segera."Maminya Irene meninggal,kita bertemu di rumah, " Kata Raga di detik awal panggilan tersambung."Banyak orang di sana, gue ngga mau mancing keributan. ""Cari sendiri kalau begitu. ""Di mana Lo sembunyikan istri gue, Hah?. ""Temukan sendiri, seperti yang Lo minta,gue tidak akan lagi mengusik Kalian. "Panggilan berhenti.Rafa mencari kontak nama lain. Seseorang yang kemarin berseteru dengan istrinya di gedung resepsi. Panggilan tersambung setelah beberapa saat menunggu. Tiba tiba ada keraguan, Rafa yang kebingungan menutup kembali panggilan dan beralih menelpon adik dari perempuan itu."Kenapa?. " tanya Lelaki bernama Ananta merasa heran mendapat telpon dari teman sekaligus rivalnya tersebut."Lo di Jakarta?.""Iy

  • Never Been Loved   Menemukan Takdir part II

    Aktivitas pagi di rumah baru, sendirian, karena suami bekerja. Nanda mencuci semua pakaian kotor milik Dia dan Rafa yang menggunung kemudian menjemurnya di lantai atas hingga tampak berderet.Pukul satu siang, setelah memakan mie instan, perempuan itu membuka satu tas ransel milik Rafa.Tadi pagi dia menemukan harta karun di sana. Buku diary miliknya, ternyata lelaki itu membawa benda itu ke mana mana di dalam tas yang selalu Ia bawa saat pemotretan atau pergi ke suatu tempat.Ada beberapa coretan di setiap lembar tulisan atau halaman, termasuk untuk bagian judul. Rafa menutup kata NEVER dengan tulisan ALWAYS.Coretan dan komentar di beberapa halaman berbentuk tulisan tangan yang sedikit berantakan, tidak terlalu bagus, sepertinya disengaja. Biar dibaca dan terkesan lucu.Komentarnya tidak jauh dari KataApaan nih?, Galau terus, Halu pasti, bangun! Jangan mimpi, Nangis lagi, Lucu juga, mending tidur, Kenapa lagi? ,Bet

  • Never Been Loved    Menemukan Takdir part I

    Amara mengikuti langkah Rafa yang akan mengantarnya sampai ke taksi online yang dipesan Lelaki itu. "Kamu masih lama di sini? , Aku bisa nunggu padahal, pulang sama sama." Perempuan itu mempercepat langkah agar sejalan dengan Rafa yang tampak terburu buru. "Aku sudah ada janji. " Rafa melihat ke arah ponsel, mobil xenia hitam sudah datang , sesuai dengan yang tertera di aplikasi. "Itu mobilnya!," tunjuk lelaki itu. "Oh ya, soal istriku, tolong hargai Dia, Apa yang terjadi dengan hubungan kita di masa lalu, itu kesalahanku. " "Istri?. " "Nanda, aku sudah menikahinya. " Rafa berlalu, kembali masuk ke gedung resepsi, mengabaikan Amara yang masih terkejut dengan apa yang didengarnya. *** Rafa dan istrinya sudah check out dari hotel, dan sesuai keinginan Nanda harusnya mereka akan mulai tinggal di apartemen milik perempuan itu. Tapi ternyata Rafa punya rencana lain, saat mereka berdua ting

  • Never Been Loved   Suami orang lebih hijau

    Desi dan Arpan sudah sah menjadi sepasang suami istri tadi pagi. Sore ini waktunya resepsi. Rafa yang tugasnya sudah digantikan fotografer lain dari pihak Wedding Organizer terlihat duduk santai sambil makan hidangan khas acara pernikahan. Davi yang datang bersama Mutia dan Alisa menghampiri lelaki itu, ingin berkumpul sebagai keluarga. "Istri Lo mana?."Davi menanyakan keberadaan adiknya. "Dipanggil Desi, tuh ada di Pelaminan. " Rafa menunjuk Nanda yang berdiri di samping kiri Desi. Beberapa orang tamu sedang mengantri untuk bersalaman. "Ooh, kirain tadi siapa yang jadi bridesmaid."ujar Mutia. Rafa melambaikan tangan pada Nanda. Menyuruh perempuan itu turun. Dua orang kakak Arpan akan menggantikan posisinya. Nanda yang sudah ada di bawah, langsung memeluk Alisa. "Tante, katanya udah nikah sama Om?," tanya anak perempuan itu. "Iya, sudah. " "Kok aku ngga dia

DMCA.com Protection Status