Share

Bab 74

Penulis: FK_Fahira
last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-05 18:53:07

Pov Lidya

*

*

"Aaaa tidak! Lepaskan aku lepas!" Aku memekik ketakutan saat tangan berbulu dan perut yang membuncit dan hanya menggunakan celana kolor itu merabai seluruh tubuhku. Ada perasaan jijik dan mual saat membayangkan kalau aku harus melayani si bandot tua ini.

Deru napas lelaki itu terdengar begitu memburu, bahkan rasa mual itu semakin menjadi saat hembusan napas lelaki itu menyapu tengkuk leherku.

Di sinilah aku sekarang, di tempat yang asing dan jauh dari jangkauan mata manusia umum. Sebab, hanya orang-orang berduitlah yang bisa memasuki tempat ini.

Air mataku terus mengalir deras membasahi kedua pipiku tanpa bisa dikendalikan. Tubuh bandot tua ini terus saja menghentak area intimku dari atas.

Masih teringat jelas saat mami Zesy memaksaku untuk memakai pakaian seksi dan meriasku sedemikian rupa hingga merubah wajahku menjadi secantik artis papan atas.

"Mery! Cepat kau dandani perempuan ini, aku gak mau lihat dia kucel dengan wajah masamnya itu!" pekik mami Zesy pada seor
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Neraka untuk Adik Madu   Bab 75

    Pov Papa Pandu**"Bagaimana dengan operasinya, Dok?" Dengan cepat pertanyaan itu kulontarkan saat melihat dokter telah keluar dari ruang operasi yang menangani Pandu. Ponsel yang ada di genggamanku langsung kumasukkan ke dalam saku celana setelah kumatikan sambungan telepon dengan Vita. "Alhamdulillah, operasi berjalan dengan lancar. Tinggal menunggu pasien siuman," jelas dokter tersebut. Aku menghela napas lega lalu kuusap wajahku dengan kedua tanganku.Tangis Heny– istriku tak hentinya meraung-raung. Bahkan, berkali-kali Heny bersimpuh di kaki kedua polisi yang menjaga Pandu di luar ruangan bersama kami. "Pa ... tolong bebaskan Pandu. Berikan pengacara terbaik," ucap Heny yang tak hentinya membujukku sembari memegang lenganku. "Saya permisi dulu. Mari ...," pamit lelaki berpakaian khas seorang dokter tersebut. Selang beberapa jam, keadaan Pandu semakin membaik. Ia telah sadar dan dipindah alihkan ke ruang rawat inap. Aku dan Heny menunggunya, tak lupa ada dua orang polisi ya

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-05
  • Neraka untuk Adik Madu   Bab 76

    Pov Pandu***Di sini lah aku sekarang, duduk meringkuk di pojok sel tahanan meratapi nasib yang menimpa diriku. Sudah kehilangan satu biji telorku, ditambah dengan menggunakan baju yang bertuliskan tahanan pada bagian belakang punggungku. Entahlah ... kehancuran ini dimulai kala aku membawa masuk ke dalam tempat tinggalku bersama Vita. Sekarang yang ada di kepalaku adalah keadaan Lidya. Entah di mana Lidya sekarang berada. Jika ia masih di kontrakan, tentu ia akan sering mengunjungiku di rumah sakit waktu itu, namun Lidya sekali pun tak menjengukku. Hal itu tentu saja begitu menggangguku. Pikiran ini terus memikirkan keadaan Lidya yang entah di mana rimbanya. Tak mengapa jika ia kembali lagi bersama orangtuanya dan lebih memilih meninggalkanku daripada ia harus berada dalam kungkungan Tante Zessy."Ada pengunjung," ucap penjaga yang menjaga sel tahanan ini yang seketika menyadarkanku dari lamunan."Siapa, Pak?""Lihat saja sendiri!" ketus penjaga lapas berkumis tebal dan berperu

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-05
  • Neraka untuk Adik Madu   Bab 77

    Pov Lidya**"Lid, besok sudah mulai bekerja lagi. Kau mengerti? Besok sudah ada yang booking kamu," ucap Mami Zessy yang tiba-tiba sudah berada di ambang pintu, entah kapan pintu itu terbuka aku tak tahu, karena posisiku memunggungi keberadaannya.Sudah satu minggu lamanya kejadian itu berlalu, namun masih terekam jelas di ingatanku. Kejadian di mana Mami Zessy melelang tubuhku dengan harga tiga puluh juta. Hari itu, hari yang benar-benar membuatku terpuruk dan begitu hancur. Tak pernah terlintas dalam benakku kalau aku akan melewati hari-hari sebagai seorang wanita pemuas napsu para lelaki itu hidung belang. Setelah kejadian itu aku hanya bisa meratap dan menangisi nasib malang yang menimpa diriku. Hari-hariku penuh dalam linangan air mata. Andai, andai dan andai. Entah siapa yang harus kusalahkan dalam hal ini. Setelah hari itu berlalu, Mami Zessy memberikanku kesempatan untuk memulihkan tubuhku selepas aku melayani tamu kemarin selama satu minggu. Dan satu minggu itu kini telah

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-05
  • Neraka untuk Adik Madu   Bab 78

    "Darah!" pekik Indah sembari jemarinya menunjuk ke arahku. Aku mengedarkan pandang ke arah yang ditunjuk, terlihat darah segar mengalir melewati sela-sela kedua pahaku yang seketika membuatku membelalakkan kedua netraku. Area perutku semakin terasa seperti diremas-remas, sakit. Apalagi di bagian pinggang serasa ada yang menusuk-nusuknya. Aku meringis kesakitan, sesekali kugigit bibir bagian bawah saat rasa nyeri semakin menjadi. Rasanya begitu sakit. Sakit sekali. Baru kali ini aku merasakan rasa sakit yang amat luar biasa. Keringat dingin mulai keluar dari pori-pori kulitku. Tubuhku sedikit membungkuk dengan tangan meremas area perutku sembari mengeluarkan rintihan kesakitan. "Ayo kita balik. Kamu masih bisa jalan kan?" tanya Indah. Terlihat gurat kekhawatiran pada wajah itu. "Aku bantu jalan ya," ucap Indah yang kubalas dengan anggukan. Akhirnya aku mulai berjalan, tentunya dengan tubuh yang tertopang oleh tubuh Indah. Rasa sakit ini semakin menjadi hingga membuat langkah ini

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-05
  • Neraka untuk Adik Madu   Bab 79

    Pov Papa Lidya"Memang anakmu itu nggak bisa diatur sama sekali!" teriakku pada Hana– istriku. Perempuan hanya bisa menunduk sembari menautkan kedua tangannya ke depan. Terlihat perempuan itu telah memainkan ke sepuluh jemarinya. Mungkin ingin menutupi ketakutannya karena menyaksikan kemarahanku yang sangat luar biasa."Entah gimana pikiran anakmu itu. Sudah dicarikan lelaki yang berduit, malah kabur memilih si Pandu yang kere itu. Apa coba yang diharapkan dari lelaki itu?" ucapku dengan geram.Bagaimana tidak marah jika anak yang sudah diberikan kesempatan untuk hidup enak malah memilih neraka untuk masa depannya. Ia malah memilih menjadi PSK sebagai alat pelunas hutang. Sebagai orangtua tentu tak terima jika anaknya hidup sengsara. Bukankah lebih baik menjadi istri ke lima, tapi hidup penuh dengan bergelimang harta daripada hidup sengsara bagaikan di neraka? Toh meskipun menjadi istri kelima, Pak Gunawan bisa bersikap adil. Selain itu Pak Gunawan pasti bisa menjaga Lidya.Jika h

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-05
  • Neraka untuk Adik Madu   Bab 80

    "Aku istirahat dulu," pamit Parjo sembari bangkit dari tempat duduknya. "Pikirkan usulanku tadi. Lelaki tua itu telah mempermalukanmu pada mereka. Kau telah ditertawakan oleh tetangga-tetanggamu saat diusir dengan begitu hinanya," ucap Parjo sembari menepuk pelan pundakku. Terlihat Parjo melangkah meninggalkanku yang masih duduk termangu di kursi yang ada di teras rumah sembari menatap jalan raya yang telah terlihat sepi. Aku menghela napas berat lalu aku bangkit dari tempat dudukku, masuk ke dalam rumah dan langsung berjalan menuju ke kamar yang telah ditempati oleh Hana. Saat pintu itu terbuka, terlihat Hana sedang duduk dengan pandangan kosong menatap ke arah tembok kamar. "Belum tidur?" Perempuan itu tersentak kaget saat mendengar ucapanku. Sesaat kemudian netranya memandang ke arahku yang berjalan mendekat ke arahnya. Aku menghempaskan tubuhku duduk di samping Hana. Aku menoleh ke arah jam yang menggantung di dinding, jarum jam sudah menunjukkan pukul dua belas malam. Ter

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-05
  • Neraka untuk Adik Madu   Bab 81

    Pov Pandu**Sudah berbulan-bulan lamanya aku berada di dalam sel tahanan ini. Selama itu, belum ada sidang soal kasus yang membelitku. Aku hanya bisa duduk di sudut sel tahanan ini dan berharap semoga masa hukuman yang kujalani tidak terlalu lama. Selama berbulan-bulan di sini, Mama dan Papa sering mengunjungiku. Setidaknya setiap satu minggu sekali, kedua orangtuaku itu selalu menyempatkan diri untuk datang menemuiku. Walau hanya sekedar untuk memberikan kiriman makanan untukku. Biasanya kedua orangtuaku aku datang mengunjungiku setiap hari kamis. Entah kenapa mereka memilih hari itu. Setiap datang ke sini, aku selalu menanyakan soal keberadaan Lidya. Namun, berkali-kali aku tanya, mereka selalu menjawab jika Lidya tak diketahui di mana rimbanya. Aku semakin yakin jika Lidya ditangkap oleh germ* itu untuk dijadikan psk, karena Papa mengatakan jika orangtua Lidya pun juga tengah mencari keberadaannya. Beberapa kali orangtua Lidya melaporkan atas hilangnya Lidya. Akan tetapi, kas

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-05
  • Neraka untuk Adik Madu   Bab 82

    Pov Pandu**"Meskipun saya hanya seorang pembantu, saya juga harus memilih soal pasangan lah, Pak. Masa iya saya mau dijadikan istri kedua?""Pembantu?" tanya kami serempak. Lidya mengangguk cepat. "Iya, saya bekerja di sini sebagai pembantu. Tentunya atas keinginan saya sendiri. Bukan karena seperti yang dikatakan oleh dia kalau saya dijadikan alat pelunas hutang. Ini saya baru pulang belanja." Lidya memperlihatkan kantong kresek yang ada di tangannya. Terkejutlah aku dengan pengakuan yang Lidya kemukakan. Bagaimana mungkin ia mengatakan jika aku hanyalah sekedar teman yang sempat ingin memilikinya namun ia menolak? Bagaimana mungkin ia mengatakan jika ia di sini bekerja hanya sebagai pembantu. Aku yakin, pasti ada yang tidak beres di sini. Pasti Lidya disuruh dan diancam agar tidak mengatakan yang sebenarnya. Aku yakin Lidya dalam pengaruh tekanan. "Sayang, kamu jangan takut. Ada dua polisi di sini. Bicaralah dengan jujur. Katakan jika kamu diculik dan dijadikan psk di sini.

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-05

Bab terbaru

  • Neraka untuk Adik Madu   Ending

    Pov Pandu**Bertahun-tahun lamanya aku mendekam di balik jeruji besi karena kasus penculikan anak yang tak jadi itu. Selama bertahun-tahun itu pula aku hidup dalam penuh perasaan penyesalan. Apalagi aku hanya bisa memantau perkembangan Daffa melalui foto-foto yang ditunjukkan oleh Mama yang tentu saja membuat diri ini semakin sesak tiada terkira. Andai, andai dan andai. Andai aku tak melakukan perselingkuhan itu, pasti sampai saat ini aku hidup bahagia bersama keluarga kecilku. Hidup bersama Vita dan juga Daffa. Namun, penyesalan hanya tinggallah penyesalan. Tak berguna. Hukuman dengan beberapa tahun hidup di balik jeruji besi bagiku tak ada apa-apanya dibandingkan hidup dalam kungkungan sebuah penyesalan.Memang, kehancuran seorang lelaki akan terjadi jika ia telah menyakiti pasangannya. Dan aku telah membuktikannya. Soal Lidya, aku sudah tak tahu lagi bagaimana kabarnya. Perempuan itu tengah hidup bahagia di sana. Ia sedang menikmati perannya sebagai seorang psk. Tak bisa

  • Neraka untuk Adik Madu   Bab 89

    Pov Author**Dua orang polisi ditugaskan untuk berpura-pura menjadi pelanggan yang tengah mencari gadis belia pada Mami Zessy. Tentunya hal ini ada campur tangan dari Indah. Indah beralasan di hadapan mami Zessy jikalau kedua polisi yang tengah menyamar itu adalah salah seorang kenalannya yang berniat untuk mencari jasa esek-esek. Oleh sebab itulah Indah mengajaknya ke tempat dirinya bekerja dan bernaung selama ini. Kedua polisi yang menyamar itu pun masuk ke dalam club rahasia milik mami Zessy tanpa adanya kendala yang berarti. Cukup lancar sebab Indah lah jalur mereka masuk ke dalam sana. Hingga akhirnya kedua polisi itu benar-benar berada di dalam club di mana di dalamnya benar-benar seperti apa yang Indah ceritakan saat pelaporan kemarin. Diam-diam kedua polisi itu merekam setiap kejadian dan perbuatan orang-orang yang ada di dalamnya. Mulai dari penari striptis, para ladies escort peneman para pria hidung belang, serta model bug*l yang siap disewa bagi siapa yang berani memb

  • Neraka untuk Adik Madu   Bab 88

    Mendengar kalimat demi kalimat yang terlontar dari bibir Mami Zessy, seketika membuat dadaku terasa bergemuruh dengan hebat dan tanpa sadar tanganku terkepal dengan kuat. "Bagaimana pun caranya, kalian harus berhasil menyingkirkan Indah secepatnya. Perempuan itu sudah tak guna. Penyakitan pula. Jika penyakit yang diidap oleh Indah terdengar oleh pelanggan, takutnya nanti akan memberikan nilai buruk," ucap Mami Zessy yang seketika membuat jantung berdegup dengan kencang. "Kenapa tidak disuruh pergi saja, Bos? Nggak perlu repot-repot melenyapkan dia kan," ungkap salah satu orang yang ada di sana. Aku hapal betul siapa pemilik suara itu. Parto. Ya, suara itu adalah Parto. Anak buah Mami Zessy. "Kalau dia keluar begitu saja, dia bisa menyebarkan keberadaan lokalisasi ini. Bisa gawat jika ada polisi yang dengar," ucap Mami Zessy. Kali ini nada suaranya sedikit meninggi. Tentu karena tak suka dengan apa yang dikatakan oleh anak buahnya itu. "Baik, Bos. Secepatnya kami akan membereskan

  • Neraka untuk Adik Madu   Bab 87

    Pov Indah**Mataku mengerjap beberapa kali saat samar-samar aku mendengar suara yang sangat aku kenal sedang menggerutu. Sejenak aku diam, mengumpulkan kesadaranku yang sepenuhnya belum kembali. Aku memindai ke segala sudut ruangan. Ternyata aku sedang di dalam kamar milikku. "Bukankah aku tadi sedang melayani tamu?" batinku bertanya pada diri sendiri. Ya, aku ingat betul. Tadi aku melayani tamu dalam keadaan kepala yang begitu pusing. Tubuh terasa begitu tak sehat. Sekelebat aku teringat jika aku tadi pingsan saat akan memulai tugasku. Aku menatap Mami Zessy yang tengah berdiri dengan posisi memunggungiku. Kuhela napas panjang dan kukeluarkan secara perlahan. Dengan gerakan pelan, aku bangkit dari pembaringan. Baru saja tubuhku ingin bangkit, tiba-tiba kepala terasa berdenyut sakit. Seketika kembali kurebahkan tubuhku sembari kupijit pelipisku dengan pelan. Mendengar suara yang kutimbulkan dari pergerakanku, seketika membuat tubuh Mami Zessy memutar. Kini pandangan kami salin

  • Neraka untuk Adik Madu   Bab 86

    Pov Indah**"Kamu udah denger kalau Lidya telah meninggal secara mengenaskan?" Pertanyaan yang dilontarkan oleh salah satu teman seprofesiku itu seketika membuatku tersentak kaget. "Maksud kamu mati mengenaskan bagaimana?" tanyaku sembari menatapnya dengan bingung. "Lidya meninggal sewaktu melayani pelanggan yang memiliki kelainan seks. Kamu tahu kan Om Handoko? Nah, itu dia orangnya," ucapnya yang semakin membuat keningku berkerut. Ya, aku tahu saat Om Handoko berjalan mesra dengan sebelah tangan merangkul pinggang Lidya menuju ke arah kamar. Banyak yang mengidam-idamkan dibooking oleh Om Handoko karena uangnya yang berlimpah, apalagi setiap ke sini, Om Handoko selalu menyewa kamar VVIP. Dan sempat ada kabar jika siapa pun yang melayani lelaki itu, pasti akan diberikan bonus yang terbilang begitu banyak. Tak ayal juga kalau Om Handoko juga terkadang berani membayar dua kali lipat. Wajar saja jika Om Handoko memberikan bonus sebanyak itu, pada para ladies yang hanya menemaninya

  • Neraka untuk Adik Madu   Bab 85

    Pov Author**Jarum jam di dinding sedang menunjukkan pukul sepuluh malam. Hanya detak jarum jam yang memecah keheningan malam, sedangkan di sudut kamar di mana meja rias itu berada, Lidya sedang duduk di depan cermin sembari memoleskan aneka make up ke wajah cantiknya. Perempuan itu menghabiskan waktunya lebih lama untuk mempercantik dirinya di malam ini, karena akan ada tamu yang selalu ia tunggu-tunggu kedatangannya. Tentu saja Lidya ingin terlihat paripurna di depan pria yang akan membayar jasanya malam ini. Ia merupakan pelanggan paling royal. Pria itu akan membayar Lidya mahal. Tidak hanya itu, Lidya juga akan mendapatkan uang jutaan rupiah untuk bonus jika Lidya berhasil memuaskan hasratnya. Selama bertahun-tahun bekerja menjadi pemuas napsu, Lidya sudah lebih dari lima kali melayani pelanggannya yang akan ia temui malam ini.Lidya tak pernah kapok dengan lelaki ini. Ya, lelaki yang malam ini akan menyewanya adalah salah satu pelanggannya yang memiliki kelainan seks. Sesuai

  • Neraka untuk Adik Madu   Bab 84

    "Kamu kerja di sini?" tanya Pak Gunawan dengan raut wajah mencemooh saat sudah berdiri di hadapanku. Aku mengalihkan pandanganku. Ternyata si tua bangka ini selain doyan kawin juga suka jajan kayak gini. Emang keterlaluan. Udah mau bau kamboja, eh malah berkilah. Nggak sadar umur kayaknya ini orang."Kalau kamu dulu mau nikah sama aku, kamu nggak bakalan jadi pelac*r di sini. Sok-sokan nolak. Padahal kalau kamu mau nikah denganku, hidupmu bakalan enak." Aku hanya mencebikkan bibirku saat mendengarkan penuturan lelaki itu sembari memutar bola mata malas. Terlihat Pak Gunawan seperti sedang mencari seseorang tak berselang lama ia berjalan menuju ke arah Mami Zessy. Terjadi perbincangan di antara mereka lalu tak berselang lama Pak Gunawan kembali mendekat ke arahku. "Sekarang layanin aku," ucap Pak Gunawan sembari menarik tanganku begitu saja. Aku menepis cekalan tangan yang sudah dipenuhi oleh keriput itu. Mendapatkan penolakanku, tentu saja membuat Pak Gunawan langsung menolehkan

  • Neraka untuk Adik Madu   Bab 83

    "Pelayanan kamu sungguh memuaskan. Tak menyesal saya bayar kamu mahal," bisik lelaki yang baru pertama kali membooking jasaku. Aku tersenyum samar lalu berkata, "Sering-sering ke sini ya." Aku memainkan jemariku di dada lelaki itu sembari sesekali mencubit kecil dada yang ditumbuhi beberapa bulu halus di bagian sana. Ya, aku dan dia saat ini sedang merebahkan tubuh di ranjang setelah merasakan kenikmatan yang luar biasa. Kugunakan lengan lelaki itu sebagai bantalan kepalaku. "Pasti," ucapnya kemudian. Bergegas aku bangkit dari pembaringan lalu beringsut dari ranjang dan mengambil satu per satu pakaianku yang tercecer di lantai kamar ini. Aku mulai menggunakan baju-bajuku dengan posisi memunggungi lelaki itu. "Kamu nggak pulang? Masih betah di sini?" ucapku sembari mengerling nakal ke arahnya setelah semua baju sudah kukenakan. Sedangkan ia masih merebahkan tubuhnya dengan kedua lengan ditekuk ke belakang sebagai bantal, sembari menatapku dan tersenyum samar. "Sebenarnya aku masi

  • Neraka untuk Adik Madu   Bab 82

    Pov Pandu**"Meskipun saya hanya seorang pembantu, saya juga harus memilih soal pasangan lah, Pak. Masa iya saya mau dijadikan istri kedua?""Pembantu?" tanya kami serempak. Lidya mengangguk cepat. "Iya, saya bekerja di sini sebagai pembantu. Tentunya atas keinginan saya sendiri. Bukan karena seperti yang dikatakan oleh dia kalau saya dijadikan alat pelunas hutang. Ini saya baru pulang belanja." Lidya memperlihatkan kantong kresek yang ada di tangannya. Terkejutlah aku dengan pengakuan yang Lidya kemukakan. Bagaimana mungkin ia mengatakan jika aku hanyalah sekedar teman yang sempat ingin memilikinya namun ia menolak? Bagaimana mungkin ia mengatakan jika ia di sini bekerja hanya sebagai pembantu. Aku yakin, pasti ada yang tidak beres di sini. Pasti Lidya disuruh dan diancam agar tidak mengatakan yang sebenarnya. Aku yakin Lidya dalam pengaruh tekanan. "Sayang, kamu jangan takut. Ada dua polisi di sini. Bicaralah dengan jujur. Katakan jika kamu diculik dan dijadikan psk di sini.

DMCA.com Protection Status