Share

Bab 18 - Merasa Sempurna

Zulfa Zahra El-Faza

Malam semakin larut. Aku masih tidak percaya akan sampai pada titik ini juga pada akhirnya. Seolah setelah melewati bertahun-tahun rasanya.

Seperti seorang pengantin, Umi dan Mbak Ratna memapahku ke tempat ini dengan nampan berisi dua cawan ramuan Umi yang dicampur sedikit air dan madu di tanganku. Katanya minuman itu harus kuminum habis bersama Gus Fatih nanti. Entah untuk apa aku tidak bertanya pun tidak mengeti.

Persis seperti yang terakhir kali kulihat, tampat privat belakang ndalem ini memang jelmaan taman bunga dengan berbagai jenis dan warna yang memanjakan mata. Harumnya menyemerbak. Jika diperhatikan jenisnya pun semakin banyak dan beragam. Malam juga seolah gagal menyamarkan cantiknya berkat lampu-lampu taman yang ditata sedemikian rupa di berbagai titik.

Bintang-gemintang pun bersinar terang di langit.

Dan, masyaallah …. Malam ini sedang purnama. Bulan bundar tersenyum di angkasa. Lalu di sisi lainnya, bunyi gemericik air dari kolam ikan dan pancurannya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status