Share

38. Kepercayaan

Andaikan Samantha tidak mempercayai pamannya begitu saja, mungkin sakit hati yang dirasakannya tidak akan sehebat ini. Dia tidak pernah menyangka jika anggota keluarganya sendiri menjadi orang di balik marabahaya yang pernah menghampirinya.

"Oh, betapa bodohnya aku!"

Kalimat demikian yang terucap dari mulutnya tanpa berpikir jika suara umpatan yang terdengar bisa membangunkan orang yang tengah tidur. Dia terus berjalan cepat meskipun Tuan dan Nyonya Martin memintanya untuk berhenti.

"Aku benci kalian!"

Sesuatu yang berbeda apabila dibandingkan dengan kemarin siang ketika pertama kali Samantha menginjakan kaki di kota tersebut. Dia sangat berharap apabila kedatangannya ke kediaman sang paman dan sang bibi bisa membuatnya lebih tenang. Samantha berharap besar karena mereka berdua dianggap bisa memberi petunjuk ke manakah Tuan Edmund, sang ayah, pergi.

"Sebaiknya, kalian berdua menjauh saja dariku!"

Samantha pun berhenti melangkah tetapi bukan karena bersedia bicara dengan Tuan dan Nyo
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status