Tengg,,,,Teng,,,Teng
"woi yang merasa anak G5 masuk kagak, bel udah bunyi juga. masuk kelas sana" teriak seorang cowok mecniptakan kerusuhan. Aku yang kala itu tengah asik berbincang membahas gaya rambut terbaru bersama Rani dan Monik, saling bertatapan untuk kemudian melirik keluar. Penasaran siapa yang mecipatkan bunyi lonceng diiringi dengan suara teriakan.
"ada apa sih?" tanyaku ketika laura yang baru saja datang, masuk kelas dengan wajah kesalnya
"Si reno edan kali ya. Iya kali kuliah, terus masuk kelas pake bunyi lonceng segala, dikira kita masih siswa SMA apa?" protes laura.
"hah? gimana-gimana?" aku bangkit dari dudukku dan berjalan keluar untuk melihat lebih jelas tingkah laku reno. Demi ladang gandum yang berubah menjadi coklat, Reno berdiri diatas kursi, memegang pipa besi, dan memukul pipa itu dengan sepatunya sendiri. Anehnya gerombolan teman-temannya malah ikutan meciptakan bunyi bel dengan suara dari mulut mereka
"EHH KAMU, NGERUSUH AJA YA. KAMU ITU MAHASISWA, BUKAN SISWA. TAK BIKIN NILAIMU TINTA MERAH SEMUA YA" teriak salah satu dosen dari kejauahan. Sontak Reno dan teman-temannya rusuh berhamburan lari masuk kelas.
"Parah sih, hahahahaha" tawaku menghampiri yang lain. Bahkan laura pun masih memasang wajah kesalnya. Itu karena reno membentak dirinya untuk segera masuk kelas, jelas dia malu diteriaki didepan mahasiswa lainnya. Itulah reno dengan kelakukanya yang pecicilan.
"Emak nya reno pas ngandung dia dulu ngidam apa ya?, kelakuannya bener-bener" geleng Monik. Justru karena kehadirannyalah membuat kelas terlihat lebih rame. Memangnya ada yang melarang mahasiswa nggak boleh pecicilan kayak gitu?.karena kedewasaan nggak diukur dari kamu udah mahasiswa atau belum kan?. Belum tentu dia sekonyol itu dari dalamnya.
****
"nih Al, yang kemaren" aku menghampiri Aldi usai pelajaran pertama berakhir.
"hah? wah lo lagi bagi-bagi jajan ya?" celetuk reno. Memang saat itu aldi sedang kumpul bersama teman-temannya dikelas. wajahku seketika langsung memerah seperti tomat, malu karena diledek seperti itu. Ah sekarang aku ngerasain malu yang dirasakan laura.
"Apaan, udah lu bisa nimbulin fitnah. Sini nay kita ngobrol jauh-jauh nih dari dedemit" Aldi menarik tanganku untuk menjauh. dan sorakkan yang kudengar saat itu hanyalah "Hhhoooohhhh bulan madu sono" ledek mereka.
"jangan dengerin mereka, tutup kuping, tarik nafas, keluarin aja jadi kentut" cetus Aldi, sanggup membuatku menahan tawa
"sory ya, gw cuman mau kasih ini. takut kelupaan" aku menyodorkan uang
"ini uang buat apa?" tanyanya heran
"buat payung kemaren. Kurang ya?. gw nggak tau harga payung yang lo beli kemaren berapa, makanya asal nebak aja ini" aku kembali menarik tanganku.
"gw nggak ada beli payung nay" lanjut aldi
"hah? yang kemaren jumpa sama gw depan minimarket, pas lagi hujan itu elo kan?" aku memastikan
"iya gw. tapi gw nggak beli payung. gw pulang kayak gini nih" Aldi meletakkan telapak tangan diatas kepalanya, seolah-olah melindungi kepalanya dari sesuatu
"terus kenapa lo masuk ke minimarket lagi? kan lo yang bilang mau beli payung baru" dalam hati aku merasa bersalah, jika benar yang aldi katakan, itu berati hari itu aldi pulang basah kuyup
"ceritanya gw mau jadi pahlawan kesorean nay. Gw nggak jadi beli payung, uangnya nggak cukup. kalau gw nggak gitu lo pasti nggak bakalan mau pulang pake payung yang gw kasih. pinter nggak gw?" aldi memasang wajah cengengesan
"ya ampun Al. Kalau lo kemaren demam gw pasti ngerasa bersalah banget. Sory ya, hmm besok payung lo gw kembaliin"
"udah nggak usah, santai aja. Payungnya lo ambil aja. kenang-kenangan biar lo inget sama gw terus kalau hujan" ucap aldi melepas senyum manisnya dan berlalu meningalkanku. Ia tidak memberiku ruang untuk protes lebih lanjut. Membuatku menghela nafas panjang hanya bisa mengalah.
*****
BBM Aldi : Kesel nay, Si reno godain abang-abang ber wig. Di uber-uber lah kita. Disangkanya kita godain Abang-abang cantik. Ngos-ngosan nih sekarang
BBM Michelle : hahahah. kasian jadi korban isengnya reno
BBM Aldi : Tenang, ntar di kos gw kunciin di wc, biar tidur ama bau berak dia.
BBM Michelle :Eh jahat, hahaha jangan. anak orang itu AL
BBM Aldi : Anak dedemit dia. Lo udah makan? jangan telat makan ya. Ntar sakit perut, kalau lo nggak masuk kelas, dunia berasa sepi
BBM Michelle : hahaha raja gombal
BBM aldi : sekian berita hari ini. gw pulang dulu ya, musti bawa motor habis ini. bye nay
itulah chat konyo di BBM antara aku dan Aldi. Membuatku tidak sadar diri, bahkan ketawa-ketawa sendiri saat menerima chat dari dia. Dia itu pinter ngelawak sih menurutku. Belakangan aku tau dia deket banget sama reno, kata aldi sih Reno itu sohib dia dari dunia ghaib. Entahlah ya
"ketawa mulu nay, cieee Aldi anaknya asik ya?" Goda rani padaku.
"Mulai, mulaii ngeledek nya. gw ketawa karena emang dia lucu Ran." aku membela diri
"kalian bisa dibilang udah PDKT nggak sih?" tanya Monik tanpa basa-basi padaku.
"ha?Ih gw nggak sampe se Grrr itu ya. Iyakali Aldi niat PDKT. temenan doang ini nik" aku mengelak. meskipun dalam hati udah aminin aja, berharap sih iya
"lagi ngobrolin gw yaa?" goda Laura yang baru saja kembali dari toilet. sontak kami bertiga menarik nafas panjang, menerima tuduhan tanpa bersalah ini
"enggak, Ngomongin Aldi, yang bikin Nayna ketawa bareng hanphonenya" jawab Monik polos. Ya ampun anak siapa sih nik. Nyebar hoax gitu aja
"Lah? makin sering aja nih chat an. Gw mencium aroma-aroma cinta segera bersemi nih" sekarang laura ikut menggodaku
"Ledekk terus, ampe kenyang yah kalian ngeledekin" aku memasang ekpresi kesal. membuat mereka tertawa girang. Menjadi yang terbuli itu melelahkan
"Hati-hati gw ingetin. Jangan suka duluan ya, gw denger dia banyak deketin cewek. Nggak tau deh buat apaan" Laura menasehatiku. Dan ini sudah untuk kesekian kalinya aku mendengar Laura mengatakan hal itu. Betapa pedulinya dia soal perasaan sahabatnya ini
"Iya, iyaa bawel. Gw ketawa ya anaknya lucu sih. Seneng aja gitu denger cerita dia. Ya meskipun akhir-akhir ini ngerasain nyaman sih, Tapi gw kan nggak langsung nyimpulin apa yang gw rasain ini tuh rasa suka sama dia, bisa jadi nyaman berteman" jawabku asal-asalan
"Mana ada sih cewek ama cowok beneran temenan, udah hukum alam itu. kalau terlalu dekat pasti salah satunya ada yang bakalan naksir. Udah jalanin aja, yang penting jaga hati aja" saran Rani. Aku mengangguk setuju. Meskipun percakapan selanjutnya Laura bersikeras agar aku menjauhi aldi perlahan-lahan.
untuk saat ini memang aku belum mengakui, apa yang kurasakan adalah rasa suka. Ini terlalu dini untuk menilai sebuah rasa. Lagipun hatiku masih tergores untuk luka yang belum mengering. Untuk dia yang membuatku masih menunggu kabar tidak jelas. Namun aku tidak sedang berada dalam sebuah ikatan, yang mengharuskan aku untuk menjaga hati. Aku bebas dekat dengan siapapun, karena memang tidak ada yang melarang. Atau aku sedang berada dalam fase hubungan yang digantung???
seberat menunggu kepastian, hari kamis adalah hari yang terberat untukku. Aku rasa mahasiswa lain juga merasakan hal yang sama denganku. Pasalnya pak Samsul, dosen yang setiap ngajar dikelas selalu bikin spot jantung. Gimana nggak spot jantung, mendadak setiap menyampaikan materi pak samsul kadang-kadang berteriak dengan lantang, terus diakhir materi siapa yang tertangkap ngelamun pasti bakalan ditanya gini "kamu kalau hidup dikubur dimana?"pertanyaan yang menjebak konsentrasi nggak sih? kan kalau masih hidup kenapa harus dikubur. Nah buat mereka yang emang lagi ngelamun, ini justru jadi jebakan betmen, terus disorakin sekampung deh, maksudnya se isi kelas.
Gorengan mang edang itu gorengan terenak yang pernah aku coba, beruntung sekali rasanya dia jualan di sekitar rumah. gorengannya menjadi cemilan wajib garis kreas ala aku. sekalipun pulang kuliah sore, aku selalu nyempetin buat beli. Lebih enak lagi kalau gorengan yang lagi hangat-hangatnya dimakan pake cabe rawit, sebenernya aku nggk terlalu sering makan makanan pedas, tapi sekalinya makan yang pedas-pedas kadang susah berhenti.masalahnya hari itu kenikmatan gorengan mang edang mendadak hilang kurasakan, aku menerima pesan dari Laila, dia sepupu si pangeran merpati putih. Kalian masih ingat kan dengan dia, yang sempat ditanyain monik ke rani itu loh. Iya dia orang yang membuatku gelisah menanti kabarnya. Dan hari itu aku menerima
Sudah tiga puluh menit semenjak kelas pertamaku dimulai, Dosen yang mengajar pelajaran pertama pagi itu membuat kita harus memasang pendengeran esktra. Beliau berbicara dengan nada suara yang sangat kecil, membutuhkan konsentrasi penuh untuk mengdengar setiap penjelasannya, itulah sebabnya beliau dijuluki dosenthe silent. kelas benar-benar penuh keheningan layaknya makam kuburantubuhku sedari tadi rasaanya tidak enak, seperti bara api membakar kulitku dari dalam, keringat dingin mendadak menyelimuti dahiku. Aku mengambil kaca dari dalam tas, i
Geli diperut. Kalau sedang jatuh cinta ada perasaan geli diperutku, intinya bakalan bisa bikin aku tertawa terus. mau ada kejadian lucu atau enggak, tetap bakalan ketawa. Aku duduk dibalkon kamarku sembari telfonan dengan seseorang sudah hampir satu jam. satu jam yang dipenuhi dengan tawa untukku. siapa lagi orang itu kalau bukan Aldihah?kamu pindah haluan?. Intinya aku mulai ngerasa nyaman, dia datang disaat hati ini kosong,sudah kukatakan pemiliknya tidak lagi bertanggung jawab. Jika ada orang lain yang membuatku sebahagia ini mengapa aku harus menaruh harapan untuk ketidak pastian!."Kamu nggak gendut, cuman bulet
Aldi bagaikan jelangkung tampan, dia datang tanpa diundang dan pulang tanpa diantar. Ah kalian jangan berfikiran horor. aku sedang membahas pangeran yang baru saja menetas. Jika kubayangkan Seharian penuh aldi membuatku terjebak dalam dunia yang penuh bunga-bunga, kita jalan-jalan kesana sini, nongkorng di cafe, dan membahas kehidupan masing-masing, nonton film bertema romansa, semua itu kami lakukan dalam satu hari. Anehnya tidak ada lelah, capek, bahkan waktu terasa berjalan sangat cepat. Dasar, sepertinya aku menginjak puber fase kedua.sedari tadi tidak ada satupun penjelasan dosen yang singgah dikepalaku, aku sibuk senyum-senyum sendiri tak karuan. Mataku saja sudah bersikap genit tanpa kuminta, sesekali aku melihat aldi yang d
Aku rasa apa yang aku fikirkan sudah diluar dugaan. apa yang kalian rasakan?, jika seseorang yang pernah selalu ada disaat kalian sedang terpuruk, lalu tiba-tiba mereka menghilang tanpa sebab. tentunya tiang yang tadinya sempat hampir berdiri kokoh akhirnya rapuh lagi. Hari demi hari Aldi kian menjauh. Semakin jauh hingga rasanya sulit aku gapai. Layaknya bulan yang begitu terang menenami langit nan gelap namun tidak bisa kusentuh,Meskipun ia menggelantung indah diatas sana dan tidak pergi kemana-mana.Aku sempat merasakan kembali apa itu rasa luka. Aku yang selalu menghubungi Aldi lebih dulu, karena dia memang terlihat tidak berniat menghubungiku lebih dulu. Pernah aku memberanikan diri bertanya apa yang terjadi, mengapa rasanya tiba-t
Bukan seorang nayna namanya jika menyerah begitu saja, mana mungkin aku mentertawakan diriku sendiri. Meskipun aku tau apa yang aku lakukan adalah suatu kebodohan. orang bilang cinta itu buta, aku rasa itu benar. Bukan buta seperti mata tidak bisa lagi melihat, melainkan hati yang tidak bisa lagi melihat mana sebuah ketulusan dan mana yang hanya sebuah kepura-puraanseperti hari-hari yang sudah berlalu, aku melalui perkuliahan karena memang itu sudah kewajibanku. namun tidak seperti sebelumnya, untuk sekarang kelas terasa gurun pasir bagiku. panas tak berujung, membuat hatiku gerah tidak menentuAldi bersikap biasa-bia
Tidak ada rasa canggung, yang ada hanyalah rasa bahagia. Aku merasa menjadi wanita paling beruntung malam ini, hanya karena hal sederhana. Iya, Aldi datang membawakanku obat dan bakso seperti yang ia janjikan. Dia baru saja menunjukkan perhatiannya padaku, terlepas dari rasa kecewa yang aku rasakan. Atau mungkin memang aku yang terlalu mudah memaafkan“Maaf aku ngerepotin” ucapku memulai obrolan.“Nggak ngerepotin, santai aja” jawab aldi melepas senyum manisnya“kam
Rose sedang memulihkan diri di rumah karena patah tulang ringan. Itu hanya seminggu setelah masa-masa indah, karena Sean terstimulasi oleh hasil akhir ujian tengah semesternya dan mengantarnya ke sekolah. Satu-satunya keuntungan adalah dia memiliki sopir untuk menjemput dan mengantarnya selama cedera. Rose belum beradaptasi dengan kehidupan awal. Dia tidur grogi untuk dua kelas. Dalam keadaan linglung, dia samar-samar merasakan seseorang di depan matanya. Ketika dia membuka matanya, ruang kelas kosong. Hanya Matthew dari Kelas 5 yang berdiri di depannya dan menatapnya dengan cemberut. Rose ingat bahwa Matthew dan Andrew menekannya seperti bukit hari itu, hampir sekarat, dan merasakan lengannya sakit lagi. Dia mendongak dan saling menatap miring. "Mengapa kamu di sini?" Matthew memandang rendah Rose, yang cuek dan frustrasi. Senang melihatnya tanpa jalan memutar, tetapi tidak mungkin. Siapa yang membiarkan dirinya memuk
Aku fikir diriku yang akan menjadi canggung, ternyata tidak. Reno mendadak berubah, ia menjadi lebih menjaga jarak denganku. Terkadang meskipun kita saling bertatapan mata, dengan cepat Reno mengalihkan pandangannya, itu membuat sedikit desiran kehilangan untukku. Aku kira Reno akan kembali ceria seperti dulu, tapi dua minggu berlalu Reno justru semakin menjauh.Sementara Aldi dan Laura?, entah sejak kapan itu dimulai,mereka sudah berani untuk mengumbar kemesraan mereka, aku sempat mencuri dengar panggilan sayang yang mereka buat, ketika Laura memanggil Aldi dengan BO dan Aldi memanggil Laura dengan BI.“Ran, gue beneran nggak nyaman nih. Kok Reno jadi ngejauh gitu ya?” tanyaku ketika aku dan yang lainnya makan dikantin. Sekarang hanya aku, Rani dan Monic. Kami kehilangan Laura, tapi gadis itu sekarang sudah memiliki teman baru, diujung kantin ia tertawa lepas bersama teman barunya.“Hah, kayaknya dia ngerasa bersalah sama kejadian waktu itu. D
Sore yang sejuk dengan hujan yang cukup deras. Aku duduk di balkon kamar, membiarkan angin membawa percikkan hujan dan mengenai rambutku. Aku tidak peduli, yang kurasakan damai dalam sejuk yang dingin. “Y ampun Nayna, masuk dong. Ini hujannya deras banget loh” ucap Monik datang padaku. aku tertegun menatap Monik sembari tersenyum “kalian udah pulang? kuliah hari ini full nggak?” tanyaku, bersikap baik-baik saja. Monik menganggukkan kepalanya “iya, untung Rani bawa mobil lo, kalau nggak udah susah buat pulang. hmmm Nay, ada yang mau ketemu sama lo. Mereka baru aja datang, tadi rani udah cegah, tapi,,,” ucapan Monik terhenti saat aku mendadak berdiri menatap Monik dengan tidak sabar “mereka siapa maksud lo?” tanyaku. Monik menghela nafas panjang menelan kasar salivanya. Raut wajah tidak enak terukir di wajahnya “Laura sam Aldi” jawab monik terbata-bata. Aku langsung berjalan menuju ruang tamu, meskipun Monik sempat menahan tanganku tapi eku menepis tangan itu dengan ka
Sudah puas aku menangis, rasa kecewa yang teramat sangat. Dadaku terasa sesak, fikiranku kacau dan nafsu makan ku hilang sudah. Yang aku tau hanyalah berbaring diatas kasur dan menangis melepaskan rasa sakit ini. Sedari tadi Rani, Monik dan Reno sudah mencoba menenangkanku. Tapi aku menganggap mereka tidak ada. Aku berlari pulang dari kampus, meninggalkan pelajaran dan menangis hingga malam datang. ayolah, kenapa rasanya se sakit ini?Aku merubah posisiku duduk, hanya ada aku di kamar. Yang lain pasti memilih menunggu di ruang santai. aku melangkah menuju cermin, penasaran melihat seperti apa pantulan wajahku. Mataku sudah bengkak, rambutku kusut, bibir dan hidungku memerah seperti buah tomat, dan tubuhku bergetar karena seharian tidak ada makanan yang masuk ke perut. Penghuni perutku pasti sudah menyumpahiku sekarang.Usai mencuci muka, dan memastikan wajahku tidak kusut lagi aku keluar kamar, berniat menemui teman
Berdebar tidak karuan, aku berteriak merasakan diriku berdebar. Tapi tidak ada suara yang keluar dari mulutku. Semua itu hanya aku lakukan dalam hati dan membuat dadaku semakin sesak. Bahkan rasanya tidak ada udara di sekitarku. Tatapan mata Reno semakin membuatku kehilangan kesadaranku. Aku sulit menyadarkan diri sampai seseorang mengetuk pintu rumah dengan cukup keras “Nayna? Lo ada di dalam nggak sih? Gw udah liat sepatu lo woi” teriak RaniSontak aku gelagapan “Rani Pulang” ucapku melotot pada Reno. Berbeda denganku yang merasa tertangkap basah, Reno justru bersikap santai seolah-olah tidak ada yang terjadi. aku bergegas membuka pintu rumah, Rani sudah berdiri memasang raut wajah kesal sembari menyilangkan tangannya di dada.Aku cengengesan merasa bersalah “heheh maaf ya Ran, nggak kedengeran. Gegara suara hujan nih, Monik mana? Laura juga?” tanyaku mencoba mengalihkan pembica
Apakah itu benar? ketika kamu terluka oleh seseorang yang sangat kamu sukai, kamu gilai bahkan kamu harapkan untuk ia membalas rasa yang sama denganmu. Ada orang lain dibelakangmu yang justru memnyembunyikan bunga untukmu, memperhatikanmu dalam diam dan menjadi payung dibawah guyuran hujan. Sialnya hati dan matamu seolah-olah tertutup. Kamu tidak bisa melihat ketulusan orang lain karena kalah akan ketulusamu mencintai orang lain yang belum tentu mencintaimu.Alhasil aku dan Reno pulang basah kuyup. Hujan cukup lebat, seolah-olah mewakili perasaanku yang sedang menangis saat itu “ tunggu bentar ya, gw mau ambil handuk buat lo” ucapku. Reno mengangguk, selang beberapa menit aku mengambil handuk dan memberikan handuk itu pada Reno. Aku meminta reno membersihkan dirinya di ruang tamu, kebetulan Reno menyimpan baju futsal di jok scoppynya.Seperti Reno akupun membersihkan diriku. memejamkan mata merasakan guy
Kedatangan Aldi diluar dugaanku, mengingat aku dan aldi sempat saling berdebat. Dengan keras dia melarangku untuk dekat dengan reno. Tapi ia bertingkah tidak seperti seorang pria. Dia membuatku untuk tetap menyukainya tapi tidak berani memegangku. Itu tidak adil. Jika dia bisa dekat dengan wnaita lain seperti devi, mengapa aku tidak bisa dekat dengan pria lain. lagipun aku dan reno dekat karena memang aku nyaman berteman dengannyasebisa mungkin aku menengakan situasi, reno ditemani yang lain duduk disisi api unggun yang berbeda, sementara aku duduk disebelah aldi. berharap suasana hati aldi tidak merusak suasana yang sudah aku dan yang lain dapatkan dari reno malam ini
"Kalau ada apa-apa lo kabarin gw ya?" ucapku pada reno sembari menunggu rani datang menjemputku. Hari itu keadaan reno sudah jauh lebih baik. Hanya menunggu luka-lukanya pulih. Suster juga memberi kabar kalau reno bisa pulang segera."iya bawel.""lo udah ketinggalan banyak mapel kuliah""iya nay, nanti gw belajar sendiri""anak laki mana doyan belajar" sindirku. Re
"Enggak kok, ini udah mau pulang. Iya iya, bye" ucapku menutup telfon. Aku lupa waktu ketika sibuk mencari bahan-bahan untuk lomba novelis. sampai aku tidak sadar langit sudah berganti menjadi malam. Rani yang menelfonku sudah protes tidak menentu, mengingat waktu saat itu sudah menunjukkan pukul sebelas malam.Sebenarnya tidak ada masalah jika aku keluar sendirian, hanya saja rani takut terjadi sesuatu padaku, karena aku menyetir mobil sendirian.aku menyalakan musik DJ di mobilku, ya ada sedikit rasa sunyi yang aku rasakan. Badanku bergoyang mengikuti irama musik, aku masih menikmati musik sampai diperjalanan aku terpekik dan membuatku berhenti mendadak.