Share

Chapter 4

Penulis: Shanin.H
last update Terakhir Diperbarui: 2020-09-14 22:27:12

'kadang ingin, kutinggalkan semua, letih hati menahan dusta'

"diatas pedih ini, aku sendiri. Selalu sendiri'

'serpihan hati ini, kupeluk erat. Akan kubawa sampai kumati'

'memendam rasa ini, sendirian, Ku tak tau mengapa aku tak bisa, melupakanmu,,'

lirik lagu yang bermakna tersendiri untukku, menemaniku dikala hujan turun dengan derasnya, dan langit dipenuhi awan gelap. Aku memasang earphoneku dengan volumenya yang lumayan besar, intinya aku hanya larut dalam perasaanku saat ini.

aku berdiri didepan toko, menunggu hujan reda. Hujan yang turun tiba-tiba. angin sejuk menyapa kulit-kulitku, membuat aku sedikit merasa sejuk. Tanpa sadar suasana ini justru membuatku hanyut, ah kapan aku bisa bersikap dewasa. Tidak larut dalam kegalauan yang tak berujung ini.

tanpa kusadari tiba-tiba seseorang menyodorkan payung tepat didepan wajahku, sontak aku terkejut dan langsung melihat kesamping, Disana dia dengan gagahnya tersenyum manis melihat reaksiku yang terkejut. Mulutnya terlihat seperti berbicara, aneh mengapa aku tidak bisa mendengar suaranya. aku bertanya kembali apa yang ia bicarakan, kemudian ia menunjuk diriku, tepat disebelah telingaku. Ahh aku sadar kalau aku masih memakai earphone dengan volume suara yang cukup nyaring. Aku langsung melepas earphone itu gelagapan.

"sekarang udah kedengeran belum?" tanyanya lagi, 

"Udah, sory gw lupa make ini Al" jawabku. Yah dialah Aldi, yang saat itu minta pin BBM ku. Beberapa kali dia memang menghubungiku, namun sejauh ini yang terjadi hanya percakapan singkat dan tanpa arti apapun.

"Udah dari tadi?nggak bawa payung?" Aldi meilirik kantong belanjaan yang kupegang

"Oh iya, ini beliin cemilan buat teman-teman, nggak tau kenapa hujan tiba-tiba. Nggak sempet bawa payung, mau beli juga bawa uangnya pas-pasan tadi" jawaku canggung

" Lain kalau kalau mau keluar, terus keliatan mendung bawa payung yah, Pake ini aja" aldi menyodorkan payung berwarna hijau tadi.

"ha? nggak usah. Bentar lagi juga bakalan reda kok hujannya" gw mengelak, sungkan rasanya.

"Awan setebel itu, pasti hujannya bakalan lama. Ntar lo masuk angin kalau lama-lama diluar. udah pake aja" Paksa aldi

"Nggak usah, kalau gw yang pakai payungnya, elo gimana ntar?" aku masih berusaha mengelak

"Gampang. kan tinggal beli lagi. Buruan gih pulang, nih" aldi meraih tanganku dan memberikan payung itu padaku.

"Loh? kalau lo beli payung baru. terus yang ini gimana? kan harus gw kembaliin. Gw beneran nggak apa-apa kok Al" Aku bersikeras. Tidak enak hati menerima bantuannya. meskipun aku tau ini bukanlah hal yang harus diperdebatkan

"yaudah gini aja, payung ini lo ambil aja. anggap aja payung baru yang mau gw beli ini, lo yang beliiin. Tapi karena lo nggak bawa uang, pake uang gw dulu aja.dengan begitu lo nggak merasa sungkan lagi kan?" Aldi kembali memasang senyum manisnya

"ha?ahh iya, iya. Tapi nanti deh dikampus gw ganti uang lo deh" aku mengangguk setuju

"yaudah, pulang gih. Ntar keburu demam. Hati-hati ya dijalan, kesamber petir gosong loh ntar" ejeknya. Sejenak aku tertawa mendengar ucapannya. Ia pun berlalu masuk kembali kedalam minimarket, mungkin mencari payung seperti yang diucapkannya tadi. Dan akupun menghela nafas lega untuk kemudian beranjak pergi. 

*****

Pesta piyama, menurut rani ini adalah cara terbaik bagi kaum hawa untuk menikmati malam yang panjang. jika dulu aku dan rani terbiasa menikmati pesta ini berdua saja, kini sudah ada laura dan monik. Mengingat esok libur kuliah, kami memutuskan untuk melakukan hal ini. Tidak seperti yang kalian bayangkan, ini bukan pesta dengan gaun mewah, minuman dan makanan yang enak ataupun mahal. Ini hanyalah hal biasa yang sempat aku ciptakan bersama rani dan lama-lama malah jadi kebiasaan

yang kami lakukan, mematikan lampu kamar, membeli banyak cemilan, Terpenting memakai masker wajah untuk kemudian menonton drama korea. Mau mewek ya mewek bareng, mau ketawa ya ketawa bareng. sembari menonton terkadang bercerita banyak hal, saling berbagi kisah masing-masing, atau sekedar meneceritakan hal-hal yang tengah hangat.

ponselku berdering, sekilas aku melihat layar telfon melihat siapa yang menelfonku " eh kecilin suaranya bentar yah" pintaku pada yang lain dan mengangkat telfon

"iya hallo kak?" ucapku

"paket yang kakak kirim udah nyampe?" tanya kak Angga. Dia kakak laki-lakiku. satu-satunya kakak cowok yang kumiliki, karena memang aku anak kedua dari dua orang bersaudara.

"boneka beruang yang gede banget itu? udah kak. Makasih yahh, aku bisa tidur nyenyak sekarang" jawabku antusias

"iya, rajin-rajin kuliahnya, jangan maless. kalau males belajar nikah aja udah" sindir kakakku

"iya kak iya, kakak juga kerja yang rajin mimpin perusahaannya, biar bisa cepat nikah sama kk sarah" balasku

"tu kan, kebiasaan. Dibilangin malah bilang balik, bandel emang" balas kak angga lagi

"hehehe, habisnya nayna diomelinnya gitu mulu" keluhku

"biar kamu nggak lupa kakak ingetin ini, kurang baik apalagi coba. yaudah jaga kesehatan, bye dek." kak Anggapun menutup telfonnya. Aku kembali bergabung dengan yang lain. Itulah kakakku, justru ketika aku kekurangan perhatian orang tuaku, dia yang selalu ada untuk mendengar keluh kesahku. Dia yang selalu memberiku ruang hingga aku tetap bertahan dan memilih tidak menuntutut banyak. kalian paham kan maksudku?, disini bukanlah soal orang tuaku tidak menyayangiku, hanya saja waktu mereka terlalu sibuk sampai terkadang aku kesulitan mengobrol dengan mereka.

"kk angga ya?" tanya rani memastikan

"iya, nanyain bonekanya udah nyampe apa belum" jawabku

"seneng nggak sih nay, punya kakak cowok. Perhatian, kitanya dijaga. Gw mah punya adek cewek berantem mulu" keluh monik

"Gw anak tunggal, tapi tinggal sama saudara itu nggak enak. apa-apa juga sering diomelin kok" lanjut laura

" Ya beda rasa sih. Gw juga punya kakak cowok sama adek cowok, kalau kakak gw nggak kayak kakaknya nayna, dia soalnya sibuk mengejar pendidikan, sekarang udah kerja dijepang. Kalau adek cowok malah manja banget sama gw" sahut rani. Aku hanya bisa bereaksi tersenyum mendengar keluhan mereka

lagi, ponselku berdering. Kali ini aku tertegun melihat nama yang muncul dilayar. Aldi, begitulah nama yang sempat terbaca didalam hati ketika melihat layar ponselku. Aku memberi tanda pada yang lain untuk diam sejenak

"hallo?" sapaku

"Oh hai, sory gw ganggu nih. gw mau mastiin aja" jawab Aldi diseberang

"mastiin apa ya Al?" tanyaku heran

"mastiin lo pulangnya baik-baik aja kan? lo nggak demam atau gimana-gimana kan?" tanyanya dengan nada suara yang terdengar perhatian

"Ohh, ahh iya. gw aman-aman aja kok. Makasih ya payungnya, Gw pasti bakalan ganti kok uangnya" jawabku sungkan

"Udah, nggak usah buru-buru. Yaudah gw mastiin itu doang, bye" Aldi menutup telfonnya

usai aku menutup telfon, mata-mata menjengkelkan sudah menatapku. Lihatlah manusia-manusia penasaran ini, tidak bisa sedikitpun membiarkanku terlepas dari rasa ingin tahu mereka. Aku memutar bola mataku malas, terpaksa harus menjawab tanpa menunggu mereka bertanya duluan.

"Barusan aldi nelfon, nanyain keadaan gw gimana. udah itu aja. Nggak usah diteror gw sama tatapan kalian kayak gitu" sahutku kesal. Mereka bertiga saling bertatapan untuk kemudian tertawa mengejjekku

"hati-hati ya nay, kita nggak tau fikiran cowok. Ntar lo cuman jadi bahan mainan doang" saran Laura padaku. Aku mengangguk setuju. Lagipula sejauh ini aku tidak berfikiran yang menjurus kearah perasaan. Bagiku menambah kenalan itu saja sudah cukup. Meskipun ada rasa was-was jika aku jatuh dalam perasaan yang nantinya membuatku salah tingkah

Bab terkait

  • Nayna Boyfriend(Indonesia)   Chapter 5

    Tengg,,,,Teng,,,Teng"woi yang merasa anak G5 masuk kagak, bel udah bunyi juga. masuk kelas sana" teriak seorang cowok mecniptakan kerusuhan. Aku yang kala itu tengah asik berbincang membahas gaya rambut terbaru bersama Rani dan Monik, saling bertatapan untuk kemudian melirik keluar. Penasaran siapa yang mecipatkan bunyi lonceng diiringi dengan suara teriakan."ada apa sih?" tanyaku ketika laura yang baru saja datang, masuk kelas dengan wajah kesalnya"Si reno edan kali ya. I

    Terakhir Diperbarui : 2020-09-14
  • Nayna Boyfriend(Indonesia)   Chapter 6

    seberat menunggu kepastian, hari kamis adalah hari yang terberat untukku. Aku rasa mahasiswa lain juga merasakan hal yang sama denganku. Pasalnya pak Samsul, dosen yang setiap ngajar dikelas selalu bikin spot jantung. Gimana nggak spot jantung, mendadak setiap menyampaikan materi pak samsul kadang-kadang berteriak dengan lantang, terus diakhir materi siapa yang tertangkap ngelamun pasti bakalan ditanya gini "kamu kalau hidup dikubur dimana?"pertanyaan yang menjebak konsentrasi nggak sih? kan kalau masih hidup kenapa harus dikubur. Nah buat mereka yang emang lagi ngelamun, ini justru jadi jebakan betmen, terus disorakin sekampung deh, maksudnya se isi kelas.

    Terakhir Diperbarui : 2020-09-14
  • Nayna Boyfriend(Indonesia)   Chapter 7

    Gorengan mang edang itu gorengan terenak yang pernah aku coba, beruntung sekali rasanya dia jualan di sekitar rumah. gorengannya menjadi cemilan wajib garis kreas ala aku. sekalipun pulang kuliah sore, aku selalu nyempetin buat beli. Lebih enak lagi kalau gorengan yang lagi hangat-hangatnya dimakan pake cabe rawit, sebenernya aku nggk terlalu sering makan makanan pedas, tapi sekalinya makan yang pedas-pedas kadang susah berhenti.masalahnya hari itu kenikmatan gorengan mang edang mendadak hilang kurasakan, aku menerima pesan dari Laila, dia sepupu si pangeran merpati putih. Kalian masih ingat kan dengan dia, yang sempat ditanyain monik ke rani itu loh. Iya dia orang yang membuatku gelisah menanti kabarnya. Dan hari itu aku menerima

    Terakhir Diperbarui : 2020-09-14
  • Nayna Boyfriend(Indonesia)   Chapter 8

    Sudah tiga puluh menit semenjak kelas pertamaku dimulai, Dosen yang mengajar pelajaran pertama pagi itu membuat kita harus memasang pendengeran esktra. Beliau berbicara dengan nada suara yang sangat kecil, membutuhkan konsentrasi penuh untuk mengdengar setiap penjelasannya, itulah sebabnya beliau dijuluki dosenthe silent. kelas benar-benar penuh keheningan layaknya makam kuburantubuhku sedari tadi rasaanya tidak enak, seperti bara api membakar kulitku dari dalam, keringat dingin mendadak menyelimuti dahiku. Aku mengambil kaca dari dalam tas, i

    Terakhir Diperbarui : 2020-09-14
  • Nayna Boyfriend(Indonesia)   Chapter 9

    Geli diperut. Kalau sedang jatuh cinta ada perasaan geli diperutku, intinya bakalan bisa bikin aku tertawa terus. mau ada kejadian lucu atau enggak, tetap bakalan ketawa. Aku duduk dibalkon kamarku sembari telfonan dengan seseorang sudah hampir satu jam. satu jam yang dipenuhi dengan tawa untukku. siapa lagi orang itu kalau bukan Aldihah?kamu pindah haluan?. Intinya aku mulai ngerasa nyaman, dia datang disaat hati ini kosong,sudah kukatakan pemiliknya tidak lagi bertanggung jawab. Jika ada orang lain yang membuatku sebahagia ini mengapa aku harus menaruh harapan untuk ketidak pastian!."Kamu nggak gendut, cuman bulet

    Terakhir Diperbarui : 2020-09-14
  • Nayna Boyfriend(Indonesia)   Chapter 10

    Aldi bagaikan jelangkung tampan, dia datang tanpa diundang dan pulang tanpa diantar. Ah kalian jangan berfikiran horor. aku sedang membahas pangeran yang baru saja menetas. Jika kubayangkan Seharian penuh aldi membuatku terjebak dalam dunia yang penuh bunga-bunga, kita jalan-jalan kesana sini, nongkorng di cafe, dan membahas kehidupan masing-masing, nonton film bertema romansa, semua itu kami lakukan dalam satu hari. Anehnya tidak ada lelah, capek, bahkan waktu terasa berjalan sangat cepat. Dasar, sepertinya aku menginjak puber fase kedua.sedari tadi tidak ada satupun penjelasan dosen yang singgah dikepalaku, aku sibuk senyum-senyum sendiri tak karuan. Mataku saja sudah bersikap genit tanpa kuminta, sesekali aku melihat aldi yang d

    Terakhir Diperbarui : 2020-09-14
  • Nayna Boyfriend(Indonesia)   Chapter 11

    Aku rasa apa yang aku fikirkan sudah diluar dugaan. apa yang kalian rasakan?, jika seseorang yang pernah selalu ada disaat kalian sedang terpuruk, lalu tiba-tiba mereka menghilang tanpa sebab. tentunya tiang yang tadinya sempat hampir berdiri kokoh akhirnya rapuh lagi. Hari demi hari Aldi kian menjauh. Semakin jauh hingga rasanya sulit aku gapai. Layaknya bulan yang begitu terang menenami langit nan gelap namun tidak bisa kusentuh,Meskipun ia menggelantung indah diatas sana dan tidak pergi kemana-mana.Aku sempat merasakan kembali apa itu rasa luka. Aku yang selalu menghubungi Aldi lebih dulu, karena dia memang terlihat tidak berniat menghubungiku lebih dulu. Pernah aku memberanikan diri bertanya apa yang terjadi, mengapa rasanya tiba-t

    Terakhir Diperbarui : 2020-09-14
  • Nayna Boyfriend(Indonesia)   Chapter 12

    Bukan seorang nayna namanya jika menyerah begitu saja, mana mungkin aku mentertawakan diriku sendiri. Meskipun aku tau apa yang aku lakukan adalah suatu kebodohan. orang bilang cinta itu buta, aku rasa itu benar. Bukan buta seperti mata tidak bisa lagi melihat, melainkan hati yang tidak bisa lagi melihat mana sebuah ketulusan dan mana yang hanya sebuah kepura-puraanseperti hari-hari yang sudah berlalu, aku melalui perkuliahan karena memang itu sudah kewajibanku. namun tidak seperti sebelumnya, untuk sekarang kelas terasa gurun pasir bagiku. panas tak berujung, membuat hatiku gerah tidak menentuAldi bersikap biasa-bia

    Terakhir Diperbarui : 2020-09-14

Bab terbaru

  • Nayna Boyfriend(Indonesia)   Perbaikan Episode

    Rose sedang memulihkan diri di rumah karena patah tulang ringan. Itu hanya seminggu setelah masa-masa indah, karena Sean terstimulasi oleh hasil akhir ujian tengah semesternya dan mengantarnya ke sekolah. Satu-satunya keuntungan adalah dia memiliki sopir untuk menjemput dan mengantarnya selama cedera. Rose belum beradaptasi dengan kehidupan awal. Dia tidur grogi untuk dua kelas. Dalam keadaan linglung, dia samar-samar merasakan seseorang di depan matanya. Ketika dia membuka matanya, ruang kelas kosong. Hanya Matthew dari Kelas 5 yang berdiri di depannya dan menatapnya dengan cemberut. Rose ingat bahwa Matthew dan Andrew menekannya seperti bukit hari itu, hampir sekarat, dan merasakan lengannya sakit lagi. Dia mendongak dan saling menatap miring. "Mengapa kamu di sini?" Matthew memandang rendah Rose, yang cuek dan frustrasi. Senang melihatnya tanpa jalan memutar, tetapi tidak mungkin. Siapa yang membiarkan dirinya memuk

  • Nayna Boyfriend(Indonesia)   Chapter 28

    Aku fikir diriku yang akan menjadi canggung, ternyata tidak. Reno mendadak berubah, ia menjadi lebih menjaga jarak denganku. Terkadang meskipun kita saling bertatapan mata, dengan cepat Reno mengalihkan pandangannya, itu membuat sedikit desiran kehilangan untukku. Aku kira Reno akan kembali ceria seperti dulu, tapi dua minggu berlalu Reno justru semakin menjauh.Sementara Aldi dan Laura?, entah sejak kapan itu dimulai,mereka sudah berani untuk mengumbar kemesraan mereka, aku sempat mencuri dengar panggilan sayang yang mereka buat, ketika Laura memanggil Aldi dengan BO dan Aldi memanggil Laura dengan BI.“Ran, gue beneran nggak nyaman nih. Kok Reno jadi ngejauh gitu ya?” tanyaku ketika aku dan yang lainnya makan dikantin. Sekarang hanya aku, Rani dan Monic. Kami kehilangan Laura, tapi gadis itu sekarang sudah memiliki teman baru, diujung kantin ia tertawa lepas bersama teman barunya.“Hah, kayaknya dia ngerasa bersalah sama kejadian waktu itu. D

  • Nayna Boyfriend(Indonesia)   Chapter 27

    Sore yang sejuk dengan hujan yang cukup deras. Aku duduk di balkon kamar, membiarkan angin membawa percikkan hujan dan mengenai rambutku. Aku tidak peduli, yang kurasakan damai dalam sejuk yang dingin. “Y ampun Nayna, masuk dong. Ini hujannya deras banget loh” ucap Monik datang padaku. aku tertegun menatap Monik sembari tersenyum “kalian udah pulang? kuliah hari ini full nggak?” tanyaku, bersikap baik-baik saja. Monik menganggukkan kepalanya “iya, untung Rani bawa mobil lo, kalau nggak udah susah buat pulang. hmmm Nay, ada yang mau ketemu sama lo. Mereka baru aja datang, tadi rani udah cegah, tapi,,,” ucapan Monik terhenti saat aku mendadak berdiri menatap Monik dengan tidak sabar “mereka siapa maksud lo?” tanyaku. Monik menghela nafas panjang menelan kasar salivanya. Raut wajah tidak enak terukir di wajahnya “Laura sam Aldi” jawab monik terbata-bata. Aku langsung berjalan menuju ruang tamu, meskipun Monik sempat menahan tanganku tapi eku menepis tangan itu dengan ka

  • Nayna Boyfriend(Indonesia)   Chapter 26

    Sudah puas aku menangis, rasa kecewa yang teramat sangat. Dadaku terasa sesak, fikiranku kacau dan nafsu makan ku hilang sudah. Yang aku tau hanyalah berbaring diatas kasur dan menangis melepaskan rasa sakit ini. Sedari tadi Rani, Monik dan Reno sudah mencoba menenangkanku. Tapi aku menganggap mereka tidak ada. Aku berlari pulang dari kampus, meninggalkan pelajaran dan menangis hingga malam datang. ayolah, kenapa rasanya se sakit ini?Aku merubah posisiku duduk, hanya ada aku di kamar. Yang lain pasti memilih menunggu di ruang santai. aku melangkah menuju cermin, penasaran melihat seperti apa pantulan wajahku. Mataku sudah bengkak, rambutku kusut, bibir dan hidungku memerah seperti buah tomat, dan tubuhku bergetar karena seharian tidak ada makanan yang masuk ke perut. Penghuni perutku pasti sudah menyumpahiku sekarang.Usai mencuci muka, dan memastikan wajahku tidak kusut lagi aku keluar kamar, berniat menemui teman

  • Nayna Boyfriend(Indonesia)   Chapter 25

    Berdebar tidak karuan, aku berteriak merasakan diriku berdebar. Tapi tidak ada suara yang keluar dari mulutku. Semua itu hanya aku lakukan dalam hati dan membuat dadaku semakin sesak. Bahkan rasanya tidak ada udara di sekitarku. Tatapan mata Reno semakin membuatku kehilangan kesadaranku. Aku sulit menyadarkan diri sampai seseorang mengetuk pintu rumah dengan cukup keras “Nayna? Lo ada di dalam nggak sih? Gw udah liat sepatu lo woi” teriak RaniSontak aku gelagapan “Rani Pulang” ucapku melotot pada Reno. Berbeda denganku yang merasa tertangkap basah, Reno justru bersikap santai seolah-olah tidak ada yang terjadi. aku bergegas membuka pintu rumah, Rani sudah berdiri memasang raut wajah kesal sembari menyilangkan tangannya di dada.Aku cengengesan merasa bersalah “heheh maaf ya Ran, nggak kedengeran. Gegara suara hujan nih, Monik mana? Laura juga?” tanyaku mencoba mengalihkan pembica

  • Nayna Boyfriend(Indonesia)   Chapter 23

    Apakah itu benar? ketika kamu terluka oleh seseorang yang sangat kamu sukai, kamu gilai bahkan kamu harapkan untuk ia membalas rasa yang sama denganmu. Ada orang lain dibelakangmu yang justru memnyembunyikan bunga untukmu, memperhatikanmu dalam diam dan menjadi payung dibawah guyuran hujan. Sialnya hati dan matamu seolah-olah tertutup. Kamu tidak bisa melihat ketulusan orang lain karena kalah akan ketulusamu mencintai orang lain yang belum tentu mencintaimu.Alhasil aku dan Reno pulang basah kuyup. Hujan cukup lebat, seolah-olah mewakili perasaanku yang sedang menangis saat itu “ tunggu bentar ya, gw mau ambil handuk buat lo” ucapku. Reno mengangguk, selang beberapa menit aku mengambil handuk dan memberikan handuk itu pada Reno. Aku meminta reno membersihkan dirinya di ruang tamu, kebetulan Reno menyimpan baju futsal di jok scoppynya.Seperti Reno akupun membersihkan diriku. memejamkan mata merasakan guy

  • Nayna Boyfriend(Indonesia)   Chapter 22

    Kedatangan Aldi diluar dugaanku, mengingat aku dan aldi sempat saling berdebat. Dengan keras dia melarangku untuk dekat dengan reno. Tapi ia bertingkah tidak seperti seorang pria. Dia membuatku untuk tetap menyukainya tapi tidak berani memegangku. Itu tidak adil. Jika dia bisa dekat dengan wnaita lain seperti devi, mengapa aku tidak bisa dekat dengan pria lain. lagipun aku dan reno dekat karena memang aku nyaman berteman dengannyasebisa mungkin aku menengakan situasi, reno ditemani yang lain duduk disisi api unggun yang berbeda, sementara aku duduk disebelah aldi. berharap suasana hati aldi tidak merusak suasana yang sudah aku dan yang lain dapatkan dari reno malam ini

  • Nayna Boyfriend(Indonesia)   Chapter 21

    "Kalau ada apa-apa lo kabarin gw ya?" ucapku pada reno sembari menunggu rani datang menjemputku. Hari itu keadaan reno sudah jauh lebih baik. Hanya menunggu luka-lukanya pulih. Suster juga memberi kabar kalau reno bisa pulang segera."iya bawel.""lo udah ketinggalan banyak mapel kuliah""iya nay, nanti gw belajar sendiri""anak laki mana doyan belajar" sindirku. Re

  • Nayna Boyfriend(Indonesia)   Chapter 20

    "Enggak kok, ini udah mau pulang. Iya iya, bye" ucapku menutup telfon. Aku lupa waktu ketika sibuk mencari bahan-bahan untuk lomba novelis. sampai aku tidak sadar langit sudah berganti menjadi malam. Rani yang menelfonku sudah protes tidak menentu, mengingat waktu saat itu sudah menunjukkan pukul sebelas malam.Sebenarnya tidak ada masalah jika aku keluar sendirian, hanya saja rani takut terjadi sesuatu padaku, karena aku menyetir mobil sendirian.aku menyalakan musik DJ di mobilku, ya ada sedikit rasa sunyi yang aku rasakan. Badanku bergoyang mengikuti irama musik, aku masih menikmati musik sampai diperjalanan aku terpekik dan membuatku berhenti mendadak.

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status