Share

Bab 14-Alibi

Author: seni_okt
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Pemuda itu sedang berusaha keras menghafal lirik lagunya, sedari tadi ia terus mendengarkan liriknya seraya di tulis ulang dengan alasan akan lebih mudah untuk menghafalnya.

"Den, makan dulu," kata Teti dari luar kamar.

"Iya Bi, sebentar lagi tanggung," balas Samudra dari dalam kamarnya.

~Persahabatan sejati tak akan pernah mati

Kenang hari ini, kawan, cerita yang mengagumkan~

Sepenggal lirik dia nyanyikan seraya membayangkan perjalanan persahabatan mereka. Mulai dari pertemuan pertama, terus sering nongkrong bareng sampai akhirnya membuat sebutan yang terinspirasi dari nama-nama mereka, Nature.

~Sempat kita terhasut oleh ego, tak mau saling menyapa

Namun, abaikanmu tak sanggup lama

Ku menepuk bahumu~

Kemudian menyanyikan lirik selanjutnya dan teringat permasalahan yang sedang terjadi saat ini. Samudra menarik napas dalam lalu mengembuskan perlahan, berharap bebannya terbuang bersamaan dengan angin malam yang masuk karena pemu

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Nature Squad   Bab 15-Ketakutan

    Dengan kemampuan berlarinya, tidak perlu butuh waktu lama untuk sampai ke ruang Kesenian. Bintang langsung membuka pintu ruangan, mengira bahwa Samudra sudah menunggunya di dalam. Namun, dugaannya salah. Tidak ada seorang pun di sana. Bintang mengumpat. "Kampret! ngapain aku sampai lari-lari kalau tau gini." Untungnya tidak lama kemudian lelaki itu datang dengan gitar barunya. Bintang langsung mengeluarkan semua sumpah serapahnya karena telah dibuat menunggu. "Niat latihan gak sih?" Ketusnya. "Temanku galak amat," ujar Samudra tanpa merasa bersalah sedikitpun. "Gimana rasanya nunggu? Enak gak?" lanjut Samudra membuat kening lelaki itu berkerut sebelum kemudian dia sadar bahwa Samudra sedang membalas perlakuannya tempo hari. Samudra tertawa melihat ekspresi terkejut Bintang. Sebenarnya dia tidak benar-benar sengaja terlambat hanya saja melihat ekspresi kesal sahabatnya itu membuatnya ingin mengerjainya seakan dia sengaja melakukanny.

  • Nature Squad   Bab 16-Pertemuan kembali

    Setelah pulang sekolah beberapa jam yang lalu tidak ada kegiatan yang Dirgantara lakukan selain bermalas-malasan di tempat tidur. Sampai tiba-tiba wajah Binar seakan berada pada semua barang yang ia lihat. Pemuda itu hanya menghela napasnya dan sesekali mengucek-ngucek matanya untuk menghilangkan bayangan gadis itu. Hanya saja semua usaha yang ia lakukan sia-sia, dia tidak bisa menghilangkan bayangan gadis itu di dalam kepalanya. Akhirnya Dirgantara hanya menikmatinya saja. Jika adiknya melihatnya sedang senyam-senyum pada semua barang yang ada di kamar seperti saat ini, mungkin pemuda itu akan dikatakan gila olehnya. Dirgantara semakin hanyut dalam lamunan indahnya sampai suara bell mengacaukannya. Ting tong! "Tolong bukakan pintunya, Bang," teriak Gita yang sedang berada di dapur. Pemuda itu mendengkus, lalu beranjak untuk membukakan pintu. Ternyata yang datang itu adalah adiknya, tetapi dia tidak sendiri, ad

  • Nature Squad   Bab 17-Penyambutan

    Anak-anak Nature Squad yang lain sudah berada di rumah Baskara, mereka sedang mempersiapkan kepulangannya.Ucapan selamat datang sudah terpasang indah dengan hiasan pita biru dan juga beberapa balon berwarna senada.Rain terlihat gelisah karena Samudra hanya membaca pesannya saja. Dia berharap lelaki itu datang agar persahabatan mereka kembali baik seperti dulu lagi."Rain." Panggil Angkasa melambaikan tangan."Ada apa?" Tanya Rain langsung menghampirinya."Tolong pegangi kursi ini. Aku mau membenarkan posisi bannernya," ujarnya.Tiba-tiba terlihat sebuah taksi berhenti tepat di depan rumah, Bintang segera berlari ke dalam untuk memberitahu teman-temannya bahwa orang yang mereka tunggu sudah datang."Siap-siap," kata Bintang memberi komando.Saat pemuda itu masuk, dengan serempak mereka menyambutnya penuh kegembiraan membuat sang empu terkejut sekaligus merasa terharu dengan penyambutan yang diberikan oleh para sahabatnya.

  • Nature Squad   Bab 18-Rindu

    "Bintang," panggil seorang gadis. "Bintang Alvaro," panggilnya lebih lembut. "Kejora? Ini benar kamu Sayang?" tanya pemuda itu sembari mengucek matanya. Gadis itu hanya tersenyum manis seperti biasanya. "Iya, ini Kejora, pacarnya Bintang." Pemuda itu langsung mendekapnya erat, sangat erat seakan tidak akan pernah dilepaskannya lagi. Gadis yang selama ini dirindukannya telah kembali kedalam pelukannya. "Kamu ke mana saja selama ini? Kenapa meninggalkanku? Kamu masih marah sama aku, Jo?" tanya Bintang lembut seraya mengelus rambut indah milik gadis bernama Kejora itu. Gadis itu tiba-tiba mendorong tubuhnya dan raut wajahnya berubah murung. "Bintang tidak akan melupakan Jo, kan?" tanyanya. Pemuda itu menggelengkan kepalanya terlewat cepat. "Tidak akan. Sampai kapanpun Bintang dan Kejora tidak mungkin berpisah. Langit yang telah menjadi saksinya. Bintang hanya untuk Kejora dan begitupun sebaliknya." Bintang mendekat

  • Nature Squad   Bab 19-Semakin mencurigakan

    Mereka telah sampai di Rumah Samudra. Rain segera mengeluarkan uang dari dompetnya lalu memberikannya pada sang supir taksi. Namun, uang itu diambil kembali oleh Samudra dan digantikan dengan uang miliknya. Gadis itu mengerucutkan bibirnya, lagi-lagi pemuda itu menolak uangnya. "Padahal lagi sakit tapi masih saja menyebalkan," kesal Rain pelan meski masih terdengar jelas oleh pemuda itu. "Rumah kamu kok sepi banget? Tante Dewi, om Anton sama Bi Teti ke mana?" Tanya Rain sembari melirik sekeliling rumah besar tersebut. Samudra hanya meliriknya sebentar lalu kembali melangkahkan kaki panjangnya untuk mengambil kunci mobil yang tergantung di tempatnya. "Yuk!" Pemuda itu sudah memegang tangan Rain dan hendak membawanya. "Ke mana? Kamu tuh lagi sakit," tanya gadis itu sekaligus memberikan pernyataan. "Mengantarmu pulang lah apa lagi? Aku tidak akan pernah mengijinkanmu pulang sendiri," jawab Samudra. Gadis it

  • Nature Squad   Bab 20-Jangan jatuh cinta

    Keesokan harinya, Samudra sudah siap dengan seragam sekolahnya. Meskipun wajahnya masih terlihat sedikit pucat, tetapi tidak menghilangkan ketampanannya. Rain terlonjak kaget saat sampai di dapur sudah ada orang yang berdiri membelakanginya. Pemuda itu sedang memasak telur ceplok dan juga nasi goreng. Samudra sudah sangat rapih dengan pakaian sekolahnya, berbanding terbalik dengan dirinya yang masih mengenakan piyama dengan rambut acak-acakan. "Samudra," panggil Rain untuk memastikan apa yang dilihatnya. Pemuda itu menoleh dan tersenyum tipis padanya. "Sudah bangun? Sana mandi! Bau." Gadis itu menatapnya tajam lalu mendekatinya. "Bau ya? ... Hah!" Rain langsung ngacir ke kamar mandi sebelum mendengar teriakan Samudra yang menggelegar. "Bau banget. Gila." Teriak Samudra kemudian tersenyum dengan tingkah Rain yang selalu membuatnya gemas. *** Setelah selesai mandi, Rain langsung pergi ke ruang makan untuk

  • Nature Squad   Bab 21-6 tips jitu menaklukan hati wanita idaman

    Setelah tampil mereka kembali ke tempat duduknya masing-masing.Samudra kembali ke tempat duduknya sementara Bintang langsung menghampiri teman sebangku Samudra untuk bertukar tempat dengannya. Lebih tepatnya duduk ke posisi semula."Sam," panggilnya pelan membuat sang pemilik nama terlonjak kaget."Sorry,"lanjut Bintang membuat Samudra mengerjapkan matanya. Butuh sedikit waktu untuk otaknya mencerna perkataan sahabatnya itu."Aku tahu tidak seharusnya aku marah berlarut-larut seperti ini. Ya, walaupun kamu tidak mengatakan pada kami alasannya apa, tapi tetap saja kita tidak bisa menyalahkanmu seratus persen. Kamu mau memaafkanku, kan?" Sorot mata pemuda itu benar-benar memancarkan penyesalan. Samudra tidak melihat sedikitpun kebohongan atau keraguan di sana.Tanpa berkata-kata lagi Samudra langsung memeluk tubuh Bintang membuat sang pemilik tubuh melotot sempurna serta langsung mendorong tubuhnya agar melepaskan pelukannya."

  • Nature Squad   Bab 22-Bukan monster

    Bintang pergi ke roftoop sekolah. Di sana dia biasa meratapi nasib percintaannya yang tidak kunjung selesai.Bintang berharap kejoranya kembali dan kisah cinta mereka akan berakhir bahagia seperti novel-novel yang sering dia baca bersama gadis itu.Bintang jadi teringat saat mereka bertengkar hanya karena sebuah cerita novel.Waktu itu mereka membaca sebuah novel yang menceritakan seorang wanita yang berjuang agar cintanya dapat bersatu dengan kekasihnya yang sama sekali tidak mencintainya.Bagaimana lucunya saat melihat gadis itu menangis ketika endingnya si wanita meninggal demi kekasihnya itu.Kejora berkata bahwa kisah cinta si wanita di novel sangatlah menyentuh hati, sedang Bintang berpikir bahwa wanita di novel itu bodoh karena mau-maunya berkorban nyawa hanya untuk orang yang sama sekali tidak mencintainya.Bintang terkekeh saat membayangkan kejadian itu, ketika kejoranya marah berhari-hari padanya hanya karena tidak setuju den

Latest chapter

  • Nature Squad   Bab 56-Aku Jatuh Cinta

    Setelah pulang dari sekolah, Samudra kembali mengantar gadis itu ke rumah sakit tempat gadis itu dirawat. Lelaki itu mencium tangan ibunya Viola ketika berpapasan di depan ruangan yang gadis itu tempati. Samudra meminta maaf karena mengajak Viola pergi sampai senja seperti ini. Namun, bukannya memarahinya, wanita paruh baya itu jusrtu mengucapkan terima kasih padanya karena telah membuat senyum putrinya kembali. Setelah itu Samudra pamit pulang. Lagi pula gadis itu sebentar lagi harus meminum obatnya dan beristirahat. Saat dilorong rumah sakit tiba-tiba ia menyandarkan tubuhnya ke dinding saat dadanya terasa sakit, napasnya sesak dan pandangannya tampak kabur. Samudra tidak dapat menyangkal bahwa tubuhnya kelelahan, bahkan lelaki itu lagi-lagi melupakan obat yang harus dikonsumsinya. Ia berjalan dengan langkah terseok-seok sembari sebelah tangannya digunakan untuk berpegangan pada apapun yang bisa menahan beban tubuhnya. Namun, semakin lama Samudra me

  • Nature Squad   Bab 55-Menciptakan Memori (bagian 2)

    Setelah menempuh perjalanan selama dua puluh menit akhirnya mereka telah sampai ke sebuah bangunan yang tidak asing bagi Samudra, tetapi asing untuk gadis itu. Ya, mereka berdua kini sedang berada di sekolah lelaki itu sekarang. Viola menatap bangunan megah itu dengan mata yang berbinar. Senyuman indah itu tidak pernah luntur dari wajah pucatnya. “Ayo masuk!” Ajak Samudra seraya menggandeng tangannya. Viola menarik tangannya membuat lelaki itu mengerutkan keningnya. Bingung melihat wajah Viola yang terlihat cemas. “Apa mereka tidak akan mengusirku? Aku bukan siswi di sini,” ucap gadis itu menundukkan kepalanya. “Ya ampun aku pikir kenapa,” saut Samudra, “tenang saja ada puluhan siswi yang bersekolah di sini. Mereka tidak mungkin sadar kalau kamu bukan salah satu siswi di sini.” “Kamu yakin?” tanya gadis itu masih cemas akan ketahuan. “Ya,” jawab Samudra seyakin mungkin, “ayo akan aku buktikan.” Lanjutnya kembali menggenggam tan

  • Nature Squad   Bab 54-Menciptakan Memori (bagian 1)

    Setelah pulang sekolah Samudra tidak langsung pulang ke rumahnya ataupun pergi bersama anak-anak Nature Squad seperti yang selalu mereka lakukan. Lelaki itu pergi untuk menemui teman barunya, Viola, gadis yang sempat ia pikir sebagai laki-laki botak yang hendak bunuh diri. Tok tok tok! “Masuk,” ucap seorang wanita paruh baya dari dalam. Samudra menyembulkan kepalanya seperti seorang anak kecil yang sedang bermain petak umpet. Baik wanita paruh bay aitu ataupun gadis cantik yang sedang duduk di kursi roda sama-sama tidak bisa menyembunyikan tawanya melihat kelakuannya yang menggemaskan. “Ayo masuk, Nak Sam,” ujar wanita paruh baya itu lagi yang tidak lain adalah ibu dari Viola. Ia sudah cukup tahu siapa lelaki yang mengaku sebagai teman putrinya itu dan ia juga senang karena kehadiran Samudra, putrinya terlihat lebih ceria dan banyak tersenyum. Lelaki itu langsung masuk dan tidak lupa untuk menutup pintunya kembali. Kemudian ia

  • Nature Squad   Bab 53 |Restu

    Sam dan Viola sama-sama menatap ke depan, melihat orang-orang yang berjalan ke sana ke mari. "Kamu serius mau menjadi bapak peri untukku?" tanya gadis itu membuat kening pemuda itu berkerut. “Bapak peri?” tanya Samudra tidak mengerti. “Bukankah kamu tadi mengatakan akan menciptakan memori indah untukku? Kupikir kamu seperti ibu peri dalam cerita dongeng, tapi berhubung kau seorang laki-laki jadi kau bapak, bukan ibu,” jawab gadis itu membuat Samudra membuka mulutnya tidak percaya bisa bertemu dengan gadis sepolos dirinya. “Iya.” Jawab pemuda itu seraya menganggukan kepalanya ke atas dan ke bawah. "Caranya?" tanya Viola lagi. Pemuda itu kembali melangkahkan kakinya seraya mendorong kursi roda Viola, lalu dia duduk di salah satu kursi panjang dan menatap mata gadis itu dengan serius. "Mimpimu apa?" tanyanya. "Hah!" Viola mengerjap beberapa kali ketika mata mereka beradu. Dia merasa sangat gugup di tatap seperti itu.

  • Nature Squad   Bab 52-Bapak Peri

    Hari ini Baskara sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit begitu pun dengan Bianca. Nugroho dengan cekatan menjadi ayah sekaligus ibu yang baik untuk kedua anaknya. Bianca yang melihat perubahan dari ayahnya itu merasa sangat bahagia sampai menitihkan air mata karena terharu, sementara Brisia tidak tau entah ke mana. Wanita itu tidak ikut menjemput kedua saudaranya."Kak Brisia mana Yah?" tanya Bianca."Entahlah. Mungkin Kakakmu sedang sibuk dengan urusannya," jawab pria dewasa itu seraya fokus menyetir.Baskara menatap kakaknya dengan tatapan penuh kasih sayang, sedari tadi dia terus menggenggam tangan Bianca tanpa mau melepaskannya."Kak, kepalanya masih sakit?" tanya pemuda itu khawatir."Sedikit," jawab Bianca sembari memegang perban yang terlilit di kepalanya."Jangan cemas! Kakak tidak apa-apa," lanjutnya tidak ingin membuat sang adik cemas.Nugroho yang sedang fokus menyetir, mengintip ke harmonisan kakak beradik itu lewat k

  • Nature Squad   Bab 51-Botol Harapan

    Uhuk! Uhuk!Sedari tadi Rita terus batuk-batuk, dia merasakan seluruh badannya tidak enak dan suhu tubuhnya sedikit hangat, sepertinya wanita itu terserang demam.Bintang yang menyadarinya langsung pergi ke dapur untuk membuatkan sup jagung kesukaan ibunya. Namun, setelah masakannya jadi dan siap untuk di antarkan dia baru menyadari bahwa ibunya tidak mungkin memakannya jika Bintang yang memberikannya.Lantas pemuda itu kembali ke atas untuk meminta bantuan Bima untuk mengantarkannya dan meminta merahasiakan bahwa sup ini Bintang yang membuatnya.Awalnya Bima tidak setuju, tetapi setelah dia melihat sorot mata adiknya, dia pun luluh.Tok tok tok!Bimamengetuk pintu kamar ibunya dengan membawa semangkuk sup jagung yang dibuatkan Bintang. Wanita itu tersenyum ketika melihat putra kebanggaannya datang."Makan dulu, Ma," ucap pemuda itu sembari duduk di pinggir tempat tidur siap menyuapi sang ibu.Wanita itu

  • Nature Squad   Bab 50-Seorang Teman

    "Argh!Apa yang baru saja aku lakukan?" Netranya menerawang jauh ke laut lepas yang membentang kebiruan, membiarkan ombak menyapu kakinya. Pemuda itu masih tidak percaya dengan apa yang diakukannya, membongkar begitu saja rahasia yang selama ini dia simpan rapat-rapat.Saat sedang melampiaskan kekesalannya tiba-tiba Samudra melihat seorang pemuda berkepala plontos berjalan ke tengah laut."Woy!!" Cegah Samudra langsung menarik tangannya dan betapa terkejutnya ketika mendengar suara pemuda itu yang terdengar seperti suara perempuan."Lepaskan aku!" bentaknya."Kamu perem--"Gadis berkepala plontos itu menatapnya dengan mata berkaca-kaca lalu menghempas tangan Samudra dan langsung pergi begitu saja tanpa mengucapkan sepatah katapun.Dengan masih keterkejutannya Samudra kembali mengejar gadis itu untuk meminta maaf karena telah menganggapnya seorang laki-laki, Samudra yakin ucapannya itu sudah membuat gadis itu tersinggung.

  • Nature Squad   Bab 49-Topeng

    Maya melihat putra sulungnya sedang membereskan pakaian dan beberapa perlengkapan yang akan pemuda itu bawa."Aa, yakin mau berangkat besok? Bukankah Aa bilang berangkat setelah kelulusan?" tanyanya. Pemuda itu hanya mengangguk dengan lemah."Kenapa terburu-buru sekali?” tanyanya lagi. Wanita paruh bay aitu masih merasa aneh dengan keberangkatan putranya yang tiba-tiba.“Mungkin hanya dengan cara ini aku bisa lupain dia, Bu,” jawab Angkasa dalam batinnya.Tok! Tok! Tok!"Siapa yang bertamu, ya?" pikir Maya. Dia pun pergi dari kamar putranya untuk membukakan pintu."Assalamu'alaikum," ucap seseorang di luar rumah memberi salam."Wa'alaikumusalam," jawab wanita itu, "eh, Nak Sam, silakan masuk.""Angka nya ada Tante?" tanya Samudra dengan ramah.Wanita itu tersenyum memperlihatkan sifat keibuannya. "Sebentar, Tante panggilkan. Silakan duduk, Nak."Maya kembali masuk untuk memanggi

  • Nature Squad   Bab 48-Pamit

    "Sarah, sebenarnya Sam itu siapa kamu?" tanya Angkasa membuat Sarah menaikkan sebelah alisnya, bingung akan pertanyaan pemuda itu. "Lho, kamu juga tau kan dia sepupu aku," jawabnya. "Sepupu ya?" Pemuda itu tersenyum miring, "bohong!" "Bohong? Apa maksudnya Bohong? Kenapa kamu malah nuduh aku bohong? Kamu kenapa sih? Kalau memang tidak mau berteman denganku lagi ya sudah, tapi bukan begini caranya," gadis itu menjadi kesal karena telah dianggap berbohong. "Aku cemburu!" aku Angkasa sudah tidak bisa membohongi perasaannya lagi. Setelah mengatakan itu Angkasa menarik napas Panjang dan mengusap wajahnya dengan kasar. "Aku cemburu melihatmu pelukan dengannya. Gak ada sepupu yang memberikan perhatian lebih sampai meluk-meluk gitu. Perhatian kamu tuh seperti seorang wanita kepada lelakinya,bulshitkalau kalian tidak ada hubungan apa-apa," lanjutnya membuat Sarah mengerjapkan matanya beberapa kali. Gadis itu masih terkejut

DMCA.com Protection Status