Share

Cinta Heralin

Penulis: Alin Fiazna
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

BAB 37

"Papi, Mami, pokoknya aku mau secepatnya pernikahan ini dilaksanakan!" kata Heralin pada kedua orangtuanya, sambil menangis dan memeluk boneka beruang besar kesayangannya.

Hendrawan mengepalkan tangannya, emosinya menggelagak melihat anak bungsunya menangis dan hampir seminggu mengurung diri di kamar.

"Pi, sebaiknya Papi menekan pak Malik, agar secepatnya membujuk Arsen menikahi Hera. Ingatkan pada mereka, jika mereka berhutang banyak pada Papi." Linda yang juga geram dengan kelakuan Arsen, ikut terbawa emosi.

"Kita jangan gegabah, Mi. Kamu harus ingat perusahaan kita menjadi besar seperti sekarang ini karena Arsen, kalau dia hengkang dari perusahaan kita, terus membuat perusahaan sendiri. Bisa mati, kita!" ucap Hendrawan membuat Linda terdiam. Apa yang dikatakan suaminya benar, mereka tak bisa menekan keluarga itu dengan dalih balas budi lagi, justru sekarang jasa Arsen lah yang paling besar

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Nasi Bungkus untuk Laila   Penyesalan

    Hari demi hari berlalu, Laila msih terjebak dalam kesedihan. Berhari-hari ia mengurung diri dalam rumah. Ia hanya shalat dan membaca Al-Qur’an. Lalu berlama-lama menangis dan berdo’a di kuburan kedua orangtuanya juga Nisa. Sepulangnya dari kuburan berjalan tanpa arah mencari informasi keberadaan Rosma.Laila masih bingung dan seperti orang linglung. Jiwanya terguncang hebat, ia sedang tak baik-baik saja. Pikirannya bingung dan kalut. Ia harus melangkah kemana dan harus berbuat apa? Laila tak menemukan jawabannya. Kakinya lelah berjalan dan berputar-putar mencari Rosma. Matanya lelah karena terus menangis.Dirman sudah berkali-kali memperingatkannya untuk segera pergi dan mengosongkan rumahnya. Namun, Laila menghiba agar diberi kesempatan lebih lama lagi,tinggal di rumah seribu kenangan bersama keluarganya itu. Laila bersikeras bertahan, hingga pembeli rumahnya sendiri yang akan mengusir dirinya nanti.Laila p

  • Nasi Bungkus untuk Laila   Penggusuran

    Rasanya baru saja Laila terlelap, ketika dirinya mendengar suara pintu digedor dari luar."Buka pintunya woi, keluar!" teriak seseorang bersuara menggelegar.Laila yang masih kaget karena terbangun secara mendadak, gelagapan. Ia masih belum bisa mencerna apa yang sedang terjadi.Dengan kepala berat, karena terlalu banyak menangis, Laila menyambar jilbabnya dan segera membukakan pintu, setelah ia yakin sudah dalam keadaan rapi dan auratnya tertutup.Pintu triplek yang sudah rapuh itu tampak rusak di bagian bawahnya karena mendapat tendangan bertubi-tubi dari orang tak punya etika tersebut."Ada apa ya, Pak?" tanyanya setelah melihat dua orang pria besar bertato dan seorang lagi yang Laila kenal sebagai makelar rumah dan tanah, Joko."Kamu sengaja ya, bikin pemilik rumah ini marah? Bukannya Dirman sudah bilang, agar kamu segera keluar dari sini?" kata Jok

  • Nasi Bungkus untuk Laila   Penjual Cireng

    Arsen termenung di atas sajadah berwarna hijau, dalam kamarnya. Jam dinding menunjukan pukul tiga dini hari. Ia mengikuti saran guru ngajinya, jika mengalami masalah dan kesusahan, pergunakan waktu sepertiga malam untuk meminta petunjuk pada Allah. Setelah hatinya sedikit tenang, Arsen memikirkan langkah selanjutnya. Jujur, rasa kecewa di hatinya masih membebani, ia tak pernah meminta apa pun pada Tuhan, tapi kali ini tidak, ia terus memohon dan meminta, ia menginginkan sesuatu setelah sekian lama dalam jumawa dan kesombongan, merasa tak butuh apa pun. Ia ingin diberi rezeki istiqamah dalam keta'atan. Ingin mati husnul khatimah, Ingin diakui menjadi umat Muhammad kelak di akhirat. Ingin seluruh keluarganya bertaubat dan menjalankan agama ini dengan benar dan bertanggung jawab. Ingin menjadi anak salih yang berbakti pada kedua orangtuanya dan terakhir ... ingin Laila menjadi pendamping hidupnya, gadis salihah yang sederhana, yang dengan s

  • Nasi Bungkus untuk Laila   Liburan

    Dirman dan keluarganya tampak bahagia, mereka menikmati liburan di Puncak Bogor. Menyewa villa yang cukup mewah, dengan fasilitas kolam renang di dalamnya.Tapi wajah Dirman sedikit muram, beberapa malam ini ia dihantui mimpi yang membuatnya terbangun dan tak dapat tidur lagi. Mimpi almarhumah adiknya, Narti.Dalam mimpinya, Dirman seolah-olah melihat Narti yang sedang menangis, lalu datang Rusmin mengelus punggung adiknya itu, setelah itu keduanya berbalik, menatap Dirman dengan tajam.Anehnya tubuh adiknya itu terus menjauh bagai ditarik dari belakang, lalu mengecil dan terus mengecil, sampai akhirnya hilang ditelan kabut tebal berwarna putih.Suasananya berubah menjadi gelap, Dirman sendirian dalam ruangan itu. Rasa takut menjalar memenuhi urat nadinya, adrenalinnya memacu dengan keras, ingin segera berlari tapi kakinya terpasung. Nafasnya tersengal dan keringat dingin bercucuran.&nb

  • Nasi Bungkus untuk Laila   Memutuskan Pertunangan

    "Kuharap ... mama mengerti dan menerima keputusan ini dengan hati yang lapang," ucap Arsen setelah mengungkapkan perasaannya, mundur dari perjodohan dengan Heralin. Safira menangis, ia tak bisa berbuat apa-apa, Arsen bukan anak kecil lagi yang bisa dengan mudah ia dikte. "Tapi mama gak merestui hubunganmu dengan gadis yatim-piatu itu," kata Safira masih terisak. "Gadis yatim piatu? Siapa, Ma?" tanya Arsen bingung, siapa gadis yang dimaksud Safira, karena Laila menurutnya masih punya ibu, ia anak yatim, bukan yatim-piatu. "Ya, siapa lagi! Kalau bukan tukang cireng itu," ucap Safira ketus. Ia tak bisa membayangkan teman-teman sosialitanya membulinya habis-habisan, karena bermenantukan tukang cireng, akan ditaruh dimana mukanya? Safira bergidik ngeri. "Laila? Jadi Mama tahu kalau dia jualan cireng? Trus kata siapa dia anak yatim-piatu?" tanya Arsen, tak heran mamanya tahu

  • Nasi Bungkus untuk Laila   Melamar

    "A-ada apa ya, Pak?" tanya Laila takut-takut."Tak ada apa-apa, hanya ada aku," jawabnya garing, Arsen menyeringai merasa lawakannya tak lucu."Ya, sudah. Saya permisi," Laila berjalan melewati Arsen, tapi terhenti ketika tangannya ditarik Arsen dengan tiba-tiba."Awas!" teriak Arsen."Apa-apaan, sih?" Laila marah, ia menarik tangannya kasar, tapi Arsen tak melepasnya, malah semakin menariknya lebih dekat, sejurus kemudian jantungnya berdegup kencang, karena sebuah mobil angkot melaju kencang dan hampir menyerempetnya."Ma'af, aku tak sengaja menyentuhmu, aku tak ingin kamu celaka, jadi terpaksa ..." ucap Arsen menggantungkan kalimatnya.Wajah Laila masih pucat, ia terkejut sekaligus malu pada Arsen."Ma-ma'af, Pak," ujarnya tertunduk malu."Aku ma'afkan, dengan syarat ... besok temui aku selepas shalat dzuhur di tama

  • Nasi Bungkus untuk Laila   Rosma dan Penderitaan

    PERNYATAAN CINTARosma sedang memasak di dapur, ia memasak untuk belasan karyawan di peternakan dan sawah milik keluarga Juragan Sudibyo.Mereka sengaja memperkerjakan Rosma sebagai tukang masak dan tukang bersih-bersih di rumah orang tua Ardi tersebut.Rosma menangis, meratapi nasibnya yang hanya menjadi budak pemuas nafsu suaminya saja, juga menjadi pembantu di rumah mertuanya itu.Suatu hari Laila mencari Rosma ke rumah Juragan Sudibyo. Tapi Rosma disekap, ia disembunyikan dalam gudang. Farida kakak iparnya mengatakan, jika Rosma dan Ardi pindah dari sana, padahal itu semua bohong semata.Rosma ingin sekali kabur dari sana, tapi penjagaan rumah itu begitu ketat, pernah ia mencoba melarikan diri, jangankan bisa keluar dari pagar, baru keluar dari pintu dapur, ia hampir digigit anjing peliharaan Ardi.Rosma juga tak memiliki akses

  • Nasi Bungkus untuk Laila   Pura-pura Sakit

    "Tante, sepertinya rencana kita gagal, deh. Percuma Tante pura-pura sakit, Arsen sepertinya gak menggubris sedikit pun keinginan Tante," keluh Heralin.Safira meringis, hatinya sedih karena Arsen tak lagi patuh seperti dulu, ia juga capek pura-pura sakit, sudah hampir seminggu."Pokoknya, Tante tenang saja, kali ini biar aku yang urus," ucap Heralin. Ia datang pura-pura menjenguk Safira, dibawakannya makanan, puding dan buah-buahan mahal. Agar Arsen melihat kalau ia peduli.Arsen masih belum datang, Heralin mencoba bersabar menunggu ia pulang."Kayanya Arsen pulang malam, deh. Kalau malam Minggu gini biasanya dia ikut pengajian," ucap Safira, seperti mengerti apa yang dipikirkan Heralin."Heran, deh. Sejak ikut pengajian kenapa Arsen jadi berubah ya, Tan?""Arsen memang banyak berubah, Hera. Tapi perubahan yang positif, dia jadi gak suka minum, jadi ram

Bab terbaru

  • Nasi Bungkus untuk Laila   Impian yang Menjadi Kenyataan

    BAB 67"Mas, kenapa harus ada resepsi lagi, sih?" tanya Laila, karena malam nanti akan ada acara resepsi pernikahan mereka."Ini acara khusus untuk rekan bisnis kita sayang ... karyawan juga, kan harus tahu kalau aku udah nikah, udah punya istri, ntar kalau pada ngira aku masih singel gimana?” goda Arsen."Ih ... Mas, jangan buat aku takut napa?""Takut ya, kalau suamimu yang ganteng ini di godain cewek-cewek yang ...""Maaaass ..." Laila mengejar Arsen dan mencubit pinggangnya.Arsen manarik tubuh Laila ke dalam pelukannya."Hidup yang akan kita hadapi nanti tak akan mudah, sayang ... kamu harus kuat dan tangguh. Aku hanya minta satu hal sama kamu, apapun yang terjadi kamu harus percaya sama aku, tetaplah di sisiku, jangan hiraukan apa kata orang ..." ucap Arsen, ia memeluk Laila begitu erat, seperti tak ingin melepasnya.&n

  • Nasi Bungkus untuk Laila   Pulang

    Kaki milik gadis cantik itu melangkah menapaki setapak demi setapak lantai bandara internasional Soekarno Hatta, setahun yang lalu dirinya berada di sini. Kini ia kembali lagi, dengan membawa seseorang yang istimewa yang kelak akan menghiasi hari-hari indahnya.Udara pengap Jakarta kembali menguar menusuk penciuman, mengucurkan keringat yang membuat tubuhnya tak nyaman. Jakarta penuh sesak dengan para urban, mereka berbondong-bondong mencoba mancari peruntungan di kota Metropolitan ini, mulai dari penjual jalanan hingga buruh, musisi jalanan atau pengamen, tak sedikit yang menjadi pengemis. Beruntung bagi yang memiliki keahlian, ada yang menjadi montir, pekerja kantoran bahkan tak sedikit yang menjadi pesohor.Jalanan Jakarta seperti biasa, sangat macet. Apalagi di jam-jam pulang kantor seperti sore ini, klakson dari kendaraan angkot memekakkan telinga, kesabaran para pengendara dan pengemudi sangat diuji dalam situasi seperti ini.&n

  • Nasi Bungkus untuk Laila   Pernikahan Agung

    Jum'at adalah 'Sayyidul Ayyam' atau penghulunya hari-hari, pada hari ini banyak terjadi peristiwa besar, diantaranya seperti yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, bahwa Jum'at adalah sebaik-baik hari kala mentari terbit. Nabi Adam diciptakan pada hari Jum'at. Demikian pula ketika dimasukkan dan dikeluarkan dari surga. Dan tidak akan terjadi hari kiamat, kecuali pada hari Jum'at.Waktu mustajab dikabulkannya do'a, apabila seorang muslim berdo'a pada hari Jum'at, maka atas kehendak Allah, akan dikabulkan.Amal ibadah akan dilipatgandakan pahalanya pada hari Jum'at. Betapa istimewanya hari ini, hingga Arsen dan Laila sepakat menikah pada hari Jum'at.Masjid Al-Hidayah, masjid yang menjadi saksi menyatunya dua hati dalam ikatan yang agung. Sebuah ikatan yang di sebut 'Mistaqon Ghalidza' perjanjian agung.Mengapa Allah menamakan pernikahan dengan sebutan perjanjian agung? Karena mengandung konsekuensi yang

  • Nasi Bungkus untuk Laila   Bertemu Abizar

    Oktober. Balai pertemuan milik provinsi Jawa Barat di kawasan Distrik sepuluh, Laila masih ingat, pertama kalinya ia bertemu dengan Abizar, bahkan dirinya belum genap satu bulan, berada di Cairo.Kala itu ... Laila berkenalan dengan Zahra, seorang ibu beranak satu yang melanjutkan kuliah magister-nya di Cairo university. Sedangkan dirinya di Al-Azhar university. Mereka bertemu dalam forum kajian ilmiah yang pembicaranya membuat Laila terkejut setengah mati, rasanya seperti terkena ratusan sengatan lebah yang menyakitkan hatinya. Dia Abizar Al-Ghifari.Satu lagi kejutan, yang sukses membuatnya mematung kaku, ternyata Zahra adalah istrinya.Bukan. bukan karena ... ia masih menyimpan cinta di hatinya, ia lebih tak menyangka saja, takdir mempertemukan mereka berada di negeri yang sama. Laila pikir Abizar sudah kembali ke Indonesia, karena gelar dokter sudah disandangnya, tapi ternyata ... ia memilih lebih lama lagi tinggal d

  • Nasi Bungkus untuk Laila   Cinta Berlabuh di Musim Dingin

    Januari, bulan bersejarah bagi kedua insan yang bersabar, menahan cinta dalam diam, melangitkan do'a dalam munajat panjang di sepertiga malam, menggantungkan asa dan harap di langit penantian.Cinta itu berlabuh dalam muara penantian yang panjang, membawa kehangatan di musim dingin yang suhunya mencapai sepuluh derajat celsius.Angin laut Mediterania berhembus, meniup syal rajut yang melilit leher berlapis kerudung biru milik Alfu Laila Walaila, ia berjalan sepanjang corniche lalu berhenti di depan benteng Qaitbay. Seperti ada suara yang menariknya untuk melihat para pemancing di sepanjang benteng.Ia berjalan dengan Kamila, sahabatnya yang berasal dari negeri gajah, Pattani, Thailand. Kamila tinggal di Alexandria dan kuliah di kampus putri Al-Azhar cabang Alexandria.Perkenalan mereka berawal saat Kamila berkunjung ke Cairo, Kamila bersama temannya mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari penduduk

  • Nasi Bungkus untuk Laila   Alexandria

    Alexandria, tempat dimana Arsen menetap. Ia menyewa sebuah apartemen yang cukup sederhana bagi orang kaya raya sepertinya. Ia tak sendirian, ada dua orang mahasiswa Al-Azhar yang sedang liburan musim panas bersamanya.Di sana, Arsen belajar di sebuah markaz littahfidz Al-Qur'an wa Al-qira’at, atau lembaga yang khusus mengajarkan Al-Qur'an dan ilmu qira’at, pemiliknya adalah seorang Syeikh Al Azhar yang pakar dalam bidang Al-Qur'an."Mas Tara, jadi ke Cairo, gak?" tanya Miftah, seorang mahasiswa tingkat tiga fakultas Ushuluddin di Al-Azhar cabang Zagazig. Sebuah provinsi di Mesir.Arsen Guntara, ia tak ingin ada orang yang mengenalinya, bahkan ia berdo'a agar selama di Mesir tidak dipertemukan dengan Abizar dan istrinya. Dirinya mengenalkan namanya pada orang lain dengan nama Tara, nama kecilnya. Penampilannya ia rubah seratus delapan puluh derajat, celana water flood di atas mata kaki, baju koko atau kemeja d

  • Nasi Bungkus untuk Laila   Mesir Negara Impian

    Keyakinan. Itu yang Laila miliki, mimpinya kini menjadi kenyataan. Kakinya akan menjejakkan langkah di bumi Nabi Musa alaihi salam. Hatinya membuncah menggelorakan haru, kristal bening berdesakan di pelupuk mata, lalu berjatuhan di pipinya. Sebuah tangisan kebahagiaan.Nasi bungkus yang ia jual, mampu menghantarkannya meraih impian, ia dapat menyelesaikan kuliahnya dengan keringat dan air mata, hanya dalam jangka tiga tahun, dengan nilai sangat sempurna, summa cumlaude.Ustadz Amir pernah mengatakan, "Tanamlah padi, rumput pun akan ikut tumbuh di sela-selanya. Tapi jika rumput yang kamu tanam, maka mustahil, padi akan ikut tumbuh di antara rerumputan itu." Pepatah ajaib yang sangat melekat dalam ingatan Laila. Terbukti apa yang dikatakan ustadz Amir benar adanya.Jika di dunia ini yang kita tanam, adalah kebaikan dan urusan akhirat, maka urusan duniawi akan mengikuti.Namun sebaliknya, jika selama hi

  • Nasi Bungkus untuk Laila   Pernikahan Agung

    Jum'at adalah 'Sayyidul Ayyam' atau penghulunya hari-hari, pada hari ini banyak terjadi peristiwa besar, diantaranya seperti yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, bahwa Jum'at adalah sebaik-baik hari kala mentari terbit. Nabi Adam diciptakan pada hari Jum'at. Demikian pula ketika dimasukkan dan dikeluarkan dari surga. Dan tidak akan terjadi hari kiamat, kecuali pada hari Jum'at. Waktu mustajab dikabulkannya do'a, apabila seorang muslim berdo'a pada hari Jum'at, maka atas kehendak Allah, akan dikabulkan. Amal ibadah akan dilipatgandakan pahalanya pada hari Jum'at. Betapa istimewanya hari ini, hingga Arsen dan Laila sepakat menikah pada hari Jum'at. Masjid Al-Hidayah, masjid yang menjadi saksi menyatunya dua hati dalam ikatan yang agung. Sebuah ikatan yang di sebut 'Mistaqon Ghalidza' perjanjian agung. Mengapa Allah menamakan pernikahan dengan sebutan perjanjian agung? Karena mengandung konsekuensi yang berat di dalamnya, ada kewajiban dan hak yang harus ditunaikan. Kata 'mitsaqan gh

  • Nasi Bungkus untuk Laila   Kejatuhan Dirman

    Dunia ini penuh keindahan, gemerlap kenikmatan dijanjikan tersaji dalam balutan nafsu dan syahwat. Sebagian manusia terlena dan jatuh melesak dalam tipu dayanya.Terkadang lupa, jika masa kejayaan tak pernah ada yang abadi, dunia ini pun fana. Kesombongan, kezaliman, kelicikan, harta yang berlimpah, jasad yang sehat dan prima, wajah yang rupawan, isi kepala yang cemerlang semuanya akan berganti dan sirna.Tubuh yang dulu sehat, bisa jadi kini terbaring lemah dan sakit, wajah yang rupawan, tubuh yang perkasa kini keriput dan layu dimakan usia. Dulu, kejayaan membuat anak Adam merasa pongah dan jumawa, kini harus runtuh dan porak poranda. Semuanya tak bersisa oleh bilangan waktu, tinggalah buku-buku jari membilang detik kepunahannya, saatnya Tuhan memanggil. Pulanglah, waktumu telah usai. Atau berhentilah, kezaliman sudah mencapai titik batasnya, rasakanlah balasan yang setimpal untuk setiap kezaliman yang pernah kamu lakukan.

DMCA.com Protection Status