Home / Romansa / Nama Putriku Nama Mantannya / 16. Perubahan Sulthan

Share

16. Perubahan Sulthan

last update Last Updated: 2023-01-01 14:29:05

“Iya benar juga kamu, Sulthan itu suka membaca apalagi novel-novel gitu, dulu waktu masih ada abinya pernah dia menulis juga sebuah cerita, tetapi abinya tidak suka kalau anak laki-lakinya mempunyai hobi menulis,” ucap Umi Syifa yang mengingat masa lalu.

“Kenapa almarhum Abi nggak mengizinkan Mas Sulthan menulis Umi?” tanya Ida penasaran.

“Dulu beliau ingin melihat anak laki-lakinya sukses menjadi pendakwah sekaligus seorang pengusaha, tetapi Sulthan tidak terlalu suka dengan kegiatan seperti itu, dia lebih suka menjadi seorang penulis.”

“Makanya kalau kamu lihat perpustakaan Sulthan di ruang kerjanya banyak buku-buku yang bertemakan cinta ketimbang tentang agama, walaupun ada juga sih buku-buku tentang agama yang dia baca-baca tetapi dia lebih banyak novel-novel dari religi, kesehatan, inspirasi, maupun romantis, ada semua,” jelas Umi Syifa tersenyum.

“Masa Mi, tapi sikapnya sama Ida dingin banget, nggak sesuai dengan dia suka novel begituan?” tanya Ida bingung.

“Terus kenapa setela
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Nama Putriku Nama Mantannya    17. Sulthan Jatuh Cinta

    Saat Agnes masuk, terlihat Sulthan sedang melamun dan tersenyum kembali, wajahnya yang tampan kini semakin kelihatan bercahaya karena ada senyuman yang mengukir bibirnya.“Ah, Bos Sulthan pantas saja banyak orang yang menyukaimu, ternyata kamu memang tampan, menggoda imanku!” ucap Agnes melihat wajah tampan Sulthan.Seketika wajah suaminya Agnes dengan marah pun terlintas begitu saja, membuyarkan pikiran Agnes mengkhayal wajah bosnya itu.“Astagfirullah, Mas!”“Padahal cuma bilang tampan, eh wajah Mas Iqbal marah!”“Iya Mas Iqbal kamu yang paling tampan, karena aku memilihmu sebagai suamiku, puas Mas!” gerutunya dalam hati.“Selamat pagi, Pak!”“Pak Sulthan ... selamat Pagi ...!”“Duh Sulthan ini dipanggil nggak nyahut-nyahut!” gerutunya lagi.Agnes lalu mendekati Sulthan, lalu membisikkan sesuatu di telinga Sulthan.“Maaf ya Bos, lagi jatuh cinta ya!” tanya Agnes.“Sepertinya iya, bagaimana ya jadi malu sendiri!” “Sama siapa Bos, boleh tahu nggak!”“Siapa lagi kalau sama yang di rum

    Last Updated : 2023-01-01
  • Nama Putriku Nama Mantannya    18. Siapa Penulis Itu?

    “Oke deh, terserah kamu saja, tapi ingat ya Da, jam dua siang kamu pergi ke tempatnya Bu Romlah pengajian, nggak enak kalau nggak datang!” sahut Umi Syifa mengingatkan.“Iya Umi, terima kasih sudah diingatkan!” ucap Ida tersenyum hangat.Ida pun kembali fokus menulis sebuah cerita tentang kehidupan remaja.Cerita yang di tulis oleh Ida adalah sedikit memiliki kesamaan dengan kehidupannya di dunia nyata, tetapi sedikit diubah.Ida sangat pandai memainkan kata demi kata yang dikemas secara apik dalam sebuah cerita.Menceritakan tentang gadis remaja yang ditinggal mati oleh kedua orang tuanya dalam kecelakaan pesawat.Sehingga gadis ini harus hidup atas belas kasihan adik ayahnya yang kebetulan tidak mempunyai anak.Adinda namanya di dalam cerita yang di buat oleh Ida, menggambar sosok gadis manis, ceria, dan suka menolong orang.Namun akibat kecelakaan itu membuat Dinda nama panggilannya itu menjadi gadis pendiam.Sampai akhirnya hingga dewasa dia pun di jodohkan dengan pria yang dia t

    Last Updated : 2023-01-02
  • Nama Putriku Nama Mantannya    19. Sulthan Penasaran

    “Nah itu dia, jadi lupa lagi, pasti dia akan datang kemari soalnya dia bilang mantan terindahnya bos kita, berarti ....” “Benar Sis, itu adalah Fina mantan tunangan bos kita yang menghilang lima tahun yang lalu,” ucap Agnes sembari menyeruput es jeruk yang ketiga kalinya.“Sekarang dia sudah berani mendatangi Ida di rumah sakit, tanpa memberitahukan siapa dia sebenarnya saat berkenalan dengan Ida.”“Malahan dia ingin memberikan kejutan saat ulang tahun Sulthan Sabtu nanti,” jelas Agnes santai.“Loh ... kamu tahu dari mana kalau wanita itu datang ke rumah sakit?” tanya Siska penasaran.“Ya Ida lah, dia ternyata sudah tahu kalau yang datang itu pasti mantan nya Sulthan!” celetuknya lagi.“Terus ...terus!”“Ya gitu deh!”“Si Ida itu selalu menghadapi masalah apa pun dengan tenang, tidak grasah-grusuh seperti kita,” sahut Agnes tersenyum renyah.“Wah keterlaluan banget kalau wanita itu datang hanya untuk mengganggu rumah tangga bos kita, ini tidak bisa dibiarkan!” ucap Manda kesal.“Jus

    Last Updated : 2023-01-02
  • Nama Putriku Nama Mantannya    20. Kedatangan Abbas Anggara

    Sepuluh menit berlalu, semua Ibu-ibu dan beberapa tamu undangan dengan khusuk mendengarkan lantunan selawat yang begitu menyejukkan hati.Tiba-tiba seorang Ibu yang ditunjuk untuk mengaji terbatuk-batuk sehingga berhenti sesaat untuk membuat batuknya reda.Namun Ibu itu kembali batuk-batuk membuat suaranya menjadi serak.“Bagaimana ini Bu, kasihan Bu Wulan masih batuk-batuk, sebaiknya ganti saja biar bisa istirahat!” ucap Bu Romlah merasa kasihan dengan Bu Wulan yang tiba-tiba suaranya menjadi serak.“Maaf Bu, saya nggak tahu juga tiba-tiba batuk-batuk,” jawab Bu Wulan merasa bersalah tidak bisa melanjutkan mengajinya.“Nggak apa-apa Bu, masa harus dipaksakan, Ibu istirahat dulu, nggak apa-apa!” ucap Romlah ramah.“Ya sudah biar Neng Ida saja yang menggantikan Ibu Wulan, kalau kami ini masih setengah-setengah, malu kalau salah di depan orang banyak!” celetuk Bu Minah malu-malu.“Iya betul itu Neng Ida paling jago kalau mengaji, mau ya Neng Ida, sudah lama juga kami tidak mendengarkan

    Last Updated : 2023-01-02
  • Nama Putriku Nama Mantannya    21. Kebingungan Sulthan

    “Maaf Bu, dipanggil Pak Ustaz, sepertinya mau pulang!” ucap Bu Minah.“Ayuk Bas, Pak Ustaz mau pulang!” sahut Bu Romlah sembari menarik tangan Abbas agar ikut dengannya menemui Pak Ustaz.Ida pun ingin berpamitan dengan Bu Romlah dan mencari beliau di dalam rumah.“Maaf Bu, saya permisi dulu, ada urusan lagi di luar!” ucap Pak Ustaz H. Karim tersenyum.“Oh iya pak, salam buat Bu Salma semoga lekas sembuh ya Pak!” sahut Bu Romlah balas tersenyum.“Nak Abbas selamat datang di kampung kami, mudah-mudahan betah di sini dan segera mendapatkan jodoh ya!” ucap Pak Ustaz H. Karim tersenyum.“Aamiin, terima kasih Pak, semoga langsung di segerakan!” sahutnya lagi.Tak lama kemudian Ida datang menghampiri Bu Romlah. Abbas diam terpaku saat melihat Ida dengan jelas tepat berada di depannya.Hatinya bergemuruh dengan cepat, jantungnya pun seakan-akan berhenti sejenak.Dia ingin mencari tahu siapa dia sebenarnya karena wajah itu mengingatkan masa lalu yang sangat membekas dihatinya.“Bu, Ida pulang

    Last Updated : 2023-01-03
  • Nama Putriku Nama Mantannya    22. Kebingungan Sulthan 2

    @Ida{Assalamu’alaikum}Hening sesaat ...@Ida{Halo, Assalamu’alaikum maaf ini dengan siapa?}“Ayuk dong Than, ngomong masa gugup kaya gitu malu-maluin katanya Bos, tapi ngomong sama istrinya gagap gitu!” ledek Agnes.“Agnes ini si Ida yang angkat!” ucapnya bahagia“Cepat bicara!” “Iya bawel, sana pergi jangan nguping!” hardiknya kesal.@Ida{Halo siapa ini, kalau nggak jawab saya tutup}@Sulthan{Eh jangan di tutup dulu ini dengan saya}@Ida{Saya siapa saya nggak kenal, maaf salah sambung}@Sulthan{Tunggu dulu jangan ditutup , ini dengan suamimu, Sulthan}@Ida{Sulthan, Anda jangan main-main ya, suami saya itu tidak suka-suka basa-basi seperti ini, dari mana Anda mendapatkan nomor saya, siapa Anda sebenarnya?}@Sulthan{Sayyidah Latifah ini dengan suamimu Sulthan Yazid Zidan yang tampan nan rupawan, kamu nggak kenal dengan suara khas ku?}@Ida{Ma...Mas Sulthan benaran ini kamu, atau aku lagi mengkhayal ya?”}@Sulthan{Iya ini saya suami mu, apa perku kita video call saja agar ka

    Last Updated : 2023-01-03
  • Nama Putriku Nama Mantannya    23. Kenyataan Pahit

    Umi Syifa melihat Ida yang sedang duduk di ruang tengah sejenak melamun , tanpa menghiraukan kedatangan Umi Syifa dan membuatnya bingung.“Kamu lagi mikirin apa sih Da, serius amat?” tanya Umi Sifa yang sudah duduk di sampingnya.“Eh, Umi nggak apa-apa kok!” jawab Ida tersenyum.“Oh ya Umi, tadi Mas Sulthan telepon katanya dia pulang agak malam soalnya dia mau ke tempat Agnes dulu ada perlu kali sama Mas Iqbal,” jelasnya sembari bermain dengan Baby Salsa dan menulis.“Oh iya, nggak apa yang penting dia ngabarin orang rumah!” ucap Umi Syifa.“Eh tunggu dulu, ini maksudnya dia kasih tahu kamu langsung, berarti Sulthan telepon kamu, bukannya dia nggak punya nomor ponselmu?” Berarti dia mulai mencair, ”ucap Umi bahagia.“Es kali Umi cair!”“Maksud Umi apa sih, nggak ngerti!” ucapnya pura-pura tidak tahu.“Terus dapat dari mana dong nomor ponselmu?”“Dan yang paling mengesankan dia tidak mengabari Umi lagi tetapi langsung ke istrinya,” goda Umi Syifa.“Paling dapat dari Agnes, Umi,” sahu

    Last Updated : 2023-01-03
  • Nama Putriku Nama Mantannya    24. Terbongkarnya Masa Lalu Sulthan

    “Umi!”“Umi ... sadar Umi, maafkan Ida sudah membuat Umi syok!” ucap Ida yang merasa bersalah karena telah membuat Umi Syifa hampir mau pingsan.“Iya, Sayang Umi nggak apa-apa,” ucap Umi pelan.“Mbak minum dulu airnya,” sahut Tante Mayang yang segera mengambilkan segelas air putih untuk Umi Syifa.“Terima kasih, May!” ucap Umi Syifa.“Maaf Umi, jangan sakit lagi Ida jadi takut kalau Umi sakit!” ucapnya sedih.“Nggak Sayang, Umi hanya syok saat kamu bilang tadi kalau Fina sudah berani datang ke rumah sakit, malah pas kamu sakit lagi, apa maunya dia itu!” sahutnya kesal.“Tapi bagaimana kamu tahu kalau dia itu Fina?” tanya Tante Mayang penasaran.“Ya saat dia bilang namanya Fina, dan teman kuliahnya dulu,” jawab Ida.Dia bilang kalau nanti saat Mas Sulthan ulang tahun dia ingin datang ke rumah ini untuk memberikan kejutan, gitu katanya Umi!” jelas Ida tersenyum.“Lah, terus kamu bilang apa, sama wanita itu?” tanya Tante Mayang penasaran.“Ya Ida bilang saja, nggak apa-apa kalau dia mau

    Last Updated : 2023-01-03

Latest chapter

  • Nama Putriku Nama Mantannya    104. Kisah Terakhir (TAMAT)

    Tak lama kemudian Ummi Syifa masuk ke kamar Ida, ingin melihat kondisinya dan dengan saja mengendong baby Salsa dengan tujuan agar bisa sadar jika merasakan sentuhan lembut tangan baby Salsa.“Bu, bagaimana?” tanya Ummi Syifa kepada Bu Lina yang masih menangis tersedu-sedu.“Belum ada kemajuan Bu, bagaimana ini, apakah Ida akan sembuh, Bu?” tanyanya dengan linangan air mata kembali.“Kita, berdo’a saja Bu, dan mungkin dengan kehadiran Salsa bisa memberikan respon walaupun sedikit.”“Tidak salahnya kalau kita mecoba dulu, kasihan juga dengan Sulthan mudah-mudahan mereka cepat sembuh dan bisa seperti semula lagi,” ucap Ummi Syifa menjelaskan.“Aamiin, semoga ya Bu!”Ummi Syifa lalu menaruh baby Salsa di tempat tidur, Salsa yang sudah berusia dua tahun itu seakan-akan mengerti kalau Mamahnya sedang sakit.Lalu dengan spontan baby Salsa mencium pipi Ida dengan lembutndan berkata. “Mah ... Mam ... Mah!”“Dielus-elus pipi Ida dengan tangan mungilnya terus menerus, sehingga lima menit kemudi

  • Nama Putriku Nama Mantannya    103. Pengorbanan Fina

    Ida lalu mengikat kedua tangan Bu Romlah dan kakinya, sehingga dia pun merasa kesakitan.“Bas... tolong Mamah, Bas!”“Mereka ingin membunuh Mamah, tolong!” teriak Bu Romlah histeris.Abbas mendengar teriakan Bu Romlah, dan menoleh ke arah Ida yang sedang sibuk mengikatkan tali ke tangan dan kakinya.Abbas lalu memukul kepala Sulthan dengan sebuah guci sehingga Sulthan terhuyung dan mengeluarkan cairan berwarna merah itu kembali.Saat Sulthan jatuh, Abbas lalu mengambil kembali pecahan kaca dan ingin menusuk Ida dari belakang.“Ida awas ada Abbas!” teriak Fina tetapi Ida tidak mendengar dia sibuk mengikat Bu Romlah yang terlihat kesakitan.“Ida!”“Sulthan yang mendengar suara teriakan Fina berusaha melihat walau tubuh dan kepalanya sudah dipenuhi darah segara sehingga agak sulit melihatnya.“Ya Allah, istriku dalam bahaya, selamatkan ya Allah!” Sulthan berusaha kembali bangkit dan berdiri tetapi luka yang dideritanya cukup parah, sehingga sulit untuk berlari sampai ke arah istrinya.Se

  • Nama Putriku Nama Mantannya    102. Perkelahian

    “Abbas, sebaiknya kita pergi dari sini sebelum polisi menemukan kita,” usul Bu Romlah yang merasa takut dan juga panik.j“Ayok Abbas!” Bu Romlah mengajak Abbas pergi dari rumah itu debelum polisi datang.“Mah, tetapi Sulthan belum menandatangi surat-surat itu, dan aku kehilangan wanita itu yang mirip dengan Saskia!”“Tidak, Mah, aku sudah mulai mencintainya, aku tidak ingin kehilangan dia!”“Aku nggak mau rencana yang kita susun selama ini hilang begitu saja, kita sudah menunggunya lama, Mah!”“Kita sudah banyak berkorban tetapi aku harus mendapatkan dulu yang aku mau!” Abbas belum merasa puas untuk melakukan tindak kejahatan kepada Sukthan fan dia.melihat sebuah pisau yang tertancap di buah, lalu dia mengambilnya dan mengacungkannya di depan wajah Sulthan.“Cepat tanda tangan surat itu, kalau tidak!”“Kalau tidak apa!”bentak Sulthan tidak takut dengan ancaman Abbas.“Baiklah.” Abbas lalu mendekati Fina lalu mengacungkan kembali pisau itu di wajahnya.“Apa yang kamu mau lakukan, Abb

  • Nama Putriku Nama Mantannya    101. Kenyataan Yang Pahit

    “Jaga omonganmu, Sulthan!”“Apa yang coba kamu katakan?”“Oh ya kamu pura-pura tidak tahu atau kamu tidak mau mengakui kesahanmu Fina?”“Baiklah akan aku ceritakan sampai mana kamu terlibat dalam masalah ini!”“Kamu tahu hanya karena kamu tidak jujur dengan Mamahmu siapa Saskia sebenarnya, Mamah kamu selalu membuatnya menderita, bahkan anakmu juga menjadi sasaran empuk umtuk melampiaskan kemarahannya.”“Sampai Saskia dinyatakan hamil lagi dan setelah mengetahui jenis kelamin cucu keduanya perempuan Mamahmu semakin membencinya, apakah aku benar Tante?”“Sampai usia kehamilan memasuki delapan bulan, Mamahmu pun merencanakan sebuah kejahatan, apakah itu benar, Tante?”“Tidak ... tidak, ja... jangan kamu dengarkan si Sulthan, Nak!”“Dan kamu Sulthan tahu dari mana masalah ini jangan kamu membuat aku dan Abbas salah paham atau ini bagian dari rencanamu, agar membuat kami bertengkar, iya kan?” tanyanya emosi.“Kenapa Tante, apakah Tante takut semuanya terbongkar di depan Abbas?”“Kurang aj

  • Nama Putriku Nama Mantannya    100. Pengakuan Abbas

    “Bos!” Bos!” teriak salah satu anak buahnya dari kejauhan dan berlari menghampiri Abbas.“Ada apa, kenapa kamu?” tanya Abbas terlihat marah.“Itu Bos ... anu Bos ... itu!”“Ada apa, kalau ngomong yang jelas!” bentaknya seketika.“Itu Bos ... anak kecil itu tidak ada di kamar!” pekiknya dengan napas ngos-ngosan.“Apa ... kenapa bisa dia hilang, bagaimana kerja kalian?” hardiknya emosi.“Tadi saya dengar ada suara yang jatuh, ya saya ke sana tetapi nggak ada, terus saya balik nggak ada yang mencurigakan, Bos,” jelasnya yang juga bingung kenapa bisa tidak ada gadis kecil itu.“Mengurus anak kecil saja tidak bisa, cepat cari sampai dapat, pasti belum jauh dari sini perginya!” perintahnya menyuruh semua anak buahnya ikut mencari.“Jika sampai terjadi sesuatu dengan anakku, akan kupastikan nyawamu juga menjadi taruhannya!” “Hahaha ... memang kamu bisa apa Sulthan, kamu tidak bisa apa-apa, bahkan tubuh mu saja susah untuk digerakkan,” ejek Abbas dan tersenyum sinis.“Dengar Sulthan, ini ada

  • Nama Putriku Nama Mantannya    99. Balas Dendam

    “Apa yang kalian mau dari aku?”“Mengapa semuanya menjadi rumit, dan mengapa kalian ingin menghancurkan keluarga kami dan sungguh terlalu kalian!”“Cepat katakan apa yang kalian inginkan dari aku?” tanya Sulthan yang masih bingung dengan semuanya ini.“Aku mau kekuasaan, kekayaan dan terlebih utama adalah nyawamu Sulthan, hahaha ... tawanya menggelegar.“Baiklah, akan aku ceritakan dari awal agar kamu mengerti apa yang kami mau dari kamu dan juga keluargamu, Sulthan!” Abbas menyeringai dan merasa puas karena satu persatu rencananya pun hampir berhasil bahkan Fina pun tidak tahu rencana sebenarnya.“Kamu mungkin tidak tahu kalau semua sudah direncanakan oleh seseorang yang mungkin kamu akan tidak percaya siapa dalang semuanya ini!”“Namun sayang, dia sudah ditangkap oleh polisi karena ulah ibumu sendiri!”“Ya, kamu pasti bertanya apa hubunganya dengan Bapak Bima Sastrowijaya Kusuma dengan masalah ini kan?” “Bapak Bima Sastrowijaya Kusuma adalah ayahku , suami dari ibuku Romlah Nirma

  • Nama Putriku Nama Mantannya    98. Siksaan

    Bu Romlah datang di akhir pertemuan mereka, dan membuat Fina bertambah bingung, siapa yang harus dipercaya toh pada kenyataannya adalah semua memang sudah direncanakan.“Apa maksud kalian semua?”“Aku tidak mengerti!” Fina hanya bisa melihat mereka yang tertawa puas atas semua tindakan yang dilakukannya berhasil membuat keluarga Sulthan berantakan.“Kamu ingin tahu bagimana dan kenapa semua ini harus dilakukan, bahkan kamu saja tidak mampu menganalisis siapa lawan dan kawanmu, Fina!”“Kamu hanya terobsesi oleh satu tujuan saja yaitu Sulthan!”“Sedangkan kami begitu banyak tujuan tetapi mengarah kepada Sulthan!”“Bahkan Oh ya adiknya juga yang bernama ... siapa namanya ...”“Papah Ridwan, Mah,” sahut Angga spontan.Seketika Fina semakin bingung saat Angga memanggil Bu Romlah dengan sebutan Mah.“Mah ... maksudmu Mamah?” tanyanya untuk meyakinkan.“Hahaha ... Fina ... Fina kamu ternyata lebih polos dari Ida.”“Ya ... kamu benar sekali, Angga Bramana Danendra adalah anak kandungku, pu

  • Nama Putriku Nama Mantannya    97. Kebenaran Yang Hampir Terkuak

    Agnes mencoba menghubungi di antara mereka tetapi tidak ada yang menjawab, membuat dirinya juga ikutan khawatir.“Berkali-kali menghubunginya sampai setengah jam kemudian tiba-tiba layar ponsel Agnes berdering.“Kringg ... Kringg ...“Siapa Nes, Ida, atau Sulthan yang telepon kamu?” tanya Ummi Syifa semringah.“Ida, Ummi!” teriaknya bahagia.“Cepat kamu angkat!”perintahnya yang tak sabar ingin mendengar suara mereka.“Baik, Ummi!”“Tunggu di speaker saja, biar Ummi bisa langsung mendengarkan suara mereka!”“Iya, Ummi!Agnes dengan segera melaksanakan perintah Ummi Syifa.[Halo, Assalamu’alaikum, Da?][Kamu di mana sih, susah sekali dihubungi, aku dan Ummi sangat khawatir dengan kalian?][Tetus ponsel Sulthan juga nggak bisa dihubungi, memang kalian itu ada di mana, kenapa nggak kabar ke kita?][Maaf, sebelumnya saya menemukan ponsel ini tidak jauh dari mobil si korban yang terbakar, Bu][Maaf, korban? Korban apa Pak, dan siapa Anda?][Kami tidak melihat seseorang di sini Bu, hanya mo

  • Nama Putriku Nama Mantannya    96. Kecelakaan

    Udara dingin menyelimuti malam itu, tidak ada rembulan atau bintang yang menerangi jalan yang mereka lalui.Di dalam mobil mereka terdiam sejenak, pandangan Ida lurus ke depan tetapi pikirannya melayang entah ke mana.Sesekali bening-bening air kristal itu keluar begitu saja dari pelupuk matanya yang indah. Tangannya mengepal memegang ujung hijabnya.Sulthan lalu memegang tangan Ida, berharap dengan sentuhan hangat dari suaminya bisa merendam amarah yang bergejolak di dalam hatinya.Dan benar saja, saat tangan Ida tersentuh oleh tangan suaminya, kepalannya merenggang dan dia menoleh ke arah Sulthan.“Terima kasih, Mas, masih ada di samping untuk menguatkanku!” “Aku nggak habis pikir jika Ibu bisa mengatakan seperti itu!”“Aku memang menyayangi Ibu, tetapi aku juga tidak mau kehilangan anakku, Mas. Aku bingung!”“Aku tidak mau ibu menganggapku sebagai anak durhaka, aku ingin Ibu tahu kalau aku memang menyayanginya tetapi aku tidak tega melihat anakku terpisah dariku, Mas ... hiks ...

DMCA.com Protection Status