Share

Tak pernah Gagal

Jam sudah menunjuk angka tujuh malam tepat.

Jani dan Rayhan memilih untuk makan malam dulu sebelum melakukan ritual yang sudah satu minggu lamanya tidak tersalurkan sebab Jani tengah datang tamu bulanan.

“Sayang. Tadi aku lihat Elvan kayaknya bangun.”

Jani mengadahkan kepalanya kemudian mengangguk. “Iya. Memang sudah bangun dari tadi. Dia belum makan juga, Mas. Mbak Ipah lagi buatin makanan untuknya.”

Rayhan manggut-manggut dengan pelan. “Kamu, belum mau sapih Elvan untuk tidur pisah dengan kita?”

“Eum! Belum kayaknya, Mas. Tunggu sampai dua tahun aja. Aku nggak bisa tenang dan nggak bisa tidur juga kalau pisah kamar dengan Elvan meskipun nanti tidurnya sama Mbak Ipah.”

“Iya, Sayang. Ya sudah kalau memang mau menunggu sampai dua tahun,” ucapnya kemudian menerbitkan senyum kepada Jani.

Lima belas menit kemudian, keduanya menyelesaikan makan malamnya. Jani langsung menghampiri sang anak yang tengah diberi makan oleh Ipah di sana.

“Makan yang banyak ya, Nak. Biar makin sehat dan pi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status