Share

Ngopi Bareng Agam

"Bang Agam!"

"Apa kabar, Arumi?"

"Alhamdulillah, seperti yang Abang lihat."

"Abang kenapa di sini? bukannya toko Abang di sebelah sana?" lanjutku bertanya sembari mengarahkan telunjuk ke ujung kanan jalan tempat toko pakaian besar milik Bang Agam.

Bang Agam hanya menggeleng sebagai jawaban, "banyak yang terjadi dalam dua tahun ini, Arumi," ucapnya kemudian dengan tatapan menerawang.

"Abang sekarang bekerja di toko itu," lanjutnya menunjuk toko tempat pramuniaganya tadi meremehkanku seolah aku tidak akan sanggup membayar harga sebuah baju yang terpajang di manekinnya.

"Bekerja?" ejaku lirih. Bagaimana mungkin seorang Bang Agam bekerja di toko orang.

"Ceritanya panjang, Rum. Bisakah kita bicara sebentar?"

Reflek aku mengangguk.

"Ayo, kalau begitu!"

Aku mengikuti langkah Bang Agam yang berjalan cepat.

"Kita mau bicara di mana?" tanyaku cepat sebelum Bang Agam sempat menyeberang jalan.

"Di sudut sana ada warung kopi, kita bicara di sana saja ya, kamu sudah sarapan?"

"Sudah."

***

Warung ko
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status