Seminggu telah berlalu, di mana hari ini Zeira dan Vivi sudah terbebas dari jerat hukum karena Mita tiba-tiba saja mencabut laporannya. Hal itu tidak membuat ibu satu anak itu bisa tersenyum dan bahagia, justru ia semakin khawatir.
Seorang Mita yang gila akan uang tiba-tiba saja mencabut laporannya tanpa meminta uang dan meminta imbalan, sungguh hal yang tidak masuk akal. Itu lah yang ada di dalam pikiran Zeira saat ini. Ia semakin curiga karena Reyhan akhir-akhir ini sering pulang malam dan tidak pernah meletakkan ponselnya lagi di atas meja yang biasa ia letakkan.
Kedua mata biru Zeira memandangi wajah suaminya yang masih tertidur lelap di atas ranjang, ingin rasanya bertanya namun lidahnya keluh, ia takut Reyhan akan marah atau tersinggung justru membuat suasana menjadi rumit.
Zeira menurunkan kakinya dari atas ranjang lalu melangkah masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya setelah itu ia langsung pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan.
"Bibi,
Zeira berpura-pura menggeliat lalu mengangkat sebelah kakinya ke atas paha Reyhan. Ia berharap suaminya itu akan bersikap manis atau romantis, namun yang di harapkan jauh dari kenyataan. Saat Zeira membuka sedikit matanya ternyata Reyhan sudah tertidur pulas "malang nasib, malang nasib..." Batin Zeira.Zeira menghela nafas lalu turun dari tempat tidur dan masuk ke dalam kamar mandi, saat keluar dari kamar mandi matanya tidak sengaja melihat ponsel Reyhan terletak dia atas meja riasnya, ia melangkah dengan pelan seperti maling dan meraih ponsel Reyhan dari atas meja rias, namun sayang saat Zeira mengusap layarnya, di sana tertulis masukkan kata sandi, Zeira langsung menciut dan kesal di tambah lagi foto profil ponsel Reyhan sudah di ganti menjadi fotonya sendi, dulu di sana terpampang foto wajah mereka berdua. Zeira kembali meletakkannya lalu naik ke atas ranjang."Maaf cantik aku harus pulang, jangan sampai rahasia ini terbongkar kepada orang lain" ucap Reyhan dalam ti
Reyhan mengerutkan keningnya saat tiba di kamar, ia melihat Zeira sudah berpakaian rapi dengan dandanan tipis menghiasi wajah cantiknya.Zeira yang melihat Reyhan dari pantulan kaca meja riasnya, hanya bersikap santai dan berpura-pura tidak peduli, ia melanjutkan mengikat rambut panjangnya menjulang ke atas seperti ekor kuda. Gaya rambut seperti ini sudah ciri khas Zeira setiap keluar rumah."Kamu mau ke mana pagi-pagi sudah rapi ?" Akhirnya Reyhan membuka mulut karena dari tadi Zeira hanya diam dan sibuk mengurus dirinya sendiri."Ke supermarket mas" sahut Zeira."Mau ngapain ? Kan itu tugas bibi Siti" protes Reyhan. Karena bagian belanja perlengkapan dapur, itu sudah tugas Siti sejak dulu."Ada yang ingin aku cari. Bibi Siti tidak akan paham apa yang aku butuhkan. Oh iya, hari ini aku butuh bantuan paman Bara jadi mas bisa nyetir sendiri atau pakai sopir lain" Zeira keluar dari kamar tanpa pamit kepada Reyhan, ia langsung menuju meja makan dan sa
Sore yang mendung membuat Zeira ingin menikmati makanan hangat dan pedas. Ia membuka lemari pendingin dan mengambil beberapa bahan dari sana untuk membuat soto, beberapa pelayan juga ikut membantunya.Zeira merasa bingung karena tiba-tiba pelayan Siti dan pelayan lainnya pergi meninggalkan dapur, saat memutar tubuhnya, ia melihat Reyhan berdiri di pintu dapur dengan menyilangkan kedua tangan di dada bidangnya. Zeira mengabaikan Reyhan, ia kembali melanjutkan masakannya."Mau masak apa sayang ? Aku bantu ya ?" Ucap Reyhan yang sudah berdiri di samping Zeira."Aku bisa sendiri" sahut Zeira dengan ketus."Aku bantu kupas telur ya ?" Reyhan kembali menawarkan bantuan kepada Zeira."Terserah" jawab singkat Zeira, lalu membuka celemek dan meninggalkan dapur."Sayang" panggil Reyhan sambil mengikuti Zeira menaiki anak tangga menuju kamar."Par...." Suara pintu di tutup dengan kencang, untung saja tidak mengenai wajah Reyhan. Jika Reyhan mela
Satu bulan telah berlalu, tetapi masalah rumah tangga Zeira belum juga terselesaikan, bahkan semakin rumit. Rian yang dulunya ingin membantu Zeira, kini tiba-tiba menghilangkan bagaikan di telan bumi. Sudah berkali-kali Zeira menghubunginya tetapi nomornya tidak dapat di hubungi. Malam ini Zeira sudah membuat rencana untuk menemui Rian ke tempat kerjanya bersama Bara.Tepat pukul 7 Zeira sudah bersiap-siap untuk pergi, ia menitipkan Andrian kepada ibu mertuanya Fina. Namun saat menuruni anak tangga, ia melihat Reyhan masuk dari pintu utama."Sayang, kamu mau ke mana ?" Tanya Reyhan"Mau keluar cari angin, di rumah ini rasanya panas" sindir Zeira dengan angkuh."Apa pendingin ruangannya rusak ?" Tanya Reyhan dengan polosnya, karena tidak mengerti dengan ucapan Zeira."Cek aja sendiri" Zeira melanjutkan langkahnya menuju teras, dan masuk ke dalam mobil lalu pergi meninggalkan kediaman Nicolas.Saat tiba di kamar, Reyhan meraih remote untuk men
Zeira hanya diam saja, ia hanya mengabaikan ucap Reyhan yang sudah membujuk dan merayunya berkali-kali. Ia tetap pada pendiriannya tidak akan melayani Reyhan sampai suaminya itu jujur kepadanya.Tetapi hal yang mustahil jika seorang pria menjalin hubungan dengan wanita lain lalu jujur kepada istrinya. Bahkan istrinya mengancam dengan pedang sekalipun, mereka tidak akan mengakuinya."Sayang, berdosa loh jika seorang istri tidak melayani suaminya" Reyhan kembali membujuk Zeira."Lebih berdosa jika seorang suami menyembunyikan sesuatu dari istrinya, apa lagi yang disembunyikan itu adalah wanita. Jika memang ingin menikah lagi, seorang suami harus mendapat restu dari istrinya dulu. Jangan ingatkan aku tentang dosa" sahut Zeira."Siapa yang ingin menikah lagi ? Terus siapa yang menyembunyikan wanita lain ?" Tanya Reyhan dengan berpura-pura bodoh.Zeira belum sempat menjawab Reyhan, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu.Tok....tok....tok.
Dalam perjalanan menuju kediaman Nicolas, Zeira menagis tersedu-sedu hatinya pedih bagaikan teriris sembilu dan di siram dengan air garam, ia tidak menyangka Reyhan akan bermain api dengan wanita yang telah memerasnya selama ini.Dunia ini terlalu kejam baginya, ia seperti manusia yang tidak pernah beruntung. Kata-kata terakhir yang terucap dari mulut Mita selalu terngiang-ngiang di dalam telinga dan otaknya."Nyonya, anda jangan terlalu stres, ingat ada tuan muda Andrian yang membutuhkan nyonya saat ini" ucap Bara dari bangku pengemudi. Ia tidak tega melihat Zeira yang dari tadi menagis."Iya paman, aku harus kuat demi putraku" sahut Zeira sambil mengusap air matanya dengan kasar dengan kasar.Setelah tiba di kediaman Nicolas, Zeira berlari menaiki anak tangga menuju kamarnya sambil menagis histeris.Fina dan Vivi yang saat itu sedang duduk di ruang tamu, refleks bangkit dari duduknya lalu melangkah mengikuti Zeira ke dalam kamar."Apa yang
Satu malam Zeira tidak bisa tertidur, ia berkali-kali menghubungi Bara, untuk menanyakan, Reyhan pergi meninggalkan kediaman Nicolas atau tidak. Walaupun saat ini ia benci dan marah kepada Reyhan, tetapi ia juga tidak bisa membohongi perasaannya, kali ia tidak rela jika Reyhan pergi menemui Mita malam ini apa lagi sampai menginap di sana.Zeira diam-diam keluar dari kamar, ia berpura-pura ingin mengambil air hangat ke dapur, ia memutar matanya untuk mencari keberadaan Reyhan di ruang tamu dan ruang keluarga, namun hasilnya nihil, Reyhan tidak ada di sana. Setelah mengambil satu gelas air hangat, ia melangkah menaiki anak tangga menuju ruang kerja Reyhan yang berbeda di lantai tiga mansion megah itu.Saat tiba di lantai tiga, ia melihat pintu ruang kerja Reyhan tidak tertutup rapat, Zeira dengan pelan melangkahkan kakinya agar tidak mengeluarkan bunyi. Mata birunya melihat Reyhan tertidur di atas sofa yang ada di ruang kerja Reyhan dari sela-sela pintu yang tidak tertut
# Di bab ini sedikit lebih panas, bijaklah dalam membaca. Yang belum 18+ tahun, silahkan mundur #Satu hari penuh, Reyhan tidak kembali ke kediaman Nicolas, ia juga tidak masuk kantor, nomornya tida dapat dihubungi. Zeira hanya bisa menagis dan meratapi nasib dirinya. Sementara Bara sudah bolak-balik ke kediaman Mita untuk melihat Reyhan, tetapi kedua mahluk Tuhan yang paling sempurna itu tidak ada di sana. Informasi dari penjaga gerbang, sejak Mita meninggalkan rumah tadi pagi, wanita tidak tahu malu itu belum ada kembali sampai sore ini.Hal itu membuat seisi rumah kediaman Nicolas merasa cemas dan khawatir, bahkan Fina berniat untuk membuat laporan ke kantor polisi dengan kasus orang hilang. Tetapi Roy melarangnya karena belum 24 jam."Roy, apa yang terjadi dengan Reyhan" ucap Fina sambil menagis. Ia sangat menyanyi Reyhan sama seperti Roy, ia tidak pernah menganggap Reyhan sebagai anak tiri. Kasih sayang kepada Roy sama besarnya dengan Reyhan."Mama t
Satu bulan telah berlalu, Vivi sudah pulang dari rumah sakit. Bahkan saat ini ia, Roy dan putrinya sedang berada di kediaman Nicolas. Mereka sudah 3 hari menginap di sana, karena permintaan dari kedua mertuanya.Saat ini keluarga Nicolas telah berkumpul di ruang tamu bersama beberapa notaris dan pengacara. Richard sengaja mengundang mereka datang ke kediaman Nicolas, karena hari ini ia akan membagi warisan kepada kedua putranya. Sebenarnya Reyhan dan Roy menolak keputusannya. Tetapi Richard tidak ingin anaknya menjadi pecah di kemudian hari karena harta warisan, di mana saat itu ia sudah tidak ada lagi di dunia ini. Sebelum ia menutup mata, Richard ingin melihat anak dan cucunya bagai dan berdamai."Daddy kenapa harus terburu-buru seperti ini ?" Ucap Reyhan"Ini tidak terburu-buru sayang. Daddy sudah tua, sudah sepantasnya membagi warisan untuk kalian" jawab Richard"Iya, apa yang dikatakan Daddy itu adalah benar sayang. Karena umur tidak ada yang t
Zeira menjalani hari-harinya dengan penuh kebahagiaan, walaupun terkadang sikap Reyhan membuatnya kesal, tetapi ia sangat bahagia dengan cara Reyhan memperlakukannya dan menghargainya, bahkan akhir-akhir ini, pria tampan itu selalu memanjakan Zeira bagaikan anak kecil.Satu bulan terakhir ini, Reyhan seringkali membawa anak dan istrinya makan malam di luar dan membawanya jalan-jalan. Pria tampan itu sudah mulai mengatur waktunya untuk bekerja dan waktu untuk keluarga, ia sudah jauh berubah dibandingkan hari-hari sebelumnya. Dulu ia selalu sibuk mengurus perusahan, samapi ia tidak ada waktu untuk Zeira dan anaknya."Sayang, bagaimana kalau Minggu depan kita pergi berlibur ?" Ucap Reyhan. Saat ini Zeira, dan Reyhan sedang duduk santai di kursi santai yang terletak di samping kolam renang sambil melihat Andrian dan Andela bermain di taman bersama baby sitter"Minggu depan ?" Ucap Zeira untuk memperjelas kata-kata Reyhan"Hm..." Sahut Reyhan
Zeira sengaja tidak membawa putrinya Andela, ia berencana akan pulang setelah selesai makan siang bersama Reyhan. Tetapi saat ia meminta pulang, Reyhan justru tidak mengizinkannya. Pria tampan itu meminta Zeira untuk pulang bersama dengannya. Akhirnya Zeira meminta Reyhan untuk menghubungi Bara dan menyuruhnya menjemput Andela ke kediaman Nicolas.Hanay butuh waktu 1 jam 20 menit, Bara sudah tiba di ruangan Reyhan sambil membawa Andela.Tok....tok....tok.... Seseorang mengetuk pintu ruangan Reyhan"Masuk" sahut suara bariton dari dalam"Permisi tuan, nyonya" Bara menjulurkan kepala dari balik pintu. Ia melangkah menuju Zeira dan memberikan Andela kepada ibunya."Anak sayang mama" ucap Zeira sambil mencium kedua pipi tembem putrinya yang sedang tertidur pulas."Terima kasih ya paman" ucap Zeira kepada Bara."Sama-sama nyonya. Kalau begitu aku permisi dulu tuan, nyonya" Bara melangkah meninggalkan ruangan Reyhan.Zeir
Mimpi yang indah membuat Zeira terlambat bangun dari tidurnya, saat wanita cantik itu membuka mata di pagi hari ! Reyhan sudah tidak ada lagi di sampingnya. Ia refleks bangkit dari ranjang melangkah terburu-buru masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Setelah itu ia melangkah ke luar dari kamar menuruni anak tangga menuju ruang makan."Bibi, apa tuan sudah sarapan ?" Ucap Zeira setelah tiba di meja makan dan melihat Reyhan tidak ada di sana"Tuan sudah pergi satu jam yang lalu nyonya. Tuan hanya sarapan roti dan teh" sahut pelayan Siti"Oh, baiklah" sahut Zeira. Ia merasa bersalah karena tidak melayani Reyhan sebelum berangkat ke kantor. Biasanya ia selalu membuatkan teh dan sarapan untuk suaminya."Nyonya ingin sarapan apa pagi ini ?" Tanya pelayan"Sarapan roti saja bi" sahut Zeira"Baik nyonya" pelayan bergegas masuk ke dapur membuat roti panggang untuk Zeira. Setelah 10 menit, Siti kembali ke meja
Tidak terasa waktu telah berputar, hari pun berganti. Kini usia kandungan Vivi memasuki tujuh bulan. Di mana saat ini mereka sedang mengadakan doa tujuh bulanan di kediamannya. Acara doa itu hanya di hadiri oleh para kerabat dekat dan tetangga, tentunya Zeira dan Reyhan beserta kedua anaknya.Setelah para undangan kembali ke rumahnya masing-masing. Keluarga Nicolas berkumpul di ruang tamu sambil berbincang-bincang. Reyhan dan Roy sedang membicarakan tentang warisan yang akan dibagi setelah Vivi melahirkan anaknya."Apa daddy sudah menghubungi kamu ?" Tanya Reyhan kepada Roy"Iya, daddy menghubungiku dan Vivi tadi pagi" jawab Roy"Apa daddy mengatakan sesuatu ?" Reyhan kembali bertanya"Tidak. Daddy dan mama hanya mengatakan kalau mereka akan ke Indonesia setelah Vivi melahirkan" sahut Roy dengan jujur "ada apa kak ?" Lanjut Roy bertanya"Daddy berencana ingin membagi warisan untuk kita berdua" jawab Reyhan."Benarkah
Tiga bulan telah berlalu, kehidupan keluarga Nicolas dipenuhi dengan kebahagiaan. Mereka menjalani aktifitasnya masing-masing. Saat ini hanya tinggal Zeira, Reyhan dan kedua anaknya yang tinggal di sana, karena Roy dan Vivi sudah pindah ke rumah yang baru mereka beli satu bulan yang lalu, dan Roy saat ini sudah tidak bekerja sama lagi dengan Carles, ia mengundurkan diri dari sana karena Zeira memintanya untuk memimpin perusahaan NIWIRA, sedangkan Zeira fokus untuk mengurus kedua buah hatinya."Mas, apa hari ini kamu ada kesibukan ?" Ucap Zeira. Saat ini mereka sedang menikmati sarapan pagi di ruang makan."Tidak, ada apa sayang ?" Sahut Reyhan"Jika tidak ada ! Aku ingin mengajak mas untuk berbelanja pakaian anak-anak""Oh, tentu saja bisa sayang. Aku pasti menemani kamu" sahut Reyhan"Terima kasih mas. Kalau begitu aku siap-siap dulu ya" Zeira melangkah meninggalkan ruang makan menuju kamarnya. Ia sebenarnya tidak ingin berbelanj
Setelah tiga hari berada di rumah sakit, kini Zeira bisa kembali ke kediaman Nicolas bersama putrinya. Saat mereka tiba di kediaman Nicolas, kedua mertuanya dan para kerabat dekat sudah menyambut kedatangan mereka. Zeira merasa terharu dengan sambutan yang luar biasa itu, ia merasa diperlakukan layaknya seperti putri kerajaan. Mansion megah itu dihiasi dengan bunga-bunga berwarna pink dipadu dengan warna biru muda. Di setiap sudut ruangan itu dihiasi dengan balon berwarna warni."Selamat sayang" ucap Fina sang ibu mertua kepada Zeira"Terima kasih mama" ucap Zeira sambil mencium kedua pipi ibu mertuanya itu. Begitu juga dengan kerabat yang lain, mereka memberikan selamat kepada Zeira dan Reyhan atas kelahiran anak keduanya.Acara keluarga itu berakhir pada saat waktu menunjukkan pukul lima sore, para kerabat dan tamu sudah kembali ke kediaman masing-masing, kini hanya tinggal keluarga Nicolas."Sayang, ini ada hadiah untuk kamu dan putrimu" uc
Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit, Reyhan selalu mendesak Roy agar menambah kecepatan mobilnya, ia sudah tidak sabar lagi untuk segera bertemu dengan Zeira. Ia ingin berada di sisi Zeira dan menggenggam tangannya saat istrinya itu melahirkan buah cinta mereka."Oto Roy, cepat dong" desak Reyhan"Iya kakak" sahut Roy"Aduh, kamu lama sekali membawa mobilnya, pakai berhenti lagi" gerutu Reyhan saat mobil yang dikendarai Roy berhenti."Tentu berhenti dong kak. Kita kan sudah sampai di parkiran rumah sakit" jawab Roy"Ha, benarkah kita sudah sampai ?" Ucap Reyhan sambil melihat sekitarnya dari balik kaca mobil"Ya ampun" ucap Roy sambil menggelengkan kepala."Aku pikir kita masih di jalan" ucap Reyhan sambil membuka pintu mobilnya. Tanpa menunggu Roy ! Reyhan sudah bergegas masuk ke dalam rumah sakit. Ia tidak peduli dengan mata yang tertuju kepadanya, Reyhan tidak perlu bertanya di mana ruangan Zeira kepada reseps
Roy sangat bahagia atas kehamilan istrinya, walaupun janin yang ada di dalam kandungan Vivi saat ini masih berusia 3 Minggu, tetapi Roy sudah bisa merasakan detak jantung calon anaknya. Begitu juga dengan Vivi, wanita cantik itu tidak berhenti mengelus perut ratanya. Ia masih belum percaya kalau saat ini ada janin di dalam perutnya. Selama ini ia sudah tidak pernah lagi berpikir akan hamil atau memiliki anak sendiri.Sementara Zeira saat ini sedang merasakan dak dik duk dalam jantungnya, karena menanti kelahiran anak keduanya yang tinggal menghitung hari. Zeira dan Reyhan sedang mengemas perlengkapan baby ke dalam tas untuk mereka bawa ke rumah sakit saat Zeira akan melahirkan."Mas, yang itu apa ?" Ucap Zeira"Ini bajuku" sahut Reyhan"Untuk apa itu mas ?" Zeira kembali bertanya. Ia berpikir untuk apa pakaian Reyhan sebanyak itu di masukkan ke dalam tas travel"Besok saat kamu melahirkan, kita kan akan menginap di sana untuk beberapa h