Share

Chapter 85

Penulis: Black Eagle
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Dia keluar dari area rumah sakit, dan untungnya dia melihat gadis kesayangannya itu sedang berada di pinggir jalan yang berada dekat dengan rumah sakit. Saat itu Andira sedang berdiri di samping penjual eskrim keliling, rupanya dia sedang membeli eskrim. Martin tersenyum tipis melihatnya dan berjalan pelan ke arah penjual eskrim itu. 

"Aku juga ingin satu," katanya saat tiba di samping gerobak penjual eskrim. Andira mendapatkan miliknya sementara Martin harus menunggu miliknya juga. 

"Aku sudah capek-capek antri, Tuan Martin datang langsung dapat," ucapnya dengan kesal sambil menjilat eskrim miliknya. 

Martin hanya tersenyum dan meraih eskrim yang diberikan penjual untuknya. Setelah mendapatkan apa yang dia inginkan mereka berjalan berdampingan sembari memakan eskrim yang ada di tangan mereka. 

"Apa yang Tuan lakukan di sini?" Andira bertanya, dia masih asik menjilat ujung eskrim. 

"Memberitahu Hati semuanya." 

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Chapter 86

    Mata Andira membulat dan bibirnya terbuka, tetesan krim jatuh ke bajunya karena terpapar cahaya."Kau harus segera mengabiskan eskrim mu, atau akan seperti hatiku.""Ha?""Meleleh."Mendengarnya, rasa kaget Andira diganti dengan kekehan tawa ya g renyah. Sekali lagi Martin dapat membuat Andira tertawa."Sudahlah, ayo kita pulang. Lagi pula kau harus menyiapkan makanan bukan? Anak-anak akan pulang. Sarah akan pulang dan Raisi akan pulang." Dia berdiri dan mengulurkan tangannya pada Andira selepas mereka menghabiskan eksrim yang mereka nikmati sejak tadi.Andira tersenyum, dan meraih uluran tangan Martin, dia berdiri dan mereka melepas tangan, namun tetap berjalan beriringan. Selalu menyenangkan berjalan beriringan dengan orang yang kau cintai. Martin menikmati momen itu, hanya berjalan beriringan saja membuatnya menyukai setiap langkahnya.Mereka masuk ke dalam mobil dan menuju rumah besar Dail

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Chapter 87

    Di ruangan kerja itu, Martin dengan tatapan mengintimidasi dia menatap Ibrahim yang duduk di sebrang meja. Dia menatap pria itu dengan penuh rasa heran dan bingung i gun memulainya dari mana. Dua memejamkan matanya beberapa detik, menghela nafas dan mulai membuka mulut."Sejak kapan kau berhubungan dengan adikku?" Tatapannya serius namun tak begitu tajam."Apa itu bagian dari pekerjaan?" Ibrahim bertanya balik dengan suara berani, dan tatapan yang juga berani menatap sang atasan. Mendengar jawaban dan tatapan berani itu membuat Martin mengernyit dan sedikit menganga tipis. Dia yang tadinya mencondongkan tubuhnya kini perlahan menyandarkan tubuhnya ke punggung kursi."Ini masalah pribadi adikku dan aku.""Kalau begitu tolong jangan sangkut pautka

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Chapter 88

    "Bagaimana dengan pekerjaan ku Kak?" Raynaldi yang tiba-tiba, datang ke kantor sang kakak. Sarah duduk di kursinya dengan gaya elegannya."Aku akan bicara dengan Martin, jika dia tidak izinkan kau akan kusuruh bekerja saja di sini.""Bekerja di sini?""Kenapa kau selalu menolak?""Aku tidak tahu, aku hanya ingin menolak. Aku tidak ingin bekerja di sini! Tidak ingin Kak! Carikan aku pekerjaan yang lebih baik!"Mendengar sikap kepala Ray, membuat Sarah hampir meledakkan kepalanya. Dia sudah dipusingkan dengan urusan kantor, sekarang adiknya datang dan menambah masalah saja. Karena tak mendapatkan jawaban dari sang kakak. Ray pergi saja dari sana dan tak lupa membanting pintu ruangan Sarah."Hei! Anak sialan itu!"Sarah mengumpat terus, dia memijat-mijat keningnya, dan terlihat begitu sangat

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Chapter 89

    Raisi dan teman-temannya terlihat sedang asik nongkrong di salah satu kafe ternama, mereka sering berkunjung ke sana. Mereka sendiri duduk di kursi tamu yang terletak di lantai atas.Salah seorang teman, dia menyalakan musik yang terdengar seperti alunan biola yang indah, itu mengundang perhatian Raisi. Dia mengingat Andira pernah membunyikan musik itu, dia pernah memainkan musik itu. Kini dia mendengarnya lagi. Raisi yang penasaran kini bergerak dan mendekat ke arah sang teman yang duduk tepat di sampingnya."Liat apa?""Video singkat. Kau tahu kan aku suka musik. Kebetulan aku nonton salah satu audisi kemarin. Dan ini yang paling indah. Bagus, namun dia tidak lolos.""Tidak lolos?"Raisi semakin penasaran, dia bergerak semakin mendekat dan mencondongkan wajahnya pada layar laptop yang ditonton oleh temannya itu. Dia mengenali wajahnya. Dia betul-betul mengenali wajah itu."Sepertinya aku mengenalnya."

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Chapter 90

    "Apa yang kau lakukan?" Mata Martin membelalak. Dia menbungkuk dengan tangan di paha dan salah satunya menyentuh bibir yang berdarah. Dia mendongak menatap Raisi yang berdiri tepat di hadapannya."Apa hubunganmu dengan Andira?!" Suaranya besar dan dengan sangat keras, sangat-sangat keras."Aku akan membunuh mu!" Martin yang langsung berdiri dan menatap nanar mata sang anak.Karena terdengar suara bising, Ibrahim yang masih berada di luar juga membuka pintunya dari luar, dan melihat Martin yang mengangkat kera baju putranya. Dia menelan ludah saat melihat amarah di masing-masing mata."Dengar… Saya tidak…""Kenapa kau begitu berani padaku!?"Suara Martin membuat Ibrahim berhenti bicara, tangan Martin semakin kuat menarik kera bajunya, sedangkan Raisi tangannya tidak melawan dia hanya menatap dan membalas tatapan taja

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Chapter 91

    Seorang gadis terlihat mengajari seorang remaja laki-laki di halaman belakang rumah. Dia menampilkan senyum indah dan mengajar dengan sepenuh hati. Andira, dia berdiri di samping Randy yang sedang mencoba bermain biola."Ini sangat susah." Randy mulai mengeluh."Tidak akan susah jika terbiasa. Aku juga dulu seperti itu Tuan Muda."Mendengar apa yang dikatakan Andira, itu membuat Randy merasa sedikit lega, dia masih terlihat menjepit biolanya di antara leher dan bahunya.Tangan Andira mulai menyentuh lembut jemari Randy dan mengarahkannya dalam bermain biola, dia tersenyum saat Randy mulai baik dalam menggunakannya, Randy juga ikut menampilkan senyumnya pada gadis itu."Nah kan, kau sudah bisa. Nanti juga akan terbiasa dan akan lebih muda."Randy mengangguk dan mulai menggesek-gesek lembut senar biola itu. "Begini lebih muda."Andira yang melihat kemajuan dari Randy membuatnya menghela nafas senang, dan mulai menghindar lalu duduk di a

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Chapter 92

    Martin mengelus lembut bibirnya, dan matanya memandang ke bawah, dia merenung dan membayangkan apa yang mungkin terjadi. Apa yang mungkin akan terjadi. Dia terus berpikir, hingga seseorang menyentuk pintu."Jangan ganggu!" Martin saat mendengar ketukan itu. Namun pintu tetap terbuka, membuat Martin menghela nafas berat, dia menatap ke arah pintu dan melihat, istirnya yang melangkah masuk dan menutup pintunya. Martin merasa kesal, hatinya yang sudah sedari tadi panas kini semakin panas.Sarah berjalan masuk dan langsung duduk di kursi tamu di depan meja. Matanya terlihat terkejut melihat Martin dengan pinggir bibir yang pecah dan berdarah."Ada apa dengan bibirmu? Kau terluka?" Dia langsung berdiri dan mencondongkan wajahnya pada Martin, tangannya mencoba menyentuh bibir Martin, namun Martin terlanjur memundurkan wajahnya dan menghindar dari sentuhan Sarah. Dia merasa jijik dan tatapannya sangat-sangat benci. 

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Chapter 93

    Suara besar mengagetkan Andira, dia langsung berdiri dari duduknya bersamaan dengan Randy yang juga terkejut. Pintu kaca itu terbuka dengan keras dan Raisi berdiri tepat di bingkai pintu. Dia berhenti di sana. Andira dan Randy memandang ke arah Raisi.Raisi menatap Andira, begitupun sebaliknya."Aku ingin bicara denganmu." Arah mata dan bicaranya menatap ke arah Andira. Dan Andira dia menoleh ke arah Randy yang juga menoleh ke arahnya. Randy paham dengan maksud Andira, dia beranjak pergi saja dari sana meninggalkan Raisi dan Andira.Setelah pergi dari sana, Raisi menutup pintu kaca itu dan berjalan ke arah Andira. Dia berjalan dan mendekat ke arah gadis yang dia idamkan itu. Mereka kini saling bertatap."Anda ingin bicara apa Tuan Muda?" Andira bertanya, tatapannya tulus menatap Raisi dan suaranya lembut dan juga pelan."Kau mengikuti audisi?" Suara

Bab terbaru

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Bab 317

    "Kau sudah mendapatkan, dia kan?" tanya Ibrahim yang sekarang berada di hadapan Nigel. "Cepatlah akhiri ini, Nigel. Kau pasti akan segera mendapatkan apa yang kau inginkan, bukan?" Ibrahim yang saat ini duduk di hadapan meja Nigel dan Nigel tampak berpikir tetapi tidak senang dengan apa yang baru saja dikatakan oleh Ibrahim. "Jangan terlalu tergesa-gesa, Ibrahim. Aku tahu kau sangat ingin membunuhnya sama seperti aku ingin sekali melenyapkan dia. Tapi kita tunggu, ya tunggu." Ibrahim tidak senang dengan aoa yang dikatakan Nigel, dia berdiri dan menghentakkan kursi, "Menunggu? Astaga aku sudah sangat lama menunggu dan menantikan momen ini, aku tidak ingin menunggu lebih lama lagi. Apa yang sebenarnya kau rencanakan!" Nigel tersenyum dan ikut berdiri, "Aku sudah katakan padamu. Kau cukup menjaga Andira dan biarkan dia merasa nyaman di sini, karena sebentar lagi dia akan berguna," kaga Nigel yang sekarang berjalan ke arah pintu. Dia membuka pintu ruangan itu dan mempersilahkan Ibrah

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Bab 316

    "Nigel berhasil menangkap ayahmu, Raisi." Suara Litzia tenang. Sedangkan Raisi yang tampak tak berdaya itu hanya bisa menundukkan kepala. Dia lemas dan tidak tahu bagaimana dia akan merespon. "Akhirnya, dendam Nigel akan terselesaikan. Dia bisa menghabisi ayahku kapan saja. Tapi kenapa dia hanya menangkapnya?" Tatapan Raisi kini mengarah kepada Litzia yang terlihat tidak menemukan jawaban apa pun dari pertanyaan Raisi. Dia bahkan tidak tahu kenapa Nigel tidak menghabisi Martin saat ini juga. Kenapa dia harus menunggu waktu yang lama. "Entahlah, tapi untuk saat ini aku hanya mau kondisi mu lebih baik Raisi, kau harus makan sesuatu," kata Litzia yang masih menawarkan makanan untuk Raisi, "Jika tidak maka kau akan berada dalam kondisi yang buruk." "Saat ini aku bahkan jauh lebih buruk dari kematian itu sendiri, Litzia. Aku bahkan tidak tahu bagaimana rasanya makanan." Litzia lalu meraih piring itu dan berusaha untuk membuat Raisi memakan sesuatu, dia menyuapi Raisi dan tidak akan pe

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Bab 315

    Martin terjatuh dan tidak bisa merasakan tubuhnya, apa yang baru saja dikatakan oleh Nigel adalah sesuatu yang sangat mengerikan. Martin sudah kehilangan Nadira dan dia tidak bisa kehilangan anak lagi. Tubuhnya yang sudah mulai kurus itu terus dihentakkan lelah Nigel yang penuh dengan kebencian dan dendam. Yang pada akhirnya Nigel mendapatkan Martin hidup-hidup. Ini adalah sebuah kesempatan baginya. Bagi Nigel untuk memberikan penderitaan mutlak pada Martin Dailuna. Martin yang tidak berdaya diseret menuju bangunan tua yang cukup terlihat besar, dan tubuh itu langsung dijatuhkan di atas lantai yang lembab. "Bawa dia ke tempat yang seharusnya." Nigel yang terlihat berjalan pergi dan meninggalkan tubuh Martin yang setengah sadar dan tak berdaya. Dan kemudian dibawalah tubuh itu menuju ke tempat yang seharusnya, dan kemenangan Nigel sudah di depan mata. Andira, Raisi dan Martin, adalah pion untuk balas dendam Nigel. Di sisi lain ada Ibrahim yang sama sekali tidak terima Dnegan sikap

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Bab 314

    Lalu ketika itu, Martin yang tidak berdaya dan diseret paksa oleh Nigel membuat pria ini, yang sangat tak berdaya dan seolah tak bisa apa-apa dijatuhkan ke atas rerumputan yang lembab. Dia tentu tak bisa melakukan apa pun karena tak bersenjata dan tak ada yang bisa menyelamatkan Martin sekarang, dalam benak Martin mungkin inilah saatnya dia akan tiada. Tetapi apakah Martin akan menyerah bahkan sebelum dia bertemu dengan Andira dan juga Raisi, bagaimana jika kondisi Raisi dan Andira saat ini tidak lagi naik-naik saja dan dalam masalah yang besar? Martin tentu tidak ingin semua itu terjadi apa lagi untuk kehilangan seorang anak lagi, dia tidak mau dan tidak akan membiarkan hal yang tidak senonoh itu terjadi pada keluarganya. "Lihat sekarang diri mu, Martin, kau bukan siapa-siapa lagi dan kau tidak punya apa-apa, kau bahkan tidak tahu caranya melawanku, seakan kau bukan lagi Martin Dailuna." Tawa terdengar dari bibir Nigel, dia kemudian terbahak-bahak dan tak punya belas kasihan kep

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Bab 313

    Martin menendang senapan yang berada di tangan Nigel dan akhirnya senapan itu terjatuh di atas rerumputan basah di malam hari, dia berlari sekuat mungkin dan Nigel hanya tertawa, berpikir bahwa Martin tidak akan lolos. Senyum jahat tampak di bibirnya yang di mana saat ini, Martin berusaha keras untuk menghindari moncong senjata panas dari Nigel. Sementara itu, langkah kaki Nigel semakin cepat, dan mengikut dengan langkah kaki Martin yang berlari. Nigel menganggap bahwa pantang dilakukan oleh Martin adalah sesuatu yang sia-sia yang membuat Nigel tertawa terbahak-bahak. "Kali ini siapa yang akan menyelamatkan kau, ha, bukanlah yang telah memenjarakan aku selama ini! Martin. Aku selama ini menjadi pelindung kau, tapi apa balasan mu, ha!" Nigel membentak dan ketika Martin terjatuh, dia seolah terjatuh ke dalam sebuah memori yang pernah dialami olehnya sebelumnya, dia dikejar oleh Nigel ketika itu, saat Nigel diperintahkan oleh Mark untuk memata-matai Martin. "Aku tidak mungkin t

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Bab 112

    Masa lalu adalah yang paling menyakitkan dan yang paling ingin dilupakan oleh Martin Tapi sayangnya orang-orang yang berada di sekitar Martin selalu mengingatkan Martin terhadap Apa yang membuat pria setengah baya ini selalu terluka. Tak ada yang bisa dilakukan Martin sekarang di hadapan moncong senapan yang dihadapkan ke arah kepala Martin dan hanya satu gerakan saja ketika jari Nigel menarik pelatuk itu maka meledak lah kepala Martin. Sementara pria ini hanya menunggu kapan Nigel akan meledakkan kepalanya dan dia akan terbebas dengan apa yang selama ini terjadi tetapi sayangnya hal yang paling diinginkan Martin saat ini adalah untuk membebaskan Raisi dan Andira. Tetapi di mana Andira saat ini? Tentu Hal itu membuat Martin merasa bingung luar biasa dan ingin segera menemukan di mana mereka berdua karena jika Martin tiada sebelum menemukan Andira dan Raisi, maka kehidupan Martin akan berakhir dalam ketidaktenangan. "Sebelum kau menarik pelatuk itu, sebaiknya kau katakan apa yang s

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Bab 311

    "Aku tidak percaya aku bisa menemukan kau di sini, Martin Dailuna." Suara yang begitu mengagetkan, Martin yang berada di tengah hutan saat ini, di malam hari dan masih dalam perjalanan di mana dia harus menemukan bangunan tua di mana Nigel menyembunyikan Andira. Ketika Martin berbalik kemudian Martin melihat siapa yang berada di belakang Martin, yang di mana saat itu dan yang berada di belakang Martin ternyata adalah Nigel. Dengan senapan di tangan Nigel dan ditodongkan tepat ke arah kepala Martin membuat pria setengah bahaya ini langsung mengangkat kedua tangannya dan saling berhadapan dengan Nigel Dailuna. Beberapa kali Martin menelan saliva dan tentu saja terkejut dengan apa yang baru saja dilihat oleh Martin dan siapa yang berada di hadapan pria setengah baya ini. "Sangat mengejutkan bahwa aku bisa menemukan engkau di malam hari tepat di tengah hutan ketika aku sedang ingin berburu, yang pada akhirnya buruhan ku pun aku temukan." Nigel membuat Martin merasa bahwa Martin haru

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Bab 310

    Terjadi kekacauan antara Sarah dan Randy, di mana mereka berdua tidak ada satu pun yang bisa saling meredakan, kini hanya ada Ray yang melihat aksi Sarah dan Randy yang sekarang berlutut di lantai sambil meraih pecahan demi pecahan yang ada di atas lantai. Pecahan biola yang kini remuk dan tidak utuh lagi serta tali biola dan tak akan bisa utuh secara instan, atau mungkin dia harus membuang biola itu, Sarah langsung tersadar bahwa dia sedang melakukan sebuah kesalahan yang membuat hati Randy patah. Tentu hal ini membuat Sarah menyesal luar biasa, dia lalu dengan perlahan ikut berlutut di hadapan Randy sementara Ray hanya diam sambil menggelengkan kepala melihat aksi kakaknya itu. "Keluar." Randy bergumam dan Sarah mengabaikan ucapan Randy, dia tetap membantu Randy memungut serpihan biola itu, yang hanya membuat Randy merasa kesal dan berkata, "Aku bilang keluar dari sini!" Sebuah suara yang kini membentak dan membuat Saran terhentak. "Ibu minta maaf, sayang," kata Sarah tapi Randy

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Bab 309

    "Ibu hanya ingin memastikan, Randy bahwa sama sekali tidak ada masalah di sekolah lagi, agar kau bisa belajar dengan tenang, atau Ibu mungkin akan membawa kau ke sekolah lain," kata Sarah yang mengelus lembut rambut Randy tapi Randy memalingkan wajah dan tidak senang dengan jawaban sang ibu. "Itu hanya akan memperburuk masalah Ibu, jika Ibu datang ke sekolah dan memarahi anak nakal itu, maka mereka tidak akan berhenti mengganggu aku," kaya Randy dengan nada suara yang kesal. "Tapi sayang ibu hanya berusaha melakukan sesuatu yang terbaik untukmu," ucap Sarah sekali lagi tapi Randy tidak peduli, dia memalingkan wajah dan tidak senang dengan sang ibu, membuat Sarah merasa tersindir, dia sudah melakukan hal yang luar biasa untuk Randy tapi bahkan untuk saat ini Randy masih saja tidak melihat kepedulian ibunya sendiri. "Kenapa Ibu tidak bisa diam, seharusnya ibu duam saja dan tidak usah melakukan apa pun," kata Randy sambil menghentakkan tangan Sarah yang mengelus lembut rambut Randy, k

DMCA.com Protection Status