Beranda / Lain / Nafkah Dua Puluh Ribu / Uang lima belas ribu di saku ibu

Share

Uang lima belas ribu di saku ibu

Penulis: Ka_ulfa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Ibu tetap mengelak ia tak mau disalahkan yang sudah jelas salah, menuduh tanpa ada bukti apapun, dan lebih mirisnya mas Hans hanya diam saja tak membela ku. 

"Sudah sana jemur bajunya, sudah selesai kan menyuapi lisa dan yeri, " Ujar ibu. 

Dian pergi begitu saja setelah dicubit ibu tadi, mungkin ia malu, tapi tak mungkin punya malu dia. Aku bergegas menjemur baju yang masih ada didalam pengering, kumasukkan kedalam keranjang dan menjemurnya, karna sudah cukup terik untuk menjemur bajunya. 

Hari ini cukup banyak cuciannya, karna semua baju ibu yang kotor baru di letakkan di mesin cuci, menambah kerjaanku yang sudah berat tambah berat. Sebenarnya kerjaanku hanya itu-itu saja, jujur itu melelahkan kerjaan ya yang ada batasan istirahat nya , sebentar kerja sebentar kerja lagi. 

"Sar,, kopiku mana, kok belum dibuatkan, " Tanya mas Hans dari dalam. 

Segera ku selesaikan jemurannku, bergegas menghampiri Mas Hans di dapur. "Sebentar ya mas kubuat kan , tadi aku jemur baju dulu, " Uajrku. 

"Yaudah cepetan buatkan kopi ku, " Ujarku. 

"Iya ku buatkan ya, " Ujarku. 

Ku suguhkan kopi di depan mas Hans, "kamu hari ini kerja kan mas, nanti pulangnya belikan aku jeruk ya sekilo saja," Ujarku. 

"Mana uangnya, kan udah kukasih kamu kemarin, " Mas Hans menyodorkan tangannya kearahku, aku menghela nafas. 

"Mas uangku kan untuk kebutuhan ku dan anak masak juga ," Ujarku. 

"Terus aku harus beli pakai uangku gitu,itu kan untuk bensin dan jajanku, " Ujar mas Hans. 

"Jeruk ya juga gak buat aku sendiri kan mas, yasudah kalau gak mau belikan, biar aku beli sendiri nanti, " Ujarku. 

Ibu datang ke meja makan, duduk manis dan mengambil piring didepannya, segera mengisi nasi dan sayur ku tanpa rasa bersalah tadi malam. 

"Ibu ada acara nanti, " Ujar Hans. 

"Tidak, nanti mau kerumah dian saja kok main, disini sumpek, " Ujar ibu. 

Aku hanya diam saja seolah tak mendengar apapun, malas aku juga ribut lagi,akuu juga ikutan makan karna sudah lapar juga, selesai sudah makan pagi ini. Kopi mas Hans juga sudah habis dan sudah makan, ia pamitan berangkat kerja katanya akan pulang agak makan karna mengantar mobil pelanggan kerumahnya. 

Aku membereskan meja makan dan menutup kembali tudung saji, "tunggu dulu jangan ditutup, " Ujar ibu. 

"Kenapa buk nanti ada lalat masuk buk," Ujarku. 

Ibu mengambil rantang dari rak piring dan memasukkan sayur lodeh kedalamnya. "Untuk siapa buk kok pakai rantang, " Tanyaku penasaran. 

"Untuk dian dia gak masak, suaminya lapar katanya, " Ujar ibu. 

"Kok gak dimarah sama ibu dian gak masak buat suaminya, kalo aku dimarah padahal aku selalu masak, " Ujarku lirih. 

"Kamu gak ikhlas ngasihnya, sayur lodeh aja pelit, " Ibu meninggalkan aku didapur yang sedang membersihkan meja. 

Lisa dan yeri, sudah berangkat bersama mas Hans, seperti biasa nanti pulangnya jalan bareng sama temennya, karna sekolahnya hanya didepan gang sana. Aku merebahkan badanku yang pegal-pegal . 

Kunyalakan TV yang sudah dimatikan mas Hans, hiburanku satu-satunya, ponsel pun tak pernah terisi kuota karna uangnya pas-pasan. Tapi aku tak masalah karna untuk apa juga kuota, aku juga sudah berumah tangga, yang penting kebutuhan tercukupi. 

Warung jajanan ku sudah kubuka, walau sehati dapat 29ribu dari anak-anak yang jajan tetap kusyukuri.menonton TV hingga tertidur di soga depan, baru terlelap sebentar aku terkejut karna ada yang berdiri didepan pintu rumah. 

Ternyata bik seh, rumahnya sebelahan dengan rumah mertuaku, biasanya juga sering main kerumah hanya sekedar ngobrol. 

"Lo wes turu to sar, " Ujar bik seh. 

"Nggak bik, sini masuk lagi nonton TV ini lo, " Ujarku. 

Meski saudara ibu mertuaku, sifatnya berbanding terbalik dengan mertuaki, kami mengobrol banyak diruang tamu, dan ide yang selama ini ku pikirkan akan beritau bik seh saja untuk kerja sama. 

"Lha ibuk ku dimana to nduk, kok bibik dak lihat dari tadi," Ujar bik seh. 

"Ohh katanya kerumah dian bik nganter sayur lodeh, " Ujarku. 

"Hoalah dian dari dulu gak berubah, masih aja manja dan gak bisa masak, untung suaminya orang punya, " Ujar bik seh .

Aku hanya mengangguk saja, atas penuturan bik seh. 

"Oh iya bik, aku ada ide buat home industri, tapi belum ada tempatnya, gimana aku sama bibik kerja sama saja, " Ujarku. 

"Oawalah yo boleh to nduk, bibik juga nganggur dirumah, dirumah bibik saja buatnya toh kan longgar dapurnya nduk, " Ujarku. 

"Beneran bik, bagus kalau gitu, rencananya aku akan buat bisnis keripik tempe bik, kan disini belum ada yang jualan, " Ujarku. 

"Bisa itu ndok siapa tau laris manis, kita bisa cari tambahan, " Ujar bik seh. 

Kemudian bik seh pulang, karna suaminya sudah pulang dari kadang. .

Tak lama ibuku datang , ia sudah pulang dari rumah dian ternyata, kenapa pulang, gak pulang saja juga gak papa. 

"Eh sar, kamu lihat uang ibu nggak, kok gak ada ,kamu yang ambil, " Tanya curiga ibuku.. 

"Nggak tau buk, emang berapa uangnya yang hilang, " Ujarku. 

"Lima belas ribu, kamu ngambil nggak ,itu untuk bayar jahitan ibu, " Ujarnya. 

"Nggak tau buk, cari saja sendiri kan ibu yang meletakkannya ,mana kutau dimana uangnya sekarang, " Ujarku. 

"Tolong carikan dong, malah diem disitu, cepetan ya kaki gak ada ya kamu yang ganti, " Ujar ibuku. 

Hah kebingungan macam apa ini, siapa yang menghilangkan dan siapa yang mengganti. Sudah kucari di mana-mana tapi tak ketemu juga, dimana ibu meletakkan itu. 

"Tak ada bu uangnya, sudah kucari dimana pun, di mesin cuci juga gak ada, " Ujarku. 

"Yasudah ganti saja uang ibu, ibu mau bayar jahitan ya sekarang ," Ujar ibu. 

"Loh kok aku, " Ujarku. 

"Udan jangan banyak tanya, mana uangnya ,cuman lima belas ribu aja kok, " Ujar ibu sambil menengadah tangannya. 

"Oh ya jangan lupa gamis punya ibu, disetrika nanti ya, " Ujar ibu. 

"Iya bu, " Jawabku singkat. 

Aku mengambil jemuranku dan segera kulipat semuanya agar aku sore bisa main kerumah bik seh. 

Ku setrika pula gamis pesanan ibuku, sungguh cerewet wanita tua itu, aku semakin malas. 

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Anissa Bahmed
kenapa suami di novel pada manja semua ...aku punya suami kalau mau kopi aku sedang sibuk dia buat sendiri ....rasa macam istriku pembantuku bukan pendamping ......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Nafkah Dua Puluh Ribu   Digunjing mertua

    Terimakasih sudah mampir dan baca ceritakuJangan lupa follow dan berlangganan cerbungku .🌺🌺🌺🌺Sarah wanita yang sudah berusia 30tahun sedang sibuk bercocok tanam dikebun kecil belakang rumahnya.Ia menamam berbagai macam sayur-sayuran, cabe pun ada dikebun nya.Ia tak pusing jika masalah sayuran untuk makan sehari-hari .Sementara Hans hanya seorang guru honorer yang berpenghasilan sekitar satu juta per bulan.Setiap bulan sarah hanya di beri lima ratus ribu untuk nya dan kedua anak kembarnya yang sudah duduk dikelas lima SD.Uang yang diberikan Hans sudah termasuk untuk bayar listrik dan air, juga untuk keperluan dapur seperti bumbu dapur, gas, dan lauk-pauk.Terkadang sarah bingung harus membagi bagaimana, karna uang segitu tak akan cukup bila dipikirkan dengan keras pun.Belum lagi jika sekolah anaknya mulai bayar spp.

  • Nafkah Dua Puluh Ribu   Salah dimata mertua (selalu)

    Terimakasih sudah mampir ke cerbungkuJangan lupa berlangganan dan follow akun ku ya, terimakasih.🌺🌺🌺🌺🌺"Buk itu kan oleh-oleh untuk anak-anak kok dimakan ibu semua, gak disisahin, " Ujar sarah.Sarah tak habis fikir bisanya mertuanya sekejam ini pada cucunya, hanya karna oleh-oleh tak seberapa ia tega memakannya semua tanpa sisa, padahal tadi didepan bu lena ibu memberikan oleh-oleh itu padaku seolah tak menginginkannya.Sarah hanya diam tak bisa membantah, karna bagaimana pun itu adalah ibunya juga. .Sarah memilih pergi daripada harus berdebat dengan ibunya. Ia kembali ke kebun nya karna tanaman cabainya belum selesai ditanam dipotDengan hati yang sangat kesal dan menggerutu sarah berjalan menuju kebunnya.Belum lama sarah berjalan yeri dan lisa menghampiri nya. Dan ya tentu saja mereka merengek meminta oleh-oleh yang sama seperti yang dimakan temannya .Dengan memega

  • Nafkah Dua Puluh Ribu   Benar dimata ipar dan mertua(salah)

    Terimakasih sudah mampir dan baca cerbung kuJangan lupa follow akun dan berlangganan ceritaku.TerimakasihPart3🌺🌺🌺🌺🌺suasana dimeja makan sangat tak mengenakan, melihat dian menyantap makanan lezat, sementara sarah yang memasak dan sibuk sendiri malah tak dihargai sama sekali, memang benar ada pepatah mengatakan."Dekat bau tai, jauh bau wangi".dan terlebih dian adalah anak ibu perempuan satu-satunya, ya pantas lah jika di sayang seperti itu.Berbeda dengan sarah yang hanya anak mantu. Selesai makan aku mengajak anak-anakku untuk masuk kekamar, aku takut nanti malah merepot nya dian .Pasti habis ini dia mau pamerin barang barunya ,kebiasaan berbelanja online setiap waktu dan tempat.Hingga suaminya kadang mengeluh akan uang belanja yang selalu habis duluan.Aku membereskan meja makan dengan setumpuk piring dan gelas kotor, tetap ku cuci denga

  • Nafkah Dua Puluh Ribu    Nafkah untukku dan anakku yang minim

    Jangan lupa follow akun dan berlangganan guys.TerimakasihPart 4🌷🌷🌷🌷🌷Aku sedang mengangkat baju di belakang rumah, nampak mas Hans sudah pulang kerja.Sepertinya ia lelah sekali, ku dekati suami ku dan ku buat kan secangkir kopi.Hari ini tepat tanggal satu harusnya mas Hans sudah memberiku jatah yang tek seberapa itu padaku.Meski tak cukup dan lebih banyak menghemat nya aku tetap mengharapkan uang dari mas Hans, begitu juga aku butuh untuk beli sayur besok pagi.Semua urusan memasak memang aku yang menanggungnya, karna ibunya juga sudah janda.Ada menu tersaji setiap pagi adalah tugasku, tapi apalah daya, semuanya tak pernah terlihat dimata ibu mertua ku.Yang terlihat hanyalah dian, anak kesayangannya dan sudah dianggap kaya dan mampu dibanding aku.Yang hanya meminta uang pada suamiku, tapi meski begi

  • Nafkah Dua Puluh Ribu   Diungkit ungkit

    Uang yang diberikan mas Hans memang sudah kuduga ini seperti yang bulan sebelumnya, nafkah? Sebenarnya bukan lebih tepatnya uang belanja untuk sekeluarga karna ada ibu mertuaku juga.Sehari hanya dua puluh ribu, tapi tetap ku syukuri walau ini kurang tetap ku cukupkan, tak masalah jika harus ambil uang warung ku untuk kebutuhan dapur dan sumur.Ku kantongi uang itu dengan baik, biasanya aku belanja mingguan ke pasar lumayan bisa menghemat uang ini , belum lagi jika token listrik dirumah ibu sudah habis, tentu saja aku yang mengisinya satu bulan full.Tapi itu tetap tak terlihat dimata mertuaku, selalu saja aku yang salah dan tak becus mengurus keuangan jika aku minta tambahan pada mas Hans.Padahal bukannya aku boros, tapi kebutuhan yang semakin banyak dan bahan yang semakin mahal, minyak sayur saja sudah tujuh belas ribu di warung.Aku merapikan baju yang sudah dilipat ke lemari masing-masi

  • Nafkah Dua Puluh Ribu   Masalah sayur dimeja makan

    Aku pergi dan masuk kemarku, semuanya tampak tak adil, bahkan aku yang memasaknya saja belum sempat makan walau sedikit, tapi malah dituduh menghabiskan semuanya.sekarang perutku keroncongan, belum makan dari siang tadi, teganya mereka seperti itu ."Sar,,, sarahhh, " Suara teriakan ibu tapi tak kuhiraukan ,aku tak tahan dengan ketidakadilan ini, mengapa aku selalu disudutkan seperti ini, apa aku tak layak menjadi menantunya.Apapun sudah kulakukan, kurang apa lagi, apa aku harus menjadi pelayanan 24jam untuk mereka, apa dosaku dimasa lalu sampai sekarang aku begini.Tapi tak pernah sedikitpun aku menyesal dengan pernikahan ini, ingin rasanya tinggal dirumah sendiri tanpa campur tangan mertuaku.Bahkan ibu dan bapakku saja tak pernah memarahiku seperti dia, yang bahkan tak pernah memberiku nafkah dan menyayangiku, berani nya memarahiku dan meremehkanku.Mas Hans bahkan

Bab terbaru

  • Nafkah Dua Puluh Ribu   Uang lima belas ribu di saku ibu

    Ibu tetap mengelak ia tak mau disalahkan yang sudah jelas salah, menuduh tanpa ada bukti apapun, dan lebih mirisnya mas Hans hanya diam saja tak membela ku."Sudah sana jemur bajunya, sudah selesai kan menyuapi lisa dan yeri, " Ujar ibu.Dian pergi begitu saja setelah dicubit ibu tadi, mungkin ia malu, tapi tak mungkin punya malu dia. Aku bergegas menjemur baju yang masih ada didalam pengering, kumasukkan kedalam keranjang dan menjemurnya, karna sudah cukup terik untuk menjemur bajunya.Hari ini cukup banyak cuciannya, karna semua baju ibu yang kotor baru di letakkan di mesin cuci, menambah kerjaanku yang sudah berat tambah berat. Sebenarnya kerjaanku hanya itu-itu saja, jujur itu melelahkan kerjaan ya yang ada batasan istirahat nya , sebentar kerja sebentar kerja lagi."Sar,, kopiku mana, kok belum dibuatkan, " Tanya mas Hans dari dalam.Segera ku selesaikan jemurannku, bergegas menghampiri

  • Nafkah Dua Puluh Ribu   Masalah sayur dimeja makan

    Aku pergi dan masuk kemarku, semuanya tampak tak adil, bahkan aku yang memasaknya saja belum sempat makan walau sedikit, tapi malah dituduh menghabiskan semuanya.sekarang perutku keroncongan, belum makan dari siang tadi, teganya mereka seperti itu ."Sar,,, sarahhh, " Suara teriakan ibu tapi tak kuhiraukan ,aku tak tahan dengan ketidakadilan ini, mengapa aku selalu disudutkan seperti ini, apa aku tak layak menjadi menantunya.Apapun sudah kulakukan, kurang apa lagi, apa aku harus menjadi pelayanan 24jam untuk mereka, apa dosaku dimasa lalu sampai sekarang aku begini.Tapi tak pernah sedikitpun aku menyesal dengan pernikahan ini, ingin rasanya tinggal dirumah sendiri tanpa campur tangan mertuaku.Bahkan ibu dan bapakku saja tak pernah memarahiku seperti dia, yang bahkan tak pernah memberiku nafkah dan menyayangiku, berani nya memarahiku dan meremehkanku.Mas Hans bahkan

  • Nafkah Dua Puluh Ribu   Diungkit ungkit

    Uang yang diberikan mas Hans memang sudah kuduga ini seperti yang bulan sebelumnya, nafkah? Sebenarnya bukan lebih tepatnya uang belanja untuk sekeluarga karna ada ibu mertuaku juga.Sehari hanya dua puluh ribu, tapi tetap ku syukuri walau ini kurang tetap ku cukupkan, tak masalah jika harus ambil uang warung ku untuk kebutuhan dapur dan sumur.Ku kantongi uang itu dengan baik, biasanya aku belanja mingguan ke pasar lumayan bisa menghemat uang ini , belum lagi jika token listrik dirumah ibu sudah habis, tentu saja aku yang mengisinya satu bulan full.Tapi itu tetap tak terlihat dimata mertuaku, selalu saja aku yang salah dan tak becus mengurus keuangan jika aku minta tambahan pada mas Hans.Padahal bukannya aku boros, tapi kebutuhan yang semakin banyak dan bahan yang semakin mahal, minyak sayur saja sudah tujuh belas ribu di warung.Aku merapikan baju yang sudah dilipat ke lemari masing-masi

  • Nafkah Dua Puluh Ribu    Nafkah untukku dan anakku yang minim

    Jangan lupa follow akun dan berlangganan guys.TerimakasihPart 4🌷🌷🌷🌷🌷Aku sedang mengangkat baju di belakang rumah, nampak mas Hans sudah pulang kerja.Sepertinya ia lelah sekali, ku dekati suami ku dan ku buat kan secangkir kopi.Hari ini tepat tanggal satu harusnya mas Hans sudah memberiku jatah yang tek seberapa itu padaku.Meski tak cukup dan lebih banyak menghemat nya aku tetap mengharapkan uang dari mas Hans, begitu juga aku butuh untuk beli sayur besok pagi.Semua urusan memasak memang aku yang menanggungnya, karna ibunya juga sudah janda.Ada menu tersaji setiap pagi adalah tugasku, tapi apalah daya, semuanya tak pernah terlihat dimata ibu mertua ku.Yang terlihat hanyalah dian, anak kesayangannya dan sudah dianggap kaya dan mampu dibanding aku.Yang hanya meminta uang pada suamiku, tapi meski begi

  • Nafkah Dua Puluh Ribu   Benar dimata ipar dan mertua(salah)

    Terimakasih sudah mampir dan baca cerbung kuJangan lupa follow akun dan berlangganan ceritaku.TerimakasihPart3🌺🌺🌺🌺🌺suasana dimeja makan sangat tak mengenakan, melihat dian menyantap makanan lezat, sementara sarah yang memasak dan sibuk sendiri malah tak dihargai sama sekali, memang benar ada pepatah mengatakan."Dekat bau tai, jauh bau wangi".dan terlebih dian adalah anak ibu perempuan satu-satunya, ya pantas lah jika di sayang seperti itu.Berbeda dengan sarah yang hanya anak mantu. Selesai makan aku mengajak anak-anakku untuk masuk kekamar, aku takut nanti malah merepot nya dian .Pasti habis ini dia mau pamerin barang barunya ,kebiasaan berbelanja online setiap waktu dan tempat.Hingga suaminya kadang mengeluh akan uang belanja yang selalu habis duluan.Aku membereskan meja makan dengan setumpuk piring dan gelas kotor, tetap ku cuci denga

  • Nafkah Dua Puluh Ribu   Salah dimata mertua (selalu)

    Terimakasih sudah mampir ke cerbungkuJangan lupa berlangganan dan follow akun ku ya, terimakasih.🌺🌺🌺🌺🌺"Buk itu kan oleh-oleh untuk anak-anak kok dimakan ibu semua, gak disisahin, " Ujar sarah.Sarah tak habis fikir bisanya mertuanya sekejam ini pada cucunya, hanya karna oleh-oleh tak seberapa ia tega memakannya semua tanpa sisa, padahal tadi didepan bu lena ibu memberikan oleh-oleh itu padaku seolah tak menginginkannya.Sarah hanya diam tak bisa membantah, karna bagaimana pun itu adalah ibunya juga. .Sarah memilih pergi daripada harus berdebat dengan ibunya. Ia kembali ke kebun nya karna tanaman cabainya belum selesai ditanam dipotDengan hati yang sangat kesal dan menggerutu sarah berjalan menuju kebunnya.Belum lama sarah berjalan yeri dan lisa menghampiri nya. Dan ya tentu saja mereka merengek meminta oleh-oleh yang sama seperti yang dimakan temannya .Dengan memega

  • Nafkah Dua Puluh Ribu   Digunjing mertua

    Terimakasih sudah mampir dan baca ceritakuJangan lupa follow dan berlangganan cerbungku .🌺🌺🌺🌺Sarah wanita yang sudah berusia 30tahun sedang sibuk bercocok tanam dikebun kecil belakang rumahnya.Ia menamam berbagai macam sayur-sayuran, cabe pun ada dikebun nya.Ia tak pusing jika masalah sayuran untuk makan sehari-hari .Sementara Hans hanya seorang guru honorer yang berpenghasilan sekitar satu juta per bulan.Setiap bulan sarah hanya di beri lima ratus ribu untuk nya dan kedua anak kembarnya yang sudah duduk dikelas lima SD.Uang yang diberikan Hans sudah termasuk untuk bayar listrik dan air, juga untuk keperluan dapur seperti bumbu dapur, gas, dan lauk-pauk.Terkadang sarah bingung harus membagi bagaimana, karna uang segitu tak akan cukup bila dipikirkan dengan keras pun.Belum lagi jika sekolah anaknya mulai bayar spp.

DMCA.com Protection Status