Share

160.

Author: Rosemala
last update Last Updated: 2025-02-06 23:58:28

Sejatinya, Puspita masih ingin bersama keluarga Bimantara lebih lama. Rasanya tidak ingin berpisah dengan mereka karena berada di tengah mereka terasa sangat menyenangkan. Namun, ia sadar punya kewajiban dan tanggung jawab.

Ia seorang istri, ia juga seorang ibu sambung dan kakak ipar yang dibutuhkan di rumah. Karenanya, setelah sarapan, ia pamit pulang. Rangga dan istrinya memeluk lama Puspita seolah berat melepasnya. Tak terhitung pesan agar mereka datang dan menginap di sana. Membawa Prily juga.

“Segera berikan kami cicit yang lain.” Itu salah satu permintaan mereka. “Kalau bisa yang banyak sebelum kami tutup usia.”

Puspita hanya melirik malu suaminya sebelum kemudian menunduk.

“Aku ingin memelukmu, Dek. Tapi aku takut bonyok lagi.” Prabu memasang wajah pura-pura takut setelah kakek dan neneknya puas memeluk dan menciumi Puspita.

Semua orang tertawa mendengar kelakar Prabu. Puspita yang berinisiatif datang dan memeluk Prabu setelahnya. Ia merebahkan kepala di dada sang kakak. Baru k
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (8)
goodnovel comment avatar
Maysaroh Anisah
qpa mereka ditubruk Thor .. baru juga bahagia Thor masa harus sedih lagi
goodnovel comment avatar
Abi Sarah
semoga gk terjadi apa2 thor sm puspita dan arya thor
goodnovel comment avatar
endang setyorini
Arya gembel pastinya...ada orang tua sejahat itu ke anak kandungnya.demi harta n wanita jala*g...baru aja bahagia udh dirusak lagi
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   161. APA YANG TERJADI?

    Pram merasa tubuhnya terhempas ke depan dengan keras. Refleks, ia segera menarik Puspita ke dalam pelukannya, melindunginya dari guncangan hebat yang mengguncang mobil mereka. Jeritan Puspita menggema bersamaan dengan suara rem mendecit, lalu mobil mereka mendadak oleng."Puspita! Pegangan yang kuat!" Pram berteriak panik.Puspita meremas lengan Pram dengan erat, matanya membulat ketakutan. Mobil terus bergetar hebat, dan detik berikutnya terdengar benturan lain yang lebih kuat. Mobil mereka berhenti dengan hentakan tajam, menyebabkan kepala Puspita terbentur kaca samping. Pram mendengar suara benturan di bagian belakang sebelum akhirnya mobil benar-benar berhenti."Ada apa, Pak?" tanya Pram dengan napas masih memburu.Sang sopir keluarga Bimantara itu menggeleng sebelum akhirnya keluar karena melihat asap dari bagian belakang mobil. "Saya akan periksa," ujarnya.Sopir mereka segera keluar, wajahnya pucat pasi. Ia pun tak kalah kaget dari Pram dan Puspita. Ia memeriksa bagian belakang

    Last Updated : 2025-02-07
  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   162. KRITIS

    Prabu merasakan dadanya sesak. Napasnya terasa berat. Ia menoleh ke arah Pram yang masih terduduk dengan kepala tertunduk, tangan meremas rambutnya sendiri. Prabu mengeratkan kepalan tangannya, berusaha mengendalikan amarah yang berkecamuk di dalam dirinya."Bayinya tidak bisa diselamatkan," kata Pak Prapto dengan suara lirih.Prabu terdiam. Rahangnya mengatup rapat, matanya menatap kosong ke depan. Lalu, tanpa aba-aba, ia menghantam dinding di sampingnya dengan kepalan tangan.Brakk.Semua orang di sekitar terkejut, termasuk perawat yang baru saja keluar dari ruang ICU. Beberapa orang bahkan mundur ketakutan melihat Prabu yang kini terlihat seperti bom waktu yang siap meledak."Siapa pelakunya?" geram Prabu lebih kepada dirinya sendiri. Suaranya bergetar penuh kemarahan yang terpendam. Ia menoleh tajam ke arah Pak Prapto. "Apa kau melihat sesuatu? Nomor plat? Ciri-ciri pelaku?"Pak Prapto menggeleng dengan wajah penuh penyesalan. "Saya tidak sempat melihat, Tuan Muda. Mobil itu melaj

    Last Updated : 2025-02-08
  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   163. APA SAMA?

    "Temukan pelakunya secepat mungkin, kalau perlu hakimi dengan tangan kita sendiri!"Prabu memejamkan matanya sebentar sebelum mengangguk mendengar perintah sang kakek. Padahal biasanya Rangga sangat bijak dalam menghadapi berbagai persoalan apa pun itu. Tapi untuk saat ini, pria lebih dari delapan puluh tahun itu sangat emosional. Urat-urat di pelipisnya sampai berkedut saat mengatakan kalimat itu sesaat sebelum masuk ke dalam mobil.Setelah melihat kondisi Puspita yang koma di balik pintu kaca, Prabu menyarankan kakek dan neneknya untuk pulang, karena kondisi mereka pun terlihat sangat shock dan tidak baik-baik saja.Prabu mengantar kakek dan neneknya itu hingga ke mobil dengan terus mengingatkan agar mereka menjaga kesehatan. Lalu, setelah istrinya yang terus menitikkan air mata duduk di dalam mobil, Rangga mengingatkan agar Prabu segera mengurus semuanya."Jangan biarkan lolos, Opa mau dia mendapat balasan lebih sakit dari yang cucuku rasakan!"Prabu menutup pintu mobil setelah Ran

    Last Updated : 2025-02-09
  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   164.

    Prabu mengintip dari kaca kecil yang terdapat di pintu. Dan seperti sebelumnya, Puspita masih berbaring. Matanya masih terpejam. Alat-alat medis masih saling melintang terhubung ke tubuhnya. Dengan alat-alat itulah ia masih bertahan hidup.Prabu memejamkan mata untuk meredakan sesak, sebelum kembali berjalan dan duduk di bangku tak jauh dari ruang ICU. Beberapa pengawal berkeliaran tak jauh darinya. Orang-orangnya masih belum menemukan informasi tentang kecelakaan itu, seolah rencana pembunuhan tersebut terorganisir dengan sangat rapi.Prabu membuang napas kasar, lalu berkedip saat melihat sepasang kaki berdiri di hadapannya. Pria itu mendongak dan mendapati wajah kusut di sana."Kenapa kamu kembali secepat ini?" Mata Prabu memicing. Kepalanya dimiringkan. Adik iparnya sudah kembali berada di sana, padahal ia sudah memintanya untuk istirahat di rumah. "Aku sudah katakan istirahatlah, biar Puspita aku yang menunggu.""Kamu pikir aku bisa istirahat? Tidur di rumah dengan tenang sementar

    Last Updated : 2025-02-11
  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   165.

    Prabu masih terdiam di meja kafe, menatap kosong ke cangkir kopi yang mulai dingin. Kata-kata Dokter Irena masih menggema di benaknya."Keluarga Puspita harus siap dengan segala kemungkinan. Yang terburuk sekalipun."Napasnya terasa berat, seakan menanggung beban yang semakin besar.“Semoga keajaiban itu ada,” gumamnya. “Kasihan Oma dan Opa yang baru sebentar saja merasakan kebahagiaan berkumpul dengan cucu perempuannya.”Prabu sedang meneguk kopinya yang sudah dingin saat ponselnya bergetar. Segera diletakkan cangkir itu lalu mengangkat panggilan tanpa melihat nama penelepon."Ya?""Bos, kami menemukan saksi mata di sekitar lokasi kejadian." Suara di seberang sana terdengar tegas.Prabu langsung bangkit. "Aku segera ke sana." Harapan besar memenuhi hatinya. Meski kondisi Puspita masih belum ada perkembangan, setidaknya jika pelakunya tertangkap, satu janjinya tertunaikan.Tanpa menunggu lebih lama, Prabu melangkah cepat keluar dari kafe. Dua pengawalnya langsung sigap mengikuti. Dala

    Last Updated : 2025-02-12
  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   166

    Langit sore mulai meredup ketika mobil yang membawa Prabu kembali menuju rumah sakit. Selama dalam perjalanan, pria itu sibuk menghubungi orang-orangnya. Dadanya tak henti bergemuruh jika mengingat pria tua menceritakan bagaimana mobil yang membawa Puspita ditabrak berkali-kali sebelum akhirnya digusur dan dilempar.Darahnya mendidih. Wajahnya bahkan sudah memerah sejak tadi.Maka, pantas jika Pram se-down itu. Jika ia yang berada di posisi adik iparnya itu, mungkin bisa gila. Melihat istri tercintanya diperlakukan seperti barang mainan. Di depan mata pula."Temukan mobil jeep serupa dengan mobil yang terbakar! Aku akan naikkan gaji kamu jika dapat dalam waktu dekat." Suaranya gemetar penuh penekanan. Semua orang yang berada di dalam mobil sampai menahan napas mereka.Prabu mematikan sambungan telepon, lalu menghempaskan punggungnya ke sandaran jok. Baru saja ia ingin memejamkan matanya, suara decitan rem yang diinjak mendadak, juga mobil yang tiba-tiba berhenti, mengagetkannya."Ada

    Last Updated : 2025-02-13
  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   167. TAK TERDUGA

    Suasana hening untuk beberapa saat, hanya ponsel Prabu yang meraung-raung hingga akhirnya ia matikan.Prabu berdehem salah tingkah sebelum akhirnya pamit. Ketahuan menguping membuatnya sangat malu. Tapi ia benar-benar tidak sengaja. Namun sebelum ia pergi, dokter Irena memanggilnya."Ada apa, Pak Prabu? Ada sesuatu dengan Bu Puspita?" tanya Irena dengan mata memicing.Sementara pria seumurannya yang sejak tadi berdebat, memandang Irena dan Prabu bergantian. "Kamu kenal dia?" tanyanya heran.Irena melirik sebentar dengan sikap angkuh. "Dia keluarga pasienku.""Oh, kebetulan sekali, dia itu yang menabrak Chiara tadi." Pria itu melapor dengan percaya diri.Kening Irena mengernyit. Ditatapnya Prabu dengan saksama."Mobil dia yang menabrak anak kita, Iren. Karena kecerobohan mereka, Chiara belum sadarkan diri sampai sekarang.""Benarkah?" Irena sangsi. Ditatapnya lagi Prabu yang mengalihkan pandangan ke lantai dengan pasrah."Tentu saja! Anak kita hampir kehilangan nyawa karena mobilnya."

    Last Updated : 2025-02-14
  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   168

    “Apa-apaan ini?”Untuk beberapa lama, Radit menatap Irena dan Prabu dengan tajam, matanya menyiratkan ketidakpercayaan yang amat dalam. Ia mendengus pelan setelahnya, lalu tersenyum miring."Jangan bercanda, Iren. Aku sangat mengenalmu. Kamu nggak mudah jatuh cinta, apalagi tiba-tiba punya calon suami," ucapnya dengan nada mengejek.Irena tetap menggamit tangan Prabu, tak membiarkan ekspresi Radit mengubah pendiriannya. Ia menghela napas dalam, lalu menatap mantan suaminya dengan penuh keyakinan."Aku tidak bercanda, Radit. Pak Prabu ini calon suamiku."Radit tertawa hambar, lalu melipat tangan di depan dada."Oh ya? Kenapa aku nggak pernah dengar sebelumnya? Sejak kapan kalian pacaran? Sejak kapan kalian merencanakan pernikahan? Jangan-jangan … kamu sedang membodohiku, asal comot orang lalu mengakuinya sebagai calon suamimu?"Irena tersenyum manis. Melirik sedikit ke arah Prabu yang masih dalam mode keterkejutan.“Aku tidak harus bilang sama kamu sedang dekat dengan seseorang, bukan?

    Last Updated : 2025-02-14

Latest chapter

  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   201. MIMPI ATAU MIMPI?

    “Mas …” panggil Puspita di antara napasnya yang memburu. Pandangan diedarkan ke sekeliling, tapi yang ia dapati hanya ruangan kosong dengan dinding-dinding bisu. Ternyata ia berada di dalam kamarnya.Puspita mengerjap dan menyeka peluh di pelipisnya. Mencoba mengingat apa yang terjadi sebelum ini. Tadi pinggangnya pegal karena terlalu banyak duduk, ia meminta Sari membantunya untuk berbaring. Lalu ia sengaja memejamkan matanya agar tak terjadi kontak dengan Pram. Siapa sangka ia malah tertidur dan didatangi mimpi buruk yang capeknya terbawa ke dunia nyata.Mimpi?Ya, tadi ia bermimpi sangat mengerikan. Pram terjatuh saat ingin menyelamatkannya. Dan itu seperti sangat nyata.“Mas …” panggil Puspita lagi seraya menyibak selimutnya, lalu menurunkan kaki dari ranjang. Saat ia berusaha untuk berdiri, ia memekik dan tubuhnya langsung ambruk ke lantai.Puspita meringis merasakan sakit di sekujur tubuhnya. Ia bahkan lupa jika kakinya belum berfungsi sebagaimana mestinya. Mimpi yang terasa nya

  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   200. SULIT DIGAPAI

    Pram mondar-mandir di kamarnya. Kalimat-kalimat Prabu yang tidak dimengertinya terus terngiang-ngiang. Ia masih tidak bisa menyimpulkan arti ucapan itu, tetapi satu hal yang ia yakini—Prabu sedang tidak baik-baik saja.Pram menengadah, lalu meremas rambutnya. Ia ingin bertanya lebih lanjut, tetapi sejak awal Prabu memang bicara tersendat-sendat dan terdengar ragu. Tidak mungkin ia memaksa kakak iparnya itu untuk bicara lebih jelas.Lalu, ia harus bagaimana?Ingin memberi solusi? Bagaimana bisa, jika masalah yang sebenarnya saja ia tidak tahu. Prabu langsung pamit setelah mengatakan itu, dan ia tidak bisa mencegahnya.Andai berada di tanah air, mungkin ia bisa sedikit membantu. Masalahnya, jika pulang pun, bagaimana dengan Puspita?Untuk mengatakan bahwa kakaknya ada masalah saja, rasanya Pram tidak tega. Ia yakin itu hanya akan menjadi beban pikiran bagi istrinya. Pram takut Puspita tidak fokus pada pengobatannya. Belum lagi jika benar-benar ingin berpisah. Lalu, apa yang harus dilaku

  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   199. BERSIAPLAH!

    Pram sedang mengemas beberapa barang ke dalam ransel di kamarnya. Ia hanya sedang bersiap jika tiba-tiba Puspita mengatakan ia harus pergi.Bukannya menyerah jika ia melakukan ini sejak dini. Sekali lagi, ia hanya sedang bersiap jika suatu saat Puspita benar-benar tak menginginkannya lagi, karena setelah dua hari semenjak ia bertanya, wanita itu belum juga memberikan jawaban.Puspita seolah menggantung hubungan mereka, membuatnya berada dalam ketidakpastian. Namun, Pram sama sekali tak marah atau menyalahkan istrinya karena ia pun dulu pernah melakukan hal yang sama. Mengabaikan Puspita dalam ketidakjelasan hubungan sejak Soraya meninggal. Membuat Puspita tenggelam dalam pusaran keputusasaan. Mungkin, ini juga yang dirasakan Puspita saat itu.Semua yang terjadi padanya saat ini seolah pantulan cahaya dalam cermin. Semua berbalik padanya. Apa yang pernah ia lakukan pada Puspita dulu, kini berbalik dirinya yang harus merasakan semua ini.Pram mengembuskan napas panjang. Kini Puspita sed

  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   198. KELUARGA BIMANTARA

    "Duduklah," ujar Ny. Bimantara akhirnya, sambil menunjuk kursi di seberang mereka.Irena duduk dengan tangan terkepal di pangkuannya. Perutnya terasa mual, bukan karena makanan, tapi karena suasana kaku yang menyesakkan.Pelayan datang dan mulai menyajikan makanan. Namun, bahkan setelah hidangan tersaji, tidak ada obrolan yang mengalir. Prabu sesekali mencoba mencairkan suasana dengan bertanya tentang kesehatan Opa dan Oma, tetapi jawaban yang didapat hanya sekadarnya."Jadi bagaimana, Opa, Oma? Pendapat kalian tentang rencana kami ke depannya?" Prabu terpaksa bertanya lebih dulu karena kedua orang tua itu tak kunjung bertanya sesuatu tentang mereka.Hening beberapa saat, membuat Prabu yang menunggu menjadi tidak sabar.Irena mencuri pandang ke arah Opa Rangga. Lelaki tua itu duduk dengan postur tegak, sorot matanya masih tajam meski usianya sudah senja. Lalu, tiba-tiba, pria itu meletakkan garpunya, membuat dentingan kecil yang menarik perhatian semua orang."Prabu," suaranya terdeng

  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   197. IRENA

    Irena menatap dirinya di depan cermin. Seorang wanita empat puluh tahun terpampang di sana dengan wajah yang sudah dipoles make-up flawless. Garis kerutan memang jauh darinya karena ia selalu menjaga pola makan dan olahraga yang teratur. Tapi rasanya, senyum sudah jarang ia sunggingkan dalam kehidupan pribadinya.Jika pun selama ini terkesan ramah dan selalu ceria, itu hanya untuk para pasien dan siapa pun yang ia temui di rumah sakit. Selebihnya, bibirnya jarang sekali tersenyum. Perpisahan dengan Radit yang berbuntut perebutan hak asuh Chiara membuat hari-harinya seolah suram.Memang ia masih bisa menemui sang anak selama Chiara dalam pengasuhan mantan suaminya itu, tetapi dalam waktu yang sangat terbatas dan tentu saja harus mengikuti aturan Radit. Tidak bisa bertemu dan menumpahkan rindu dengan leluasa.Irena sangat menyesali hari-hari yang telah lewat. Ia terlalu sibuk bekerja hingga waktu untuk bersama Chiara sangat sedikit. Dan itu ternyata membuat Chiara lebih dekat dengan aya

  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   196. PASRAH

    Pram mengganjal kepalanya dengan kedua tangan. Kini ia berbaring di sofa dengan tatapan lurus ke langit-langit. Ada banyak hal berputar-putar di kepalanya. Entah apa yang akan terjadi setelah ini.Puspita tidak memberikan jawaban apa pun. Dan ia memang sengaja memberikan waktu untuk istrinya itu untuk memikirkan masak-masak keputusannya. Dan apa pun nanti yang akan dikatakan wanita itu, ia harus siap. Bahkan hal terburuk sekalipun.Pram tidak ingin lagi menyakiti hati wanita itu. Sudah terlalu sering ia membuat Puspita terluka. Dan jika dengan menjauh darinya bisa membuat wanita itu bahagia, akan ia lakukan. Tidak ada lagi paksaan, tidak akan ada lagi drama. Ia juga tak akan menggunakan Prily sebagai alasan untuk menahan Puspita tetap di sisinya.Prily harus bisa tanpa Puspita jika wanita itu sudah tak lagi menghendaki mereka di sisinya. Dan tugasnya adalah membuat Prily mengerti, walaupun ia belum tahu apa yang harus ia lakukan nanti untuk membuat anak itu lepas.Entah sudah berapa b

  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   195. APA YANG KAMU INGINKAN?

    Pramudya berjongkok di hadapan Prily, tangannya mengelus lembut punggung gadis kecil itu yang terus memeluk Puspita erat. Wajahnya berusaha menampilkan kelembutan, tapi sorot matanya menyiratkan sesuatu yang lebih dalam. Rasa bersalah.Selama perjalanan mereka menuju unit, Prily bahkan terus berjalan di samping kursi roda Puspita, seolah merasakan firasat yang kurang baik. Lalu, setelah mereka tiba, ia sama sekali tak ingin melepaskan wanita yang sudah dianggapnya ibu kandung itu."Sayang, sama Mbak Sari dulu, ya? Mama mau istirahat dulu biar cepat sembuh," bujuk Pram dengan suara selembut mungkin.Prily bukannya melepaskan pelukan di pinggang Puspita, tetapi justru semakin erat. Kepalanya menggeleng dan menyuruk."Lily butuh tidur siang supaya nanti bisa main lagi, ya. Ayo ikut Mbak Sari, ganti baju dulu, keringatan," lanjut Pram.Prily menggeleng semakin kuat, wajah mungilnya menekan perut Puspita. "Nggak mau. Lily mau tidur sama Mama."Puspita mengusap kepala Prily dengan tatapan l

  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   194. SALAH FAHAM ITU

    Puspita merasakan dunianya berguncang. Kata-kata Haidar seperti pukulan telak yang mengusik keyakinannya selama ini. Ia selalu berpikir bahwa Haidar pergi meninggalkannya begitu saja, tetapi jika yang dikatakan pria itu benar, maka ada seseorang yang dengan sengaja menjauhkan mereka.“Ini tidak mungkin,” gumamnya lirih, matanya menatap tajam ke arah Haidar. “Bukannya selama ini Akang yang ninggalin aku? Akang yang membatalkan rencana kita? Akang yang mundur karena orang tua Akang tidak setuju karena aku seorang janda dan hanya wanita miskin?”“Itu tidak benar. Orang tua Akang bahkan terus menanyakan janji Akang yang akan membawa kamu pada mereka. Mereka sangat ingin bertemu kamu, Pita. Mereka mengira Akang sedang berhalusinasi tentang kamu karena kenyataannya kamu tidak ada.” Haidar menjelaskan dengan suaranya yang serak.Puspita menggeleng keras. Matanya memanas. “Ini tidak mungkin, Kang. Tidak mungkin … Akang yang ninggalin aku.”Haidar mengembuskan napas panjang. "Tapi kenyataannya

  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   193. DINGIN

    Malam ini, kamar yang biasanya terasa hangat oleh percakapan ringan dan tawa kecil kini diselimuti kesunyian yang menyesakkan. Puspita sudah lebih dulu berbaring, membelakangi Pramudya, seolah menutup dirinya dari segala bentuk interaksi. Biasanya, sebelum tidur, ia akan menunggu Pram mendekat, mengusap punggungnya yang lelah, lalu mereka akan bercanda—entah soal hal-hal kecil yang terjadi hari itu atau tentang Prily yang selalu meminta perhatian berlebihan padahal Puspita belum pulih. Tapi malam ini berbeda.Pramudya berdiri di ambang tempat tidur, menatap punggung Puspita yang tak bergerak. Napasnya teratur, tapi Pram tahu istrinya belum tidur. Sejenak, ia ingin mengulurkan tangan, menyentuh bahunya, mengembalikan kebiasaan mereka yang telah terbangun begitu lama. Namun, sesuatu yang tak kasatmata menghalangi langkahnya. Ada dinding tak terlihat yang kini memisahkan mereka.Tanpa suara, Pram naik ke tempat tidur, berbaring dengan posisi yang berlawanan. Biasanya, ia akan langsung me

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status