Home / Rumah Tangga / NAFKAH YANG TERBAGI / Bab 29 Senjata Makan Tuan

Share

Bab 29 Senjata Makan Tuan

last update Last Updated: 2024-09-16 09:29:07

"Apa-apaan ini?" sentak Ratri sangat terkejut atas sikap Saga yang terkesan tidak sopan.

Saga melirik ke sana kemari, tidak menyahut ucapan Ratri. Kemudian mengambil piring berisi makanan milik Ratri. Saga berjalan cepat menuju meja tepat di mana Tiana dan Rusdi baru saja duduk.

Saga berdiri di belakang mereka, lalu menjatuhkan sesuatu tepat di belakang kursi mereka.

"Mas, Mbak, apa itu uang kalian?" tanya Saga, yang kini berdiri di depan meja Rusdi dan Tiana sambil menenteng satu piring makanan milik Ratri.

"Uang?" tanya Tiana.

"Kalian lihat saja di belakang kursi kalian," jawab Saga.

Serempak secara bersamaan, Rusdi dan Tiana menoleh ke belakang ke bawah kursi yang mereka duduki.

Dengan cepat, Saga menukar piring berisi makanan milik Ratri dengan milik Tiana.

"Ah iya, ini uang kamu yang jatuh bukan, Mas?" tanya Tiana.

Rusdi kemudian mengambil dua lembar uang pecahan seratus ribu itu.

"Ah ... Sepertinya iya, ini memang uangku. Mungkin jatuh pas aku mau duduk di sini," jawab Rusdi.

Da
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 30 Aku Cinta Kamu, Mbak!

    "Aku punya cara, bagaimana membuat perhitungan sama mereka. Besok lusa aku jemput, Mbak. Akan aku tunjukkan," ujar Saga.Ratri menoleh, alisnya bertaut membentuk sebuah lengkungan."Maksud kamu, Mas?" tanya Ratri."Nanti kamu lihat sendiri," jawab Saga.Saga pun segera melajukan mobilnya. Namun, sebelum mengantar pulang ke rumah Ratri, Saga terlebih dulu menepikan mobilnya di depan cafe."Kita makan dulu, Mbak!" ajak Saga yang disambut oleh anggukan kepala Ratri.Mereka berdua turun, dan memasuki sebuah cafe, karena di acara pernikahan Lulu, mereka tak sempat makan karena kejadian tak mengenakan tadi.Setelah mendapatkan tempat duduk, mereka berdua segera memesan makanan dan minuman.Keesokan harinya, di kediaman bu Nunik tampak ramai orang yang sedang membongkar tenda. Sementara bu Nunik dan Lulu sedang sibuk membuka kado dan amplop dari tamu undangan kemarin.Sementara Beri, ia tengah menatap kedua wanita itu yang terlihat sangat sibuk itu."Mas, nanti sore kita jadi, kan pindah ke

    Last Updated : 2024-09-17
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 31 Angkat Kaki

    "Pagi, Beri! Kayaknya kamu baru bangun tidur. Ah ... Aku lupa, pengantin baru," celetuk Saga.Beri tampak mengangguk kemudian menunduk malu-malu."Ah kamu bisa saja, Ga. Biasa lah ... Lagi senang-senangnya," sahut Beri dengan wajah berseri-seri."Loh, Yang. Mereka ini nggak sopan, loh. Masa masuk ke sini, ke rumah kita main nyelonong saja, tapi kamu nggak marah. Malah bermanis-manis begini," ujar Lulu.Ratri hanya bisa tertunduk sambil menahan tawa. Sebenarnya ia merasa jahat saat ini. Namun, mengingat perangai Lulu dan keluarganya yang sangat keterlaluan, membuatnya seperti itu."Tidak usah marah-marah, Sayang. Mereka tamu kita, lebih baik kamu buatin minum, gih. Bawakan juga cemilan buat mereka," sahut Beri.Lulu tampak kesal melihat reaksi suaminya. Seharusnya Beri marah. Namun, malah sebaliknya Beri tampak ramah terhadap Saga dan Ratri."Ah ... Tidak usah repot-repot. Kedatangan kami ke sini, hanya untuk memberikan hadiah untuk kalian, khususnya kamu, Beri. Sebentar," ujar Saga.S

    Last Updated : 2024-09-18
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 32 Ingin Bercerai

    Ratri mengaduh kesakitan, ketika dahinya terkena lemparan batu."Kamu nggak apa-apa, Mbak?" tanya Saga khawatir.Dari luar pagar, terlihat Beri menarik tangan Lulu, yang berulah melempar batu barusan.Saga tampak geram melihat itu. Lulu sudah sangat keterlaluan. Lulu masih tidak terima atas pengusirannya itu."Beri, cepat bawa pergi istrimu!" bentak Saga.Beri kemudian berhasil membawa Lulu pergi. Kini Ratri tengah memegangi dahinya yang mengeluarkan cairan merah."Aku ambil kotak obat dulu, kamu tunggu di sini," ujar Saga. Ia kemudian mengambil kotak obat di ruang tengah."Aw!" pekik Ratri, ketika Saga membersihkan dan mengobati lukanya sambil sesekali meniupnya.Aroma mint begitu segar masuk ke dalam hidung Ratri. Tak sadar Ratri memperhatikan Saga begitu lekat."Mbak baik-baik saja?" tanya Saga, ketika menyadari Ratri tengah memperhatikannya.Ratri membuang muka, wajahnya bersemu merah."Ah iya, aku baik-baik saja," jawab Ratri.Setelah urusan selesai, Saga segera mengantar Ratri p

    Last Updated : 2024-09-19
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 33 Fitnah

    Rusdi menghampiri Lulu dan Beri, yang sedang berdebat itu."Kalian berdua tahu malu, tidak? Kalian berantem dengan suara sangat keras. Lulu, tutup pintunya!" titah Rusdi.Lulu pun menurut, ia menutup pintu itu dengan rapat."Beri, aku sudah dengar semuanya tentang kamu. Apa maksud kamu beraninya telah menipu adikku dan keluargaku?" tanya Rusdi."Sebaiknya kita duduk dulu. Aku bisa jelaskan semuanya, Mas," sahut Beri.Beri menggelar tikar di atas lantai. Kini, Beri dan Lulu tinggal di sebuah kontrakan rumah berukuran kecil.Lulu kemudian pergi ke kamarnya, ia merasa lelah setelah perdebatan barusan."Maafkan aku, Mas. Aku terpaksa melakukan ini semua. Aku cinta sama adikmu, Mas. Aku memang salah telah berbohong, tidak jujur tentang keadaanku yang sebenarnya kepada kalian. Namun, jika aku jujur, apakah kalian masih akan menerimaku, menikah dengan Lulu?" tanya Beri.Rusdi terdiam, ia menatap tajam ke arah Beri."Ah ... Tentu saja tidak, kan? Asal Mas tahu saja. Yang duluan mendekatiku ad

    Last Updated : 2024-09-20
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 34 Tak Berkutik

    "Lepaskan saya, ini semua fitnah!" sarkas Ratri tidak terima dengan semua tuduhan ini.Sekuat tenaga, Ratri berusaha melepaskan diri. Namun, tetap saja tidak bisa.Datang beberapa tetangga Ratri, yang berusaha mencoba meluruskan permasalahan ini. Namun, preman bayaran Lulu, lebih sigap menghadang. Sehingga tetangga Ratri hanya bisa menonton sambil menatap iba.Keadaan di jalan pun seketika berubah macet, akibat ulah Lulu.Duar!Dari belakang, terdengar suara tembakan, membuat semua orang terdiam dan menoleh ke belakang."Polisi?" Mereka berbisik-bisik dengan raut wajah ketakutan. Di belakang mereka, terlihat banyak polisi dan salah satunya tengah mengacungkan sebuah pistol ke udara.Ratri yang sudah tidak berdaya, hanya bisa pasrah di tangan orang-orang itu."Jangan bergerak!" Polisi segera mendekati kerumunan orang-orang itu, dan melihat Ratri yang sudah tidak berdaya."Ratri, ya Tuhan!" pekik Saga, sambil menggendong Gina, menerobos kerumunan."Kalian semua apa-apaan? Apa yang kalia

    Last Updated : 2024-09-21
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 35 Perasaan Cinta

    "Apa?! Ratri penulis sekaligus owner catering ternama?" ucap bu Nunik, Rusdi, dan Tiana berbarengan.Mereka tengah berada di kantor polisi, setelah Lulu memberitahu mereka dan mengungkapkan kebenaran tentang Ratri. Sementara Beri, Lulu tidak menghubunginya. Lulu juga meminta untuk tidak memberitahu Beri tentang masalah ini.Wajah bu Nunik tampak memerah. Ia tak menyangka, jika menantu yang ia buang dihinakan itu, ternyata seorang penulis dan pengusaha sukses."Kenapa, Bu?" tanya Tiana, ketika melihat perubahan mimik wajah mertuanya."Nggak apa-apa, cuma tidak menyangka saja. Wanita itu kok bisa menjadi pengusaha sukses. Yang Ibu tahu, dia itu hanya wanita miskin yang nggak bisa apa-apa," jawab bu Nunik.Melihat perubahan raut wajah mertuanya, Tiana merasa kesal. Entah kenapa, ia merasa tersaingi atas keberhasilan Ratri, walaupun pada kenyataannya, ia lah yang menjadi pemenangnya karena telah mendapatkan Rusdi seutuhnya.Tiana pun melihat raut wajah Rusdi tampak berbeda. Ia semakin kes

    Last Updated : 2024-09-22
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 36 Mak Lampir

    Saga berdiri mematung di depan pintu, menatap wanita paruh baya, yang pernah berdebat dengannya.Wanita itu, yang tak lain adalah bu Nunik berdiri dengan mulut menganga."Kamu!" tunjuk bu Nunik terkejut."Kamu kenal sama anakku, Nik?" tanya bu Wulan, yang tak lain adalah ibunya Saga."Ja-jadi ... Dia anakmu, Lan?" tanya bu Nunik tergugup.Bu Wulan mengangguk, "Iya, dia anak kami namanya Saga. Tapi kok kamu kayak kaget gitu, Nik?"Bu Nunik kemudian duduk kembali. Seketika ia merasa salah tingkah, setelah mengetahui Saga adalah anak Wulan, teman lamanya sendiri. Apalagi saat ia ditatap oleh Saga. Bu Nunik menyesal karena sempat mengira bahwa Saga hanyalah orang miskin dan hanya seorang preman. Bahkan anak-anaknya pun sempat menghinanya. Namun kenyataannya, Saga adalah anak pemilik perusahaan percetakan buku terbesar di kota itu."Nggak terlalu kenal, cuma pernah bertemu saja itu pun hanya sebentar," jawab bu Nunik berusaha bersikap biasa saja.Saga membalikkan badan hendak pergi dari ka

    Last Updated : 2024-09-23
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 37 Komplotan Ipar dan Mertua

    "Kamu lagi apa sih, Mas?" Rusdi terkejut, ketika Tiana tiba-tiba datang dan mengejutkannya yang tengah menatap layar ponselnya.Rusdi menyimpan ponselnya ke belakang tubuhnya."Ah nggak apa-apa, aku cuma lagi nonton film saja. Filmnya bagus, nih. Aku butuh cemilan, tolong dong buatin aku cemilan," jawab Rusdi.Tiana menatap lekat ke arah Rusdi. Membuat Rusdi merasa tak nyaman dibuatnya."Kenapa lihatnya kayak gitu?" tanya Rusdi."Nggak apa-apa, cuma mau lihatin kamu saja!" Tiana kemudian pergi ke dapur membuatkan Rusdi cemilan."Kenapa mas Rusdi kelihatan aneh, ya? Seperti ada yang sedang disembunyikan," gumam Tiana sambil mengiris bahan makanan.Selesai membuat cemilan, Tiana kembali menghampiri Rusdi."Mas, aku mau ngomong sesuatu sama kamu," ujar Tiana.Rusdi yang tengah menatap lurus layar televisi, segera menyahut tanpa sekali pun menoleh ke arah Tiana."Ngomong apa?" tanya Rusdi."Jadi gini, Mas. Hampir tiap hari adik kamu itu minta uang sama aku. Katanya disuruh sama kamu. Pada

    Last Updated : 2024-09-24

Latest chapter

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 96 Hukuman Mati

    Selain meninggalkan ponsel baru untuk Gina. Lena pun meninggalkan nomornya, supaya Gina menghubunginya.Gina kemudian menghubungi Lena untuk mengucapkan terima kasih. Lena begitu perhatian. Bersyukur ia memiliki ibu sambung sepertinya. Selain itu, Gina juga menanyakan kabar tentang orang tuanya. Belum begitu lama tinggal di kampung, Gina merasa sangat merindukan mereka. Entah sedang apa mereka, apakah mereka masih sibuk mencari Gina?Telepon pun tersambung, Lena segera mengangkatnya."Halo, Bunda. Bunda di mana sekarang? Maaf, tadi kata Nenek saat Bunda berkunjung, akunya nggak ada di rumah. Aku sedang ada urusan di luar. Oh iya, terima kasih banyak ya, Bun ponsel dan uangnya. Kebetulan sekali aku sangat membutuhkan ponsel ini," ucap Gina."Halo, Sayang. Iya tidak apa-apa. Bunda ada di jalan, sebentar lagi sampai di rumah," sahut Lena."Em ... Bunda, bagaimana kabar ayah? Terus ibu dan ayah Saga? Bunda juga apa kabar? Kangen aku sama kalian," imbuh Gina."Kabar ibu dan ayah Saga baik-

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 95 Membawa Pulang

    Beberapa saat kemudian, Farrel dan tim kepolisian kembali dengan tangan kosong. Rumiah telah lolos dari kejaran mereka. Sehingga membuat Rumiah ditetapkan menjadi DPO."Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Tapi, kami akan berusaha semaksimal mungkin, untuk mencari keberadaan saudari Rumiah." Polisi pun pamit dari rumah Farrel."Bagaimana ini? Keadaan ini belum aman jika Rumiah masih bebas berkeliaran. Bisa saja sewaktu-waktu, dia kembali mencari Ayah dan memaksa lagi untuk memberikan semua milik Ayah. Bahkan tak segan membuat Ayah menderita lagi." Farrel merasa khawatir.Mereka terdiam untuk beberapa saat. Namun, beberapa saat kemudian Gina mengutarakan pendapatnya."Em ... Bagaimana kalau Om Romi ikut kita ke kampung saja, Rel. Sekalian kita jelaskan kepada ibu kamu," imbuh Gina.Farrel menoleh ke arah ayahnya. Pak Reno pun ikut menimpali, "Ide yang bagus. Memang sebaiknya untuk sementara waktu, Ayah kamu harus kamu bawa dari rumah ini. Bahaya jika dibiarkan tinggal sendirian, seme

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 94 Ditangkap

    "Ya Tuhan, Gina!" teriak Rumiah, ketika Gina terbatuk dan menyemburkan air di dalam mulutnya pada berkas itu."Aduh, maaf-maaf. Aku tidak sengaja, biar aku bersihkan berkasnya," ucap Gina.Gina kemudian merebut berkas itu, lalu berusaha mengeringkannya menggunakan ujung kerudung yang dipakainya."Ya ... Sobek," ujar Gina.Rumiah melotot tajam, melihat apa yang dilakukan oleh Gina. Namun, pak Reno dan juga Farrel menahan tawa atas apa yang terjadi."Kamu, ya! Kamu apakan berkas ini? Kurang ajar kamu, Gina!"Rumiah melayangkan tamparan ke arah Gina. Namun, secepatnya Farrel menahan tangan Rumiah."Berani menampar dia, maka rekaman itu akan aku berikan ke polisi dan aku sebar luaskan." Farrel memberi ancaman.Rumiah menepis tangan Farrel, ia berbalik badan menghadap Farrel."Rekaman apa yang kamu maksud? Bukankah rekaman itu sudah aku hapus? Jangan main-main denganku, Farrel. Aku tidak bisa kamu kelabuhi. Aku bukan wanita bodoh seperti yang kamu pikirkan," cetus Rumiah.Farrel tertawa be

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 93 Menandatangani

    Rumiah membeliak, saat melihat kak Reno memperlihatkan rekaman kejahatannya barusan. Farrel, Gina dan pak Reno tersenyum puas atas bukti yang telah mereka dapatkan."Sialan kalian semua, ternyata kalian menjebakku. Aku tidak akan tinggal diam. Aku hanya menuntut hakku sebagai istri Romi. Tapi kalian, berani-beraninya merekamku tanpa sepengetahuanku," ujar Rumiah.Romi bangkit lalu berdiri, ia menimpali ucapan Rumiah, "Apa? Hak? Jelas-jelas aku sudah menjatuhkan talak terhadap kamu. Lagi pula, kita hanya menikah secara siri. Jadi, tidak ada hak untuk kamu menguasai apa yang aku punya.""Jelas aku punya hak, kamu hanya memberikan sebagian kecil uang dan perhiasan. Kamu jangan hanya mau enaknya saja, Romi!" sarkas Rumiah."Kamu tidak bisa bersyukur, Rumiah. Aku sudah menolongmu dari garis kemiskinan. Aku menikahi kamu, karena aku kira kamu baik. Tapi ternyata, kamu tidak lebih dari seekor ular. Beruntung aku hanya menikahi kamu secara siri. Kamu tidak ada bedanya dengan seorang penipu. K

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 92 Bukti Kejahatan

    Dua hari kemudian, Farrel bergegas membawa kembali ayahnya untuk pulang. Terpaksa ia dan Gina tidak pulang ke kampung, karena urusan bersama ayahnya sangat penting, demi menyelesaikan misinya.Sesampainya di rumah, Romi kembali dipakaikan baju yang terakhir kali ia pakai di rumah itu. Walau pun sudah tidak nyaman. Namun, demi mengelabuhi Rumiah, Romi harus memakainya lagi.Tidak hanya itu, Farrel juga sengaja menyimpan sedikit makanan mentah di atas lantai. Seolah-olah Romi telah memakan makanan itu demi bertahan hidup.Tepat pada siang hari, Farrel, Gina dan pak Reno kembali bersembunyi saat terdengar suara mobil masuk ke dalam halaman rumah. Namun, sebelumnya pak Reno telah menyimpan sebuah kamera tersembunyi di kamar itu, untuk merekam aksi kejahatan yang akan dilakukan Rumiah."Semoga rencana ini berhasil, ya Tuhan. Aku ingin melihat Ayah dan Ibu kembali bersama lagi seperti dulu, bahagia tanpa ada wanita jahat itu. Tuhan, tolong permudah jalan kami untuk mengungkap semuanya di ha

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 91 Menyesal

    Romi menelan sedikit demi sedikit air kelapa itu. Walau pun sekujur tubuhnya tak bisa digerakkan. Namun, ia masih bisa menelan cairan yang diberikan oleh pak Reno.Romi telah menghabiskan air kelapa itu satu botol. Pak Reno membiarkan Romi setelah meminum air itu, menunggu reaksi air kelapa yang baru saja masuk ke dalam tubuhnya.Setelah menunggu beberapa lama, akhirnya Romi sedikit demi sedikit mulai bisa menggerakkan tangannya. Hal itu membuat Farrel senang."Ayah coba gerakkan kakinya," ujar Farrel.Walau pun belum pulih sepenuhnya, sedikit demi sedikit kaki Romi pun mulai bisa di gerakkan. Romi pun kembali bisa berbicara walau pun belum lancar sepenuhnya."Aku akan panggilkan dokter, Romi. Kamu butuh dokter untuk memeriksa keadaan kamu," ujar pak Reno."Em ... Pak, apa nggak sebaiknya kita bawa saja Ayah ke rumah sakit? Lagi pula, wanita itu sudah pergi," sahut Farrel memberi usul."Ya, kamu benar, Farrel. Ayok, kita bawa Ayah kamu ke rumah sakit. Saya akan siapkan mobil saya dulu

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 90 Dia Datang

    Semua tampak bingung atas permintaan Romi. Farrel, Gina dan pak Reno saling melempar pandang."Maksud Ayah?" tanya Farrel."Jangan pergi ke mana-mana, cukup kalian di sini dan tunggu sebentar lagi. Kalian pasti akan mengetahui semuanya," jawab Romi.Mereka semakin tidak mengerti dengan segala ucapan yang terlontar dari mulut Romi. Terutama Farrel, wajahnya menunjukkan seakan menuntut penjelasan dari sang ayah."Sebentar lagi kalian akan paham maksud Ayah. Kalian sebaiknya bersembunyi, jangan sampai menampakkan batang hidung kalian saat dia datang. Ayah akan jelaskan semuanya setelah dia pergi. Tapi, Ayah minta salah satu dari kalian, bawakan Ayah air kelapa sebanyak-banyaknya," pinta Romi.Setiap perkataan Romi, begitu banyak menyimpan teka-teki yang sulit untuk dipecahkan. Namun, mereka akan menuruti perkataan Romi, mereka akan menunggu dan bersembunyi."Biar saya saja yang akan memesan air kelapa. Saya akan menyuruh ART saya," imbuh pak Reno, yang kemudian menghubungi ART-nya.Dari

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 89 Dikerubungi Lalat

    "Loh iya, ya!" sahut Gina, mereka mulai menyusuri arah bau bangkai yang mereka cium.Farrel mengajak Gina untuk pergi ke dapur. Sesampainya di sana, mereka melihat banyaknya makanan berceceran di lantai. Isi kulkas yang menyimpan bahan makanan mentah, semua sudah berada di lantai. Dan ternyata bau bangkai yang tercium berasal dari daging mentah yang telah dikerubuti lalat hijau dan belatung.Sontak membuat mereka berdua membekap hidungnya, tak tahan dengan bau yang sangat tidak enak dan menyengat itu."Farrel, aku mau muntah!" Gina berlari ke arah kamar mandi ART di dekat dapur.Gina menumpahkan semua isi perutnya. Isi perutnya yang terasa diaduk, hingga akhirnya semua sarapan yang ia santap tadi, terkuras habis."Farrel, jangan berlama-lama di sini. Aku takut muntah lagi," ujar Gina, sehingga matanya mengeluarkan banyak air.Farrel mengangguk, mereka menjauh dari dapur. Farrel kemudian mengajak Gina untuk menuju lantai atas, kamar ayahnya.Mereka mulai menaiki anak tangga. Rumah itu

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 88 Kosong

    "Loh iya, ya. Kenapa bisa pecah, ya? Mungkin ada orang iseng melempar batu kali, ya!" sahut Farrel, ia pun mengamati jendela itu."Rel, apakah kita langsung masuk saja? Tapi ... Apakah tante Rumiah ada di dalam? Sebaiknya kita harus berhati-hati. Dia sangat jahat, bahkan tidak segan untuk menyakiti orang lain," ujar Gina."Tapi di sana tidak ada mobil sama sekali di garasi, semuanya tidak ada. Apa ayahku dan juga Rumiah lagi keluar, ya? Tapi kok satpam juga tidak kelihatan. Kondisi halaman juga tidak sebersih seperti biasanya," sahut Farrel.Lama mereka berdua berdiam diri sambil mengamati rumah itu. Farrel pun segera mengajak Gina untuk masuk. Ia begitu penasaran dengan kondisi di dalam. Sungguh aneh sekali. Kaca pecah, beberapa mobil yang dimiliki tidak ada satu pun yang terparkir, bahkan satpam penjaga rumah pun tidak ada. Lantas ke mana semua?Farrel mulai membuka pintu gerbang yang ternyata tidak terkunci itu. Membuat mereka senang, karena tidak kesulitan untuk masuk ke dalam rum

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status