Naura dan ola mencari cathline yang dibawa pergi davino, mereka takut jika cathline akan kenapa-kenapa dengan sikap davino tadi."Ra tunggu davino gak akan celakain cathline tenang aja" ucap adam.Naura membalikan badan nya menatap tajam kearah adam. "Lo bilang dia gak akan kenapa-kenapa? Gak lihat tadi davino semarah apa tadi dam" jawab naura dengan kesal.Adam diam dia tahu naura sangat perduli dan cemas dengan cathline, tapi adam juga tahu davino takkan menyakiti wanita nya."Gue tau tapi davino gak akan nyakitin cathline ra, gue kenal davino apa lagi mereka itu teman semasa kecil nya" ucap adam meyakinkan naura.Naura terdiam dia memang belum mengenal cathline sepenuh nya, apa lagi cathline tak pernah bercerita tentang davino, bagaimana mereka bisa bermusuhan."Percaya sama gue ra, bastian lagi coba hubungi davino."Bastian terus menghubungi davino mereka khawatir jika sahabat nya itu bermain kasar pada cathline.Dirooftop davino menghisap rokok nya sambil melirik cathline yang te
Kiringg.. Cathline merapihkan buku nya kedalam tas, dan segera menyusul naura dan ola keluar dari kelas, mereka berjalan dilorong koridor sekolah. Tak sengaja bertemu dengan the pinky yang baru turun dari kelas nya dilantai 2. Mereka menatap tajam kearah cathline apa lagi dengan naomi seperti membenci nya. "Dih gak jelas banget tuh cewe ulet" cetus ola yang geram dengan tingkah the pinky. "Udah ayo pulang gue harus anter kakak gue nih beli kado" ucap naura. "Emang ada yang ulang tahun?" Tanya cathline. "Iya kak lily cewe nya kak ryan, dia minta antar cariin kado yang cocok buat kak lily. Yaudah ayo gue buru-buru kalau lo masih mau disekolah gue tinggal nih la" jawab naura. Ola memberikan tanda silang merasa tak setuju, mereka berjalan kearah parkiran sedangkan cathline menuju gerbang menunggu jemputan nya. Cathline sedang menunggu jemputan nya didekat pos pak asep, mobil fabian keluar dari sekolah mengklaksonin cathline. Seketika dia menoleh kesamping dan tersenyum. Fabian me
Davino sudah membayar makanan nya dia mengajak cathline untuk pulang, namun cathline terus menatap kearah penjual telur gulung. Davino melirik cathline dia berjalan kearah penjulan telur gulung dan membeli nya. Cathline yang bingung mengapa davino tiba-tiba kepenjual telur gulung yang dia perhatikan, cathline segera menyusul davino untuk bertanya. "Lo masih laper?" Tanya cathline. Davino tak menjawab dia hanya fokus melihat cara penjual itu membuat telur gulung yang terlihat mudah, namun sulit untuk dipraktekan sendiri dirumah. "Ini mas semua nya 10 ribu" ucap penjual. Davino memberikan satu lembar uang merah pada penjual itu, lalu memberikan telur gulung pada cathline. "Buat gue?" Ucap cathline menunjuk diri nya sendiri. "Mas kembalian nya" penjual telur gulung memberikan kembalian nya namun ditolak oleh davino. "Untuk bapak aja kembalian nya" jawab davino. Penjual telur gulung itu tersenyum bersyukur bertemu pelanggan seperti davino, cathline yang masih bingung deng
Saat anak-anak black wolves sedang berkumpul dimarkas, tiba-tiba ada yang melempar batu kedalam sehingga kaca jendela pecah."Shit, siapa yang lempar batu kaya gini" sentak adam.Davino mengambil batu yang dilapisi kertas, davino membaca surat itu dan tersenyum miring. Adam segera merebut kertas yang dibaca oleh davino dia sedikit geram dengan the thunder."Fuck! Mereka mau cari masalah sama kita dav" ucap adam."Kalian semua siap untuk habisin the thunder?" Tanya davino tersenyum smirk."Siap bos" jawab semua orang.Bastian yang keluar membeli kopi pesanan davino, dia melihat banyak anggota the thunder didepan markas nya. Bastian dengan sigap langsung menghampiri mereka semua dengan gagah."Woy cupu.." teriak bastian.Semua anggota the thunder menoleh kearah bastian evan tersenyum miring melihat bastian sendirian."Wah jagoan juga lo mau hadapi kita sendirian, ketua lo kemana apa dia takut sama kita?" Ejek evan tertawa.Bastian memutarkan bola mata malas "sejak kapan davino takut, se
Pagi-pagi davino sudah berada dihalaman rumah cathline, dia lebih memilih menunggu nya didepan rumah dari oada didalam.Cathline turun kebawah untuk sarapan pagi bersama keluarga yang lengkap sekarang, dengan santai cathline duduk dimeja makan dan menyantap sarapan pagi nya.Cathline memperhatikan semua orang menatap kearah nya saat ini. "Kalian kenapa liat cathline kaya gitu?""Kamu santai banget ya dek!" Ucap jayden.Cathline menaikan alis nya yang tak paham dengan ucapan jayden. "Maksud kakak gimana? Cathline sama sekali gak ngerti loh" sahut cathline.Jayden menggelengkan kepala "selesaikan makan kamu cepat, didepan sudah ada davino nunggu dari tadi" jawab carlos.Uhuk.. uhuk.. cathline tersedak minuman nya dia sedikit terkejut jika davino sudah berada didepan rumah nya."Daddy jangan bercanda, mana mungkin seorang davino pagi-pagi udah didepan rumah" ucap cathline yang tak percaya."Kata siapa dulu waktu SD davino menjemput mu jam 6 pagi cathline." Celetuk jayden.Cathline menata
Bel pertanda istirahat sudah bunyi bastian dengan cepat keluar dari kelas untuk menyusul davino dan adam. "Sebentar bukan nya itu adam sama davino" ucap bastian menajamkan penglihatan nya. Davino dan adam masih berdiri ditengah lapangan banyak siswi disana memperhatikan mereka berdua, bastian tersenyum miring dia berjalan kearah mereka dengan sangat santai. "Kalian segitu solid nya sama gue ya, sampai rela nungguin gue berdiri ditengah lapangan" celetuk bastian cengengesan. Adam memutarkan bola mata nya dia ingin sekali membuang bastian ke ujung bumi sejauh mungkin. "Berisik lo lah" cetus adam. Bastian terkekeh dengan ucapan adam dia terus bergaya seolah sedang mengejek nya, davino malas dengan obrolan memilih pergi dari sana menuju gudang base-came black wolves kumpul. "Duh, jangan marah dong malu tuh diliatin sama ayang naura" ucap bastian menepuk bahu adam lalu pergi. Adam melihat keara naura yang memang sedang memperhatikan nya dengan raut wajah dingin, adam mencoba t
Bel pulang sudah bunyi cathline tanpa basa basi berlari kearah kelas davino, tak sengaja dia menabrak guru yang mengawas dikelas davino."Maaf bu cathline gak sengaja" ucap cathline menunduk."Hati-hati kamu ya nanti jatuh"Cathline segera masuk kedalam kelas davino berjalan kearah meja nya, cathline menatap tajam kearah davino dia menggebrak meja davino.Brak!!"Mana tas gue!" Sentak cathline.Semua orang menatap kearah cathline dan juga davino, mereka semua bingung dengan sikap cathline terhadap davino."Mereka benaran pacaran gak sih?" Bisik teman sekelas davino.Davino mendengar teman kelas nya sedang membicarakan mereka, davino tersenyum miring kearah cathline. Dia beranjak bangun dari duduk nya berdiri dihadapan cathline."Kenapa sih sayang, hmmm. Kamu jangan marah gitu dong gak enak sama orang lain tuh" davino mengelus pucuk kepala cathline lembut.Cathline menjauhkan tangan davino dari kepala nya davino terkekeh dengan sikap cathline."Jangan sentuh kepala gue, dimana tas gue
Cathline pulang kerumah dengan perasaan yang sangat bahagia, dia berjalan masuk kedalam melewati jayden yang sedang turun dari tangga."Kenapa dia senyum-senyum? Apa udah mulai jatuh cinta sama di davino" guman jayden yang bingung.Cathline seketika terhenti ditangga dia memutarkan tubuh nya menatap kearah sang kakak."Kak, mau makan apa biar aku traktir?" Ucap cathline."Kenapa tumben banget?" Tanya jayden yang heran."Ish, udah deh jangan banyak tanya kakak mau makan apa?" Jawab cathline."Apa aja deh yang penting bisa dimakan""Oke"Cathline segera naik keatas menuju kamar nya, sedangkan jayden masih bingung dengan sikap adik nya. Dia memilih tak ingin banyak tanya.Dimarkas wajah davino sangat suram tak ada satu orang pun yang berani bertanya pada nya, bastian yang baru datang dia dengan santai duduk disebelah davino sambil menepuk bahu nya."Tumben datang lama lo, tuh gue beliin americano" ucap bastian.Davino menoleh kearah bastian dengan tatapan tajam dan juga dingin, bastian m