Menjadi anak tunggal dan perwaris utama dalam perusahaan ayah nya bukan hal yang harus gadis itu banggakan. Nyatanya semua itu tak seindah yang pernah dibanyangkan oleh semua orang. Dituntut harus menjadi apa yang tidak kita inginkan mungkin akan terlihat memaksakan hidup, dan itu yang sedang Shanin Adisty Atmaja rasakan dalam hidup nya. Setelah kepergian sang ibu, Shanin harus menerima kenyataan jika ayah nya harus menikah lagi dengan seorang wanita yang juga memiliki seorang anak perempuan.
Dongeng tentang ibu tiri mungkin bukanlah omong kosong belaka bahkan saat wanita itu sudah menjadi ibu tiri nya. Sikap dan perhatian orang ibu tidak diperlihatan oleh nya melainkan hanya kebencian pada Shanin. Ditambah saudari tiri nya yang selalu iri dan berlaku kasara padanya membuat nya seolah seperti dipenjara dirumah sendiri.
Tak hanya itu dengan berani nya meraka memprovokasi tuan Hendra Atmaja untuk membenci anaknya sendiri. Dan bahkan sering kali pria tua itu tak segan berlaku kasar oleh anak kandungnya jika Shanin membangkang dan keras kepala. Shanin sendiri tak berdaya saat ayahnya saja mempercayai orang seperti meraka, untuk apa ia harus membela dirinya. Ini hanya kepercumaan yang sia-sia.
Ia adalah sosok yang periang dan mudah rapuh. Mungkin ia terlihat keras kepala jika dibanding kan oleh dirinya yang dulu. Kehilangan sosok ibu dalam hidup nya membuat dirinya seolah dipaksa dewasa sebelum waktu nya.
Penderitaan selama belasan tahun mungkin sudah hal lumrah baginya jadi ia tak akan terkejut jika suatu saat takdir akan membuatnya menderita lebih hebat lagi, dan mungkin kebahagiaan tak berpihak dalam hidupnya.
18 tahun adalah usia yang mustahil untuk dijalan bagi semua orang saat dirinya harus menerima beban. Perusahaan ayah nya sendiri ditambah oleh tuntutan pendidikan yang mau tak mau harus Shanin jalanin sampai saat ini. Disaat kawan sebaya masih merasakan indahnya bermain. Keseharian hanya dipenuhi oleh tumpukan kertas tak pernah usia.
Dentingan sendok menyeruak dalam acara makan malam itu. Tak ada satu pun orang yang berbicara, tatapan meraka hanya tertuju pada makanan yang sedang terhidang.
“Sebelum kau pergi aku ingin membicarakan hal penting pada mu pah” ucap salah seorang wanita yang tak lain adalah ibu tiri gadis itu.
Agnes Arumi, wanita dengan segala kelicikannya kini menatap serius tuan Hendra.
“Apa yang ingin kau bicarakan, sayang?” tanya Hendra.
Agnes melipat kedua tangannya ke dada memberi ekspresi sinis pada Shanin. Ya sudah jelas pembicaraan ini akan tertuju pada dirinya.
“mengapa kau tidak menggantikan Zhidni saja untuk perusahaan mu yang ingin gulung tikar itu pah? Kau sudah tahu jika Shanin itu sangat payah. Bahkan kinerjanya dirinya tak bisa kita andalkan, coba lihat sekarang apakah perusahaan mu ada kemajuan setelah dipimpin oleh dirinya? Cih yang benar saja!”
Rasanya begitu menyakitkan saat dirinya dihina oleh khalayak banyak orang. Shanin bisa melihat tatapan tuan Hendra yang penuh amarah disulutkan oleh nya. Sedangkan gadis yang bernama Zhidni Arumi, saudari tiri Shanin haya tersenyum licik penuh kemenangan padanya.
“Itu tidak benar pah, aku bisa melakukan yang terbaik bagi perusahaan kita. Aku hanya butuh waktu” sarkas Shanin penuh keyakinan.
Agnes tersenyum remeh. “sampai kapan waktu itu akan datang, Shanin? Sampai perusahaan ayah mu benar-benar gulung tikar? Kau terlalu percaya diri hingga tak sadar kau tak mampu melakukan hal itu.”
“Ya, yang dikatakan mama benar, pah” timpal Zhidni tak mau kalah.
Hendra hanya diam tak bergeming. Ia menatap Shanin penuh arti dan amarah. Kursi makan ia pukul mundur seraya bangkit dan mendekat pada sosok gadis yang juga menatapnya ngeri.
Plak ...
Satu tamparan mampu mengejutkan seisi ruang makan. Namun keterkejutan itu hanya ekspresi sementara yang diperlihatkan oleh kedua wanita kejam itu. Wajah kemenangan tersulut kembali saat tuan Hendra dengan angkuh menampar Shanin hingga tersungkur kebawah.
Darah dari sudut bibirnya mengalir tanpa henti. Nyeri yang ia rasakan menjalar keseluruhan tubuh nya yang kini gemetar.
“p-papah ....” lirih Shanin yang masih susah payah menahan tangisnya.
“Kau payah!” bentak Hendra dengan lantang.
Suara keras itu hampir memekakkan telinga gadis itu jika ia tak segera menutupnya saking begitu kerasnya.
“Hentikan! Aku tidak payah, kau yang tak pernah percaya padaku dari pada kedua wanita iblis itu!” ketus Shanin disela tangisnya yang lolos.
“Hei tutup mulut mu gadis bodoh!” tangan Hendra sudah bersiap menampar kembali namun bayangan wajah mendiang istri pertamanya seketika muncul disela wajah Shanin.
“Tampar saja aku pah lebih baik aku mati jika harus hidup seperti ini hiks ...”
Hendra menurun kan tangan nya dan mundur selangkah. Ada rasa bersalah yang muncul ketika ia menampar putri kandung nya sendiri. Seketika tangan itu bergetar hebat, dadanya seketika merasakan sesak yang luar biasa.
Tubuhnya tumbang dipangkuan Shanin yang ikut panik oleh keadaan nya.
Agnes dan Zhidni ikut beranjak dan mendekat seolah menyingkirkan Shanin dari keberadaan Hendra.
“Pah, apa yang terjadi pada mu?” tanya Agnes seolah panik.
Plak ...
Zhidni yang secara tiba-tiba menampar Shanin kembali mengejutkan mereka. “Ini semua terjadi karena ulah mu. Jika kau tidak keras kepala dan memberikan perusahaan itu pada ku maka papa tak akan seperti ini” bentak Zhidni.
“Sampai kapanpun aku tidak akan pernah memberi perusahaan itu kepada iblis serakah seperti mu!” cetus Shanin tak mu kalah dan kembali menampar Zhidni.
“Hentikan!” bentak Hendra kembali bangkit. Tangan nya yang masih menempel pada dada kirinya kini menatap kedua putri dengan tatapan yang berbeda.
“Akan ku beri kau kesempatan sekali lagi jika kau tak bisa melakukan itu maka bersiaplah perusahaan itu akan ku tutup untuk selamanya.” tegas Hendra
“pah? Apa yang kau lakukan? Bagaimana bisa kau memberi kesempatan pada gadis payah seperti dia?” decak Agnes.
“Baik pah aku tidak pernah mengecewakan mu lagi. Aku berjanji” ucap Shanin begitu tersenyum hangat.
Tidak ada kemajuan yang terlihat dalam perusahaan yang masih dinaungi oleh Shanin saat ini. Keadaan semakin memburuk saat salah satu karyawan melakukan korupsi besar-besaran. Ratusan miliar lenyap begitu saja, ditambah hutang bank yang kian menumpuk yang mana mau tak mau Shanin harus memutar otak. Keadaan perusahaan diperparah setelah demo seluruh karyawan yang ingin dinaikan UMR nya.Keadaan semakin memburuk. Sorotan wartawan dan awak media tak lepas dari cap buruk perusahaan nya yang kini di ambang kehancuran. Saat dirinya baru saja keluar dari gedung, ribuan wartawan sudah menunggu nya untuk memberi pernyataan tentang perusahaan yanh sebentar lagi akan gulung tikar.“mba bisa jelaskan kronologi bagaimana perusahaan tekstil anda mengalami kerugian yang begitu drastis?”“apakah benar UMR perusahaan ada sangat rendah?&rd
Brak ...Suara dobrakan pintu dari salah satu kamar calon pengantin wanita kini dibuka paksa oleh beberapa pria bertubuh besar dan seorang pria berpakaian seperti seorang pengantin pria. Jas hitam lengkap dengan tokedo nya mampu memberi kesan begitu tampan seorang Devano Mahendra Wijaya.“Tuan dia tidak ada didalam” seru salah seorang yang sedang memastikan sesuatu didalam.“Sial !” umpatnya.Acara pernikahan itu harus terpaksa dibatalkan karena pengantin wanita dinyatakan telah kabur. Dengan rasa kecewa dan penuh tanya para tamu undangan dibuat kesal oleh keputusan Dev yang sangat mengejutkan banyak orang. Bukan hanya itu hal mengejutkan lain nya terjadi uang mahar senilai 1 miliar dan cicin berlian raip dibawa kabur oleh calon istrinya.
Jeremy hanya menggeleng tak habis fikir. Trauma itu sepertinya sudah mendarah daging. Ketidakpercayaan nya terhadap wanita membuat sulit untuk membangun nya kembali pada siapapun. “Buka sedikit hati mu untuk memberi kepercayaan pada wanita. Tidak semua wanita itu sama Dev, selamanya kau tidak akan seperti ini. Kau juga butuh seorang penerus, tak masalah jika memang kau tak ingin menikah kembali namun lambat laun usia mu akan bertambah. Kau juga harus memikirkan masa depan perusahaan ini.” ucap Jeremy panjang lebar.Yang dikatakan Jeremy mungkin ada benarnya. Dev sedikit terketuk saat ia bicara soal masa depan perusahaan nya. Ia sedikit tersadar bahwa yang ia lakukan hanya lah menyakiti dirinya sendiri. Dendam itu membuatnya mati rasa pada siapapun, dan Dev sadar akan hal itu. “Dimana kita bisa dapat wanita seperti itu?”Pertanyaan Dev sontak membuat Jeremy terkejut. Pria dingin itu selalu membuat nya terus tak habis fikir. Seperti nya tak sulit un
Keputusan Shanin menerima tawaran Arana mungkin sedikit meragukan. Pasalnya mana mungkin seorang CEO perusahaan developer games akan menerima dirinya nanti. Melihat kondisi yang tidak memungkinkan dirinya berhasil meyakinkan pria itu. Cuaca di kota Jakarta cukup cerah hari ini. Gadis berbalut dress panjang lengkap dengan tas kecil nya sedang fokus melihat ponselnya. “Permisi nona, apakah ini benar dengan nona Shanin Adisty?” seorang pria dengan motor nya berhenti tepat didepan Shanin sedang berada. “benar, ini mas gojek?” Pria itu mengangguk dan mempersilakan Shanin untuk naik. Butuh waktu 20 menit untuk sampai keperusahaan itu namun belum sampai tujuan. Ada hal mengejutkan terjadi, tas Shanin diambil paksa oleh sekomplotan jambret dari arah yang berlawan. Alhasil Shanin ikut terhempas akibat mencoba menyelamatkan tas miliknya. Tak disangka sebuah mobil menghadang komplotan jabret i
Devano adalah pria itu. Pria yang telah menyelamatkan nya dari jambret dan mengakibatkan dirinya terluka juga terlambat masuk kantor. “J-jadi tuan adalah ...” Shanin terkejut bukan main. “jangan banyak bicara, duduklah dan katakan apa yang ingin kau bicarakan pada ku” titah Dev. Gadis itu melangkah sedikit gugup. Rasanya begitu malu saat yang ingin ia temui adalah orang yang menyelamatkan nya tadi dan bahkan dengan bodohnya ia sampai tak bisa mengenali pria itu. “Maafkan saya tuan atas ketidaksopanan saya sejak awal kita bertemu dan saya ingin berterima kasih atas pertolongan anda.” Ucap tulus Shanin sembari membungkuk hormat. “Ck. Lupakan aku bukan seorang yang gila hormat kau tau. Katakan saja apa mau mu datang menemui ku” cetus Dev. Shanin mengambil tempat duduk yang telah disediakan oleh Dev. Duduk berhadapan oleh pria itu, dan disuguhkan cele
Hari ini cukup menyebalkan. Pasalnya gadis itu harus dipaksa memakai pakaian yang sedikit terbuka. Bagaimana tidak, lihatlah betapa risihnya Shanin sekarang. Gadis itu memanglah pencinta fhasion dan brand mahal. Tetapi kali ini tidak, Dev sungguh membuatnya seperti wanita malam. Rok yang pendek sedang atas dadanya yang tersapu oleh angin membuatnya sedikit tak nyaman. Ini keterlaluan menurutnya.“Seharusnya kau mendengar perkataan ku kemarin” dengus DevShanin yang duduk disebelahnya hanya diam. Lagipula tak ada yang memintanya untuk membelikan baju seperti ini. Shanin lebih nyaman dengan pakaian nya sendiri.Dev yang melihat gadis itu sibuk menutupi tubuhnya dengan tangan. Membuatnya sedikit bersalah. Apakah pakain yang ia pilih tidak sesuai? Asih lagipula ini juga bukan salahnya. Gadis itu saja yang keras kepala tidak menuruti keinginannya. Toh mana mungkin seorang
Dev memilih duduk berdekatan dengan Shanin agar terlihat bahwa meraka benar sepasang suami istri, walau itu hanya sandiwara Shanin cukup risih dengan sikap Dev yang berlebihan seperti ini. Ia lebih menyukai Dev yang Dingin dan acuh. Lagi pula mengapa harus berbohong jika ia memilki istri? Dan mengapa harus dirinya menjadi tameng harga dirinya. Ia harus bersikap seolah menjadi istrinya, lalu nanti apa lagi yang harus gadis itu hadapi bersama pria aneh ini.“Apakah kalian sudah mencoba berhubungan intim dengan baik?” tanya dokter samuel serius.Shanin dibuat tak habis fikir. Pertanyaan macam apa ini? Hubungan intim? Menikah saja belum apalagi berbuat seperti itu. Dev memang keterlalun menurutnya.“Kesibukan membuat kamu tidak ada waktu untuk itu jadi ku fikir cara yang kau tawarankan pada ku menjadi alternatif kami memiliki keturunan” jelas Dev, tentu saja ia pandai untuk berbohong tak sulit untuk m
Tiba-tiba Dev menacapkan kakinya pada rem secara mendadak. “Kau memiliki kekasih?” tanya Dev terkejut.Shanin yang ikut terkejut dibuat heran dengan tingkah aneh Dev. “ya memang nya kenapa?”“Ck. Gadis bodoh! Mengapa kau tidak mengatakan hal itu sejak awal? Bagaimana jika kekasih mu itu menuntut ku? Jangan salahkan aku jika permasalahan ini akan ku buat rumit akibat ulah mu” ancam Dev sekaligus cemas.Gadis itu menautkan alisnya terheran. Apakah akan seburuk itu jika ia tak memberi tahu prihal ini pada kekasihnya? Lagipula jika ia tak menceritakan segalanya mana mungkin kekasihnya akan tahu. Pria ini terlalu berlebihan.“tidak akan seburuk yang mau fikirkan tuan. Aku bisa menyelesaikan masalah ku sendiri, kau tidak perlu berlebihan seperti itu” ucap Shanin berusaha tenang.Dev hanya mendengus kesal. “Sekarang kau m
Tiba-tiba Dev menacapkan kakinya pada rem secara mendadak. “Kau memiliki kekasih?” tanya Dev terkejut.Shanin yang ikut terkejut dibuat heran dengan tingkah aneh Dev. “ya memang nya kenapa?”“Ck. Gadis bodoh! Mengapa kau tidak mengatakan hal itu sejak awal? Bagaimana jika kekasih mu itu menuntut ku? Jangan salahkan aku jika permasalahan ini akan ku buat rumit akibat ulah mu” ancam Dev sekaligus cemas.Gadis itu menautkan alisnya terheran. Apakah akan seburuk itu jika ia tak memberi tahu prihal ini pada kekasihnya? Lagipula jika ia tak menceritakan segalanya mana mungkin kekasihnya akan tahu. Pria ini terlalu berlebihan.“tidak akan seburuk yang mau fikirkan tuan. Aku bisa menyelesaikan masalah ku sendiri, kau tidak perlu berlebihan seperti itu” ucap Shanin berusaha tenang.Dev hanya mendengus kesal. “Sekarang kau m
Dev memilih duduk berdekatan dengan Shanin agar terlihat bahwa meraka benar sepasang suami istri, walau itu hanya sandiwara Shanin cukup risih dengan sikap Dev yang berlebihan seperti ini. Ia lebih menyukai Dev yang Dingin dan acuh. Lagi pula mengapa harus berbohong jika ia memilki istri? Dan mengapa harus dirinya menjadi tameng harga dirinya. Ia harus bersikap seolah menjadi istrinya, lalu nanti apa lagi yang harus gadis itu hadapi bersama pria aneh ini.“Apakah kalian sudah mencoba berhubungan intim dengan baik?” tanya dokter samuel serius.Shanin dibuat tak habis fikir. Pertanyaan macam apa ini? Hubungan intim? Menikah saja belum apalagi berbuat seperti itu. Dev memang keterlalun menurutnya.“Kesibukan membuat kamu tidak ada waktu untuk itu jadi ku fikir cara yang kau tawarankan pada ku menjadi alternatif kami memiliki keturunan” jelas Dev, tentu saja ia pandai untuk berbohong tak sulit untuk m
Hari ini cukup menyebalkan. Pasalnya gadis itu harus dipaksa memakai pakaian yang sedikit terbuka. Bagaimana tidak, lihatlah betapa risihnya Shanin sekarang. Gadis itu memanglah pencinta fhasion dan brand mahal. Tetapi kali ini tidak, Dev sungguh membuatnya seperti wanita malam. Rok yang pendek sedang atas dadanya yang tersapu oleh angin membuatnya sedikit tak nyaman. Ini keterlaluan menurutnya.“Seharusnya kau mendengar perkataan ku kemarin” dengus DevShanin yang duduk disebelahnya hanya diam. Lagipula tak ada yang memintanya untuk membelikan baju seperti ini. Shanin lebih nyaman dengan pakaian nya sendiri.Dev yang melihat gadis itu sibuk menutupi tubuhnya dengan tangan. Membuatnya sedikit bersalah. Apakah pakain yang ia pilih tidak sesuai? Asih lagipula ini juga bukan salahnya. Gadis itu saja yang keras kepala tidak menuruti keinginannya. Toh mana mungkin seorang
Devano adalah pria itu. Pria yang telah menyelamatkan nya dari jambret dan mengakibatkan dirinya terluka juga terlambat masuk kantor. “J-jadi tuan adalah ...” Shanin terkejut bukan main. “jangan banyak bicara, duduklah dan katakan apa yang ingin kau bicarakan pada ku” titah Dev. Gadis itu melangkah sedikit gugup. Rasanya begitu malu saat yang ingin ia temui adalah orang yang menyelamatkan nya tadi dan bahkan dengan bodohnya ia sampai tak bisa mengenali pria itu. “Maafkan saya tuan atas ketidaksopanan saya sejak awal kita bertemu dan saya ingin berterima kasih atas pertolongan anda.” Ucap tulus Shanin sembari membungkuk hormat. “Ck. Lupakan aku bukan seorang yang gila hormat kau tau. Katakan saja apa mau mu datang menemui ku” cetus Dev. Shanin mengambil tempat duduk yang telah disediakan oleh Dev. Duduk berhadapan oleh pria itu, dan disuguhkan cele
Keputusan Shanin menerima tawaran Arana mungkin sedikit meragukan. Pasalnya mana mungkin seorang CEO perusahaan developer games akan menerima dirinya nanti. Melihat kondisi yang tidak memungkinkan dirinya berhasil meyakinkan pria itu. Cuaca di kota Jakarta cukup cerah hari ini. Gadis berbalut dress panjang lengkap dengan tas kecil nya sedang fokus melihat ponselnya. “Permisi nona, apakah ini benar dengan nona Shanin Adisty?” seorang pria dengan motor nya berhenti tepat didepan Shanin sedang berada. “benar, ini mas gojek?” Pria itu mengangguk dan mempersilakan Shanin untuk naik. Butuh waktu 20 menit untuk sampai keperusahaan itu namun belum sampai tujuan. Ada hal mengejutkan terjadi, tas Shanin diambil paksa oleh sekomplotan jambret dari arah yang berlawan. Alhasil Shanin ikut terhempas akibat mencoba menyelamatkan tas miliknya. Tak disangka sebuah mobil menghadang komplotan jabret i
Jeremy hanya menggeleng tak habis fikir. Trauma itu sepertinya sudah mendarah daging. Ketidakpercayaan nya terhadap wanita membuat sulit untuk membangun nya kembali pada siapapun. “Buka sedikit hati mu untuk memberi kepercayaan pada wanita. Tidak semua wanita itu sama Dev, selamanya kau tidak akan seperti ini. Kau juga butuh seorang penerus, tak masalah jika memang kau tak ingin menikah kembali namun lambat laun usia mu akan bertambah. Kau juga harus memikirkan masa depan perusahaan ini.” ucap Jeremy panjang lebar.Yang dikatakan Jeremy mungkin ada benarnya. Dev sedikit terketuk saat ia bicara soal masa depan perusahaan nya. Ia sedikit tersadar bahwa yang ia lakukan hanya lah menyakiti dirinya sendiri. Dendam itu membuatnya mati rasa pada siapapun, dan Dev sadar akan hal itu. “Dimana kita bisa dapat wanita seperti itu?”Pertanyaan Dev sontak membuat Jeremy terkejut. Pria dingin itu selalu membuat nya terus tak habis fikir. Seperti nya tak sulit un
Brak ...Suara dobrakan pintu dari salah satu kamar calon pengantin wanita kini dibuka paksa oleh beberapa pria bertubuh besar dan seorang pria berpakaian seperti seorang pengantin pria. Jas hitam lengkap dengan tokedo nya mampu memberi kesan begitu tampan seorang Devano Mahendra Wijaya.“Tuan dia tidak ada didalam” seru salah seorang yang sedang memastikan sesuatu didalam.“Sial !” umpatnya.Acara pernikahan itu harus terpaksa dibatalkan karena pengantin wanita dinyatakan telah kabur. Dengan rasa kecewa dan penuh tanya para tamu undangan dibuat kesal oleh keputusan Dev yang sangat mengejutkan banyak orang. Bukan hanya itu hal mengejutkan lain nya terjadi uang mahar senilai 1 miliar dan cicin berlian raip dibawa kabur oleh calon istrinya.
Tidak ada kemajuan yang terlihat dalam perusahaan yang masih dinaungi oleh Shanin saat ini. Keadaan semakin memburuk saat salah satu karyawan melakukan korupsi besar-besaran. Ratusan miliar lenyap begitu saja, ditambah hutang bank yang kian menumpuk yang mana mau tak mau Shanin harus memutar otak. Keadaan perusahaan diperparah setelah demo seluruh karyawan yang ingin dinaikan UMR nya.Keadaan semakin memburuk. Sorotan wartawan dan awak media tak lepas dari cap buruk perusahaan nya yang kini di ambang kehancuran. Saat dirinya baru saja keluar dari gedung, ribuan wartawan sudah menunggu nya untuk memberi pernyataan tentang perusahaan yanh sebentar lagi akan gulung tikar.“mba bisa jelaskan kronologi bagaimana perusahaan tekstil anda mengalami kerugian yang begitu drastis?”“apakah benar UMR perusahaan ada sangat rendah?&rd
Menjadi anak tunggal dan perwaris utama dalam perusahaan ayah nya bukan hal yang harus gadis itu banggakan. Nyatanya semua itu tak seindah yang pernah dibanyangkan oleh semua orang. Dituntut harus menjadi apa yang tidak kita inginkan mungkin akan terlihat memaksakan hidup, dan itu yang sedang Shanin Adisty Atmaja rasakan dalam hidup nya. Setelah kepergian sang ibu, Shanin harus menerima kenyataan jika ayah nya harus menikah lagi dengan seorang wanita yang juga memiliki seorang anak perempuan. Dongeng tentang ibu tiri mungkin bukanlah omong kosong belaka bahkan saat wanita itu sudah menjadi ibu tiri nya. Sikap dan perhatian orang ibu tidak diperlihatan oleh nya melainkan hanya kebencian pada Shanin. Ditambah saudari tiri nya yang selalu iri dan berlaku kasara padanya membuat nya seolah seperti dipenjara dirumah sendiri. Tak hanya itu dengan berani nya meraka memprovokasi tuan Hendra Atmaja untuk membenci anaknya sendiri. Dan bahkan sering