-High School - 07:45 AM -
Angel terdiam dan bungkam seketika saat dia melihat pemandangan yang ada di depannya. Angel benar-benar kaget, pasalnya Nick berdiri dengan begitu santai tepat dibelakangnya, tapi Angel bisa menebaknya kalau tatapan mata pria itu benar-benar menusuk dan juga benar-benar sangat tajam. Sikap tenang Nick berhasil membuat Angel penuh tanda tanya, tetapi dia masih merasa sedikit kaget atas kedatangan Nick. Angel langsung membalikkan badannya dengan tujuan untuk menghadap ke arah Evie. Angel menatap Evie dengan tatapan yang penuh tanda tanya kepada sahabatnya itu, tetapi Evie hanya tersenyum tipis dan melipat kedua tangannya dengan sempurna di depan dadanya.
"Ini yang ingin lo katakan semuanya dan sekarang udah jelas di telinga kedua belah pihak. Jadi, sekarang keputusan ada di lo berdua," jelas Evie dengan nada santainya sambil dengan posisi yang sama.
Angel bungkam seribu bahasa.
Evie menarik napasnya dalam-dalam saat melihat reaksi
- High School - 10:23 AM -Angel menatap kosong ke arah depan dan dia mulai memikirkan semua apa yang baru saja dia ucapkan di pagi hari tadi kepada Nick. Sebenarnya, dia benar-benar tidak memiliki keberanian untuk mengatakan hal itu kepada Nick, apalagi kalau dia mengatakan jika dia ingin melepaskan dirinya dan bebas dari pria itu, yang faktanya dia masih menyimpan rasa dan juga mencintainya. Iya, dia masih menyayangi dan sangat mencintai pria dengan nama lengkap Nick Brechtje itu, tetapi dia sudah lelah untuk bertahan dan dia benar-benar lelah selalu dianggap sepele setiap perasaannya. Dia sebenarnya masih ingin apabila memiliki perasaan dengan pria bernama Nick itu, hanya saja dia benar-benar merasa kalau dia memang tidak pantas untuk Nick dari sisi pemikirannya. Dia merasa kalau dia hanya akan menjadi beban Nick karena menurutnya seorang Nick Brechtje adalah sosok pria tampan yang hanya membutuhkan wanita dewasa dan bukan wanita yang semanja dir
- High School - 17:12 PM -Bel sekolah berbunyi dengan begitu lantang dan panjang, menandakan kalau mata pelajaran di sekolah ini telah berakhir dan akan dilanjutkan besok lagi. Sorak sorai teman sekelas Angel begitu ribut dan juga ricuh di dalam ruang kelas itu, sehingga berhasil memekakkan telinga semua orang. Angel yang memang sedang tertidur di atas meja tidak terlalu menggubris suara memekakkan telinga itu karena memang saat Angel tertidur dia bagaikan orang meninggal. Kata Nick, bahkan jika kalian mem-bomb tepat di samping Angel, itu sama saja kalau kalian melakukan hal yang sia-sia karena Angel tidak akan bangun dari tidurnya.Evie yang sedari tadi merasa kesal dengan teriakan semua teman sekelasnya hanya bisa memasang headset-nya pada kedua lubang telinganya. Evie kini berusaha untuk membangunkan Angel sahabatnya yang tengah tertidur pulas dan juga begitu lelap."Ngel, bangun ... Sekarang udah waktunya pulang," ucap Evie yang berusaha untuk membangunkan
- High School - 17:56 PM -Angel dan Bryan saling menatap satu sama lain. Bryan menatap Angel dengan tatapan yang begitu tenang, sedangkan Angel berbanding terbalik karena dia menatap laki-laki yang ada di depannya itu dengan tatapan mematung dan juga terdiam. Bryan tersenyum lembut ke arah Angel lalu menggerakkan tangan kanannya untuk mengelus lembut rambut Angel. Bryan tersenyum dengan begitu lembut."Kenapa diam?" tanya Bryan dengan nada yang begitu lembut kepada Angel si wanita mungil yang tengah duduk di depannya.Angel mengerjapkan matanya berkali-kali lalu dia kemudian menggelengkan kepalanya dengan cepat. Angel menepis perlahan tangan Bryan yang tengah terus mengelus rambut panjangnya itu."Bryan ... Bisa enggak, sih, dalam sehari kamu enggak usah bahas hal yang enggak penting kayak gini?!" seru Angel dengan nada y
- Apartemen Angel - 18:23 PM -Angel tersenyum kikuk saat dia melihat Nick yang kini tengah berdiri di depannya sambil memasang wajah santainya. Tatapan Angel tiba-tiba jatuh pada ada koper mini yang sedang dipegang oleh Nick pada tangan kanannya."Koper? Untuk apa?" tanya Angel di dalam hatinya dengan tatapannya yang masih terus menatap ke arah koper Nick.Nick berjalan tak acuh melewati Angel tanpa mengucapkan sepatah kata apapun."N ... Nick!" panggil Angel saat Nick berjalan melewatinya dengan tidak acuh tanpa mengucapkan sedikit kata-kata apapun.Nick menghentikan langkahnya. Angel menggigit bibir bawahnya lalu berlari pelan menghampiri laki-laki itu."Koper?" tanya Angel dengan nada pelannya, tetapi masih bisa didengar oleh Nick.
- Apartemen Angel - 23:34 PM -Angel lebih memilih untuk mengurung dirinya di dalam kamar saat setelah dia mendengarkan penjelasan mamanya yang berakhiran kalau dia dengan Nick tidaklah boleh bersatu, karena larangan kedua orang tuanya. Angel tidak percaya mengapa harus terjadi hal seperti ini padanya.Ketukan pintu kamar Angel terus berbunyi yang berasal dari kulit tangan sahabatnya Evie yang terus mengetuk pintu kamarnya berkali-kali di malam hari ini. "Ngel, buka pintunya. Lo enggak pernah makan pas balik ke sekolah sampai sekarang!" seru Evie dari luar kamar Angel dengan nada yang benar-benar begitu khawatir. Ya, semenjak Angel mendengarkan penuturan mamanya yang tidak merestui hubungannya dengan Nick berhasil membuat Angel kehilangan nafsu makannya dan kehilangan rasa laparnya. Angel tidak mengeluarkan
- Rumah Sakit - 01:12 AM -Bryan dan Evie terduduk di salah satu sofa yang ada di ruang tunggu yang memang sudah tersedia di dalam ruang inap Angel. Bryan dan Evie duduk di satu sofa yang sama bukan berarti kalau Evie sudah mulai suka ataupun mulai menganggap Bryan sebagai temannya, apalagi sahabatnya karena tatapan mata Evie masih sama dengan tatapan matanya setiap harinya untuk Bryan. Entahlah, kenapa wanita kelahiran China ini sangat membenci Bryan dan bahkan selalu sinis kepada Bryan dari awal, padahal Bryan tidak pernah membuatnya marah sebesar itu sampai-sampai membenci dengan begitu besar pula."Heh! Kenapa lo bisa tahu kalau Angel enggak mau keluar dari kamarnya buat makan malam?!" tanya Evie dengan nada sinisnya sambil melipat kedua tangannya dengan sempurna di depan dadanya.Bryan tidak menggubris pertanyaan wanita itu dan lebih memilih untuk terus menata
- Rumah Sakit - 07:24 AM -Angel terbangun dari tidurnya dan langsung mengedipkan matanya dengan begitu lembut saat dia sadar kalau sekarang dia sedang berada di suatu tempat yang faktanya bukan pada ruangan yang ada di dalam apartemennya ataupun bukan di dalam kamar kesukaannya."Shhh ..." Angel meringis pelan saat dia merasakan rasa perih pada pergelangan tangannya dan langsung mengalihkan pandangannya untuk menatap ke arah pergelangan tangannya."Infus ...?" tanya Angel dengan lirih saat dia melihat dengan mata kepalanya sendiri kalau pergelangan tangan kanannya sedang diinfus.Angel meringis pelan sambil memegang kepalanya yang memang terasa begitu pusing yang mungkin karena salah satu efek akibat Angel yang terus menangis malam tadi."Siapa yang bawa Angel datang ke rumah sak
-Rumah Sakit - 8:12 AM -"Kenapa enggak bisa datang?" tanya Angel dengan nada yang sedih dan pelan."Nick enggak bisa datang karena dia ada urusan keluarga," jawab Evie dengan tenang karena dia sedang berusaha untuk membuat sahabatnya itu tidak berpikir negatif."Hah ... Sepenting apa urusan keluarganya dia, sampai-sampai dia enggak bisa ngejenguk aku yang sedang dirawat di rumah sakit sekarang ini?" tanya Angel dengan nada sedih nya lagi kepada sahabatnya itu."..." Evie terdiam dan tidak menjawab pertanyaan angel.Angel tersenyum tipis dan kemudian dia menjatuhkan tatapannya pada jarum infus yang menusuk pergelangan tangannya."Dulu aja, Nick enggak mau banget buat pergi dari aku,.soalnya dia enggak suka lihat aku kenapa-napa, apalagi waktu itu aku sedang dirawat di rumah sakit karena demam tinggi aku," jelas Angel sambil tersenyum kecil dan dia menerawang kembali masa lalunya dan mengingat masa di mana saat itu dia pernah masuk rumah saki
Sekolah, 17:23 -"Lo tadi bilang kalau hari ini lo mau pulang bareng gue, kan?" tanya Evie sambil melirik ke arah Angel yang tengah memasukkan beberapa alat tulisnya ke dalam tas.Angel hanya menganggukkan kepalanya sambil berdeham malas sebagai jawaban."Tumben sekali kamu menawarkan aku untuk pulang bersama. Apa kamu sudah sadar kalau aku tidak sebodoh dengan apa yang kamu pikirkan?" tanya Angel dengan sinis dan menyindir sambil melirik ke arah sahabatnya.Evie hanya bisa tertawa bodoh sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal."Bukannya gue nggak tahu kalau lo ternyata tahu yang sebenarnya. Tapi, gue cuma berusaha buat lo biar lo bisa dekat dan kembali lagi sama Nick," ujar Evie tanpa rasa takutnya.Angel memutar kedua bola matanya dengan begitu malas saat mendengarkan penuturan dari sahabatnya itu."Aku tahu kalau kamu melakukan semua itu hanya untuk bonus mu yang bertambah tinggi, kan? Aku tahu kalau pria tua itu menjanjikan ka
Besoknya -Sekolah, 12:36 -"Ngel, mau ke kantin bareng gue enggak?" tanya Evie.Angel yang memasukkan semua alat tulisnya di dalam tas langsung mengalihkan pandangannya ke arah Evie."Uhm ... Aku mau kerjakan beberapa soal dulu baru mau ke kantin, Vie. Lagi pula, aku belum ada rasa lapar sedikitpun," jawab Angel lembut."Ya udah deh kalau gitu. Gue nungguin lo aja dulu buat kerja soalnya, habis itu kita ke kantin sama-sama," ujar Evie.Angel menatap ke arah Evie dengan sebelah alis yang terangkat."Tumben banget kamu asal terima saja, Vie. Biasanya kamu enggak bisa banget kalau aku tolak kamu untuk ke kantin. Ada apa ini?" tanya Angel curiga.Evie memutar kedua bola matanya dengan begitu malas saat mendengarkan pertanyaan curiga dari Angel."Jadi, di sini gue salah lagi, anjir?! Gue nolak mau lo salah. Gue terima mau lo, salah juga. Serba salah banget gue!" kesal Evie.Angel terkekeh."Habisnya aku cuma he
Sekolah, 16:26 -Bryan tengah berjalan di koridor sekolah sambil memegang tas ranselnya. Ada sedikit luka pada bagian punggungnya sehingga dia tak bisa memakai tas ranselnya dengan baik.Bryan meringis pelan saat merasakan ngilu pada punggungnya, tetapi dia berusaha meredam suara ringisannya walaupun kadang tanpa sadar dia meringis pelan.Saat dia hendak keluar dari pintu utama sekolah, dia tak sengaja bertemu dengan Angel."Sore, Angel!" sapa Bryan dengan ramahnya kepada Angel.Angel yang tengah memegang setumpuk buku paket langsung menghentikan langkah kakinya dan tersenyum ramah ke arah Bryan."Selamat sore juga, Bry," sapa Angel balik."Lo kenapa enggak balik? Sekolah udah mulai mau sepi nih," tanya Bryan.Bryan heran, biasanya Angel akan pulang lebih cepat bersama Evie kalau sudah selesai bel berbunyi."Ah ... Aku mau ke perpustakaan dulu, Bry," jawab Angel sambil mengangkat buku paket yang dia pegang.
Beberapa hari berlalu. Semua sibuk di keadaan mereka masing-masing.Angel yang sibuk di dunia sekolahnya yang satu bulan lagi akan berakhir. Evie yang sibuk sekolah di pagi hari hingga siang hari dan berakhir bekerja di malam harinya. Hilde yang sibuk bekerja sebagai bartender terpercaya Nick hampir dua puluh empat jam. Sedangkan Nick, dia sangat sibuk untuk meminta maaf kepada Angel, walau dia tahu kalau bukan dia yang bersalah di sini."Ngel ... Lo mau balik sama gue nanti pas lo pulang sekolah?" tawar Nick."Enggak usah," jawab Angel datar.Nick menghela napas panjang, Angel benar-benar berbeda dari sebelumnya. Angel sangat dingin kepadanya, padahal wanita itu dulunya sangat cerewet kepadanya. Tapi, kenapa sekarang malah berbanding terbalik?"Jadi, lo mau pulang sekolah sama siapa?" tanya Nick."Sama Evie," jawab Angel datar."Bukannya Evie-""Aku tahu kalau kamu yang meminta Evie untuk tidak pulang sekolah bersama denganku.
20:31 -Langkah kaki seseorang baru saja terdengar pada kedua daun telinga Angel.Malam ini terasa begitu sunyi bagi Angel. Ya, walaupun kadang semasa hidupnya, Choi sang mama selalu giat bekerja dan pulang dikala subuh. Tapi, memang suasana kali ini sangat berbeda bagi Angel. Apalagi, papa Angel juga bahkan tak tinggal satu atap lagi dengan dirinya. Pihak keluarga papa Angel, lebih tepatnya sepupu papa Angel memaksa agar papa Angel kembali ke rumahnya saja dibandingkan tinggal di satu atap yang sama dengan Angel.Alasan keluarga papa Angel sangat klasik.Angel anak durhaka.Angel anak yang tidak tahu diuntungkan.Yang paling sering diingat oleh Angel yang tak lain adalah hal yang menyakitkan bagi Angel, mereka menganggap kalau Angel-lah yang merupakan seorang pembunuh di sini.Uhm ... Untuk masalah Evie yang tinggal di apartemen Angel. Evie sudah tidak tinggal di apartemen Angel, karena dia sudah memiliki pekerjaan sen
07:23 AM -"Wah! Langsung masuk sekolah aja lo, Ngel?! Gue kan udah bilang, lo enggak usah masuk sekolah dulu!" seru Evie kesal.Angel tersenyum tipis."Mana bisa kalau aku enggak masuk sekolah cepat, Vie. Apa kabar sama nilai aku?" gumam Angel.Evie menghela napas panjang."Kan, guru tahu kalau lo enggak masuk sekolah karena masih berduka cita sama kepergian mama lo," kata Evie pelan.Angel menggelengkan kepalanya."Enggak, Vie. Kematian mama aku enggak boleh jadi alasan buat aku down kayak gini. Kematian mama aku bukan alasan yang bagus, Vie," jawab Angel lembut.Evie mendengkus lalu menganggukkan kepalanya karena tak bisa melawan Angel.Evie memeluk Angel dengan lembut dan berharap kalau dia bisa membuat sahabatnya itu sedikit merasa sembuh dan tenang dari permasalahannya."Yang lo bilang emang benar banget, Ngel. Jangan down cuma gara-gara masalah kayak gini. Gue tahu kalau lo anaknya baik dan enggak
Evie dan Angel tengah duduk di depan peti mati yang berisikan mama Angel yang sudah tak bernyawa.Para pelayat dengan pakaian serba hitam mereka juga duduk untuk mengirimkan doa kepada mama Angel yang sudah tak bernyawa itu.Angel terus menangis atas kepergian mamanya yang tidak diduga-duga itu, tetapi berbeda dengan Evie, dia malah bertanya-tanya di dalam hatinya."Apa Nick benar-benar setega itu sampai rela membunuh mama Angel hanya karena dia yang ingin bersatu dengan Angel tapi tak direstui."Kalau Evie pikirkan hal itu, dia merasa kalau Nick tak segila itu hanya untuk mendapatkan restu saja. Membunuh? Sungguh gila kalau memang Nick memiliki niat bejat seperti itu kepada mama Angel dari awal."Ngel, lo yang sabar, yah," kata Evie dengan lembutnya kepada Angel.Angel menggelengkan kepalanya dengan pelan sambil terus menangis dan memegang peti mati sang mama."Gimana aku enggak nangis, Vie. Mama aku meninggal dan papa
Evie membalikkan badannya sambil menatap wanita yang tidak jauh dari hadapannya."Hey! Lo lagi?" seru Evie.Wanita itu menganggukkan kepalanya dengan cepat untuk menjawab pertanyaan Evie."Duduk dulu gih," tawar Evie."Makasih," jawab si wanita mungil dengan lembut.Wanita itu duduk di kursi kosong yang ada di hadapan Evie. Kursi kosong itu biasanya diisi oleh Angel, tetapi kali ini kursi kosong itu diisi oleh wanita mungil, polos dan sama sekali tidak Evie kenali."Lo mau pesan apa? Nanti biar gue yang pesanin," kata Evie menawarkan.Wanita itu terkekeh kecil."Buat apa mesenin aku, sih? Kan, aku punya kaki sendiri. Emangnya, apa guna kakiku?" kata si wanita mungil.Evie tertawa pelan."Lo gemesin banget deh!" puji Evie.Wanita itu terkekeh."Ah iya. Aku ke sana buat pesan makan dulu, yah!" seru wanita mungil itu."Uhm ... Iya," gumam Evie.Wanita mungil itu berdiri, lalu menuju salah
Brak!Hilde menutup telinganya dengan kedua tangan berototnya usai mendengarkan vas bunga itu berakhir pecah di belakangnya.Prang!Sekali lagi retakan itu kembali menggema di kedua telinga Hilde, membuat pria itu menggeram rendah sambil menghembuskan napas dengan kasar."Sialan ..." umpat Hilde pelan karena kakacauan itu.Hilde mengarahkan pandangannya untuk menatap seluruh kekacauan yang ada di dalam apartemen mewahnya.Televisi yang sudah pecah layarnya.Vas bunga yang sudah hancur tak bisa diperbaiki.Piring kaca yang pecah tak terbentuk berserakan kesana kemari di atas lantai.Bahkan, meja kaca di ruang tamu patah menjadi dua bagian.Oh sial! Berapa kerugian Hilde saat ini di dalam apartemennya?"Apart gue hancur macam kapal pecah ..." lirih Hilde sambil mengusap wajahnya dengan kasar.Hilde melirik ke arah si pelaku yang tengah mengatur deru napasnya. Sang pelaku bersikap santai dan tenang