- Rumah Sakit - 07:24 AM -
Angel terbangun dari tidurnya dan langsung mengedipkan matanya dengan begitu lembut saat dia sadar kalau sekarang dia sedang berada di suatu tempat yang faktanya bukan pada ruangan yang ada di dalam apartemennya ataupun bukan di dalam kamar kesukaannya."Shhh ..." Angel meringis pelan saat dia merasakan rasa perih pada pergelangan tangannya dan langsung mengalihkan pandangannya untuk menatap ke arah pergelangan tangannya.
"Infus ...?" tanya Angel dengan lirih saat dia melihat dengan mata kepalanya sendiri kalau pergelangan tangan kanannya sedang diinfus.
Angel meringis pelan sambil memegang kepalanya yang memang terasa begitu pusing yang mungkin karena salah satu efek akibat Angel yang terus menangis malam tadi.
"Siapa yang bawa Angel datang ke rumah sak
-Rumah Sakit - 8:12 AM -"Kenapa enggak bisa datang?" tanya Angel dengan nada yang sedih dan pelan."Nick enggak bisa datang karena dia ada urusan keluarga," jawab Evie dengan tenang karena dia sedang berusaha untuk membuat sahabatnya itu tidak berpikir negatif."Hah ... Sepenting apa urusan keluarganya dia, sampai-sampai dia enggak bisa ngejenguk aku yang sedang dirawat di rumah sakit sekarang ini?" tanya Angel dengan nada sedih nya lagi kepada sahabatnya itu."..." Evie terdiam dan tidak menjawab pertanyaan angel.Angel tersenyum tipis dan kemudian dia menjatuhkan tatapannya pada jarum infus yang menusuk pergelangan tangannya."Dulu aja, Nick enggak mau banget buat pergi dari aku,.soalnya dia enggak suka lihat aku kenapa-napa, apalagi waktu itu aku sedang dirawat di rumah sakit karena demam tinggi aku," jelas Angel sambil tersenyum kecil dan dia menerawang kembali masa lalunya dan mengingat masa di mana saat itu dia pernah masuk rumah saki
- Rumah Sakit - 13:23 PM -"Haish! Kapan, sih, aku bisa keluar dari rumah sakit?" tanya Angel dengan begitu kesal sambil menatap ke arah Evie yang tengah santai memakan buah apel di tangan kanannya."Katanya, kalau cairan infus lo udah habis," jawab Evie lalu dia mulai menyuapkan sepotong apel lagi ke dalam mulutnya.Angel mengangkat pandangannya dan menatap ke arah cairan infus yang tengah bergantung di atasnya. Angel kemudian mengerucutkan bibirnya saat dia melihat cairan infusnya masih tersisa banyak."Ish! Cairan infusnya masih banyak banget lagi!" kesal Angel sambil menggerutu pelan."Ya udah, tunggu cairannya sampai habis," jawab Evie dengan santai.Angel mendengkus pelan lalu dia mulai kembali memejamkan matanya dengan kesal.Ceklek! seseorang membuka pintu ruang inap Angel sehingga membuat Angel langsung membuka matanya dan melirik ke arah ambang pintu."Hai, Ngel!" sapa seseorang dengan begitu antusias.
- Hotel - 10:12 AM -"Nick, kenapa lo belum siap-siap?" tanya Hilde.Nick mengalihkan pandangannya dan menatap ke arah Hilde. Nick menatap Hilde beberapa detik lalu dia menghela napasnya dengan pelan."Lo kenapa lagi,.sih?" tanya Hilde."Gue malas buat kembali ke Beijing," jawab Nick.Hilde yang mendengarkan jawaban sahabatnya itu langsung memutar bola matanya dengan malas. "Ck! Enggak usah alay lo," kata Hilde dengan malas."..."Hilde menghela napasnya dengan pelan lalu berjalan mendekat ke arah Nick."Ingat Nick, kemarin gue udah ngambil jadwal penerbangan ke Beijing di jam dua belas siang. Jadi, lo sekarang
- Four Season Resto - 20:36 PM -POV Angel Anneliese - Aku dan sahabatku, Evie, berjalan masuk ke dalam restoran berbintang lima ini. Sebenarnya, aku malas untuk keluar di malam hari seperti ini, tetapi mau tidak mau aku harus keluar karena ajakan Bryan. Hanya saja tidak enak rasanya kalau aku menolak ajakan baik hatinya. "Vie, menurut kamu, Bryan udah ada di dalam, enggak?" tanyaku. "Enggak tahu," jawab Evie singkat. Aku menatap Evie dengan begitu kesal, pasalnya Evie seperti tidak ada niat untuk mengikuti acara makan malam bersama ini. "Kenapa ketus banget, sih, Vie?" tanyaku. Evie melirik ke arahku. "Gue yang harusnya nanya
Apartemen, 23:34 -Angel dan Evie sudah kembali dari acara makan malam mereka bersama Bryan. Sebenarnya, Angel masih ingin tinggal lebih lama lagi bersama Bryan di restoran tadinya, hanya saja Evie yang selalu saja mengeluarkan kalimat yang cukup membuat Angel maupun Bryan risih dan akhirnya menimbulkan pertengkaran. Mau tidak mau, Angel harus menuruti Evie yang sedari tadi ingin kembali."Vie, kalau aku tahu kamu bakalan kayak gitu sama Bryan, aku enggak bakalan ajakin kamu untuk keluar makan malam tadinya," kesal Angel.Evie hanya tersenyum tipis menanggapi ucapan kesal Angel."Vie, kamu dengerin enggak, sih, apa kata aku?" tanya Angel dengan malas."Hum ... Gue dengar apa kata lo, Ngel. Bahkan, gue dengar banget," ucap Evie sambil menekan sandi apartemen Angel."Terus, kenapa enggak tanggapi ucapan aku?" tanya Angel lagi.Evie mendengkus pelan lalu kemudian membalikkan badannya sambil menatap Angel dengan tatapan kesalnya."Ngel,
Apartemen, 06:23 -"Ngel, hari ini berangkat sekolah diantarin sama mama, okey?" ujar mama Angel sambil tersenyum lembut.Angel hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban."Ngel, kamu udah dapat pacar di sekolah, enggak, sih?"Angel langsung melirik ke arah mamanya yang baru saja memberinya satu pertanyaan yang cukup membuat Angel merasa kesal dan risih."Enggak," jawab Angel singkat dan kembali melanjutkan kunyahannya."Ck! Padahal kamu udah mau masuk kuliah, tapi kenapa papa enggak pernah dapat kamu bawa cowok ke rumah," sahut papa lalu kemudian menyeruput kopinya."Hahaha! Ya kali Angel bawa cowok ke rumah," ujar mama.
"Daddy, selama enggak pernah sama Angel, Daddy buat apa aja?"Nick langsung menjatuhkan pandangannya untuk menatap ke arah Angel saat mendengarkan pertanyaan wanita itu."Gue? Gue enggak buat apa-apa selain mikirin lo terus."Blushing!Wajah ngel langsung merona seketika saat mendengarkan pernyataan Nick."Ish! Daddy nakal!" manja Angel.Nick tersenyum tipis."Ngel, selama gue enggak ada disamping lo, apa aja yang udah lo lakuin di belakang gue?"Angel tiba-tiba terperanjat saat mendengarkan pertanyaan yang baru saja dilontarkan oleh Nick. Entahlah, tiba-tiba rasa bersalah muncul di dada wanita itu."Eng ... Enggak ada, kok," jawab Angel pelan.Nick yang mendengarkan itu langsung tersenyum tipis."Ouh."Angel mengangkat pandangannya dan menatap pada kedua bola mata Nick."Daddy ..." lirih Angel.Nick menjatuhkan pandangannya dan menatap kedua bola mata itu dengan santai."Aku kangen sama kamu," ujar Angel pelan.Nick tersenyu
Angel menarik napasnya dalam-dalam sambil menatap langit-langit kamar apartemen milik Nick.Angel berusaha untuk tetap bersikap tenang, berusaha untuk bersikap santai dan biasa-biasa saja, walaupun dia sedang dalam keadaan sedih dan juga kecewa berat."Jam sembilan malam ..." lirih Angel saat melihat angka jarum pendek pada jam dinding berwarna putih itu."Aku tidurnya lama banget. Perasaan tadi aku di sini pas jam dua belas siang. Tapi, sekarang udah jam sembilan malam," gumamnya sambil terkekeh pelan."Ternyata sakit hati bisa membuat orang sebodoh ini. Bahkan bisa membuat orang lupa. Iya, lupa," Angel tersenyum tipis."Lupa kalau dia sudah berkali-kali disakiti. Lupa kalau dia berkali-kali dibuat seperti ini," lanjutnya.Gadis mungil itu menarik napasnya dalam-dalam, lalu kemudian tertawa pelan. Seperti ada yang lucu saja."Nick beneran enggak bakalan balik?" tanya Angel sedih sambil menghela napas untuk yang kesekian kalinya."Di
Sekolah, 17:23 -"Lo tadi bilang kalau hari ini lo mau pulang bareng gue, kan?" tanya Evie sambil melirik ke arah Angel yang tengah memasukkan beberapa alat tulisnya ke dalam tas.Angel hanya menganggukkan kepalanya sambil berdeham malas sebagai jawaban."Tumben sekali kamu menawarkan aku untuk pulang bersama. Apa kamu sudah sadar kalau aku tidak sebodoh dengan apa yang kamu pikirkan?" tanya Angel dengan sinis dan menyindir sambil melirik ke arah sahabatnya.Evie hanya bisa tertawa bodoh sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal."Bukannya gue nggak tahu kalau lo ternyata tahu yang sebenarnya. Tapi, gue cuma berusaha buat lo biar lo bisa dekat dan kembali lagi sama Nick," ujar Evie tanpa rasa takutnya.Angel memutar kedua bola matanya dengan begitu malas saat mendengarkan penuturan dari sahabatnya itu."Aku tahu kalau kamu melakukan semua itu hanya untuk bonus mu yang bertambah tinggi, kan? Aku tahu kalau pria tua itu menjanjikan ka
Besoknya -Sekolah, 12:36 -"Ngel, mau ke kantin bareng gue enggak?" tanya Evie.Angel yang memasukkan semua alat tulisnya di dalam tas langsung mengalihkan pandangannya ke arah Evie."Uhm ... Aku mau kerjakan beberapa soal dulu baru mau ke kantin, Vie. Lagi pula, aku belum ada rasa lapar sedikitpun," jawab Angel lembut."Ya udah deh kalau gitu. Gue nungguin lo aja dulu buat kerja soalnya, habis itu kita ke kantin sama-sama," ujar Evie.Angel menatap ke arah Evie dengan sebelah alis yang terangkat."Tumben banget kamu asal terima saja, Vie. Biasanya kamu enggak bisa banget kalau aku tolak kamu untuk ke kantin. Ada apa ini?" tanya Angel curiga.Evie memutar kedua bola matanya dengan begitu malas saat mendengarkan pertanyaan curiga dari Angel."Jadi, di sini gue salah lagi, anjir?! Gue nolak mau lo salah. Gue terima mau lo, salah juga. Serba salah banget gue!" kesal Evie.Angel terkekeh."Habisnya aku cuma he
Sekolah, 16:26 -Bryan tengah berjalan di koridor sekolah sambil memegang tas ranselnya. Ada sedikit luka pada bagian punggungnya sehingga dia tak bisa memakai tas ranselnya dengan baik.Bryan meringis pelan saat merasakan ngilu pada punggungnya, tetapi dia berusaha meredam suara ringisannya walaupun kadang tanpa sadar dia meringis pelan.Saat dia hendak keluar dari pintu utama sekolah, dia tak sengaja bertemu dengan Angel."Sore, Angel!" sapa Bryan dengan ramahnya kepada Angel.Angel yang tengah memegang setumpuk buku paket langsung menghentikan langkah kakinya dan tersenyum ramah ke arah Bryan."Selamat sore juga, Bry," sapa Angel balik."Lo kenapa enggak balik? Sekolah udah mulai mau sepi nih," tanya Bryan.Bryan heran, biasanya Angel akan pulang lebih cepat bersama Evie kalau sudah selesai bel berbunyi."Ah ... Aku mau ke perpustakaan dulu, Bry," jawab Angel sambil mengangkat buku paket yang dia pegang.
Beberapa hari berlalu. Semua sibuk di keadaan mereka masing-masing.Angel yang sibuk di dunia sekolahnya yang satu bulan lagi akan berakhir. Evie yang sibuk sekolah di pagi hari hingga siang hari dan berakhir bekerja di malam harinya. Hilde yang sibuk bekerja sebagai bartender terpercaya Nick hampir dua puluh empat jam. Sedangkan Nick, dia sangat sibuk untuk meminta maaf kepada Angel, walau dia tahu kalau bukan dia yang bersalah di sini."Ngel ... Lo mau balik sama gue nanti pas lo pulang sekolah?" tawar Nick."Enggak usah," jawab Angel datar.Nick menghela napas panjang, Angel benar-benar berbeda dari sebelumnya. Angel sangat dingin kepadanya, padahal wanita itu dulunya sangat cerewet kepadanya. Tapi, kenapa sekarang malah berbanding terbalik?"Jadi, lo mau pulang sekolah sama siapa?" tanya Nick."Sama Evie," jawab Angel datar."Bukannya Evie-""Aku tahu kalau kamu yang meminta Evie untuk tidak pulang sekolah bersama denganku.
20:31 -Langkah kaki seseorang baru saja terdengar pada kedua daun telinga Angel.Malam ini terasa begitu sunyi bagi Angel. Ya, walaupun kadang semasa hidupnya, Choi sang mama selalu giat bekerja dan pulang dikala subuh. Tapi, memang suasana kali ini sangat berbeda bagi Angel. Apalagi, papa Angel juga bahkan tak tinggal satu atap lagi dengan dirinya. Pihak keluarga papa Angel, lebih tepatnya sepupu papa Angel memaksa agar papa Angel kembali ke rumahnya saja dibandingkan tinggal di satu atap yang sama dengan Angel.Alasan keluarga papa Angel sangat klasik.Angel anak durhaka.Angel anak yang tidak tahu diuntungkan.Yang paling sering diingat oleh Angel yang tak lain adalah hal yang menyakitkan bagi Angel, mereka menganggap kalau Angel-lah yang merupakan seorang pembunuh di sini.Uhm ... Untuk masalah Evie yang tinggal di apartemen Angel. Evie sudah tidak tinggal di apartemen Angel, karena dia sudah memiliki pekerjaan sen
07:23 AM -"Wah! Langsung masuk sekolah aja lo, Ngel?! Gue kan udah bilang, lo enggak usah masuk sekolah dulu!" seru Evie kesal.Angel tersenyum tipis."Mana bisa kalau aku enggak masuk sekolah cepat, Vie. Apa kabar sama nilai aku?" gumam Angel.Evie menghela napas panjang."Kan, guru tahu kalau lo enggak masuk sekolah karena masih berduka cita sama kepergian mama lo," kata Evie pelan.Angel menggelengkan kepalanya."Enggak, Vie. Kematian mama aku enggak boleh jadi alasan buat aku down kayak gini. Kematian mama aku bukan alasan yang bagus, Vie," jawab Angel lembut.Evie mendengkus lalu menganggukkan kepalanya karena tak bisa melawan Angel.Evie memeluk Angel dengan lembut dan berharap kalau dia bisa membuat sahabatnya itu sedikit merasa sembuh dan tenang dari permasalahannya."Yang lo bilang emang benar banget, Ngel. Jangan down cuma gara-gara masalah kayak gini. Gue tahu kalau lo anaknya baik dan enggak
Evie dan Angel tengah duduk di depan peti mati yang berisikan mama Angel yang sudah tak bernyawa.Para pelayat dengan pakaian serba hitam mereka juga duduk untuk mengirimkan doa kepada mama Angel yang sudah tak bernyawa itu.Angel terus menangis atas kepergian mamanya yang tidak diduga-duga itu, tetapi berbeda dengan Evie, dia malah bertanya-tanya di dalam hatinya."Apa Nick benar-benar setega itu sampai rela membunuh mama Angel hanya karena dia yang ingin bersatu dengan Angel tapi tak direstui."Kalau Evie pikirkan hal itu, dia merasa kalau Nick tak segila itu hanya untuk mendapatkan restu saja. Membunuh? Sungguh gila kalau memang Nick memiliki niat bejat seperti itu kepada mama Angel dari awal."Ngel, lo yang sabar, yah," kata Evie dengan lembutnya kepada Angel.Angel menggelengkan kepalanya dengan pelan sambil terus menangis dan memegang peti mati sang mama."Gimana aku enggak nangis, Vie. Mama aku meninggal dan papa
Evie membalikkan badannya sambil menatap wanita yang tidak jauh dari hadapannya."Hey! Lo lagi?" seru Evie.Wanita itu menganggukkan kepalanya dengan cepat untuk menjawab pertanyaan Evie."Duduk dulu gih," tawar Evie."Makasih," jawab si wanita mungil dengan lembut.Wanita itu duduk di kursi kosong yang ada di hadapan Evie. Kursi kosong itu biasanya diisi oleh Angel, tetapi kali ini kursi kosong itu diisi oleh wanita mungil, polos dan sama sekali tidak Evie kenali."Lo mau pesan apa? Nanti biar gue yang pesanin," kata Evie menawarkan.Wanita itu terkekeh kecil."Buat apa mesenin aku, sih? Kan, aku punya kaki sendiri. Emangnya, apa guna kakiku?" kata si wanita mungil.Evie tertawa pelan."Lo gemesin banget deh!" puji Evie.Wanita itu terkekeh."Ah iya. Aku ke sana buat pesan makan dulu, yah!" seru wanita mungil itu."Uhm ... Iya," gumam Evie.Wanita mungil itu berdiri, lalu menuju salah
Brak!Hilde menutup telinganya dengan kedua tangan berototnya usai mendengarkan vas bunga itu berakhir pecah di belakangnya.Prang!Sekali lagi retakan itu kembali menggema di kedua telinga Hilde, membuat pria itu menggeram rendah sambil menghembuskan napas dengan kasar."Sialan ..." umpat Hilde pelan karena kakacauan itu.Hilde mengarahkan pandangannya untuk menatap seluruh kekacauan yang ada di dalam apartemen mewahnya.Televisi yang sudah pecah layarnya.Vas bunga yang sudah hancur tak bisa diperbaiki.Piring kaca yang pecah tak terbentuk berserakan kesana kemari di atas lantai.Bahkan, meja kaca di ruang tamu patah menjadi dua bagian.Oh sial! Berapa kerugian Hilde saat ini di dalam apartemennya?"Apart gue hancur macam kapal pecah ..." lirih Hilde sambil mengusap wajahnya dengan kasar.Hilde melirik ke arah si pelaku yang tengah mengatur deru napasnya. Sang pelaku bersikap santai dan tenang