"Hum ... Ya, gue tahu kalau melawan orang tua itu adalah hal yang paling fatal, Ngel. Tapi, lo emangnya mau kalau harus dikekang kesana kemari, Ngel, dan kebahagiaan lo yang jadi tanggungannya?" tanya Evie.
"Lo harus bilang langsung sama mereka, Ngel, kalau lo itu sayang sama Nick dan cinta mati sama dia. Jangan sampai masalah ini semakin melebar cuma karena hal ini, Ngel," kata Evie serius."Tapi-""Pilihan sekarang ada di tangan lo, Ngel," potong Evie."Lo mau melawan kedua orang tua lo dan berakhir bersama Nick. Ah ... Atau lo pilih untuk terus sama perintah orang tua lo dan berakhir jauh dan pisah sama Nick?" kata Evie memberikan pilihan."..."Angel bergeming. Dia pusing harus memilih apa."Hah ... Jangan cuma diam aja kayak patung, Ngel," kata Evie jengah sambil memutar kedua bola matanya dengan begitu malas.Angel menatap Evie dengan intens."Tapi, aku mau lihat, Vie. Seberapa mampu dan seberapa jauh Ni- Tolong baca chapter sebelumnya kalau kalian sudah lupa, scene yang lalu -***Nick dan Bryan masih setia untuk berdebat. Kedua pria tampan itu sama-sama tak ingin mengalah sedikitpun.Nick yang tak ingin melepaskan Angel, walaupun statusnya dengan Angel tidak jelas. Dan Bryan yang selalu ingin merebut Angel dari Nick.Ah ... Kedua kakak beradik ini memang sangat keras kepala sekali, yah. Apakah ini keberuntungan atau kesialan untuk Angel, karena dia dicintai oleh sepasang saudara psikopat begini? Entahlah, biar Angel yang merasakan hal itu terlebih dahulu."Lo itu cuma bocah. Jangan main-main sama gue, Sialan!" teriak Nick emosi sambil menatap Bryan dengan tajamnya.Nick tersenyum menyeringai sambil menatap adiknya itu dengan begitu benci.Awalnya, Nick menyukai Bryan dan menyayangi adiknya itu, tetapi semenjak Bryan yang mulai tampak memperlihatkan sikap egois dan juga sikap gilanya kepada Nick, me
Nick dan Angel masih setia untuk berdebat dan juga bertengkar satu sama lain. Nick yang masih berniat untuk memiliki Angel, dan Angel yang kesal dan marah karena tidak tahu maksud Nick yang tiba-tiba datang bagai pencuri karena masuk kamarnya melalui jendela dan bagaimana bisa tiba-tiba pria tampan itu ingin merusaknya."Ngel, lo mau hidup sama gue, kan? Walaupun semisalnya gue tanpa harta. Tanpa restu orang tua. Tanpa apartemen mewah dan mobil mewah. Lo mau, kan?" tanya Nick dengan begitu berat, tatapannya terlihat begitu nanar.Angel mengerutkan keningnya keheranan saat mendengarkan penuturan tiba-tiba dari Nick."Nick kenapa?" tanya Angel di dalam hatinya."Kamu kenapa?" tanya Angel keheranan."Gue bisa buat mama sama papa lo restuin hubungan kita berdua, Ngel!"Bukannya menjawab pertanyaan Angel dengan benar, Nick malah menjawabnya dengan jawaban yang sangat tidak masuk akal."Kamu kenapa, sih, Nick?!" tanya Angel y
Angel menghela napas panjang, laku kemudian berjalan perlahan.Angel juga menggigit bibir bawahnya sambil berjalan mondar mandir seperti setrika saja."Apa yang dibilang Nick benar?" tanya Angel ragu di dalam hatinya."Tapi, aku takut kalau Nick berbohong lagi. Aku tidak percaya sama Nick, aku takut untuk kecewa dan salah langkah untuk yang kesekian kalinya," lanjut Angel di dalam hatinya."Aku takut dibohongi lagi. Aku takut dengan semuanya," lirihnya."Aku harus berbuat apa? Apa aku harus menunggu sampai malam tiba? Tapi ..."Angel menelan ludahnya dengan susah."Tapi aku takut kalau yang dikatakan oleh Nick itu benar adanya, kalau aku akan dijodohkan dengan Bryan ..." lanjutnya dengan begitu takut.Angel menggelengkan kepalanya."Mama ... Mama tidak kenal dengan Bryan. Papa ... Apalagi papa."Angel mengangkat pandangannya, lalu kemudian mengacak-acak rambutnya dengan frustasi."
"Ah ... Begitu pentingkah kehadiran Nick di sana?" tanya Nick sinis di dalam hatinya."Ingat, Nick. Kamu harus berada di sana nantinya. Papa tidak ingin tahu, bagaimana alasan kamu. Kamu harus datang ke acara adikmu!" tegas Jacob memperingati."Dimana pestanya?" tanya Nick."Luxury resto seven," jawab Jacob."Baiklah," final Nick malas.Jacob tersenyum menang, dia benar-benar bahagia mendengarkan jawaban Nick."Papa sangat bangga denganmu, Nick. Kamu menang anak yang sangat baik, Nick. Kamu juga sangat patuh kepada papa," kata Jacob lembut, tetapi terdengar meremehkan di telinga Nick.Nick menundukkan kepalanya sambil mengepalkan kedua tangannya dengan begitu kuat di bawah sana."Papa ..." panggil Nick sambil perlahan mengangkat pandangannya."Ya?" jawab Jacob."Kalau semisalnya Nick memberikan izin untuk Bryan, apa yang akan papa berikan untuk menjadi hadiah Nick?" kata Nick lagi.J
Acara keluarga itu masih berlangsung. Di acara ini, ada dua hati yang terluka.Nick dengan Angel.Nick yang melukai hatinya dengan begitu hancur karena wanita kesayangannya harus berakhir mengenaskan.Sedangkan Angel yang meratapi dirinya yang keras kepala. Andaikata hati Angel terbuat dari batu, mungkin kerikil saja bisa menghancurkannya dengan cepat."Ah ... Baguslah untuk saat ini. Keduanya sudah setuju, jadi ada baiknya kalau pertunangan dipercepat saja. Jangan terlalu menunggu waktu yang lama. Sangat tidak baik untuk menunda-nunda waktu berharga seperti ini," kata Choi tiba-tiba dan membuyarkan lamunan Angel."Apa Bryan sudah membawa cincinnya?" tanya Choi sambil melirik ke arah calon menantunya itu."Iya, Tante. Bryan sudah membawa cincinnya, Tante," jawab Bryan sambil tersenyum kecil.Angel melirik ke arah Bryan, ada rasa tak suka di dalam hatinya saat mendengarkan jawaban pria itu.Lamaran?! Apa dia akan be
Angel dan juga ayah dan ibunya sudah berada di apartemen.Saat setelah acara keluarga tersebut sudah dilaksanakan beberapa jam yang lalu, Angel sedikitpun tidak pernah mengajak sang ibu ataupun sang ayah untuk berbicara satu sama lain.Angel masih marah kepada ayah dan ibunya. Dia masih tidak menerima perjodohan yang dikarenakan dengan unsur keterpaksaan itu."Angel, jangan pergi begitu saja. Kamu harus bersikap sopan kepada mama dan papa!"Bukannya mendengarkan ucapan sang mama, Angel malah semakin menjadi-jadi untuk tak patuh dengan sang mama dan papa.BAM!Suara keras itu berasal dari pintu yang dibanting Angel dengan begitu kerasnya."Oh sial! Anak itu-""Bukankah ini resiko yang sudah aku katakan sebelumnya, Choi?" potong Lay sebelum Choi mengumpat kasar untuk anaknya itu.Choi melirik ke arah Lay dengan tajam.Oh ... Bisakah suaminya itu lebih membela dirinya dibandingkan anaknya?
Masih di tempat perdebatan antara Evie dan Nick, bar.Kini tersisa Evie dan juga Hilde, sedangkan Nick sudah pergi menjauh meninggalkan tempat kerja sekaligus rumah keduanya itu.Ah ... Nick sebenarnya bukan pria pecundang yang akan pergi begitu saja saat sedang berdebat dengan perempuan. Nick hanya berusaha untuk tidak menyakiti kekasih sahabatnya itu.Ah ... Entah jadi apalah Evie kalau Nick lupa bahwa wanita itu adalah kekasih sahabatnya. Mungkin saja wanita itu akan mati ditempat dan tidak akan bernapas sedikitpun.Kini, Hilde menatap kekasihnya dengan tatapan jengah dan sedikit memohon."Hah ... Vie, ngapain kayak gini, sih?" tanya Hilde jengah.Evie menatap Hilde dengan tajam."Vie, ngapain kayak gini, sih?" jawab Evie meledek dengan nada suara yang dibuat mirip dengan Hilde.Hilde menatap kekasihnya itu dengan begitu gemas."Gue lagi enggak main-main nanyanya, Vie. Gue lag
"Good morning my beloved Angel!"Suara keras Evie berhasil memekakkan telinga Angel, membuat wanita itu sekilas melirik ke arah sahabatnya sambil tersenyum kecil."Morning to, my beloved Evie."Angel berjalan menuju kursinya, lalu mendudukkan pantatnya di sana."Apa yang buat lo sampai kelihatan lelah banget nih, Ngel?" tanya Evie."..."Evie berdehem melihat respon tak perduli Angel."Ekhem ... Apa ada masalah, Sayang?" tanya Evie lembut.Angel mengalihkan pandangannya."Jangan berpura-pura untuk tidak tahu semua masalahku, Evie. Aku tidak menyukai orang-orang yang penuh dengan kebohongan dan kemunafikan," ucap Angel sambil tersenyum kecil ke arah Evie.Evie mengerutkan keningnya saat mendengarkan penuturan dari Angel."Lo kenapa, sih, Ngel?" tanya Evie heran sambil menggelengkan kepalanya.Angel menundukkan kepalanya dengan dalam."Ah ... Ayolah, Angel. Dia