Angel dan juga ayah dan ibunya sudah berada di apartemen.
Saat setelah acara keluarga tersebut sudah dilaksanakan beberapa jam yang lalu, Angel sedikitpun tidak pernah mengajak sang ibu ataupun sang ayah untuk berbicara satu sama lain.Angel masih marah kepada ayah dan ibunya. Dia masih tidak menerima perjodohan yang dikarenakan dengan unsur keterpaksaan itu."Angel, jangan pergi begitu saja. Kamu harus bersikap sopan kepada mama dan papa!"Bukannya mendengarkan ucapan sang mama, Angel malah semakin menjadi-jadi untuk tak patuh dengan sang mama dan papa.BAM!Suara keras itu berasal dari pintu yang dibanting Angel dengan begitu kerasnya.
"Oh sial! Anak itu-""Bukankah ini resiko yang sudah aku katakan sebelumnya, Choi?" potong Lay sebelum Choi mengumpat kasar untuk anaknya itu.Choi melirik ke arah Lay dengan tajam.Oh ... Bisakah suaminya itu lebih membela dirinya dibandingkan anaknya?Masih di tempat perdebatan antara Evie dan Nick, bar.Kini tersisa Evie dan juga Hilde, sedangkan Nick sudah pergi menjauh meninggalkan tempat kerja sekaligus rumah keduanya itu.Ah ... Nick sebenarnya bukan pria pecundang yang akan pergi begitu saja saat sedang berdebat dengan perempuan. Nick hanya berusaha untuk tidak menyakiti kekasih sahabatnya itu.Ah ... Entah jadi apalah Evie kalau Nick lupa bahwa wanita itu adalah kekasih sahabatnya. Mungkin saja wanita itu akan mati ditempat dan tidak akan bernapas sedikitpun.Kini, Hilde menatap kekasihnya dengan tatapan jengah dan sedikit memohon."Hah ... Vie, ngapain kayak gini, sih?" tanya Hilde jengah.Evie menatap Hilde dengan tajam."Vie, ngapain kayak gini, sih?" jawab Evie meledek dengan nada suara yang dibuat mirip dengan Hilde.Hilde menatap kekasihnya itu dengan begitu gemas."Gue lagi enggak main-main nanyanya, Vie. Gue lag
"Good morning my beloved Angel!"Suara keras Evie berhasil memekakkan telinga Angel, membuat wanita itu sekilas melirik ke arah sahabatnya sambil tersenyum kecil."Morning to, my beloved Evie."Angel berjalan menuju kursinya, lalu mendudukkan pantatnya di sana."Apa yang buat lo sampai kelihatan lelah banget nih, Ngel?" tanya Evie."..."Evie berdehem melihat respon tak perduli Angel."Ekhem ... Apa ada masalah, Sayang?" tanya Evie lembut.Angel mengalihkan pandangannya."Jangan berpura-pura untuk tidak tahu semua masalahku, Evie. Aku tidak menyukai orang-orang yang penuh dengan kebohongan dan kemunafikan," ucap Angel sambil tersenyum kecil ke arah Evie.Evie mengerutkan keningnya saat mendengarkan penuturan dari Angel."Lo kenapa, sih, Ngel?" tanya Evie heran sambil menggelengkan kepalanya.Angel menundukkan kepalanya dengan dalam."Ah ... Ayolah, Angel. Dia
"Hentikan semuanya, Mama! Angel tak menyukai Bryan! Angel hanya menginginkan Nick!" teriak Angel histeris.Choi menatap anaknya dengan linglung."Hilde bilang bahwa Nick tak pernah dijodohkan sedikitpun. Kalianlah yang sedang berusaha membuat Nick menjauh dariku! Aku tak ingin kalau harus kehilangan Nick!" lanjutnya histeris."Jangan membantah mama, Angel!" tegas Choi memperingati.Angel terkekeh sinis."Apalagi yang mau mama katakan?! Semuanya sudah terbukti, Mama! Terbukti!" bentaknya."Kalian berusaha membuat Nick menjauh dariku, tetapi kalian tak bisa sedikit," sinis Angel."...""Angel! Pertunangan kita sudah dilanjutkan! Jangan gegabah! Nick hanya masa lalu kamu saja, Angel!" bentak Bryan.Plak!Kedua bola mata Bryan membulat dengan begitu lebar usai mendapatkan tamparan keras dari Angel pada wajahnya."Jangan ikut campur bajingan!" teriak Angel emosi."Aku maupun Nick tidak akan pernah pu
Jam sudah menunjukkan waktu pukul dua belas di malam hari ini."Nick, apa maksud kamu tadinya?" tanya Angel pelan."..."Nick bergeming."Nick-""Jangan bicara dan diam!" potong Nick dengan dingin.Angel mengatupkan bibirnya dengan cepat sambil menatap Nick dengan begitu geram. Bisa-bisanya Nick memotong ucapannya seperti itu."Hah! Mana bisa aku diam seperti orang bodoh begini, Daddy?! Aku itu penasaran!" kesal Angel.Nick melirik ke arah Angel. Kedua bola matanya menatap Angel dengan begitu tajam.Angel mendengkus kesal."Tuh kan! Pasti aku salah lagi!" kesalnya sambil menggaruk kepalanya dengan emosi.Nick memijat pelipisnya degan kesal. Kenapa wanita yang ada disampingnya itu menggemaskan sekali."Coba jelasin dong! Siapa anak siapa? Siapa yang kaya atau apalah itu!" kesal Angel seakan-akan dia ingin berubah saja menjadi Mama Zola saat itu juga Nick hanya memilih untuk mendengarkan Ang
"Mama! Apa maksud, Nick sialan itu?!" tanya Bryan emosi."Kenapa dia datang dengan gaya sok elegannya dan merebut Angel-ku?!" tanya Bryan lagi dengan penuh amarah."..."Narang bergeming dan tidak menjawab pertanyaan anak tunggalnya itu."What the hell! Kenapa mama hanya diam saja?! Jawab pertanyaan Bryan, Mama!" seru Bryan lagi dengan emosinya."Jaga ucapan kamu Bryan!" seru Jacob saat melihat istrinya disudutkan oleh anaknya.Bryan menghembuskan napasnya dengan kasar."Bagaimana Bry tidak emosi, Pa. Bryan harus kehilangan Angel karena direbut oleh anak adopsi itu!" kesal Bryan."Bryan-""Apa lagi, Mama?!" potong Bryan."Apa mama mau bilang kalau Nick itu anak orang kaya, sedangkan kita dari kalangan orang miskin?!" tanya Bryan kesal."Ya. Nick memang berasal dari orang tua kaya. Lebih tepatnya, Nick adalah anak konglomerat," jelas Jacob.Bryan tertawa sinis."Apa-apaan ini?! Papa berangga
Jam sekarang menunjukkan kalau waktu sudah memasuki jam delapan pagi.Seorang gadis lucu tengah berlari menuju gerbang sekolah kebanggaan China itu.Ah ... Tak lupa di belakangnya juga terdapat seorang lelaki yang tengah berlari dengan begitu cepat menuju gerbang sekolah."Astaga! Aku tidak menyangka kalau aku akan terlambat hari ini!" rutuk Angel."Ck! Padahal kemarin aku hanya menikmati waktu bersantai dan hiburan malam ku bersama Evie hingga jam satu malam!" lanjutnya.Kedua bola mata Angel membulat dengan begitu lebar saat satpam sekolah sudah bersiap untuk menutup pintu gerbang sekolah itu."Yakkkk! Jangan ditutup dulu gerbangnya, Pak!" teriak Angel keras.Sret!Angel langsung merasa lemas saat itu juga dikala dengan tiba-tiba sang satpam menutup gerbang sekolah."Pak! Bukain dong!" teriak Angel kesal."Maaf. Anda sudah terlambat setengah jam yang lalu," kata sang satpam memperingati."Tapi, kan, bapak
Nick berjalan memasuki apartemen Angel dengan begitu santai. Dia tak takut dengan Choi. Dia tak takut dengan Lay.Nick melirik ke arah dua orang yang tengah berbincang dengan serius satu sama lain di ruang tamu itu.Ah ... Jam dua subuh begini, memangnya masuk akal kalau ada sepasang suami istri tengah berbicara serius di ruang tamu?"Bagaimana bisa kita lalai menjodohkan Angel dan Bryan?! Bukannya kamu bilang kalau Jacob berasal dari keluarga terpandang dan juga pewaris kekayaan terbesar di sini?!" tanya Choi tak habis pikir kepada suaminya."Aku sudah bilang, Angel harus bersama Bryan karena Bryan anak orang kaya!" lanjut Choi dengan penuh emosi."Arg! Aku tak habis pikir kalau mangsa kita ternyata daging busuk!" sinis Choi.Lay menatap istrinya dengan datar. Choi melirik ke arah Lay."Kenapa kamu diam saja, Bajingan?! Bukankah aku bilang, kamu harus cari cara agar kita tidak terpandang buruk di mata Nick?!" bentak Choi kepada suami
Waktu berlalu dengan begitu cepat. Evie sekarang sedang berada di dalam kelasnya, lebih tepatnya dia duduk di atas kursinya sembari menunggu kedatangan sahabatnya.Evie mendengkus kesal sambil celingak-celinguk ke sana kemari karena Angel sahabatnya tak kunjung datang dan masuk ke dalam kelas."Haish! Si Angel kemana, sih?!" tanya Evie kesal sambil menghela napas panjang.Evie kembali mengatur deru nafasnya sambil menatap ke arah ambang pintu kelas dan berharap agar Angel datang dengan cepat.Hari ini, Evie ingin menceritakan semua rasa kesalnya. Dia kesal karena malam tadi Hilde tak berlaku romantis kepadanya, dia ingin kalau Angel memberi pelajaran untuk pria sok tampan itu.Ck! Padahal Hilde memang tampan."Waktu belajar akan dimulai dalam lima belas menit lagi. Gerbang sekolah akan ditutup!"Evie membulatkan matanya dengan begitu lebar. Itu tadi suara bel sekolah, kan?!Tadi, sudah ada pemberitahuan gerbang sek