ANASTASIA POV
Aku menaruh baju-baju pantai able, entah itu baju renang, bikini, gaun malam atau pun gaun yang akan dipakai saat pernikahan Papa.
Sebentar lagi rumah ini akan diisi penghuni baru, Rumah ini tidak akan sama lagi seperti sebelum-sebelumnya. Rumah yang semula hanya diisi aku, Papa, dan beberapa pegawai pembantu rumah tangga mungkin akan terasa ramai karena akan menambah tiga orang sekaligus.
Aku mengedarkan pandanganku keseluruh bagian kamar yang sudah kutempati hampir 20 tahun, aku tidak pernah sekalipun pindah kamar, hanya beberapa kali mendekor ulang kamar menyesuaikan dengan seleraku yang suka berubah-ubah mengikuti mode yang ada.
Kamar tidur yang pernah berganti cat hingga berkali-kali, dari warna pink - ungu - biru muda - Peach dan berakhir pada warna abu-abu muda. Aku tersenyum singkat, ada perasaan berdebar-debar yang sulit aku ungkapkan setiap kali membayangkan akan hidup bersama dengan calon pendamping Papa.
Aku tahu itu bukan hal buruk, tapi aku rasa, akan banyak hal yang berubah pada hidupku nantinya.
Aku berjalan mendekati jendela, berniat menutup tirainya tapi malah melihat Eder duduk dipinggiran kolam renang.
Eder Von Mirendeff, aku sudah ingat namanya.
Laki-laki itu sumpah demi apapun, dia memiliki seribu pesona yang ada didalamnya.
Terkesan Misterius,
Senyum Jahil,
Cerewet,
dan Bijaksana,
Bijaksana, ya saat dia mengatakan bahwa orang tua kami sudah cukup tua menentukan segalanya. Terdengar menyedihkan tapi entah bagaimana aku menyukai bagaimana ia melihat segala sesuatu tentang kehidupan.
Eder, dia seperti memiliki banyak hal yang tersembunyi disetiap aspek hidupnya. Sesuatu yang misterius dibalut dengan kesempurnaan fisik yang dimilikinya. Kira-kira dia sebenarnya orang yang seperti apa? Aku bahkan tidak tahu banyak tentangnya.
Aha..
g****e-in aja.
Menyambar bangku didepan meja MacBook-ku, aku langsung klik Safari dan mengetik beberapa huruf membentuk nama "Eder Von Mirendeff"
Muncul beberapa kata kunci disana.
Evon Brand.
Eder Von Mirrendeff Wikipedia.
Hans Mirrendeff.
List girlfriend of Eder.
"Berapa banyak mantan pacar-nya hingga dibuat list kaya gini?" Celetukku saat membaca sebuah website dalam bahasa Inggris yang menurutku nyeleneh,
Hot California Man.
"Ow, itu aku setuju." Ujarku, membayangkan bagaimana tampannya seorang Eder, ya aku mengakuinya.
Aku mengarahkan cousor-ku pada Eder Von Mirrendeff Wikipedia, sebuah website yang bisa aku percaya tentunya.
Eder Von Mirrendeff, Model for Bright Agency's, owner of Evon Clothing Line. One of the man who desired every women in California. He is also talented of photographer and modelling. He went to Colombia university for management business major. His dad is Hans Mirrendeff, owner of Mirrendeff Security. His Mom is Yulia Anggini Rahman from Java, Indonesia. Living alone in California.
He ever get relationship with Angela swift.
Full Name : Eder Von Mirrendeff
Nickname : Ed
Birth of day : 1995 - 01 - 12
Place of birth : Las Vegas, USA
Gender : Male
Tall : 185cm
Weight : 78kg
Motto : Selfish is the human nature.
Keningku berkerut, mana ada motto yang artinya, egois adalah sifat alami manusia.
Itu bukan motto, itu fakta ironis.
Aku kembali mencari tahu lebih banyak tentang Eder, tapi sialnya hanya informasi yang tak jauh berbeda yang bisa aku dapatkan. Aku menghela nafas, "Gak seru, masa segitu aja." gerutuku merasa batin stalker-ku belum terpuaskan.
Belum puas mendapat info, aku klik jadul yang membuatku merasa sensi tanpa sebab.
List girlfriend of Eder
Baiklah, bagi orang ganteng itu wajar punya deretan mantan. Akhirnya, aku mengkompromi diriku sendiri, Beberapa nama ditampilkan disana, aku bertanya-tanya siapa yang memiliki niat sebesar ini dan begitu cinta pada Eder sehingga membuat artikel tidak berkualitas yang masih tetap aku baca yang menyebabkan aku merasa sensi sendiri tanpa sebab.
Ok, abaikan aku mulai meracau kemana-mana.
Angela Smith
Menjadi nama pertama, seorang model, meraka kencan untuk kurang lebihnya lima bulan, dan putus dengan alasan yang tidak diketahui. Untuk cantik, ya wajah rata-rata seorang model, jangan berharap aku akan menjalaskannya, bayangkan saja cewek Blonde, kaki panjang, kurus dan wajah seperti dicover majalah.
Itu dia Angela Smith, cantik rata-rata.
Masih terus fokus membaca, Hingga mataku berhenti dinama Valerie Bennett.
Aku tahu sedikit tentang Valerie Bennett, dia seorang model untuk beberapa kosmetik terkemuka, aku pernah mencoba menjadi model disana tapi ditolak karena tidak sesuai dengan Image Brand kosmetik itu.
Valerie Bennett, dia dari United Kingdom, kurang lebih seumuran denganku, dan sialnya dia orang paling sombong, sok cantik, yang memilik aksen seksi saat berbicara.
British accent.
"Aku sudah tebak, mana ada wajah sepertimu bisa jadi brand ambassador."
Sial! tanpa sadar aku mengingat sindiran pedas yang pernah tak sengaja aku dengar saat audisi di Singapura beberapa tahun silam.
Dan mereka,
Mataku membulat, Masih berpacaran?
Eder dan Valerie Bennett?
"What?" histeris-ku tak percaya.
Amit-Amit, jangan sampai aku juga punya saudara ipar sejenis dia.
Kesensianku menuju angka 8, angka siaga.
Aku butuh air dingin sekarang!
ā
EDER POV
Terhanyut dengan pikiran membuatku jenuh, rasa sakit hati memang tidak pernah sesederhana kata maaf lalu lupakan, It's Big Deal!
Berkali-kali aku melafalkan kata itu, Maaf lalu lupakan sialnya tidak ada efek sama sekali untuk membuat hatiku lebih baik, malah membuatku semakin kesal.
Maaf lalu lupakan,
Frustasi dengan fikiran sendiri aku membuka bajuku lalu melompat ke kolam renang, berharap kolam itu bisa merendam perasaan yang membebankan.
Hingga pojok kolam, aku menarik nafas, melanjutkan renangku kembali ke pojok tempat asalku melompat.
Aku menghirup oksigen sesekali, pertahanan nafasku bisa dikatakan diatas rata-rata saat berenang, menjadi atlet merupakan impianku saat kecil sebelum semuanya berantakan, dan mimpi buruk itu terjadi.
Aku menarik tubuhku naik, lalu keluar dari kolam.
Berenang seperti memadamkan api yang membara untukku.
Itu ampuh, saat marah melompatlah kedalam kolam renang, dan semua lebih baik.
Meraih baju yang tergeletak tak berdaya, baju yang 80% basah karena terciprat air yang keluar dari kolam saat aku melompat.
Aku berhenti diambang pintu saat melihat Anastasia turun dari tangga, dia terlihat kesal, terlihat dari bagaimana dia menghentak-hentakan kaki saat berjalan.
Nugroho berhasil mendidik Anastasia menjadi anak baik. Tiba-tiba perkataan Mommy teringat kembali.
Anak baik-baik.
Bukan, lebih tepatnya gadis kesayangan keluarga yang baik.
Anatasia, dia mungkin bisa diibaratkan maskot keluarga Nugroho, aku bisa membayangkan bagaimana setiap aspek hidup Nugroho berpusat padanya.
Kali ini aku bisa melihat bibir Anastasia bergerak-gerak, dia sedang menggerutu samar.
Baiklah, sepertinya ada sesuatu yang membuatnya kesal, Anastasia juga gadis yang mudah ditebak.
Aku melanjutkan langkahku, tersenyum samar saat melihat jelas wajah menggerutunya.
Lucu,
Wajah itu mengingatkanku pada kelinci yang sedang makan.
Dengan baju abu-abu kebesaran hampir sepahanya, bahu kiri yang terekspos dengan sengaja. Anastasia, dia terlihat Innocent dan attractive secara bersamaan.
Persekian detik ia berbalik,
Tangannya masih menganggam kaleng soda berwarna hijau, tubuhnya membeku.
Iris matanya coklat, hidung kecil mancung dan bibir ranum itu sedikit terbuka saat ia melihatku.
Anastasia, antara terkejut dan kagum, melihat hal itu membuatku tersenyum, Anastasia melihat keperutku yang terekspos dengan terang-terangan.
ā
ANASTASIA POV
Siapapun bunuh aku sekarang, lemparkan apa saja yang ada disekitarku, tak peduli garpu, sendok, piring, mangkok, pisau daging atau kitchen set sekalipun.
Eder berdiri setangah telanjang didepanku, dan basah kuyup.
Surga dunia, menampar wajahku keras-keras hingga membuat wajahku mati rasa.
Dan otot perutnya,
1
2
3
4
5
6
Sempurna, seakan ada suara jackpot dikepalaku.
Tanpa sadar aku menghitung roti sobek itu.
Apa yang bisa aku lakukan dengan wajah melongo dan mata birunya itu?
Aku ingin mengigit roti sobek itu!
Dan bagaimana bisa tuhan menciptakan setiap garis yang ada di tubuhnya dengan pahatan sempurna?
Sialan sempurna.
Tanganku mendadak gatal ingin, oh my..
Entah sejak kapan aku menjadi semesum ini.
Eder, dia pria yang sialan BREATHTAKING!!
"Awas Keselek nyamuk!" celetuknya kembali menampar wajahku, bukan hanya pesonanya kata-kata yang tak terduga darinya juga mencengangkan.
Ok, itu sedikit menghancurkan momen singkat imajinasi liarku.
Aneh saja melihat wajah Bule, perawakan tinggi gede, dan iris mata yang terang khas Bule tapi ngomongnya "keselek"
Keselek?
Seketika aku mengatup mulutku.
Eder cengegesan disebrangku, dan lagi-lagi aku terpaku. Dia kembali melangkah menjauh, mataku masih mengekori punggungnya yang berjalan menaiki tangga.
Dari pundak gagahnya hingga...
Aku menelan ludah, Bahkan bokongnya saja terlihat seksi.
Oh tuhan kutuklah aku, Hukum mataku yang tidak bisa berpaling dari malaikat indahmu.
Aku akan membuang setiap majalah pria yang ada di kamarku nanti,
Aku perlu merestart ulang fikiran kacauku dan mesumku ini!
ANASTASIA POVAku merasa seperti gadis buruk rupa yang mendadak menjadi pusat perhatian, karena dua cowok Bule dengan celana kolor yang males-malesan berjalan disampingku dengan wajahnya sialan mencolok dan berbeda. Bahkan dengan celana kolor yang mereka kenakan tidak mengurangi pesona mereka.Sejak kapan celana kolor terlihat keren dipakai untuk ke mall,Ibarat angsa berbaur dengan bebek. Entah bagaimana aku merasa seperti bebek yang salah berbaur dengan rombongan angsa yang cantik dan elegan,Aku melirik mereka malas, tapi tidak bisa berhenti melirik tingkah mereka. Entah sudah keberapa kalinya aku mencuri pandang kepada mereka berdua.Berjalan dengan tangan disaku,Celingak-celinguk,Dan yang paling menyebalkan, mereka masih mempesona dengan tampang melongonya.Sejak kapan tampang melongo gak tahu apa-apa begitu sedap dipandang.Sedangkan diriku, yang sudah mencoba untuk tampil mempesona terhempas jauh dengan outfit Celana kolor mereka. Eder dan Earl, mereka cocok menjadi model Ce
EDER POVAku bisa melihat bagaimana bentuk pulau Bali sebelum pesawatku mendarat,Ini kali pertama aku ke tempat ini. Dan perasaanku masih berantakan, Ya, aku belum pernah ke Indonesia, bukan berarti aku tidak punya uang tapi Indonesia salah satu negara yang membuatku berfikir dua kali untuk berkunjung setelah Korea Utara.Jangan bertanya kenapa, karena aku sudah cukup lelah mendikte alasannya.Aku melepas Safe Balt saat Pramugari sudah memberi isyarat jika pesawat sudah mendarat dengan aman di Bandara Ngurah Rai, Bali.Tersenyum Samar,Akhirnya aku menginjakkan kaki dengan percaya diri disini.Aku tidak akan mengelak, beberapa tahun yang lalu saat aku sudah bisa mengurus semuanya sendiri, aku sempat berfikir untuk datang kesini, tapi..Aku menaikan bahuku, lupakan saja, sekarang aku disini.Jangan membebani diri dengan pikiranmu sendiri, Ed.Mataku menangkap Earl yang merapihkan dirinya sebelum bangkit dari kursi pesawat yang ia duduki sejak dua jam perjalanan.Perang dingin, ini ma
AUTHOR POVAnastasia terlihat bahagia berlarian dipinggir pantai bersama Arcila, mereka berlarian menghindari ombak sambil sesekali tertawa menertawakan ekspresi lucu satu sama lain.Pantai, merupakan hal terfavorit untuk Anastasia. Dia memiliki angan-angan suatu hari nanti, akan menikah dibawah sinar bintang, dengan ditemani suara deburan ombak dan angin yang tak henti menerpa wajahnya. Impian seorang gadis akan pernikahan idamannya.Seketika gelak tawanya berhenti, saat melihat seseorang Anastasia membeku. Dia bahkan tidak menghindar saat ombak besar menerpa betisnya. Dari kejauhan bisa dilihat bagaimana ekspresi bahagia Anastasia sirna dalam sekejap, senyumnya perlahan menghilang saat ia melihat laki-laki yang pernah menjadi masa lalu gilanya.Laki-laki yang dulu dia fikir akan menikahinya,Laki-laki yang diharapkan mengwujudkan impiannya,Laki-laki yang menjadi alasan untuk setiap mimpi dimasa depannya,Nathan Erlangga.-ANASTASIA POV"Auntie."Panggilan Arcila mengejutkanku, Aku
EDER POVAku menghentikan langkahku saat melihat Anastasia berlari kecil kesana kemari ikut mengatur menata pesta makan malam antar keluarga nanti malam, sesekali dia berbicara pada pelayan seperti memberi intruksi.Sesuatu yang tidak pernah bisa aku lakukan, bersandiwara untuk terlihat baik-baik saja.Dengan gesitnya dia berlari kesana kemari, aku bisa melihat bahwa mendekorasi pesta ini membuatnya senang. Tapi entah kenapa aku kasihan melihatnya,Tak henti-hentinya dia tersenyum, dan berlari hingga tiba-tiba langkahnya berhenti.Anastasia mematung memeluk satu buket cukup besar berisi bunga Lily, membuatku mengerutkan kening karena keheran melihat keceriaannya menghilang persekian detik seperti tertiup angin. Aku berusaha mengikuti arah pandangnya, dan aku menangkap laki-laki bersama seorang perempuan berjalan bergandengan, berbincang ringan dan sesekali tertawa bersama.Nathan, dan entah siapa perempuan yang ada disampingnya.Aku kembali melihat kearah Anastasia, dia masih diposisi
EDER POVAku tidak terlalu suka berada dikeramaian, terlebih berada dilingkungan asing yang sama sekali tidak kukenal. Tapi saat ini aku tidak begitu merasa terbebani karena ada Anastasia yang dengan ringan memperkenalkanku dengan sanak saudaranya, membuatku bisa merasakan berada disebuah keluarga.Lebih tepatnya, keluarga besar.Anastasia memang benar seperti maskot keluarga Nugroho, dia peduli dan mengerti setiap keluarganya, Satu persatu.Mungkin, dia lebih paham bagaimana keluarganya dibandingkan dirinya sendiri."Itu namanya Bastian." Anastasia melambaikan tangannya saat laki-laki berjas hitam melambai lebih dulu kearahnya, "Dia baru selesai kuliah di Australia, padahal masuk kuliahnya barengan aku. Dulu waktu kecil dia gak seganteng itu, ingusan, gak mau pakai baju, gak tahu kenapa bisa secakep itu sekarang.""Lo sering kumpul-kumpul keluarga?" Tanyaku, masih memperhatikan satu persatu keluarga Anastasia yang super banyak itu.Jika aku Anastasia aku tidak yakin bisa mengingat ma
FLASHBACK"Sayang."Laki-laki tampan itu menoleh, dengan langkah cepat Anastasia mendekatinya lalu memeluknya dari belakang."Tunangan aku kok wangi banget, habis mandi ya?" Tanya Anastasia menghirup dalam kaos oblong putih yang dipakai laki-laki yang sudah bersamanya bertahun-tahun.Aroma favoritnya,"Kamu baru pulang? Gimana kuliahnya, kamu harus lulus tahun ini, emangnya kamu gak mau ikut Aku ke Landon buat nerusin kuliah Aku." Sahut laki-laki yang tak lain adalah Nathan, dia berbalik mengubah posisi memeluk gadisnya.Menghelus lembut rambut panjang gadis yang sangat berarti untuknya,"Iya, aku sudah berusaha keras kok, aku pasti Lulus tahun ini." sahut Anastasia dengan semangat,Nathan tersenyum, menghusap hidungnya dengan hidung Anastasia. "Jadi cuti dulu ya dari blog dan desain kamu. Om Nugroho gak akan bilang yes kalau kamu belum lulus.""Daddy pasti bilang yes buat aku, kamu gak perlu khawatir." sahut Anastasia, dia lebih mengenal Ayah-nya lebih daripada yang lain. Dia tau, ji
ANASTASIA POVRock bar, Ayana Resort, Bali.Aku masih menatap Eder yang dengan santainya duduk celingak-celinguk memperhatikan sekitar, aku masih tidak bisa percaya beberapa saat yang lalu dia menarikku pergi dari acara makan malam keluarga.Setiap kali mengingat hal itu jantungku masih berdegup kencang hingga sekarang.iPhone-ku kembali berbunyi, entah sudah keberapa kali Mbak Rini menghubungiku."Gak mau diangkat aja?" tanya Eder dengan santai sambil mengetuk-ngetuk meja dengan jamarinya, menikmati alunan DJ yang diputar. Seakan tidak ada beban.Apa-apaan itu?Apa dia tidak merasa bersalah?Liat dia baru saja membuat masalah tapi dia bisa sesantai ini dan pura-pura tidak terjadi apa-apa."Kamu sadar gak sih, kita habis ngapain."Aku benar-benar ingin memukul wajah sok bodohnya itu, pelanga-pelengo benar-benar tidak menyadari perbuatannya, "Memangnya apa?""Oh god.. Mr Eder, are you kidding me?" Aku berdiri dari tempat dudukku, sebal bukan main dengan tingkahnya."Ayo pulang!" sahutk
ANASTASIA POVAku membuka pintu mobil lalu menutupnya kembali dengan keras, mencoba untuk melampiaskan rasa kesal. Aku marah, dan merasa sangat bodoh, sekaligus malu.Mengepal tanganku erat. Aku ingin memukul sesuatu, mencabik apapun hingga tidak tersisa.Mencoba mengatakan pada dunia kalau aku tidak merasa baik-baik saja.Sulit merasa untuk baik-baik saja."Anastasia!" panggil seseorang yang ku tahu siapa,Aku mendengus, nafasku tidak teratur karena emosi yang tak terbendung. Aku hanya berdiri mematung beberapa langkah didepan villa tanpa berniat berbalik melihatnya.Beberapa lampu sudah padam menandakan bahwa pesta makan malam sudah selesai, hanya ada beberapa pekerja yang terlihat merapikan tatanan meja yang ada.Eder sialan!Tanpa sadar aku memakinya.Seseorang menarikku tanganku, merengkuhku erat.Dia adalah orang yang baru saja kumaki, aku tidak menyadari dia berjalan mendekatiku tadi.Aku berusaha mendorongnya tapi dia malah memelukku semakin erat. Berangsur-angsur amarah itu m
ANASTASIA POVSaat aku masih muda dulu aku sangat menginginkan putri kecil yang cantik, membayangkan memilki seorang anak perempuan itu sangat menyenangkan. Ramput panjangnya yang bisa aku ikat dengan berbagai model ikatan setiap kali anakku akan berangkat sekolah, pita dan ikat rambut warna warni terhias dengan sempurna diatas kepalanya, membayangkannya saja sudah membuat hatiku terasa hangat dengan perasaan bahagia.Aku ingin menggunakan dress warna atau model senada dengan anak perempuanku nanti, dan mendapatkan Adelaine dalam hidupku benar-benar seperti impian yang menjadi nyata. Tidak hanya itu, masih banyak hal lain yang ingin aku lakukan dengan Adelaine. Aku ingin mewujudkan impianku dulu, saat aku berharap memiliki seorang ibu diwaktu kecil.Sebelumnya hanya impian kosong seorang anak yang tidak memiliki ibu, impian yang tidak pernah bisa aku wujudkan. Tapi sekarang, aku memiliki Adelaine dan aku ingin ia menjadi anak yang istimewah dan selalu bahagia disetiap hembusan nafas
EDER POVSejak waktu yang lama aku berhenti bermimpi, aku tidak lagi memiliki keinginan lain selain sukses dalam karir. Aku berhenti memimpikan setiap hal mengenai keluarga, apapun itu, entah keluarga besarku yang kembali utuh atau aku yang memiliki keluarga kecilku sendiri.Aku bersikap egois untuk apapun yang aku sebut kesuksesan, aku menutup diri untuk apapun yang berkaitan tentang perasaan. Tapi itu yang membuatku semakin kesepian, dan itu menggerogotiku lebih dalam.Setelah aku menyerah pada setiap hal tentang keluarga, semesta malah memberikanku anggota baru dan memaksaku untuk menerima kenyataan jika aku akan memiliki Ayah sambung beserta saudara tiri yang tidak pernah kukenal sebelumnya.Seperti aku yang sudah menyerah akan keluarga, aku tidak dengan mudah menerima itu semua.Aku sempat marah tentu saja, itu tidak sesuai dengan apa yang kuharapkan tapi lagi-lagi tidak ada yang bisa aku lakukan selain menerimanya.Entah mulai dari mana, entah apa yang membuat semua keadaan beru
AUTHOR POVSarah melangkah dengan langkah lebar menghampiri Eder yang masih manahan tubuhnya di tembok, dia menendang kaki Eder membuat pria itu meringis bersamaan dengan tubuhnya yang terjatuh ke lantai. Air mata tidak henti-hentinya jatuh di pipi Sarah dalam lubuk hatinya melihat Eder seperti itu menyiksanya tapi mendengar apa yang Eder katakan sebelumnya membuat hatinya lebih terluka. Sarah menarik rambut Eder menyeretnya menuju pintu kamar dimana Anastasia berada. Eder berusaha menahan tubuhnya tapi saat Sarah menghentak rambutnya ia tidak kuasa melakukan apapun selain membiarkan dirinya dibawa Sarah dengan cara kasar.Sarah membuka pintu itu dengan kasar, langsung mengacungkan pistol yang ada ditangan kanannya pada Anastasia yang tersentak karena kedatangannya, "Aku benar-benar benci akhir yang bahagia.""Itu menyebalkan karena aku satu-satunya yang tidak bahagia, aku tidak akan membiarkan siapapun keluar dengan bahagia dari rumah ini." tambahnya sesekali terisak,Eder yang me
"Berdiri mencintai seseorang sendirian, itu bukan hal yang mudah."EDER POVAku menghembuskan nafas berat saat mendengar suara Sarah yang antusias. Perasaan menyangkal itu muncul, Benarkah sosok yang sangat aku kenal ini bisa menyakiti istriku?Dadaku langsung sesak saat menyadari Anastasia yang menghilang dan aku masih tidak tahu kondisinya sekarang, "Hallo." suaraku gemetar,"Kamu baik-baik saja Ed?" tanya Sarah, Bagaimana bisa baik-baik saja? Aku bingung dengan sikapmu yang biasa saja, aku bingung dengan nada suaramu yang seperti tidak ada masalah,Sarah jika kau bermain-main dengan Anastasia sekarang, itu berarti kau juga bermain-main dengan hidupku, Aku menarik nafasku, berusaha untuk bersikap normal dan tidak mencurigakan, bagaimana sikapku saat ini mungkin akan mempengaruhi keadaan Anastasia. Ya jika Anastasia benar-benar bersamanya, "Aku sedang tidak dalam keadaan baik-baik saja, apa aku bisa bertemu denganmu?"Jantungku berdegup kencang setelah mengatakan maksudku, Apa di
"Kamu tahu apa yang paling bahaya dari cinta, saat cinta tidak lagi tulus dan berubah menjadi ambisi untuk memiliki seutuhnya. Karena cinta tidak sesuci itu, dia bisa berbahaya jika dimiliki oleh orang yang salah." AUTHOR POVHari demi hari sudah Anastasia jalani, tidak ada semenit pun Anastasia tidak menangis. Ini sudah hari ke dua Anastasia dirumah ini, rumah yang hanya ia ketahui jika Sarah tinggal disini dengan beberapa orang yang tidak pernah Anastasia temui.Selama dua hari ini, Anastasia merasa hidupnya seperti didalam neraka. Berubah 180 derajat dan ia tidak pernah membayangkannya.Sarah datang untuk berdebat dan menyiksanya, entah berapa kali Sarah hampir membunuhnya.Sarah sangat senang bermain-main dengan Anastasia, seperti sengaja membuat Anastasia ketakutan dan memilih untuk mengakhiri hidupnya, bahkan saat Anastasia mengeluarkan darah karena perlakuan Sarah bukannya merasa bersalah Sarah malah tertawa terbahak-bahak merasa puas.Anastasia tidak tahu berapa lama lagi ia
AUTHOR POVAnastasia merasakan pusing yang amat sangat saat membuka matanya, hatinya mencelos seketika menyadari keberadaannya disebuah kamar yang sangat asing untuknya. Dimana aku? batinnya, Hatinya berdegup kencang, tangannya menyentuh perutnya cepat-cepat. Instingnya berkata untuk segera melindungi bayinya,Anastasia hampir melompat saat mendengar tuas pintu berbunyi, tubuhnya seketika membeku saat melihat Sarah masuk kedalam dengan dress bunga-bunga. Senyumannya membuat bulu kuduk Anastasia berdiri, Bagaimana bisa Sarah disini? Anastasia menyadari bahwa ada yang tidak beres disini.Dengan gerakkan lemah gemulai Sarah meletakkan tangannya didepan dada, masih dengan senyum yang menakutkan."Bagaimana tidurmu?" tanya Sarah masih dengan senyuman itu yang membuat nafas Anastasia tercekat."Aku-aku ada dimana?""Kau aman ditempatku." ujar Sarah,Bayangan terakhir kali menyadarkan Anastasia, ada seseorang yang menculiknya, "Apa-" Suara Anastasia bergetar, "Apa kamu menculikku?"Jujur sa
AUTHOR POVSudah seminggu semenjak Eder sampai di Amerika, ia tidak pernah pergi keluar dari Rumah Sakit tempat Hans dirawat.Selama seminggu itu juga Eder tidak melakukan apapun selain menjaga Hans, dia memilih untuk menginap dirumah sakit dibandingkan pulang ke rumah ataupun Mansion Ayah-nya.Eder tidak menangapi semua orang yang ingin menemuinya, bahkan dia mengutus sekretaris Ayah-nya untuk memberi tanggapan atau klarifikasi pada pers yang membuat perkemahan sendiri diarea rumah sakit untuk mendapatkan berita tentang Ayah-nya.Setelah selesai memberi informasi terbaru mengenai kondisi Hans, Sekretaris Hans datang berkunjung untuk memberikan laporan serta menemui Boss besar-nya dan Eder."Dimana jalang itu?" tanya Eder, dia mengingat Laura kekasih Ayah-nya yang tidak kunjung datang sejak ia sampai di Amerika dan menunggui Hans.Sekretaris Hans berdaham, "Tuan besar sudah tidak bersama dengan Laura sudah sejak lama."Eder yang awalnya tidak tertarik menoleh untuk melihat Pria yang u
ANASTASIA POVSemua anggota keluargaku berkumpul di ruang tamu apartemen, mereka semua tampak cemas tapi dari semua ekspresi mereka Eder-lah yang terlihat paling tegang, dia bahkan tidak menggubrisku saat aku berusaha menenangkannya dengan menghusap-husap jemarinya."Anastasia tidak bisa ikut denganku ke Amerika." Aku menoleh pada Eder yang duduk disampingku, Eder menarik nafasnya lalu kembali berkata, "Anastasia sedang hamil besar jadi akan beresiko jika ia berpergian jauh.""Apa?" Aku tersentak, cukup terkejut hingga aku tidak bisa berkata apa-apa."Earl, segera buat visa lo, gue cari penerbangan akhir malam ini, gue berangkat duluan." Eder bangkit dari posisinya, kali ini dia melihat kearah Tante Yuli dan Daddy bergantian, "Tolong jaga Anastasia selama aku tidak ada, aku akan kembali sebelum Anastasia melahirkan."Tante Yuli dan Daddy hanya tertegun melihat Eder, mereka bahkan tidak mengatakan apa-apa saat Eder pergi masuk ke kamar tidur kami.Earl bangkit dari posisinya, "Aku akan
AUTHOR POV Anastasia terbangun dari tidurnya, matanya mengerjap-ngerjap sebentar sebelum ia meraih ponselnya dinakas untuk melihat jam.Jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi, Anastasia menguap lalu bergerak bangkit dari posisinya.Eder telentang disampingnya, masih menggenakan jeans dan kaos yang ia kenakan semalam.Rasa bersalah memenuhi hati Anastasia, semalam dia dengan kejamnya meminta sesuatu yang mustahil, mana ada tukang ice cream rujak yang jual jam tiga dini hari. Anastasia menghusap rambut Eder sayang sebelum bangkit dari posisinya, dia benar-benar merasa bersalah.Kehamilannya sudah cukup tua hingga membuat Anastasia kesulitan berjalan, pinggangnya selalu terasa pegal, dan kakinya juga membengkak sejak bulan lalu saat kehamilannya menginjak bulan ke tujuh. Anastasia membuka pintu kulkasnya, alisnya bertautan saat melihat rujak dan es krim yang sudah sedikit meleleh dikuahnya. Senyuman mengembang diwajahnya, seakan tahu apa yang dilihat Mommy-nya perut Anastasia bergerak, "I