Setelah dia belum selesai berbicara, Yuni gugup dan segera memotong kata-katanya dan mengancam “kau berani!”
Andri berkata “jika kau tidak membantu, aku akan berani ..”
Yuni mendengar kata-kata itu, ia segera berjalan kearah Andri. Andri yang takut langsung mundur. Tanpa sengaja sikunya menyentuh sakelar semprotan wastafel. Air dari dalam keran menyemprot ke tubuh Yuni, dan menyemprot kea rah dada.
Yuni yang mengenakan kemeja sutra hari ini, bagian bawahnya mengenakan rok pinggul wana merah anggur.
Kemeja sutra itu awalnya tipis, jadi meneteskan air, dan bra merah muda di dadanya pun tercetak.
Melihat adegan ini, wajah Andri berubah menjadi pucat, tahu bahwa dia akan benar-benar tamat.
Dengan cepat ia langsung meminta maaf “Direktur Lin, aku sungguh tidak sengaja, aku …”
Sambil meminta maaf, dia berbalik dan mematikan
Toilet yang sempit itu, tiba-tiba menjadi hening, hanya terdengar napas dari Andri dan Yuni.Terdengar suara sepatu hak yang berjalan ke arah mereka, saat suara sepatu itu berhenti di depan pintu toilet perempuan, keduanya sangat gelisah, mereka takut orang yang di luar itu menemukan sesuatu.Saat itu, suara ketukan pintu tiba-tiba terdengar, lalu ada suara perempuan yang bertanya “apa ada orang di dalam?”Kata Yuni dengan buru-buru menjawabnya “ada orang.”Perempuan di depan pintu itu menunggu sejenak, lalu akhirnya berjalan meninggalkan toilet.Saat suara sepatu hak itu perlahan menjauh, baru keduanya merasa tenang, Yuni mendorong Andri lalu berkata “Cepat keluar!”Andri menempelkan badannya ke tubuh Yuni, setelah mengerahkan banyak tenaga, akhirnya pintu toilet itu dibukakan.Saat Andri berjalan kelu
Setelah mengatakan itu, puluhan wanita di sana tertawa dengan keras, Andri pun menjadi pusat perhatian selama pesta malam hari itu.“kalian sungguh menyebalkan!” kata Rossa sambil tersenyum manja.Andri baru duduk tidak lama, ia melihat Yuni yang mengenakan kemeja itu berjalan keluar dari toilet dan menuju ke arahnya, ia berada di sebelah Tommy, ia dengan wajah sendunyan melihat teman-teman lain yang sedang menonton hip-hop, hatinya sangat tidak enak.Selama ini, dia adalah seseorang yang paling mengagumkan di kelas, tidak di sangka setelah 10 tahun, ia yang tidak terdengar kabarnya telah meninggalkan jati dirinya.Ia mengangkat gelas teh lalu meminumnya, melihat Yuni berjalan ke arahnya, ia bertanya dengan lembut “Yuni, kamu dari mana saja?”Yuni menggunakan selembar tissue untuk mengelap sisa air di tangannya, lalu ia berbohong &ldquo
Saat Andri mengikutinya ke toilet, terdengar suara “Wek…”, Yuni muntah di dalam toilet. Karena itu toilet perempuan, Andri tidak bisa masuk, ia hanya bisa berdiri di depan pintu toilet ia lalu bertanya kepada Yuni dengan perhatian “Direktur Lin, kamu tidak apa-apakan?”Baru selesai bertanya, Yuni sudah muntah lagi, sepertinya banyak sekali.Tidak berapa lama, Yuni berjalan keluar dari dalam toilet, ia mencuci mukanya, lalun menjawab dengan datar “aku tidak apa-apa.”Andri tahu Yuni tidak boleh minum bir, saat minum bir bersama Direktur Zhang waktu itu, ia mabuk dan tidak sadarkan diri.Andri bertanya dengan penuh perhatian “Direktur Lin, kalau anda tidak bisa meminum bir, lebih baik jangan meminumnya.”Yuni mengangkat kepalanya, ia memalingkan kepala untuk melihat Andri lalu berkata dengan pasrah “aku juga tidak ingin s
Andri mengangkat lutut kanannya, lalu memukulkannya dengan kencang beberapa kali ke bagian dada laki-laki yang mabuk itu, laki-laki itu merasa paru-parunya terbelah.Seorang teman dari pemabuk yang sedang duduk di atas teman Tommy dan memukulinya tiba-tiba menoleh, Andri tanpa berfikir panjang menggunakan tangan si pemabuk untuk memukulkan botol bir itu dengan keras ke atas kepala seorang laki-laki yang mengenakan kaos oblong itu.“prangg..”, seketika botol bir itu terpecah, kepala laki-laki itu mengeluarkan darah.Andri tertawa “bukan urusanku, kamu lihat, dia yang memukulmu.”Laki-laki yang mengenakan kaos oblong itu mulai geram dan berdiri melawan, Andri berlindung di balik laki-laki pemabuk itu, lalu laki-laki itu di dorongnya hingga menubruk laki-laki yang mengenakan kaos oblong itu dan mereka berdua jatuh ke lantai.Saat dua orang laki-laki lain yang
Andri bersendawa lalu tertawa “ka…kak, langkahi aku dulu sebelum merebut pacarku.” “Dia adalah pacarmu?” kata lelaki berkepala botak itu terdiam, lalu melihat mereka berdua dengan curiga. Andri menganggukkan kepalanya “iya,kak” Lelaki berkepala botak itu mengangguk-anggukkan kepalanya seolah sedang berfikir, lalu ia memutari meja kecil di sebelah sofa, kemudian berjalan ke depan Andri dan mengamati kedua orang itu, lalu menggelengkan kepalanya “wajahmu sejelek ini, bagaimana mungkin perempuan ini bisa menyukaimu?” Andri menjelaskan “ka…kak, dia adalah….pacarku.” Lelaiki botak itu melihat Andri dengan tatapan curiga, lalu melempar pandangannya kepada yuni, “Dia adalah pacarmu?” Setelah Yuni mendengar hal itu, ia menjawabnya dengan pelan “iya, betul.” Lelaki berkepala botak itu seolah mengetahui isi hati Yuni, ia menggelengkan
Andri tidak menyangka Yuni akan keluar di saat seperti ini, awalnya masalah ini akan segera terselesaikan, sekarang lelaki botak itu malah mebalikkan serangan pada Yuni, masalah ini semakin merepotkan, kelihatannya lelaki botak itu bernapsu pada Yuni yang wajahnya bak bidadari, siapapun yang melihatnya pasti menyukainya.Andri tertawa “kak, dia tidak bisa minum bir.”Lelaki botak itu bersendawa lagi, melihat Yuni lalu berkata “tidak bisa juga tidak apa-apa, aku sendiri yang akan mengajarinya minum bir.”Andri tertawa sambil mencoba menarik Yuni ke belakangnya, “kak, aku akan menemanimu minum bir, sampai kakak puas!”Mendengar pernyataannya, lelaki berkepala botak itu memegang pundak Andri, lalu menarik lehernya masuk ke dalam ruang karaoke di sebelah mereka, saat kedua orang itu sampai di depan pintu, tiba-tiba lelaki berkepala botak itu berhenti lalu berkata kepad
Lelaki botak itu duduk kembali, ia menuangkan segelas bir lagi ke dalam gelasnya, ia menyeruput sedikit bir itu lalu mengangkat kepalanya dan melihat Andri juga Yuni masih belum bergerak di tempat tadi, ia mengerutkan alisnya lalu bertanya “kenapa? Masih harus di bantu oleh anak buahku?” Andri menolehkan kepalanya melihat Yuni, baru saja ia mau membuka mulutnya, Yuni yang sedang merasa malu itu tiba-tiba mengangkat tangannya lalu menampar Andri, ia berkata dengan emosi “ternyata kamu yang mencari semua orang di sini untuk berakting, kamu benar-benar tercela!” Setelah memarahinya, Yuni segera mendorong dua orang laki-laki yang menghalangi pintu ruangan itu, lalu ia keluar dari ruangan itu. Kedua laki-laki yang menjaga ruangan itu terdiam, tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Lelaki botak itu juga mengerutkan alisnya dan menyimpan gelas bir yang ada di tangannya lalu berdiri, ia bertanya “ad
Lelaki botak itu berkata pada Sisca dengan wajah suram “Bu Polisi, aku tidak bersalah! Akulah korbannya! Aku di pukul dengan botol bir oleh seseorang, aku disini sebagai pembela!”Sisca juga malas mendengar penjelasan lelaki botak itu, ia lalu langsung memberi perintah pada Paul yang ada di belakangnya “Paul, bawa mereka berdua ke kantor!”“Baik,kak!” kata Paul menganggukkan kepalanya.Saat Andri dan lelaki botak ini di bawa keluar ruangan dan berjalan di lorong, Rossa melihat mereka, saat ini melihat Andri di borgol, ia bergegas bertanya pada polisi wanita itu “Bu Polisi, ada apa ini ? mengapa kalian memborgol pacarku. Dia adalah korban!”Sisca memandang Rossa sekilas lalu bertanya “tadi kamu yang melapor ke polisi?”Rossa menganggukan kepalanya “iya,bu.”“apa yang terjadi barusan?&r
Setelah Yuni Lin diberi tahu oleh Andri Chen tentang ini, dia mulai kebingungan dan merasa bahwa orang ini sedang menjebaknya dan segera mengoreksi “Aku menyebut ini hukuman fisik!”Andri Chen tersenyum dan berkata,"Direktur Lin, cara kamu menghukum bawahan kamu benar-benar istimewa. Apakah kedepannya jika karyawan laki-laki perusahaan ini melakukan kesalahan, kamu akan menghukum mereka satu per satu seperti ini?”Yuni Lin tahu bahwa dia tidak bisa menang berdebat Andri Chen, dia tidak tahu dia makan apa sehingga dia bergitu pandai berdebat.Dia cuma bisa berkata dengan kesal “Lakukan apa yang harus kamu lakukan, jangan berdiri di sini dan menggangguku!”Andri Chen masih ingin lanjut berkata, dan Yuni Lin mendesaknya lagi"Enyah dari kantorku! Aku sedang sibuk.”Pada saat ini,
Yuni Lin melihat Andri Chen yang mengelus-elus pantatnya, dan berkata dengan kesal: Minggir!"Direktur Lin! Pantatku benar-benar sakit, kamu tidak tahu seberapa sakit tendangan bocah itu! Andri Chen membesar-besarkan, berharap mendapat simpati dari Yuni Lin.Meskipun Yuni Lin tidak tahu apakah Andri Chen benar-benar kesakitan, tidak pantas bagi pria dan wanita yang tidak punya hubungan berduaan, belum lagi dia meragukan bahwa Andri Chen bukan pria yang baik, karena dia sering berpikir yang aneh-aneh sepanjang hari.Jadi dia langsung melemparkan kantong es ke Andri Chen dan berkata"Pergi ke kamar mandi dan kompres sendiri!”Andri Chen berkata dengan susah payah “ Direktur Lin, bagaimana aku mengkompres lukaku di kamar mandi sendiri?”Yuni Lin tiba-tiba teringat pada Hendy Wang dan berkata,” Kalau begit
"Mengapa Kamu tidak menelepon polisi? “Andri Chen berkata dengan menyedihkan,” Direktur Lin! Di mana aku punya waktu untuk menelepon polisi pada waktu itu? Jika tidak dilakukan dengan baik, pisau akan memotong tubuhku. Untungnya, untung aku beruntung memiliki keahlian bela diri yang lumayan baik. Jika tidak, kamu tidak akan melihat aku hari ini.”Yuni Lin berkata lembut, “lain kali jika kamu menemukan masalah seperti ini, Lindungi diri kamu terlebih dahulu, bukan sepasang sepatu. Jika sepatu hilang masih bisa membelinya lagi, Jika sesuatu terjadi padamu, Aku akan menyesal.”Mendengar perkataan ini,Andri Chen berpikir dalam hatinya, apakah dia khawatir tentang dirinya sendiri?Yuni Lin mengambil sepatu bertumit tinggi di tangan Andri Chen dan memandangnya. Dia menemukan bahwa tidak ada kerusakan dalam sepatu bertumit tinggi. Ini adalah kontribusi dari Andri
Andri Chen mencium bibir Rossa Du langsung di depan John Jiang.Tidak hanya John Jiang terkejut, tetapi Rossa Du sendiri menjadi bingung beberapa saat. Dia tidak mengira bahwa Andri Chen akan mencium dirinya pada saat ini, tetapi juga didepan wajah John Jiang.Setelah ciuman,Andri Chen juga sengaja berkata kepada John Jiang,"Apakah kamu tahu apa hubungan kita sekarang?John Jiang tidak kembali ke pikirannya untuk waktu yang lama. Andri Chen mencium orang pujaan hatinya secara tak terduga. Intinya bukan di sini.Apa yang membuat John Jiang sangat marah adalah bahwa Rossa Du tidak keberatan akan hal itu. Apakah mereka benar bersama-sama?Ketika Andri Chen melihat bahwa John Jiang masih terpana oleh hal itu, ia berpaling ke Rossa Du dan berkata dengan lembut, “Rossa Du, aku naik dulu.”
Andri Chen tahu bahwa Rossa Du adalah orang yang baik. Setelah berpikir tentang hal itu, ia mengatakan kebenaran "aku kehilangan ingatanku dan tidak tahu apa yang telah terjadi sebelumnya. Ketika aku terbangun,aku berada di kota Nanjing dan sedang duduk di sebuah bus. Aku tidak tahu apa yang terjadi dan Aku tidak dapat mengingatnya sama sekali.Mendengar hal ini,Rossa Du memalingkan kepalanya dan melihat Andri Chen. Dia sangat terkejut dan peduli, "Apakah kamu sudah pergi untuk melihat seorang dokter? "Andri Chen mengangguk "Sudah, kata dokter, Aku mengalami Amnesia selektif, hanya bisa mengandalkan pemulihan sendiri cepat atau lambat, atau pergi untuk melihat spesialis otak, mungkin dapat disembuhkan, tapi aku tahu dalam hatiku, probabilitas ini sangat rendah, apalagi kondisiku sekarang yang sedang miskin. ""Butuh berapa banyak uang? " Rossa Du mencoba bertanya.
Ketika Andri Chen berhenti mendengarkan,Sisca Mi datang dan berkata, "beri aku nomor ponsel kamu. Aku akan menelepon kamu di malam hari."Andri Chen mengambil ponsel Sisca Mi,mengetik nomor ponsel sendiri, dan menghubungi nomor itu, dalam beberapa detik, telepon seluler Andri chen berdering."Aku pergi dulu. " Andri Chen melambai ke Sisca Mi dan meninggalkan toilet.Ketika ia berjalan kembali ke Grand CT Mall, ia tidak melihat Rossa Du dan mengeluarkan telepon selularnya dan memanggilnya.Pihak lain dengan cepat terhubung, dan Andri Chen cemas bertanya di telepon, "Rossa Du! Kamu di mana? Aku sedang berada di gerbang Grand CT Mall.""Aku di belakangmu. " mendengar ini, Andri Chen menoleh ke belakang dan melihat Rossa Du.Dia datang dengan cepat,melihat seluruh tubuh Andri Chen
Sisca Mi tahu bahwa ibunya lebih sulit daripada Direktur kepala. Jika dia tidak pergi ke kencan buta, dia akan memaksa dia untuk keluar dari pekerjaannya sebagai seorang polisi dan membuatnya tidak akan menjadi seorang polisi selama sisa hidupnya.Tapi keinginan seumur hidup Sisca Mi adalah untuk menjadi seorang polisi yang baik, untuk menghilangkan kekerasan dan untuk melayani rakyat."Baiklah, aku sudah tahu. " Sisca Mi harus taat.Baru menutup telepon, ponsel Andri Chen berdering, ia sedang menahan rasa sakit, melihat ke bawah, layar ponsel menunjukkan dua kata dingin yaitu DirekturLin.Dia terkejut dan bergumam,"Selesailah sudah, berakhirlah sudah."Tapi dia masih menjawab telepon "Halo! Direktur Lin!"Baru setelah telepon terhubung, Yuni Lin meraung di telepon "Andri Chen! Apakah kamu pergi ke Amerika? Aku
"Petugas! Tidak mungkin ? "pria itu tampak dengan ekspresi pahit.Andri Chen mengambil kesempatan untuk mengancam, "jika kamu tidak mengambilnya, aku akan memberitahu bahwa kamu telah menyabotase TKP dengan sengaja. Kamu akan dipenjara.Ketika pria mendengarkan, wajahnya berubah putih dan ia gemetar,"petugas, Anda...Apakah Kamu bercanda?".Andri Chen mengatakan dengan ekspresi kusam, "Apakah aku kelihatan sedang bercanda? Orang itu harus setuju, bahwa ia akan lebih suka bau daripada dipenjara.Siapa yang memanggilnya begitu tidak beruntung! Apa yang terjadi selanjutnya, bahwa gambar terlalu indah untuk dilihat secara langsung.Penjabaran dari 10000 kata dihilangkan di sini.....Pria itu mengambil pistol polisi Sisca Mi dan dicuci dengan air. Dia meletakkannya di lantai di depan Sisca Mi.&nb
Andri Chen membentakan ibu jarinya kepada Sisca Mi dengan rokok di mulutnya dan berkata, "tidak masalah! "Dia mengambil Rokok di mulutnya dan berpaling untuk melihat ruangan besar di belakangnya. Dia ingat bahwa pistol baru saja terbang ke kamar besar kedua, jadi dia pergi dengan rokok di mulutnya.Ketika dia membuka pintu toilet kedua,tidak ada seorang pun di dalamnya, tetapi tidak ada bayangan pistol."hah! dimana pistolnya ? Dia membisikkan dan segera mencarinya di pintu samping kedua.Setelah mencari beberapa saat, masih belum menemukannya, berpikir apakah dirinya telah salah mengingat.Jadi dia keluar dari ruangan besar dan berpaling kepada Sisca Mi disebelah jendela. "Kucing Liar,apakah pistol terlempar ke sini?"Ketika Sisca Mi mendengar panggilan dari An