Lelaki botak itu berkata pada Sisca dengan wajah suram “Bu Polisi, aku tidak bersalah! Akulah korbannya! Aku di pukul dengan botol bir oleh seseorang, aku disini sebagai pembela!”
Sisca juga malas mendengar penjelasan lelaki botak itu, ia lalu langsung memberi perintah pada Paul yang ada di belakangnya “Paul, bawa mereka berdua ke kantor!”
“Baik,kak!” kata Paul menganggukkan kepalanya.
Saat Andri dan lelaki botak ini di bawa keluar ruangan dan berjalan di lorong, Rossa melihat mereka, saat ini melihat Andri di borgol, ia bergegas bertanya pada polisi wanita itu “Bu Polisi, ada apa ini ? mengapa kalian memborgol pacarku. Dia adalah korban!”
Sisca memandang Rossa sekilas lalu bertanya “tadi kamu yang melapor ke polisi?”
Rossa menganggukan kepalanya “iya,bu.”
“apa yang terjadi barusan?&r
Andri tahu dirinya sedang dalam masalah, ia tidak tahu harus menendang ke arah mana, tapi yang terkena malah bagian dada.Sisca dengan emosi mencoba berdiri lalu menggertak giginya dan berkata “berengsek, ternyata kamu berani menyerang polisi, aku lihat memang dirimu tidak sabaran.”Baru saja Andri ingin menjelaskan, tapi sudah tidak ada kesempatan, Sisca mengambil tongkat itu lalu bersiap memukulkannya ke kepala Andri.“Aduh! Benar-benar mau memukul!” kata Andri yang duduk di atas kursi, ia segera mengangkat kedua tangannya, saat tongkat itu mengarah memukul dirinya, ia berhasil menangkisnya dengan kedua borgol yang ada di tangannya.Tapi saat itu, tiba-tiba Sisca mengangkat kaki kanannya dan menendang bagian dada Andri dengan sekuat tenaga.Seketika, Andri beserta kursi yang didudukinya terpental sejauh kurang lebih dua meter, hingga berguling di lan
Sisca masih terus berusaha, tapi itu tidak ada gunanya, ia kelelahan sampai napasnya seperti seekor sapi, ia lalu menatap Andri, dan memerintahnya “Lepaskan aku! Kalau tidak aku ta akan memaafkanmu!”Setelah selesai mengatakan itu, Sisca membenturkan kepalanya dengan kepala Andri dengan keras, Andri pun kesakitan.Andri menghela napas lewat mulutnya, ia melihat Sisca yang ada di bawahnya lalumemperingatkannya “Kucing Liar, berani sekali lagi kamu membenturku, percaya atau tidak aku akan …”Belum selesai Andri bicara, Sisca sudah terkejut melihat muka Andri yang terus mendekati wajahnya.“apa yang akan kamu lakukan?” Tanya Sisca yang merasa tidak aman.Bibir Andri perlahan mendekati pipi Sisca, ia lalu tertawa dengan nakal “Kamu tebak aku akan melakukan apa?”“kamu…kamu berani…” m
Setelah Andri menggunakan handphonenya untuk mengambil gambar, ia langsung menggunakan wifii gratis milik kantor polisi untuk masuk dalam akun emailnya, ia lalu mengunggah foto-foto yang telah dipotretnya itu ke email miliknya.“brengsek! Tidak waras! Aku akan membunuhmu!” kata Sisca yang tergeletak dengan posisi miring di lantai, ia tidak hentinya memarahi Andri.Tentu saja, Andri tidak terlalu memperdulikannya, ia masih duduk di sebelah Sisca dan memainkan handphonenya.Setelah selesai melakukan semuanya, Andri menyimpan handphonenya, ia mengangkat kepalanya dan tertawa pada Sisca “Bu Polisi, kamu sangat cocok di foto.”“brengsek! Tercela …” kata Sisca dengan tidak hentinya memarahi Andri.Andri yang mendengarnya sudah muak, ia menggunakan jari telunjuk untuk mengorek lubang telinganya, lalu ia menggunakan ibu jari untuk membuang kotor
Mendengar perkataan Andri, lelaki paruh baya itu mengerutkan alisnya, ia menatap Andri dengan penasaran, ia lalu bertanya “Siapa kamu?” Andri berkata “Lapor komandan, aku adalah seorang kriminal….” Baru selesai ia mengatakan itu, ia langsung menyadari perkataannya salah, ia lalu segera menambahkan “aku adalah orang biasa yang tidak bersalah, tetapi ditangkap dan dibawa ke tempat ini oleh ibu polisi ini.” Saat Sisca mendengarnya, ia menatap Andri dengan sinis, ingin rasanya Sisca membunuh Andri. Seketika lelaki paruh baya itu melihat pada Sisca lalu bertanya dengan serius “Sisca, ada apa ini?” Sisca langsung memberikan penjelasan “pak, dengarkan penjelasanku, dia aku bawa dari tempat karaoke, dia melakukan perlawanan, dan juga melakukan percobaan pelecehan seksual terhadap staff kepolisian…” Belum selesai ia bicara, Andri langsung me
Lelaki paruh baya itu tidak menyangka keponakan perempuannya semakin berani, meskipun ayah dan ibunya memaksanya untuk menikah, tapi tidak bisa buru-buru seperti ini juga! Ia benar-benar tidak mengerti dunia anak muda jaman sekarang.Ia terkejut melihat Sisca, lalu menenangkan dirinya dan berkata “Sisca, masalah ini akan kuberitahukan pada ayah dan ibumu, agar mereka tidak terlalu khawatir terhadapmu.”Saat itu, Andri segera berkata kepada kepala polisi “Pak, sekarang sudah terlalu malam, aku harus pulang, besok aku akan bekerja!”Lelaki paruh baya itu menganggukan kepalanya, ia langsung memberi perintah pada Paul “Paul, ia tidak perlu mengurus prosedur lagi.”Setelahnya, lelaki paruh baya itu mengangkat sikunya dan melihat ke arah jam tangan yang dipakainya, ia melihat jam sudah hampir menunjukkan pukul 11 malam, ia lalu segera berbalik badan ke arah Sisca dan ber
Andri tidak bisa berkata apa-apa lagi “mau bagaimana lagi, siapa suruh dia memanggilku tidak berguna, aku hanya bisa mengandalkan hasil pekerjaanku untuk membuktikannya bahwa aku tidak seperti itu.” Rossa tahu bahwa Jhon marah, ia tahu Jhon adalah orang yang seperti apa, ia sangat rendahan, karena itu saat Jhon berusaha mati-matian mendapatkan hati Rossa, ia tidak pernah menerima Jhon, ini juga salah satu sikap Jhon yang di benci Rossa, mereka hanya bisa menjadi rekan kerja, bahkan menjadi teman yang memiliki hubungan lebih dalam pun tidak mungkin. Tiba-tiba Rossa berjanji pada Andri “kamu tenang saja! Tugas 200ribu dollar itu, aku akan membantumu mencarikan ide.” Saat mereka masih mengobrol, tiba-tiba taksi itu berhenti, supir taksi menolehkan kepalanya lalu berkata “sudah sampai.” Andri berinisiatif membayar lalu turun dari taksi. Rossa yang berdiri di depan pintun ap
Andri berdiri di bawah atap took dan melihat pesan teks yang dikirim oleh Rossa. Dia menatap gedung apartemen, dalam hatinya berpikir, Rossa pasti berdiri di depan jendela dan melihat dirinya. Jika tidak, bagaimana mungkin dia tahu kalau dirinya belum meninggalkan apartemen?Dia juga mengerti arti dari pesan teks Rossa. Jika ia tinggal di rumahnya selama satu malam, pasti akan terjadi sesuatu. Namun, berpikir bahwa ada wanita cantik yang akan menjemputnya ia harus mengirim pesan singkat kembali ke Rossa.“aku menelpon temanku, dia sedang berkendara di jalan.”Setelah mengirim pesan singkat ini, Rossa membalas dengan segera.“Baiklah! Biarkan temanmu berkendara perlahan. Hujan terlalu lebat. Jaga keselamatan dirimu.”“iyah, aku tahu. Ini sudah larut, istirahatlah. Besok masih harus pergi bekerja!” Andri dengan cepat membalas.
Andri memegang lengannya yang kaku beku, gemetar dan bertanya “kamu…mengapa kamu di sini ?” Rossa mengenakan separu bertumit tinggi dan menutupi kepala Rossa dengan payung. Dia bertanya dengan ragu “temanmu masih belum datang?” Andri dengan jujur berkata, “dia sementara sibuk memiliki sesuatu urusan untuk di selesaikan. Dia tidak bisa datang.” Rossa menatap langit malam yang gelap dan berbalik ke Andri, yang berdiri di sampingnya. Dia berkata lembut “sekarang sudah larut, tidak aka nada taksi yang lewat di sini. Kamu dapat tinggal di rumahku untuk satu malam, jika tidak kamu akan sakit besok, dan akan menunda pekerjaanmu. Dalam keputusasaan, Andri mengangguk dengan setuju, dan tidak bisa menahan untuk bersin. Dengan begini, Rossa dengan memayungi Andri masuk ke apartemen, dan kembali ke rumah Rossa lagi. Segera setelah ia memasuki ruangan, Andri m
Setelah Yuni Lin diberi tahu oleh Andri Chen tentang ini, dia mulai kebingungan dan merasa bahwa orang ini sedang menjebaknya dan segera mengoreksi “Aku menyebut ini hukuman fisik!”Andri Chen tersenyum dan berkata,"Direktur Lin, cara kamu menghukum bawahan kamu benar-benar istimewa. Apakah kedepannya jika karyawan laki-laki perusahaan ini melakukan kesalahan, kamu akan menghukum mereka satu per satu seperti ini?”Yuni Lin tahu bahwa dia tidak bisa menang berdebat Andri Chen, dia tidak tahu dia makan apa sehingga dia bergitu pandai berdebat.Dia cuma bisa berkata dengan kesal “Lakukan apa yang harus kamu lakukan, jangan berdiri di sini dan menggangguku!”Andri Chen masih ingin lanjut berkata, dan Yuni Lin mendesaknya lagi"Enyah dari kantorku! Aku sedang sibuk.”Pada saat ini,
Yuni Lin melihat Andri Chen yang mengelus-elus pantatnya, dan berkata dengan kesal: Minggir!"Direktur Lin! Pantatku benar-benar sakit, kamu tidak tahu seberapa sakit tendangan bocah itu! Andri Chen membesar-besarkan, berharap mendapat simpati dari Yuni Lin.Meskipun Yuni Lin tidak tahu apakah Andri Chen benar-benar kesakitan, tidak pantas bagi pria dan wanita yang tidak punya hubungan berduaan, belum lagi dia meragukan bahwa Andri Chen bukan pria yang baik, karena dia sering berpikir yang aneh-aneh sepanjang hari.Jadi dia langsung melemparkan kantong es ke Andri Chen dan berkata"Pergi ke kamar mandi dan kompres sendiri!”Andri Chen berkata dengan susah payah “ Direktur Lin, bagaimana aku mengkompres lukaku di kamar mandi sendiri?”Yuni Lin tiba-tiba teringat pada Hendy Wang dan berkata,” Kalau begit
"Mengapa Kamu tidak menelepon polisi? “Andri Chen berkata dengan menyedihkan,” Direktur Lin! Di mana aku punya waktu untuk menelepon polisi pada waktu itu? Jika tidak dilakukan dengan baik, pisau akan memotong tubuhku. Untungnya, untung aku beruntung memiliki keahlian bela diri yang lumayan baik. Jika tidak, kamu tidak akan melihat aku hari ini.”Yuni Lin berkata lembut, “lain kali jika kamu menemukan masalah seperti ini, Lindungi diri kamu terlebih dahulu, bukan sepasang sepatu. Jika sepatu hilang masih bisa membelinya lagi, Jika sesuatu terjadi padamu, Aku akan menyesal.”Mendengar perkataan ini,Andri Chen berpikir dalam hatinya, apakah dia khawatir tentang dirinya sendiri?Yuni Lin mengambil sepatu bertumit tinggi di tangan Andri Chen dan memandangnya. Dia menemukan bahwa tidak ada kerusakan dalam sepatu bertumit tinggi. Ini adalah kontribusi dari Andri
Andri Chen mencium bibir Rossa Du langsung di depan John Jiang.Tidak hanya John Jiang terkejut, tetapi Rossa Du sendiri menjadi bingung beberapa saat. Dia tidak mengira bahwa Andri Chen akan mencium dirinya pada saat ini, tetapi juga didepan wajah John Jiang.Setelah ciuman,Andri Chen juga sengaja berkata kepada John Jiang,"Apakah kamu tahu apa hubungan kita sekarang?John Jiang tidak kembali ke pikirannya untuk waktu yang lama. Andri Chen mencium orang pujaan hatinya secara tak terduga. Intinya bukan di sini.Apa yang membuat John Jiang sangat marah adalah bahwa Rossa Du tidak keberatan akan hal itu. Apakah mereka benar bersama-sama?Ketika Andri Chen melihat bahwa John Jiang masih terpana oleh hal itu, ia berpaling ke Rossa Du dan berkata dengan lembut, “Rossa Du, aku naik dulu.”
Andri Chen tahu bahwa Rossa Du adalah orang yang baik. Setelah berpikir tentang hal itu, ia mengatakan kebenaran "aku kehilangan ingatanku dan tidak tahu apa yang telah terjadi sebelumnya. Ketika aku terbangun,aku berada di kota Nanjing dan sedang duduk di sebuah bus. Aku tidak tahu apa yang terjadi dan Aku tidak dapat mengingatnya sama sekali.Mendengar hal ini,Rossa Du memalingkan kepalanya dan melihat Andri Chen. Dia sangat terkejut dan peduli, "Apakah kamu sudah pergi untuk melihat seorang dokter? "Andri Chen mengangguk "Sudah, kata dokter, Aku mengalami Amnesia selektif, hanya bisa mengandalkan pemulihan sendiri cepat atau lambat, atau pergi untuk melihat spesialis otak, mungkin dapat disembuhkan, tapi aku tahu dalam hatiku, probabilitas ini sangat rendah, apalagi kondisiku sekarang yang sedang miskin. ""Butuh berapa banyak uang? " Rossa Du mencoba bertanya.
Ketika Andri Chen berhenti mendengarkan,Sisca Mi datang dan berkata, "beri aku nomor ponsel kamu. Aku akan menelepon kamu di malam hari."Andri Chen mengambil ponsel Sisca Mi,mengetik nomor ponsel sendiri, dan menghubungi nomor itu, dalam beberapa detik, telepon seluler Andri chen berdering."Aku pergi dulu. " Andri Chen melambai ke Sisca Mi dan meninggalkan toilet.Ketika ia berjalan kembali ke Grand CT Mall, ia tidak melihat Rossa Du dan mengeluarkan telepon selularnya dan memanggilnya.Pihak lain dengan cepat terhubung, dan Andri Chen cemas bertanya di telepon, "Rossa Du! Kamu di mana? Aku sedang berada di gerbang Grand CT Mall.""Aku di belakangmu. " mendengar ini, Andri Chen menoleh ke belakang dan melihat Rossa Du.Dia datang dengan cepat,melihat seluruh tubuh Andri Chen
Sisca Mi tahu bahwa ibunya lebih sulit daripada Direktur kepala. Jika dia tidak pergi ke kencan buta, dia akan memaksa dia untuk keluar dari pekerjaannya sebagai seorang polisi dan membuatnya tidak akan menjadi seorang polisi selama sisa hidupnya.Tapi keinginan seumur hidup Sisca Mi adalah untuk menjadi seorang polisi yang baik, untuk menghilangkan kekerasan dan untuk melayani rakyat."Baiklah, aku sudah tahu. " Sisca Mi harus taat.Baru menutup telepon, ponsel Andri Chen berdering, ia sedang menahan rasa sakit, melihat ke bawah, layar ponsel menunjukkan dua kata dingin yaitu DirekturLin.Dia terkejut dan bergumam,"Selesailah sudah, berakhirlah sudah."Tapi dia masih menjawab telepon "Halo! Direktur Lin!"Baru setelah telepon terhubung, Yuni Lin meraung di telepon "Andri Chen! Apakah kamu pergi ke Amerika? Aku
"Petugas! Tidak mungkin ? "pria itu tampak dengan ekspresi pahit.Andri Chen mengambil kesempatan untuk mengancam, "jika kamu tidak mengambilnya, aku akan memberitahu bahwa kamu telah menyabotase TKP dengan sengaja. Kamu akan dipenjara.Ketika pria mendengarkan, wajahnya berubah putih dan ia gemetar,"petugas, Anda...Apakah Kamu bercanda?".Andri Chen mengatakan dengan ekspresi kusam, "Apakah aku kelihatan sedang bercanda? Orang itu harus setuju, bahwa ia akan lebih suka bau daripada dipenjara.Siapa yang memanggilnya begitu tidak beruntung! Apa yang terjadi selanjutnya, bahwa gambar terlalu indah untuk dilihat secara langsung.Penjabaran dari 10000 kata dihilangkan di sini.....Pria itu mengambil pistol polisi Sisca Mi dan dicuci dengan air. Dia meletakkannya di lantai di depan Sisca Mi.&nb
Andri Chen membentakan ibu jarinya kepada Sisca Mi dengan rokok di mulutnya dan berkata, "tidak masalah! "Dia mengambil Rokok di mulutnya dan berpaling untuk melihat ruangan besar di belakangnya. Dia ingat bahwa pistol baru saja terbang ke kamar besar kedua, jadi dia pergi dengan rokok di mulutnya.Ketika dia membuka pintu toilet kedua,tidak ada seorang pun di dalamnya, tetapi tidak ada bayangan pistol."hah! dimana pistolnya ? Dia membisikkan dan segera mencarinya di pintu samping kedua.Setelah mencari beberapa saat, masih belum menemukannya, berpikir apakah dirinya telah salah mengingat.Jadi dia keluar dari ruangan besar dan berpaling kepada Sisca Mi disebelah jendela. "Kucing Liar,apakah pistol terlempar ke sini?"Ketika Sisca Mi mendengar panggilan dari An