Terus terang, lekuk tubuh Rossa sangat mempesona, Andri hanya bisa melirik bagian tertentu, langsung berdiri, tidak sabar untuk segera bergegas ke kamar, meletakkan Rossa di bawah tubuhnya, menyiksanya ribuan kali.
Tapi alasan memberi tahu Andri, wanita cantik, tapi seringkali wanita cantik bagaikan mawar yang berduri, jika di perlakukan dengan tidak baik, maka tangan akan terluka dan akan muncul penyesalan.
Memikirkan hal ini, Andri mencoba menahan diri dan mengalihkan pandangannya dari kamar tidur ke TV di ruang tamu.
Dia menyalakan TV dengan remote, hanya acara yang emotional yang di mainkan di layar TV. Napas yang berat dari seorang pria dan suara terengah-engah dari perempuan, membuat Andri sedikit tidak bisa menahan diri.
Tiba-tiba, ia dengan cepat mengganti saluran TV, stasiun TV lain sedang menayangkan film perang. Satu per satu, penjajah-penjajah itu di bantai secara tragis oleh tent
Andri kembali melirik kebelakang dan berkata dengan jujur “Cantik” “Benarkah?” Tanya Rossa tidak percaya. Andri mengangguk lagi dan berkata “Sungguh.” Setelah mendengar ini, Rossa bahkan lebih tersenyum dan berkata, “aku percaya kau mengatakan yang sebenarnya.” Andri menyadari bahwa Rossa menyukai rok yang indah. Tentu saja, pakaian yang indah paling cocok untuknya. Namun, dia berbeda dari Yuni Lin. Yuni Lin lebih elegan dan lebih sesuai dengan tempramennya yang elegan. Melihat Rossa yang mempesona, Andri tidak mengerti, dia terlihat sangat cantik, bagaimana mungkin dia tidak punya pacar. Jadi, dia bertanya “mengapa kamu tidak menyinggung tentang pacar ?” Rossa tersenyum dan berkata “kamu kira berbicara tentang pacar sama seperti membeli barang. Ingin membahas langsung bisa dibahas.” Andri menebak “kam
Andri merasa nyaman berbaring di ranjang besar lembut Rossa. Dia memikirkan gerakan apa yang akan dilakukan ke Rossa, dia sudah mengaturnya. Dia menunggu beberapa menit di kamar, Rossa juga belum muncul, Hatiku bertanya-tanya, apa yang wanita itu lakukan? Baru saja memikirkan hal ini, sosok Rossa tiba-tiba muncul di pintu kamar tepat pada waktunya, dan berkata dengan wajah gelisah “kak, kacau, suamiku kembali.” Ketika mendengar kata “suami”, Andri langsung berdiri dari tempat tidur dan berkata “bukannya kau bilang bahwa kau belum punya pacar ? bagaimana bisa sekarang tiba-tiba keluar kata suami?” Saat berbicara, “adik kecil”nya pun menciut. Dia melirik-lirik ke kamar, akhirnya menaruh harapannya di lemari yang ada di dalam kamar tidur. Hanya di tempat ini ia dapat bersembunyi. Jika ketahuan, dia akan di cap menjadi perebut istri orang. Kuncinya, p
Andri tersenyum dan memperkenalkan dirinya “Selamat malam semuanya, nama saya Andri.” Baru saja ia mengeluarkan suaranya, seorang pria jangkung baru saja keluar dari kamar mandi menuju hall, ia mengenakan jas, ketika dia melihat Rossa, dia langsung datang dan menyapa dengan lembut “Rossa!” Suara pria itu baru saja dimulai, dan sekelompok wanita mulai berkata. “pria setia itu datang.” Rossa tersenyum pada pria itu dan berkata “Hallo, Tommy Sun!” Mendengar nama “Tommy Sun”, Andri tertegun sejenak dan langsung mengarahkan pandangannya ke pria itu. Dia merasa bahwa suara pria itu begitu akrab. Pria itu bertanya dengan sangat lembut “Rossa, kapan kamu tiba?” Rossa tersenyum dan berkata, “baru saja tiba!” Setelah itu, dia berinisiatif memperkenalkan pria ini “ini pacarku, Andri.” Setelah mendengarkan
Teman sekelas lain yang duduk di dekatnya mendengar Andri mengemudikan pesawat, mereka sangat bersemangat. “Wow! Apakah kau adalah seorang pilot?” “Dia ternyata adalah pilot …” “Terlalu Tampan…” Sekelompok wanita menatap Andri dan mereka terkejut, mereka tidak pernah menyangka Rossa akan menemukan pacar pilot, dan membuat iri wanita-wanita ini. Namun, mendengarkan Andri mengatakan itu, Rossa terkejut, tetapi ketika dia melihat kecemburuan siswa perempuan lainnya, dia tidak enak membuka kebohongan ini. Lagi pula, tidak ada yang tahu apa yang sebenarnya di lakukan Andri. Biarkan dia memainkan pertunjukan, memberi dirinya sendiri muka agar tidak kehilangan muka di depan Tommy. Tentu saja, pekerjaan Andri, Yuni tahu sampai ke akar-akar. Namun, dia tidak mengeksposnya, karna dengan membongkarnya juga tidak ada untungnya baginya.
Setelah dia belum selesai berbicara, Yuni gugup dan segera memotong kata-katanya dan mengancam “kau berani!” Andri berkata “jika kau tidak membantu, aku akan berani ..” Yuni mendengar kata-kata itu, ia segera berjalan kearah Andri. Andri yang takut langsung mundur. Tanpa sengaja sikunya menyentuh sakelar semprotan wastafel. Air dari dalam keran menyemprot ke tubuh Yuni, dan menyemprot kea rah dada. Yuni yang mengenakan kemeja sutra hari ini, bagian bawahnya mengenakan rok pinggul wana merah anggur. Kemeja sutra itu awalnya tipis, jadi meneteskan air, dan bra merah muda di dadanya pun tercetak. Melihat adegan ini, wajah Andri berubah menjadi pucat, tahu bahwa dia akan benar-benar tamat. Dengan cepat ia langsung meminta maaf “Direktur Lin, aku sungguh tidak sengaja, aku …” Sambil meminta maaf, dia berbalik dan mematikan
Toilet yang sempit itu, tiba-tiba menjadi hening, hanya terdengar napas dari Andri dan Yuni.Terdengar suara sepatu hak yang berjalan ke arah mereka, saat suara sepatu itu berhenti di depan pintu toilet perempuan, keduanya sangat gelisah, mereka takut orang yang di luar itu menemukan sesuatu.Saat itu, suara ketukan pintu tiba-tiba terdengar, lalu ada suara perempuan yang bertanya “apa ada orang di dalam?”Kata Yuni dengan buru-buru menjawabnya “ada orang.”Perempuan di depan pintu itu menunggu sejenak, lalu akhirnya berjalan meninggalkan toilet.Saat suara sepatu hak itu perlahan menjauh, baru keduanya merasa tenang, Yuni mendorong Andri lalu berkata “Cepat keluar!”Andri menempelkan badannya ke tubuh Yuni, setelah mengerahkan banyak tenaga, akhirnya pintu toilet itu dibukakan.Saat Andri berjalan kelu
Setelah mengatakan itu, puluhan wanita di sana tertawa dengan keras, Andri pun menjadi pusat perhatian selama pesta malam hari itu.“kalian sungguh menyebalkan!” kata Rossa sambil tersenyum manja.Andri baru duduk tidak lama, ia melihat Yuni yang mengenakan kemeja itu berjalan keluar dari toilet dan menuju ke arahnya, ia berada di sebelah Tommy, ia dengan wajah sendunyan melihat teman-teman lain yang sedang menonton hip-hop, hatinya sangat tidak enak.Selama ini, dia adalah seseorang yang paling mengagumkan di kelas, tidak di sangka setelah 10 tahun, ia yang tidak terdengar kabarnya telah meninggalkan jati dirinya.Ia mengangkat gelas teh lalu meminumnya, melihat Yuni berjalan ke arahnya, ia bertanya dengan lembut “Yuni, kamu dari mana saja?”Yuni menggunakan selembar tissue untuk mengelap sisa air di tangannya, lalu ia berbohong &ldquo
Saat Andri mengikutinya ke toilet, terdengar suara “Wek…”, Yuni muntah di dalam toilet. Karena itu toilet perempuan, Andri tidak bisa masuk, ia hanya bisa berdiri di depan pintu toilet ia lalu bertanya kepada Yuni dengan perhatian “Direktur Lin, kamu tidak apa-apakan?”Baru selesai bertanya, Yuni sudah muntah lagi, sepertinya banyak sekali.Tidak berapa lama, Yuni berjalan keluar dari dalam toilet, ia mencuci mukanya, lalun menjawab dengan datar “aku tidak apa-apa.”Andri tahu Yuni tidak boleh minum bir, saat minum bir bersama Direktur Zhang waktu itu, ia mabuk dan tidak sadarkan diri.Andri bertanya dengan penuh perhatian “Direktur Lin, kalau anda tidak bisa meminum bir, lebih baik jangan meminumnya.”Yuni mengangkat kepalanya, ia memalingkan kepala untuk melihat Andri lalu berkata dengan pasrah “aku juga tidak ingin s
Setelah Yuni Lin diberi tahu oleh Andri Chen tentang ini, dia mulai kebingungan dan merasa bahwa orang ini sedang menjebaknya dan segera mengoreksi “Aku menyebut ini hukuman fisik!”Andri Chen tersenyum dan berkata,"Direktur Lin, cara kamu menghukum bawahan kamu benar-benar istimewa. Apakah kedepannya jika karyawan laki-laki perusahaan ini melakukan kesalahan, kamu akan menghukum mereka satu per satu seperti ini?”Yuni Lin tahu bahwa dia tidak bisa menang berdebat Andri Chen, dia tidak tahu dia makan apa sehingga dia bergitu pandai berdebat.Dia cuma bisa berkata dengan kesal “Lakukan apa yang harus kamu lakukan, jangan berdiri di sini dan menggangguku!”Andri Chen masih ingin lanjut berkata, dan Yuni Lin mendesaknya lagi"Enyah dari kantorku! Aku sedang sibuk.”Pada saat ini,
Yuni Lin melihat Andri Chen yang mengelus-elus pantatnya, dan berkata dengan kesal: Minggir!"Direktur Lin! Pantatku benar-benar sakit, kamu tidak tahu seberapa sakit tendangan bocah itu! Andri Chen membesar-besarkan, berharap mendapat simpati dari Yuni Lin.Meskipun Yuni Lin tidak tahu apakah Andri Chen benar-benar kesakitan, tidak pantas bagi pria dan wanita yang tidak punya hubungan berduaan, belum lagi dia meragukan bahwa Andri Chen bukan pria yang baik, karena dia sering berpikir yang aneh-aneh sepanjang hari.Jadi dia langsung melemparkan kantong es ke Andri Chen dan berkata"Pergi ke kamar mandi dan kompres sendiri!”Andri Chen berkata dengan susah payah “ Direktur Lin, bagaimana aku mengkompres lukaku di kamar mandi sendiri?”Yuni Lin tiba-tiba teringat pada Hendy Wang dan berkata,” Kalau begit
"Mengapa Kamu tidak menelepon polisi? “Andri Chen berkata dengan menyedihkan,” Direktur Lin! Di mana aku punya waktu untuk menelepon polisi pada waktu itu? Jika tidak dilakukan dengan baik, pisau akan memotong tubuhku. Untungnya, untung aku beruntung memiliki keahlian bela diri yang lumayan baik. Jika tidak, kamu tidak akan melihat aku hari ini.”Yuni Lin berkata lembut, “lain kali jika kamu menemukan masalah seperti ini, Lindungi diri kamu terlebih dahulu, bukan sepasang sepatu. Jika sepatu hilang masih bisa membelinya lagi, Jika sesuatu terjadi padamu, Aku akan menyesal.”Mendengar perkataan ini,Andri Chen berpikir dalam hatinya, apakah dia khawatir tentang dirinya sendiri?Yuni Lin mengambil sepatu bertumit tinggi di tangan Andri Chen dan memandangnya. Dia menemukan bahwa tidak ada kerusakan dalam sepatu bertumit tinggi. Ini adalah kontribusi dari Andri
Andri Chen mencium bibir Rossa Du langsung di depan John Jiang.Tidak hanya John Jiang terkejut, tetapi Rossa Du sendiri menjadi bingung beberapa saat. Dia tidak mengira bahwa Andri Chen akan mencium dirinya pada saat ini, tetapi juga didepan wajah John Jiang.Setelah ciuman,Andri Chen juga sengaja berkata kepada John Jiang,"Apakah kamu tahu apa hubungan kita sekarang?John Jiang tidak kembali ke pikirannya untuk waktu yang lama. Andri Chen mencium orang pujaan hatinya secara tak terduga. Intinya bukan di sini.Apa yang membuat John Jiang sangat marah adalah bahwa Rossa Du tidak keberatan akan hal itu. Apakah mereka benar bersama-sama?Ketika Andri Chen melihat bahwa John Jiang masih terpana oleh hal itu, ia berpaling ke Rossa Du dan berkata dengan lembut, “Rossa Du, aku naik dulu.”
Andri Chen tahu bahwa Rossa Du adalah orang yang baik. Setelah berpikir tentang hal itu, ia mengatakan kebenaran "aku kehilangan ingatanku dan tidak tahu apa yang telah terjadi sebelumnya. Ketika aku terbangun,aku berada di kota Nanjing dan sedang duduk di sebuah bus. Aku tidak tahu apa yang terjadi dan Aku tidak dapat mengingatnya sama sekali.Mendengar hal ini,Rossa Du memalingkan kepalanya dan melihat Andri Chen. Dia sangat terkejut dan peduli, "Apakah kamu sudah pergi untuk melihat seorang dokter? "Andri Chen mengangguk "Sudah, kata dokter, Aku mengalami Amnesia selektif, hanya bisa mengandalkan pemulihan sendiri cepat atau lambat, atau pergi untuk melihat spesialis otak, mungkin dapat disembuhkan, tapi aku tahu dalam hatiku, probabilitas ini sangat rendah, apalagi kondisiku sekarang yang sedang miskin. ""Butuh berapa banyak uang? " Rossa Du mencoba bertanya.
Ketika Andri Chen berhenti mendengarkan,Sisca Mi datang dan berkata, "beri aku nomor ponsel kamu. Aku akan menelepon kamu di malam hari."Andri Chen mengambil ponsel Sisca Mi,mengetik nomor ponsel sendiri, dan menghubungi nomor itu, dalam beberapa detik, telepon seluler Andri chen berdering."Aku pergi dulu. " Andri Chen melambai ke Sisca Mi dan meninggalkan toilet.Ketika ia berjalan kembali ke Grand CT Mall, ia tidak melihat Rossa Du dan mengeluarkan telepon selularnya dan memanggilnya.Pihak lain dengan cepat terhubung, dan Andri Chen cemas bertanya di telepon, "Rossa Du! Kamu di mana? Aku sedang berada di gerbang Grand CT Mall.""Aku di belakangmu. " mendengar ini, Andri Chen menoleh ke belakang dan melihat Rossa Du.Dia datang dengan cepat,melihat seluruh tubuh Andri Chen
Sisca Mi tahu bahwa ibunya lebih sulit daripada Direktur kepala. Jika dia tidak pergi ke kencan buta, dia akan memaksa dia untuk keluar dari pekerjaannya sebagai seorang polisi dan membuatnya tidak akan menjadi seorang polisi selama sisa hidupnya.Tapi keinginan seumur hidup Sisca Mi adalah untuk menjadi seorang polisi yang baik, untuk menghilangkan kekerasan dan untuk melayani rakyat."Baiklah, aku sudah tahu. " Sisca Mi harus taat.Baru menutup telepon, ponsel Andri Chen berdering, ia sedang menahan rasa sakit, melihat ke bawah, layar ponsel menunjukkan dua kata dingin yaitu DirekturLin.Dia terkejut dan bergumam,"Selesailah sudah, berakhirlah sudah."Tapi dia masih menjawab telepon "Halo! Direktur Lin!"Baru setelah telepon terhubung, Yuni Lin meraung di telepon "Andri Chen! Apakah kamu pergi ke Amerika? Aku
"Petugas! Tidak mungkin ? "pria itu tampak dengan ekspresi pahit.Andri Chen mengambil kesempatan untuk mengancam, "jika kamu tidak mengambilnya, aku akan memberitahu bahwa kamu telah menyabotase TKP dengan sengaja. Kamu akan dipenjara.Ketika pria mendengarkan, wajahnya berubah putih dan ia gemetar,"petugas, Anda...Apakah Kamu bercanda?".Andri Chen mengatakan dengan ekspresi kusam, "Apakah aku kelihatan sedang bercanda? Orang itu harus setuju, bahwa ia akan lebih suka bau daripada dipenjara.Siapa yang memanggilnya begitu tidak beruntung! Apa yang terjadi selanjutnya, bahwa gambar terlalu indah untuk dilihat secara langsung.Penjabaran dari 10000 kata dihilangkan di sini.....Pria itu mengambil pistol polisi Sisca Mi dan dicuci dengan air. Dia meletakkannya di lantai di depan Sisca Mi.&nb
Andri Chen membentakan ibu jarinya kepada Sisca Mi dengan rokok di mulutnya dan berkata, "tidak masalah! "Dia mengambil Rokok di mulutnya dan berpaling untuk melihat ruangan besar di belakangnya. Dia ingat bahwa pistol baru saja terbang ke kamar besar kedua, jadi dia pergi dengan rokok di mulutnya.Ketika dia membuka pintu toilet kedua,tidak ada seorang pun di dalamnya, tetapi tidak ada bayangan pistol."hah! dimana pistolnya ? Dia membisikkan dan segera mencarinya di pintu samping kedua.Setelah mencari beberapa saat, masih belum menemukannya, berpikir apakah dirinya telah salah mengingat.Jadi dia keluar dari ruangan besar dan berpaling kepada Sisca Mi disebelah jendela. "Kucing Liar,apakah pistol terlempar ke sini?"Ketika Sisca Mi mendengar panggilan dari An