Beranda / Romansa / My Partner of Doctor Mafia / Chapter 3 meet best friends

Share

Chapter 3 meet best friends

Penulis: Puji Rahayu
last update Terakhir Diperbarui: 2021-02-17 10:19:25

Alberto mencarikan ia tempat tinggal di sebuah apartemen. Apartemennya cukup bagus dengan pemandangan kota yang indah, interiornya pun bagus. Seketika kemarahan El pada Alberto hilang. Namun, setelah El tahu bahwa ia mempunyai tetangga yang dingin dan arogan. El berniat untuk segera memberikan racun tikus terbaik di kota ini untuknya.

****

Margareta Raflesia, seorang wanita berwajah ayu tubuh seksi bak gitar spanyol keluar dari apartemen. Dengan beruraikan air mata, ia memergoki kekasihnya sedang berselingkuh dengan karyawannya sendiri. 

Saat ia menangis di dalam mobil wanita yang biasa disapa Reta melihat El keluar dari apartemen. Reta seakan tidak percaya jika dia melihat El sahabatnya yang sedang berada di London. Tepat saat itu juga El keluar dari lift, Reta langsung menelponnya.

 

"Hai ... Gadis nakal dimana kau sekarang?" tanya Reta dari sambungan telepon.

El yang mendengar suara Reta sangat kencang, langsung menjauhkan benda pipih yang dipegang dari telinganya. Beberapa saat kemudian dia baru menjawab. "Aku tidak usah menjawab, kau pasti sudah tahu aku di mana. Mana mungkin kau telepon dengan suara keras begini kalau tidak tahu aku di mana!" 

Seketika itu Reta langsung menghampiri El. Kedua wanita itu sontak saling berangkulan erat saking kangennya pada satu sama lain.

"Reta, kenapa matamu memerah seperti itu?" tanya El.

"Aku habis memergoki pacarku sedang selingkuh dengan karyawan ku."

"Sudah jangan nangis. Air mata kau sangat mahal, buat seekor kelinci yang tak tahu mana wortel yang berkualitas." 

"Iya. Aku menangis gara-gara itu, bukan karena dia selingkuh. Setidaknya selingkuhan dia lebih dari aku, tapi ini malah karyawan ku. Sungguh laknat."

"Tidak baik mengumpat."

Reta mengangguk-anggukkan kepalanya, lalu bertanya kembali pada El. "Jadi kenapa kamu bergentayangan di sini, jangan bilang kamu kabur dari Ibu?"

"Wanita pintar," jawab El sambil melihatkan giginya yang putih tertata rapi.

"What, Felysia Ines Lateshia!" Terpancar dari mata wanita itu untuk mengetahui alasan sahabatnya kabur. 

"Yes, Raflesia. Ibu menyuruhku untuk kuliah lagi ke Singapura untuk mengambil gelar sebagai sarjana ekonomi. Kau tahu aku susah payah kuliah di bidang hukum dan sudah mendapatkan gelar ku. Aku ingin menepati janjiku pada ayah untuk menjadi pengacara dan membela yang benar, meskipun aku membencinya." 

"Hai ... Jika kau ingin membela kebenaran jadilah superhero!" 

"Itu terlalu berat, aku tidak kuat." 

"Ya ... Ya. Sudah jangan kau keluarkan lagi kata-kata manis mu itu. Jadi sekarang kau tinggal di sini?" tanya Reta. 

"Iya. Kau tahu tetanggaku sangat dingin dan arogan! sungguh ingin aku kuliti lekaki itu," ucap El sambil mengingat kejadian di lift.

"Apa dia ganteng?"

"Otakmu ganteng saja. Percuma ganteng kalau dingin dan arogan." 

"Udah jangan marah - marah sekarang ikut aku, kita ke diskotik."

"Mau ngapain kita kesana?" 

"Mau baca buku," jawab Reta dengan ketusnya.

El langsung ditarik Reta masuk ke dalam mobil menuju diskotik. Pada saat bersamaan Marko kembali mengobati dadanya terlihat darah yang mulai mengalir dari bekas jahitan. Diambilnya kasa untuk membersihkan darah disekitar jahitan. Setelah itu dioleskan salep lalu ditutup kembali. 

Tidak lama ponsel Marko berbunyi. Dilihatnya panggilan dari orang kepercayaannya. "Bos sepertinya ada tanda-tanda siapa pembunuh orang tua bos," ucap laki-laki itu dari sebrang.

"Kau serius tidak salah lagi?" 

"Iya bos, ini gangster baru muncul sejak 20 tahun lalu, sekarang dia sedang terluka di diskotik A sedang membutuhkan pertolongan." 

"Baik, kau siapkan anak buah kita. Karena aku tidak bisa menghadapi sendiri. Berjaga-jaga diluar diskotik, aku segera kesana." perintah Marko.

Marko bersiap-siap membawa peralatan medis dan pistol yang dia sembunyikan di sepatu bootsnya. Tidak butuh waktu lama dengan mengendarai motor sport miliknya, kini Marko sudah berada di diskotik A seperti yang diinfokan anak buahnya yang bernama Rain. 

Rain yang melihat bosnya sudah datang bergegas menghampirinya seorang diri. Sedangkan anak buahnya disuruh untuk berpencar untuk berjaga - jaga. "Bos," sapa Rain.

"Bagaimana apa sudah kau periksa keadaan di dalam?" tanya Marko.

"Maaf belum bos, saya takut mereka akan pergi sebelum bos datang." jawab Rain

Baf yang tadi dipakai Marko kini dilepas dengan menggunakan kaos street dan celana jeans. Dia memasuki diskotik, untuk memeriksa berapa lawan yang akan dihadapinya, aman atau tidak. Selama 7 tahun dia selalu seperti ini agar tidak mudah dijebak oleh lawan. Ia berharap agar segera menemukan pembunuh orang tuanya.

Menurutnya jika transaksi pengobatan dilakukan bukan di markas mafia, itu akan sangat berbahaya. Untuk itu dia harus menyelidiki terlebih dahulu dengan siapa dia akan bertransaksi.

Benar saja setelah Marko masuk dan mengamati gerak gerik mafia yang tak lain saudara Brain. Gangster dari Blackbrain kini ingin menjebaknya. Adik brain ingin membalas kematian kakaknya dan anak buahnya yang sudah dibantai Marko. 

Marko ingin meninggalkan tempat itu. Namun, naas anak buah gangster Blackbrain melihatnya.

"Hai ... siapa kau?" teriaknya

Marko tidak ingin membuat keributan yang tidak penting. Prioritasnya bukan gangster Blackbrain. "Maaf Tuan. Saya hanya salah kamar," ucap Marko dengan berakting seperti orang mabuk, lalu meninggalkan tempat itu.

Anak buah Blackbrain tidak percaya lalu mengikuti Marko. Karena merasa terancam Marko berteriak - teriak seperti orang gila kembali ke ruang diskotik untuk minum. 

Sementara itu Reta dan El kini sudah duduk di meja dekat bertander, menikmati minuman hasil racikannya. Baru diminum setengah, gelas milik El itu langsung disambar Marko lalu diteguknya hingga tandas.

Reta yang melihat Marko seperti terhipnotis dengan ketampanannya. Jika bisa Reta gambarkan Marko seperti arti Hollywood tubuh yang kekar, wajah yang tegas namun terlihat ramah, rahang yang mengeras bentuk persegi, dan mata yang kecoklatan. El yang melihat sahabat seperti ikan yang akan segera mati menyadarkannya. 

"Hai ... Apa kau tahu dia adalah tetangga rumahku," bisik El menyadarkan Reta.

"Apa kau bilang? tapi dia sangat cocok denganmu. Tunggu sebentar jangan menyia-nyiakan kesempatan akan aku minta nomornya biar kau lebih mudah menghubunginya." 

Mendengar ucapan Reta, El menarik baju Reta, tapi tak dihiraukan Reta.

"Hai ... Tuan. Anda harus mengganti minuman yang sudah Tuan habiskan, ini dibuat khusus untuk kita para wanita cantik," ucap Reta. 

Marko yang sedari tadi mengamati anak buah Blackbrain yang mengikutinya sudah pergi. Kini dia tersadar saat mendengar ucapan Reta, "Baik, Nona. Berapa saya harus menggantinya?" tanya Marko, yang tak ingin berdebat.

"50 poundsterling," jawab Reta lalu mengambil hp milik El dan membuka aplikasi WeChat pay. Yang artinya Marko harus berteman terlebih dahulu dengan WeChat El. kemudian Reta melihatkan pada laki-laki itu agar berteman dan mengirim uangnya. 

"Tidak usah Nona. Saya akan membayar tunai." Marko memberikan uang tunai lalu meninggalkan Reta dan El. 

"Apa dia manusia purba, jaman sekarang masih memakai uang tunai?" tanya Reta. El hanya berdecak kesal melihat tingkah sahabatnya yang menurutnya sangat memalukan. 

Bab terkait

  • My Partner of Doctor Mafia   Chapter 4 destiny

    Takdir terus membawa El untuk bertemu dengan Marko. Pagi ini terasa sangat indah di kota London. Hari ini El sudah mulai magang di rumah sakit Victoria. Dia sangat keren menggunakan jas berwana putih seperti dokter. Atasannya yang bernama David membawanya berkeliling, memperkenalkan seluk beluk rumah sakit padanya dan memberitahu tentang tugas-tugasnya. Selama magang di rumah sakit Victoria. Salah satu tugasnya membantu rumah sakit menyelesaikan konflik perselisihan dengan pasien dan kebetulan sekarang sedang ada masalah yang merepotkan. Atasan menunjuk arah didepannya, terlihat seorang dokter yang tampan yang sangat dia kenal. Namun, ketampanannya tertutup oleh hawa dingin yang dipancarkan oleh sang dokter. Seakan membekukan siapa saja yang menghadapinya. "Dokter, sudah saya bilang saya tidak mau dioperasi dan tolong dokter kembalikan uang yang sudah saya bayarkan," ucap sang Pasien. "Jika Anda tidak dioperasi. Saya jamin usia A

    Terakhir Diperbarui : 2021-02-17
  • My Partner of Doctor Mafia   Chapter 5 approach you

    El kembali ke apartemen diletakan sepatu yang dipakainya di rak sepatu, lalu ia menyalakan lampu sebagai penerangan. Saat El ingin beristirahat ia pun mengurungkan niatnya, karena ingin menjalankan rencananya untuk mendekati Marko. Dengan tubuh yang letih dia memasuki dapur, berniat ingin membuat masakan yang nantinya akan diberikan pada Marko. "Ah, aku mau masak apa ya untuk dia?" tanya El pada diri sendiri. Dia membuka lemari pendingin yang katanya sudah diisi makanan oleh Reta. Namun, dia hanya melihat telor, sayuran dan banyak makanan instan." katanya punya restoran, tapi ngisi kulkasku cuma begini doang!" El langsung memakai celemek dan menyalakan kompor, lalu menaruh penggorengan di atas kompor dan diberikan minyak yang cukup banyak. Dengan gaya seperti chef dia memecahkan telor, tak selang waktu lama dia berteriak, "Hai ... telor aku perintahkan kau berhenti jangan melukaiku. Aku bisa membawamu ke pengadilan." Saat d

    Terakhir Diperbarui : 2021-02-19
  • My Partner of Doctor Mafia   Chapter 6 Mr. John's problem

    Marko telah sampai di apartemennya. Setelah kejadian tadi dia merasa lelah dan langsung istirahat. Beberapa saat dia ingin memejamkan matanya, tapi dia tidak dapat tidur. Marko mendengar ada suara ketukan pintu dilihatnya jam di dinding pukul 04.45 waktu London. "Siapa lagi yang datang dijam segini!" kesal Marko, dengan langkah gontai sambil menahan emosinya Marko turun dari ranjang. Sedangkan diluar pintu. Tok... tok... tok...tok. El terus mengetuk ngetuk pintu Marko, tanpa jeda selain ketukan pintu dia juga terus memencet bel apartemen Marko. Beruntung apartemen dilantai itu hanya ada 2 pintu sehingga tidak mengganggu yang lain. "Hai ... beruang kutub buka pintu." teriak El "Saya masih belum menyerah untuk minta kerjasama dengan Anda jadi tolong buka," sambung El masih dengan mengetuk pintu. Marko pun mengabaikan suara El yang sedang berteriak. Namun, semakin dia mengabaikan suara itu, makin membuat gendang te

    Terakhir Diperbarui : 2021-02-21
  • My Partner of Doctor Mafia   Chapter 7 Jacob

    Disebuah kamar kini terlihat wanita dan laki-laki itu sedang tidur dalam satu ranjang, tubuh laki-laki itu tidak memakai sehelai benang sedangkan sang wanita hanya memakai teng top. Tangan kekar sang laki-laki dengan tato ular kini mulai memasukan tangannya ke baju wanita yang tanpa pelindung. "Sayang bagaimana tidurmu nyenyak?" Laki-laki itu terus menelusuri bagian payudara sang wanita. Perlahan meremasnya, lalu menaikan teng top wanita itu, setelah terpampang dua gunung milik wanita itu yang indah dia mulai mengulum dan menyesap hingga wanita itu mengeluarkan suara Aah ... emm ... ah ... Membuat sang laki-laki lebih buas. Dengan suara terbata-bata wanita itu menjawab, "Karenamu aku bisa tidur nyenyak sayang ah ... Em ...." Kini sang laki-laki memindahkan kepalanya ke bagian atas wanita itu, mata mereka saling bertemu. Laki-laki itu kini bermain di bibir mungil sang wanita. Setelah berciuman sampai tidak bisa bernafas kini ciuma

    Terakhir Diperbarui : 2021-02-22
  • My Partner of Doctor Mafia   Chapter 8 beautiful

    Apa kau ingin membunuhku? kau mengobati lukaku seperti sedang bertemu dengan musuh mu saja. Teriakan Marko menggema di dalam ruangan itu. El bukannya kasian dengan Marko dia terus menekan-nekan luka itu dengan kuat hingga nanah didalam keluar. "Bukannya pengobatan seperti ini akan lebih cepat sembuhnya?" tanya El Marko hanya diam, memang dari kemarin saat lukanya kembali terbuka dia hanya membersihkan dan memberi salep saja tanpa melihatnya lagi. Apa lagi dia disibukan dengan gangster yang kini ada anggota baru. "Yah ... Malah bengong." El mengagetkan Marko. "Kalau kamu haus ambil saja sendiri minuman di kulkas itu. Aku tidak ada tenaga lagi. Satu lagi, jika sudah tidak ada kepentingan keluar dari sini aku ingin istirahat." El mendengar ucapan Marko kini mendengus dengan kesal, "Dasar beruang kutub tidak punya rasa terimakasih. Aku di sini ada gunanya kan? kalau cuma merawat luka seperti ini aku juga bisa,

    Terakhir Diperbarui : 2021-02-23
  • My Partner of Doctor Mafia   Chapter 9 with you

    Keputusan El untuk mengejar cita-citanya sebagai pengacara semakin membulat. Saat Ibu menyuruhnya untuk meraih sarjana ekonomi, ditambah ia mendapatkan tawaran untuk magang di kantor Best Lawyer London. Hari ini ia akan mengikuti beruang kutub itu bekerja sebagai dokter. Entahlah apa yang akan terjadi nantinya, El hanya bisa berdoa semua akan baik-baik saja. Saat El keluar dari apartemennya dia bermaksud ingin berangkat bersama dengan Marko. Tok,tok,tok ... "Beruang kutub apa kau sudah berangkat?" tanya El, tapi tidak mendapat jawaban dari Marko. Tiba-tiba El merasa hawa dingin menyergapnya sambil menghadapkan tubuhnya depan pintu dan bersender. Di sana El terus mengetuk pintu. Akhirnya pintu terbuka begitu saja dan brukk ... Tubuh El terjatuh dengan sigap Marko menghindarinya. "Apa kau bodoh?" "Aku tidak bodoh. Kau saja yang tiba-tiba membuka pintu." Marko hanya menggel

    Terakhir Diperbarui : 2021-02-23
  • My Partner of Doctor Mafia   Chapter 10 rescue

    El melihat laki-laki itu memang tidak punya hati dan perasaan ditambah hawanya yang dingin seperti beruang kutub. El mengikuti apa kata Marko agar tidak ikut campur dalam masalah pak Jhon. Prioritasnya sekarang untuk segera menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi rumah sakit karena dokter beruang kutub itu yang tak mau mengabulkan permintaan pasien hingga akhirnya rumah sakit dituntut oleh pasien. Malam ini sebelum pulang El diajak Marko untuk melihat bapak Jhon dari kejauhan. Hal mengejutkan yang tak pernah El sangka, alasan kenapa Marko tidak mau menyetujui permintaan pak Jhon. "Itu istri dan anak pak Jhon, mereka begitu mengharapkan pak Jhon bisa sembuh seperti sedia kala dan jalan satu-satunya hanyalah operasi." jelas Marko "Terus apa sebenarnya penyakit pak Jhon? dilihat dari keadaannya benar kata dia jika, dia sehat-sehat saja?" "Dia menderita tumor di saraf otaknya yang bisa saja menjadi bom untu

    Terakhir Diperbarui : 2021-02-23
  • My Partner of Doctor Mafia   Chapter 11 good News

    El melihatnya memegang senjata api, apa itu hanya mimpi? seorang dokter, yang biasa memegang pisau bedah kini memegang senjata api. El terbangun dari tidurnya. Dilihat sekelilingnya nampak ruangan itu sangat dia kenal. Iya, sekarang El sudah berada di kamar tidurnya. El mengingat ingat kembali apa yang sudah terjadi padanya. Dia ingat waktu berada di gedung milik PT Drug ingin menyelamatkan pak Jhon dan yang lainnya. Lalu dokter beruang kutub itu menarik tangannya. Membawanya pergi menuju gedung tua yang tak berpenghuni karena dikejar orang dengan membawa senjata api. "Kamu pingsan, apa tidur sih? Jam segini baru bangun." Marko memandang El dengan tatapan intimidasi. Agar El tidak bertanya masalah dia memegang senjata api, karena sedari tadi El sudah banyak mengigau. "Apa yang terjadi? bapak Jhon dan yang lain bagaimana?" El tidak menjawab pertanyaan Marko. Dia malah panik saat kesadarannya sudah mulai kembali seutuhnya.

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-03

Bab terbaru

  • My Partner of Doctor Mafia   Chapter 19 Drunk

    Marko mengepalkan tangannya sebagai tumpukan rasa kecewa. Sepertinya benar. jika orang berkata, wanita akan melemahkan mu, karena ia diciptakan untuk menjadi salah satu rusukmu."Beruang kutub, tidakkah kau kasihan padaku? Kau tahu aku sudah tidak mempunyai ayah untukku sebagai tepat berlindung?" Bunyi kicauan El."Aku ketakutan, apalagi dunia mafia itu. Kenapa rasa yang sudah ku simpan rapat muncul kembali?" sambungnya. Air matanya keluar begitu saja membasahi pipi mulusnya.Marko bersikap layaknya lelaki sejati mengusung air mata itu, lalu menenangkannya.Sekilas El menatap wajah Marko, tapi dalam pandangan El dia bukan Marko melainkan ayahnya. El menatap wajah yang selama ini ia rindukan, meskipun diluar El terlihat sangat membenci ayahnya. Namun, dalam lubuk hati terdalamnya ia sangat mencintai dan merindukan sosok itu.Marko terbalik menatap El. Ia pun bersiaga kalau a

  • My Partner of Doctor Mafia   Chapter 18 Lolipop

    Pendengaran El dipertajam. Derap langkah itu semakin mendekat, lulut El melemas seketika. El meringkuk menahan rasa ketakutannya, ia berjongkok sambil memegang lutut, merapalkan seribu doa keselamatan. Tiba-tiba tubuh El melayang di udara, tangan kekar bersuhu dibawah normal itu membawa El masuk kedalam ruangan. "Buka matamu," ucapnya setelah menurunkan tubuh El di sofa. "Beruang kutub, kau membuatku takut." desis El yang masih terlihat gemetar. "Lain kali, jika ada kejadian seperti itu, hubungi polisi. Bukannya berpasrah seorang diri." Marko memberikan nasehat untuk El. "Aku terlalu takut. Bayangan waktu di gedung tua itu, masih menghantuiku." "Aku kira kau baik-baik saja. Beberapa hari ini aku lihat kau sudah tidak mempersalahkan hal itu." "Entahlah." El mengangkat kedua pundaknya. "Kau harus bisa jaga diri." "Iya. Ngomon

  • My Partner of Doctor Mafia   Chapter 17 Want to meet

    Duarrrr...El dan Reta terkejut bukan main. Ia pun menoleh ke sisi timbulnya suara tersebut. Suara tawa anak kecil terdengar sangat nyaring, seperti meledek mereka berdua."Kakak kaget ya?" tanya anak itu tanpa ada rasa bersalah setelah meletuskan satu balon."Hai kau, Nak. Jangan sampai tubuh mu aku jadikan steak." ancam Reta yang geram dengan anak kecil itu.Sementara El, terdiam tak berkata apapun. Ingatannya kembali berputar kejadian beberapa hari yang lalu. Suara letusan balon itu, sama dengan suara senjata api yang ingin membuatnya pergi dari dunia ini."Awas, kau!" Reta sudah ingin berajak dari tempat duduknya, tapi anak kecil itu segera lari ke arah orang tuanya."Reta, sudah." cegah El."Tapi dia benar-benar nakal. Aku gemas dengannya.""Biarkan saja. Kau lanjutkan makan mu. Aku ingin kembali ke kantor." pamit El pada Reta.&

  • My Partner of Doctor Mafia   Chapter 16 Miss Her

    Hari semakin siang, Sinar matahari sudah berada di atas langit. Tumpukan-tumpukan kertas tergeletak begitu saja di atas meja El. Hari pertama bekerja di best lawyer tidak ada yang spesial selain banyak mulut yang terus membicarakan namanya. "El! Tolong foto copy berkas ini," perintah Alexa dengan meletakkan setumpuk berkas di meja El. Ya inilah pekerjaan yang El lakukan sejak pagi tadi. Setelah mendaftarkan sidik jari dan membuat kartu tanda pengenal. "Baik, Bu." "Tunggu sebentar, El." "Ya, Bu. "Kau lakukan nanti saja. Istirahat makan dulu!" "Terimakasih, Bu. Dengan langkah gontai El pergi dari ruangan itu untuk makan siang. Karena belum mendapatkan teman, El berniat untuk menghubungi sahabatnya Reta. ****Reta tengah sibuk melayani para pelanggannya. Karena sekarang dia sedang mengadakan promo dan tepat saat itu juga, Alberto datan

  • My Partner of Doctor Mafia   Chapter 15 knock out the opponent

    Senyum devil Marko terlihat saat mendengar ucapan dari Damon, bahkan Marko tak gentar saat pistol kini mengarah padanya. "Baik, Anda yang meminta ini. Mari segera kita selesaikan agar Anda bisa secepatnya bertemu dengan kakak Anda," ucap Marko. Damon geram mendengar ucapan Marko, lalu dia menarik platuknya berniat untuk segera melepaskan peluru di dalam. Namun, dia kalah cepat dengan Marko, pisau bedah yang tadi dipegang Marko kini sudah melayang tepat menancap di pundak Damon. Belum selesai dengan kesakitannya, Damon mendengar bunyi letusan. Suara letusan terdengar, menggema di ruangan itu. Sebuah cahaya melesat dari ujung senjata itu menuju dahi salah satu anak buah Damon. Peluru itu meledak, lalu menghilang seakan masuk ke dalam kepalanya. Seketika anak buah Damon, tergeletak begitu saja. Tembakan itu tidak membuat Damon terluka, namun shock ternyata apa yang didengar dari orang-orang adalah benar jika, Marko benar-benar berdarah dingin s

  • My Partner of Doctor Mafia   Chapter 14 mafia trap

    Senyum devil Marko terlihat saat mendengar ucapan dari Damon, bahkan Marko tak gentar saat pistol kini mengarah padanya. "Baik, Anda yang meminta ini. Mari segera kita selesaikan agar Anda bisa secepatnya bertemu dengan kakak Anda," ucap Marko. Damon geram mendengar ucapan Marko, lalu dia menarik platuknya berniat untuk segera melepaskan peluru di dalam. Namun, dia kalah cepat dengan Marko, pisau bedah yang tadi dipegang Marko kini sudah melayang tepat menancap di pundak Damon. Belum selesai dengan kesakitannya, Damon mendengar bunyi letusan. Suara letusan terdengar, menggema di ruangan itu. Sebuah cahaya melesat dari ujung senjata itu menuju dahi salah satu anak buah Damon. Peluru itu meledak, lalu menghilang seakan masuk ke dalam kepalanya. Seketika anak buah Damon, tergeletak begitu saja. Tembakan itu tidak membuat Damon terluka, namun shock ternyata apa yang didengar dari orang-orang adalah benar jika, Marko benar-benar berdarah dingin s

  • My Partner of Doctor Mafia   Chapter 13 a compliment

    Mendengar ucapan Alberto, emosi Reta memuncak namun demi restoran dan uang. Dia mengalah dan menemani Alberto untuk makan. Reta hanya duduk manis di depan Alberto menyaksikan dia memotong-motong bistik. Reta bukan tipe wanita yang suka dengan keheningan akhirnya dia membuka suara, "Aku lihat kau baru pertama kali makan di sini. Apa kau tahu bahwa restoran ini tuh viral banget, antriannya bisa sampai mengular?" Pikir Reta, Alberto pasti tidak tahu tentang ini karena setiap hari hanya berhubungan dengan para pasien saja. "Iya aku tahu tadi aku cari di internet, sayangnya sempai disini bertemu denganmu jadi makanan ini tidak terlalu enak," cibir Alberto. "Apa kau bilang!" Reta emosi lalu berdiri dan menggebrak meja, akhirnya dia jadi pusat perhatian oleh pelanggan yang lain. "Hai ... duduklah apa kau tidak malu dilihat orang." perintah Alberto. Reta mengalah dan dia kembali duduk, tapi denga

  • My Partner of Doctor Mafia   Chapter 12 problem solved

    Marko naik ke atas ranjang bapak Jhon, memposisikan tubuhnya setengah duduk dan tegap lurus, lalu meletakkan satu telapak tangannya di atas dada bagian tengah, tepatnya di antara puting, dan telapak tangan keduanya di atas tangan pertama. Setelah itu, Marko mulai menekan dada bapak Jhon. Sambil melirik monitor melihat saturasi oksigen, namun belum ada perubahan dan grafik detak jantung kian melambat hingga menunjukan garis lurus. Dokter magang, yang tadi mengambil Defibrilator, kini sudah mulai mempersiapkan alat itu, dituangkan gel elektrolit pada alat lalu diberikan pada Marko. Sambil memegang alat defibillator, " i'm clear, you're clear, everybody's clear, shock," ucap Marko dengan penuh penekanan disetiap kata-katanya. Belum menunjukkan tanda-tanda grafik jantung bapak Jhon kembali, Marko menambahkan kekuatan pada alat kejut jantung, yang tadinya 100 Joules kini menjadi 200 joules lalu berteriak "shock." Kea

  • My Partner of Doctor Mafia   Chapter 11 good News

    El melihatnya memegang senjata api, apa itu hanya mimpi? seorang dokter, yang biasa memegang pisau bedah kini memegang senjata api. El terbangun dari tidurnya. Dilihat sekelilingnya nampak ruangan itu sangat dia kenal. Iya, sekarang El sudah berada di kamar tidurnya. El mengingat ingat kembali apa yang sudah terjadi padanya. Dia ingat waktu berada di gedung milik PT Drug ingin menyelamatkan pak Jhon dan yang lainnya. Lalu dokter beruang kutub itu menarik tangannya. Membawanya pergi menuju gedung tua yang tak berpenghuni karena dikejar orang dengan membawa senjata api. "Kamu pingsan, apa tidur sih? Jam segini baru bangun." Marko memandang El dengan tatapan intimidasi. Agar El tidak bertanya masalah dia memegang senjata api, karena sedari tadi El sudah banyak mengigau. "Apa yang terjadi? bapak Jhon dan yang lain bagaimana?" El tidak menjawab pertanyaan Marko. Dia malah panik saat kesadarannya sudah mulai kembali seutuhnya.

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status