Tyaga berusaha mengejar pria yang entah namanya abi atau siapalah itu. Kali ini dia tak akan melepaskan pria itu dengan begitu mudahnya. Setidaknya dia harus bisa berbicara langsung dengannya dan memastikan bahwa semua dugaannya salah. Namun, kenyataan berkata lain. Pria itu lolos dari pengejaran tyaga. Bahkan dia menghilang begitu saja dari pandangannya. Padahal tyaga sudah berlari dengan sekuat tenaga tadi.
Sekarang saja tyaga sedang berdiri sambil terengah - engah di padang rumput yang begitu luas, letaknya ada di tengah - tengah kampus. Biasanya di musim ini akan banyak yang duduk di sana untuk menikmati suasana, ada juga yang belajar, dan ada juga yang piknik sederhana.
“SIALAN!! Cepet banget dia!!” maki tyaga yang kini tengah kesal sendirian.
Padahal kenyataannya, sekarang ini bianca sedang bersama
Kondisi sedikit membaik setelah satu minggu berlalu. Selama itu juga tyaga terus berdiam diri di hotel. Dia tidak pergi ke kampus untuk mengikuti bianca. Dia juga tidak datang ke apartemen bianca. Selama satu minggu tyaga hanya diam di hotel, dia menghabiskan waktu dengan membaca buku dan mengerjakan skripsinya.Bukan berarti tyaga berhenti memikirkan bianca atau berhenti mencintainya, dia hanya berusaha berhenti memaksakan kehendaknya untuk mendekati bianca.“Lo nggak keluar lagi besok, ga?” tanya vero saat baru keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya menggunakan handuk.“Enggak. Gue mau nyelesain ini.” jawab tyaga sambil mengangkat buku yang ada di tangannya.“Oh… oke.”
Setelah membaca pesan yang dikirimkan oleh bianca, tyaga hanya tersenyum singkat. Kemudian dia menyimpan kembali ponselnya. Kebetulan saat itu, vero sempat melihat senyuman tyaga. Tapi dia hanya diam dan berpura - pura tidak tahu. Setelah itu tentu saja dia membisikkan informasi ini pada bram.Siapa tahu kan rencana mereka sudah mulai berjalan atas bantuan kedua orang ini?Saat berada di lounge, ketiga pria ini memiliki kesibukan masing - masing. Vero menemukan teman main gim barunya yaitu bram, sedangkan tyaga hanya memandangi pesan bianca. Dia membaca ulang dan terus membacanya. Tapi selama membaca itu dia terus menahan senyumannya. Tak berselang lama terdengar panggilan untuk nomor penerbangan mereka. Vero dan bram langsung menghentikan kegiatan main gim mereka.Lalu tyaga yang pertama kali berdiri dan diikuti ve
Setelah membaca dan membalas pesan dari tyaga, senyuman terus menghiasi wajah bianca. Senna yang baru saja menyelesaikan urusan pendaftaran kursus memasak merasa sangat heran karena senyuman menghiasi wajah sahabatnya itu. Siapakah orang yang bisa membuat gadis cantik itu kembali tersenyum?“Bi?” panggil senna saat dia berjalan mendekat ke arah bianca. Gadis itu melihat bianca masih menggenggam ponselnya menggunakan kedua tangan didepan dada.“Hm, apa sen? Kau sudah selesai?” tanya bianca yang kini mulai menormalkan kembali wajahnya. Senyuman masih terlihat menghiasi wajah itu walaupun tidak terlalu mencolok seperti tadi. Dia juga sudah menyimpan kembali ponselnya.“Sudah.” jawab senna singkat.Kemudian, setelah itu keduanya berjalan m
Bianca sampai di apartemennya dengan tubuh yang terasa lebih capek dari biasanya. Dia langsung berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri sebelum memasak makan malamnya hari ini.Kemudian, setelah selesai mandi. Ternyata bram menghubunginya. Bianca membaca pesan bram sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk.*Kak, apa kau sibuk? Aku ingin mengobrol denganmu.*Begitu isi pesannya. Lalu bianca mengetikkan pesan balasan untuk adiknya.*Oke, aku akan menemanimu mengobrol sambil memasak makan malam.*Begitu isi pesan balasan bianca. Tak berselang lama panggilan video masuk ke ponsel bianca. Dia langsung menekan tombol jawab di layar ponselnya, lalu muncullah wajah bram disana.
Keesokan paginya, bianca bangun lebih pagi. Dia memiliki janji dengan senna hari ini. Sebelum itu bianca sengaja menyempatkan waktu untuk sarapan terlebih dahulu. Tadi dia sudah melihat perkiraan cuaca hari ini dan ternyata suhunya akan lebih rendah dari hari - hari sebelumnya. Jadi pasti akan lebih mudah lapar, karena dingin.Setelah selesai mandi dan bersiap - siap, bianca memakan roti isi keju dan telurnya kemudian dia minum segelas susu hangat. Sebenarnya sejak semalam, bianca banyak berpikir tentang tyaga, juga senna. Karena cerita bram kemarin dia jadi khawatir jika pada akhirnya vero akan lebih memilih untuk menemani fareta. Kalau hal itu terjadi, berarti tyaga akan sendirian nanti.Bianca khawatir karena itu adalah masa - masa kritis untuk tyaga. Semua usahanya akan terbayar dengan nilai yang bagus atau berubah menjadi usaha yang sia - sia karena mendap
Setelah senna pergi, tinggallah bianca dan kanu disana. Mereka mengobrolkan hal basa - basi karena kanu terus bertanya pada bianca. Mau tak mau bianca menanggapi pertanyaan itu dan menjawabnya demi bentuk kesopanan. Dia tak ingin senna malu.Tapi secara personal kanu memang sangat mudah berteman menurut bianca. Bahkan beberapa kali pria itu memberikan sedikit sarannya soal pandangan hidupnya. Bianca merasa senang mendengarnya. Pria yang berpikir dewasa memang lebih bisa membuat gadis seperti bianca merasa lebih aman.Kemudian tiba - tiba naya datang diantara mereka. Lalu, terjadilah perselisihan di antara keduanya. Bianca yang berada di sana tentu saja mendengar sendiri dengan telinganya apa yang menjadi perdebatan mereka.Bianca menilai jika keduanya ini memang memiliki sebuah perasaan tersembunyi yang tak bi
Saat suasana hati bianca dan senna membaik, mereka berdua makan es krim bersama. Lalu mereka lebih leluasa mengobrol banyak hal karena hati dan jiwanya merasa lebih bebas. Tidak ada yang perlu ditahan lagi. Setidaknya mereka sudah saling tahu soal apa yang terjadi dalam hidup mereka masing - masing.Karena memang setiap manusia memiliki masalahnya sendiri - sendiri.Kemudian, ponsel bianca bergetar. Ada sebuah notifikasi pesan yang masuk ke ponselnya. Dia melihat nama kanu tertulis disana. Lalu menunjukkan layar ponselnya kepada senna.“Sen, kak kanu mengirimkan pesan.” kata bianca.“Coba buka.” kata senna sambil terus menyendokkan es krim ke mulutnya.Akhirnya bianca membuka pesan itu.
Tyaga sengaja meminta sopir menghentikan mobil di halte dekat kantor. Karena dia tidak ingin ada yang tahu tentang penyamarannya, maka dari itu dia bersikap seperti pegawai pada umumnya. Ya… walaupun mau berkamuflase seperti apapun tyaga tetap saja terlihat tampan. Tapi semoga saja dandannya ini bisa mengecoh orang - orang.Setelah berjalan sekitar lima ratus meter, akhirnya tyaga sampai di kantor. Dia berjalan ke arah meja resepsionis dan bertanya. “Selamat pagi, saya ada jadwal bertemu dengan ibu dewi.” katanya dengan sopan.“Ada keperluan apa, ya?” tanya resepsionis yang sejak merapikan dandanannya tanpa melihat ke arah tyaga.“Saya ada wawancara hari ini.” kata tyaga sambil tersenyum sopan.“Langsung naik saja ke lanta