Liburan akhir minggu yang diagendakan oma lisa akhirnya datang juga. Pagi ini, bianca sedang duduk di pesawat bersebelahan dengan tyaga. Tak pernah pria itu sangka mereka akan berlibur bersama dengan keluarga bahkan kedua sahabatnya. Bahkan oma menjadi manusia yang paling repot untuk liburan ini, seolah tak boleh ada yang kurang sedikit pun. Kalau dipikir lagi, oma lisa ini cocok sekali menjadi event organizer. Semua yang dibutuhkan selama liburan tak ada yang terlewat satu pun. Sehari sebelum keberangkatan mereka oma sempat mengajak bianca berbelanja baju baru. Walaupun sempat ditolak olehnya, tapi tetap saja bianca benar - benar tak bisa menolak permintaan sang oma dan sang mama. Sampai terkadang tyaga berpikir bahwa posisi bianca sangat spesial dihati oma dan mamanya.Atau mungkin saja karena tyaga tak pernah membawa satu gadis pun kerumahnya, jadi saat pertama kali dalam hidupnya pulang bersama bianca waktu itu akhirnya membawa kebahagian lain dirumahnya. Mereka bertiga sudah sep
Ketika tyaga menarik bibirnya dari bibir bianca, dia melihat wajah cantik gadis yang ada di hadapannya ini dengan seksama. Terkadang bianca yang di depannya ini terasa seperti bianca di masa lalunya. Sampai kadang - kadang tyaga melupakan bahwa dia pernah merasakan kehilangan di masa lalu.Lalu, saat bianca mulai membuka matanya tyaga langsung berpura - pura menyendokkan bubur ke dalam mangkuk. Sedangkan bianca hanya terdiam sambil memperhatikan kekasihnya.“Kau sering melakukan hal seperti ini, ya ?” tanya bianca sambil menopang dagunya menggunakan kedua tangan.“Apa ?” tyaga menjawab sambil menghindari kontak mata dengan bianca. Tapi entah kenapa bianca suka saat melihatnya seperti ini, antara tyaga merasa tertindas dengan pertanyaan darinya atau dia memang sedang menyembunyikan rasa malunya.“Menurutmu apa ?”“Ini yang pertama.”“Kau baru pertama kali menyuapi orang lain ?” bianca mengulang pertanyaannya dengan lebih jelas.“Haa ?” tyaga menunjukkan wajah bingung sambil terus mengh
“Kehilangan bianca dan mendapatkan bianca.” kata - kata tyaga membuat kedua sahabatnya menahan nafas. Tak disangka dari banyaknya kejadian yang terjadi dalam hidupnya dia malah memilih hal itu. Vero dan fareta saling melihat, sedangkan bianca sedang melihat wajah tyaga yang sedang menatap kosong gelas di tangannya.“Baiklah, kita lanjutkan.” kata - kata vero memecahkan keheningan diantara mereka.“Tunggu!!” kata tyaga sambil menahan botol yang akan diputar oleh vero.Bianca yang sejak tadi terlihat tenang dengan wajah datar kembali memperhatikan wajah tyaga. Perubahan apa yang terjadi pada pria itu.“Kau tidak ingin mengetahui alasannya, bi ?” tanya tyaga pada bianca.“Nggak perlu. Ini hanya permainan dan jangan terlalu serius.” jawaban bianca kali ini menarik perhatian fareta. Entah kenapa jawaban yang dilontarkan oleh bianca membuatnya semakin penasaran dengannya.Bianca ini selalu bisa membuatnya terpukau dengan sikap tenang dan kata - kata yang keluar dari mulutnya.“Baiklah.” kat
Hubungan yang tak akan berakhir ?Sepertinya itu hanyalah sebuah angan tyaga saja. Semua yang memiliki awal akan selalu memiliki akhir. Entah itu akhir yang bahagia atau akhir yang dibarengi dengan air mata. Tyaga tak pernah berpikir bahwa dia memulai hubungan ini dengan cara yang salah. Tapi dia berharap akhir yang bahagia ?Itu sangat tidak mungkin.Seharusnya tyaga sadar bahwa bianca adalah cerminan dirinya, jadi jika suatu saat bianca mengetahui alasan dibalik hubungan mereka terjalin bukan karena tyaga membutuhkan bantuannya untuk alasan tutor, melainkan sebuah taruhan konyol. Tentu saja gadis itu akan sangat marah. Kemarin saja bianca sudah menunjukkan sikap yang tak pernah tyaga duga, walaupun pada akhirnya mereka berbaikan. Dan sekarang terlihat sangat menikmati keindahan air laut yang saling berkejaran ke pinggir pantai dan membasahi kaki mereka sambil bergandeng tangan.“Liburan semester nanti kita harus ke sini lagi, bi.” kata tyaga.“Entahlah. Bukannya jika liburan semest
Sejak tadi fareta bersembunyi di dalam mobilnya sambil menunggu seseorang yang sejak tadi sudah menjadi targetnya. Mungkin hampir empat jam lamanya fareta bertahan disana. Sampai - sampai dia mencari kegiatan untuk mengisi waktu senggangnya. Bahkan sejak tadi fareta mendiamkan panggilan vero yang tadi terus masuk ke ponselnya.Ini hampir jam delapan malam, akhirnya penantian fareta berakhir. Dari kejauhan fareta melihat seorang gadis turun dari sebuah mobil yang sangat dikenalnya. Gadis yang tak lain adalah bianca bersama dengan sahabatnya tyaga. Menurut yang fareta lihat, tyaga memang terlihat sangat mencintai bianca. Bohong jika sahabatnya itu tak mencintainya. Dari sikapnya saja sudah sangat ketara. Kisah mereka sepertinya memang harus berlanjut bahkan di masa depan.Tak pernah ada celah bagi fareta untuk masuk diantara mereka. Sejak dulu bianca memang selalu dipasangkan dengan tyaga.Dan pertanyaannya sekarang adalah apakah bianca juga menyadari bahwa tyaga yang menjadi kekasihny
Sekarang ini bianca sedang duduk termenung di sebuah bangku taman yang entah dimana lokasinya. Sejak tadi dia berjalan tanpa arah dan tujuan. Pikiran dan tatapannya kosong.Egonya terluka, harga dirinya direndahkan, dan hatinya patah.Seharusnya sejak awal dia bisa menyangka bahwa ada hal tidak beres yang akan terjadi setelah dia menyetujui pekerjaan paruh waktu yang konyol ini. Dimana - mana semua pekerjaan memiliki kesulitan tersendiri, tapi bianca dengan begitu mudahnya percaya pada tyaga yang mengatakan bahwa tugasnya hanya bersandiwara menjadi sepasang kekasih dan memberi tutor padanya. Apalagi iming - iming yang diberikan tyaga selain gaji yaitu menyelamatkan beasiswanya. Hal yang menjadi prioritasnya selama ini.Perasaan marah, kecewa, dan terhina campur aduk di dalam hati bianca. Tapi tetap saja hal itu tak bisa membuatnya meneteskan air mata.Tyaga yang dulu dikenalnya sudah menjadi bagian masa lalu. Dan tyaga di masa kini sudah memiliki karakter yang berbeda. Sejak semuanya
Dalam satu hari, kehidupan bianca banyak berubah. Dia benar - benar berjuang keras untuk bisa melewati hari ini dengan caranya sendiri. Bianca bertahan dengan tak meneteskan air matanya, walaupun kebenaran tentang tyaga sangat menyakitkan hatinya.Lalu, yang kedua bianca juga harus bertahan dengan menurunkan egonya untuk tetap bisa datang dan melihat bagaimana kehidupan pria yang menyakitinya sangat dalam itu harus melawan penyakitnya yang parah.Pria yang tak lain adalah papanya sendiri. Dirandra grizzele.Seorang pengusaha properti yang sudah dikenal sangat ahli di bidang ini, menikah di usia muda tak menghalangi karir andra. Memiliki istri yang cantik dan juga pintar membuat andra merasa semakin beruntung, apalagi ada seorang putri cantik di tengah - tengah mereka.Kezia grizzele adalah ibu kandung bianca. Satu - satunya wanita yang paling kuat dan pemaaf menurutnya. Padahal mamanya itu bisa saja membalas semua perbuatan sang papa, melihat latar belakang mereka yang sama. Apalagi
Bianca mulai membuka matanya perlahan, sekarang sudah ada botol infus yang menggantung dan mengalir ke dalam tubuhnya. Tangan kiri bianca terus digenggam oleh sang nenek dan tangan kanannya sudah digenggam oleh sang mama.Lalu, bram sedang duduk dengan wajah yang serius sambil memandangi wajah pucat sang kakak. Ketiga orang itu benar - benar khawatir pada bianca. Gadis itu dulu jarang sekali sakit, bahkan tak pernah sepertinya. Hanya satu kali dalam setahun dan itu pun hanya flu biasa. Tapi sekarang lihatlah, gadis itu malah jatuh pingsan dengan wajah yang sangat pucat.“Sayang.” panggil sang mama.“...” bianca perlahan membuka matanya.“Bagaimana perasaanmu, sayang ?” kali ini sang nenek yang bertanya.“Aku baik - baik saja.” jawab bianca dengan suara lirih dan sedikit serak.Bianca berusaha untuk duduk dari posisinya, tapi ditahan oleh sang nenek.“Tiduran aja, sayang.”“...” bianca menurut saja.“Sejak kapan kau sering seperti ini, kak ?” tanya bram dengan wajah serius. Bianca hany