Setelahnya, mereka melihat Bonita yang tiba-tiba ada di belakang mereka.“Ya, karena aku butuh uang dan sebenarnya aku ditekan juga.” Alberto langsung beralasan bahwa, dirinya ditekan oleh Professor Vega.Mendengar hal tersebut, mata Bonita langsung melotot dikarenakan ia merasa sangat kaget. Ia benar-benar tidak menyangka, jika Professor Vega akan bertindak sekejam itu kepada Alberto. Ia merasa ragu dengan perkataan Alberto yang membuatnya bertanya kembali. “Kamu ditekan?”“Ya.” Alberto menganggukkan kepalanya.“Kasihan sekali kamu, Alberto!” Bonita langsung mengatakan perasaan kasihannya kepada Alberto.“Kok kamu kasihan sama Alberto? Bukan sama aku, Bonita?” Lorena langsung komplain, karena ia merasa kesal dengan Bonita yang malah kasihan kepada Alberto.“Ya. Bisa saja dia sangat dipaksa oleh Professor Vega. Jadi dia harus seperti itu,” komentar Bonita.“Tetapi, kenapa kamu tidak bicara hal itu tadi kepadaku, Alberto? Sepertinya, itu alasan yang baru kamu buat saja!” marah Lorena.
Tidak lama kemudian, Olivia memanggil nama Lorena yang membuat Lorena menengok ke arahnya."Lorena, kamu sudah panggil Professor Vega belum?" Olivia bertanya, karena ia merasa penasaran Lorena belum membawa barang-barang Professor Vega."Belum." Lorena menggelengkan kepalanya. Hal tersebut membuat mata Olivia melotot, karena ia merasa kaget. "Loh!”“Kok belum?” Kernyitan di dahi Olivia muncul.“Nanti Professor Vega marah ke kita!" keluh Olivia."Biarin saja dulu! Kalau kamu mau panggil, kamu saja yang panggil!" Bonita ikut masuk ke percakapan mereka."Kok jadi aku? Itu kan tugasnya Lorena, Bonita!" Olivia merasa tidak terima dirinya disuruh untuk memanggil Professor Vega, karena menurutnya itu tugas Lorena. Dia telah menjadi penanggung jawab mata pelajaran Kimia dan dia diperintahkan untuk memanggil Professor Hugo setiap kelas Professor Hugo."Masalahnya Lorena itu lagi trauma.” Keluhan Bonita yang membuat Olivia tambah kaget."Trauma?” Ia benar-benar tidak menyangka jika Lorena dapat
Sementara itu, setelah Alberto kembali dari kelas Lorena, Alberto langsung pergi ke toilet. Ia ingin segera menghubungi ibunya dan menginformasikan mengenai rencana lamaran dirinya dengan Professor Vega. Setelah ia sampai di dalam toilet, ia langsung mencari toilet kosong. Tidak ada toilet yang kosong.Alberto menunggu di depan toilet beberapa saat sembari ia memikirkan mengenai kata-kata apa yang harus ia katakan kepada ibunya. Mengenai lamaran kepada ibunya secara tiba-tiba tanpa basa-basi? Sungguh tidak mungkin! Basa-basi apa yang harus ia katakan kepada ibunya? Alberto mencoba untuk berpikir mengenai kata-kata yang pas, karena ia tidak pandai dalam berbasa-basi. Ia adalah tipe orang yang suka bicara langsung kepada intinya. Tetapi di tengah-tengah ia sedang berpikir, pintu toilet telah terbuka dan setelahnya orang yang berada dalam toilet langsung keluar sementara Alberto langsung masuk ke dalam toilet. Saat di dalam toilet, ia langsung mencari kontak ibunya. Setelahnya, ia mene
Setelah telepon berakhir, ayah Alberto langsung bertanya kepada Ibu Alberto."Ma, ada telepon dari siapa tadi? Kelihatannya teleponnya seru banget!""Dari Alberto.""Ada apa?" Ayah Alberto merasa penasaran dengan hal yang Ibu Alberto katakan dengan Alberto tadi. Ibu Alberto memberitahu mengenai tentang rencana lamaran Alberto ke ayah Alberto. Tidak lama kemudian, Ibu Alberto menerima tiket yang dikirim Alberto di chat. Ibu Alberto langsung berterima kasih."Ini ada tiket dari pacarnya Alberto!" Ibu Alberto menunjukkan tiket pesawat mereka ke Ayah Alberto. Ayah Alberto merasa ada yang aneh dengan tiket tersebut. Karena itu, Ayah Alberto meminta Ibu Alberto untuk tetap menunjukkan tiket tersebut. "Sebentar!" Mata Ayah Alberto langsung melotot saat melihat tanggal di tiket tersebut, karena tanggal di tiket tersebut menunjukkan hari itu."Jadi kita harus berangkat sekarang?" tanyanya sontak. Karena ia tidak percaya bahwa, mereka harus berangkat hari itu juga."Ya." Ibu Alberto menganggu
Hari terus berlalu. Saat Minggu pagi, Alberto dan keluarganya bangun pagi-pagi. Lalu, mereka mandi dan menjalankan aktivitasnya hingga mereka sarapan bersama di ruang keluarga. Di saat sarapan, tiba-tiba saja telepon Alberto berdering. Alberto langsung mengambil teleponnya dan setelahnya ia melihat ada notifikasi pesan dari Vega. “Hari ini kamu dan keluargamu jangan lupa pakai baju yang sudah aku kasih! Nanti pas ditanya, ikuti saja yang sesuai dengan prosedur dariku! Pokoknya, jangan membuat mereka curiga bahwa, aku menikah kontrak denganmu! Jangan sampai ada yang tahu juga tentang pernikahan kontrak ini!” pesan Vega. Alberto masih teringat dengan pesan Vega untuk hanya mengiyakan perkataan Vega nanti di sana. *** “Pokoknya, kamu nanti setuju dengan pendapatku saja di sana! Intinya kamu itu mau melamarku. Kamu jangan membuat mereka curiga bahwa, ini pernikahan kontrak! Selain itu, jangan sampai ada yang tahu tentang pernikahan kontrak ini!” Instruksi Vega saat itu. “Baik.” Albert
Tidak lama kemudian, Alberto dan keluarganya telah sampai ke rumahnya. Mereka langsung turun dari taksi dan berjalan ke dekat pintu rumah. Setelah di dekat pintu rumah, orang tua Alberto dan Alberto langsung pergi ke kamar mereka masing-masing. Orang tua Alberto langsung bersiap-siap untuk pulang, sementara Alberto mengganti baju dan setelahnya Alberto mengerjakan tugas. Di tengah-tengah Alberto sedang asik mengerjakan tugas, tiba-tiba saja ayah Alberto memanggil Aberto. “Alberto!”“Ya, Yah!” sahut Alberto dan Alberto langsung berjalan ke kamar mereka untuk menemui mereka. Sesampainya di kamar mereka, Alberto melihat orang tua Alberto yang sedang mengangkat barang-barang mereka.“Alberto, mama dan papa mau pulang dulu! Terima kasih sudah diizinkan untuk menginap di sini!” Ayah Alberto berterima kasih ke Alberto.“Kamu yang rajin belajarnya di sini! Jadi suami yang baik untuk Vega dan ayah yang baik untuk anak-anakmu dan Vega kelak! Jangan lupa untuk bawa cucu-cucumu ke kita!” nasihat
“Untuk bajunya, aku sendiri sudah menghubungi perancang busana. Perancang busana memberikanku tiga model pilihan baju yang biasa digunakan.” Setelahnya, Vega menunjukkan rancangan tiga baju. Ada bentuk mermaid wedding dress, ada yang bentuk gaunnya megah seperti Putri Belle, dan ada ball gown.“Semua baju ini akan dibuat dari sutra berwarna putih.” Vega menjelaskan. Mata Alberto masih terpana dengan bentuk gaun mermaid wedding dress. Ia membayangkan Vega menggunakan baju itu. Tentu lekuk bentuk tubuh Vega akan terlihat sangat jelas.“Jadi, menurutmu bagus yang mana?” Alberto tidak menjawab pertanyaan Vega. Malah tatapan Alberto semakin liar.“Hei! Alberto! Kamu mau yang mana?” Alberto tidak fokus. Alberto malah berfantasi merasakan malam pertama dengan Vega yang telah seharian menggunakan baju tersebut.“Wah! Tentu sangat nikmat!” pikir Alberto yang tidak sengaja malah terucap oleh bibirnya.“Apa yang kamu pikirkan, Alberto? Apa yang sangat nikmat?” marah Vega yang membuat Alberto ter
Hari terus berlalu. Pagi harinya, Vega merasa tubuhnya hangat seperti terpapar sinar matahari. Ia tidak dapat melanjutkan tidurnya. Karena itu, ia membuka matanya. Saat ia membuka matanya, ia melihat cuaca sedang terang dan tubuhnya memang terkena sinar matahari dari jendela yang berada jauh di sebelah kanannya. Setelahnya, ia melihat ke arah sekeliling.Di sebelah kirinya ada lemari baju yang sangat besar. Di samping lemari baju tersebut terdapat lemari buku. Di depannya ada tas. Di tempat tersebut juga terdapat meja belajar. Tempat tersebut seperti bukan tempatnya. “Ini bukan rumahku. Di mana aku?” Vega langsung bertanya dalam hati.Ia mencoba untuk mengingat-ingat di mana ia berada. Di sebelah kirinya, ia melihat punggung mulus nan bidang dari seorang pria. Ia mencoba untuk melihat wajah pria tersebut dengan lebih dekat dan setelahnya ia mendapati Alberto di samping kirinya yang masih tertidur lelap dan mengorok. Ia langsung teringat bahwa, mereka ketiduran di kamar Alberto setela