Hari terus berlalu. Saat Minggu pagi, Alberto dan keluarganya bangun pagi-pagi. Lalu, mereka mandi dan menjalankan aktivitasnya hingga mereka sarapan bersama di ruang keluarga. Di saat sarapan, tiba-tiba saja telepon Alberto berdering. Alberto langsung mengambil teleponnya dan setelahnya ia melihat ada notifikasi pesan dari Vega. “Hari ini kamu dan keluargamu jangan lupa pakai baju yang sudah aku kasih! Nanti pas ditanya, ikuti saja yang sesuai dengan prosedur dariku! Pokoknya, jangan membuat mereka curiga bahwa, aku menikah kontrak denganmu! Jangan sampai ada yang tahu juga tentang pernikahan kontrak ini!” pesan Vega. Alberto masih teringat dengan pesan Vega untuk hanya mengiyakan perkataan Vega nanti di sana. *** “Pokoknya, kamu nanti setuju dengan pendapatku saja di sana! Intinya kamu itu mau melamarku. Kamu jangan membuat mereka curiga bahwa, ini pernikahan kontrak! Selain itu, jangan sampai ada yang tahu tentang pernikahan kontrak ini!” Instruksi Vega saat itu. “Baik.” Albert
Tidak lama kemudian, Alberto dan keluarganya telah sampai ke rumahnya. Mereka langsung turun dari taksi dan berjalan ke dekat pintu rumah. Setelah di dekat pintu rumah, orang tua Alberto dan Alberto langsung pergi ke kamar mereka masing-masing. Orang tua Alberto langsung bersiap-siap untuk pulang, sementara Alberto mengganti baju dan setelahnya Alberto mengerjakan tugas. Di tengah-tengah Alberto sedang asik mengerjakan tugas, tiba-tiba saja ayah Alberto memanggil Aberto. “Alberto!”“Ya, Yah!” sahut Alberto dan Alberto langsung berjalan ke kamar mereka untuk menemui mereka. Sesampainya di kamar mereka, Alberto melihat orang tua Alberto yang sedang mengangkat barang-barang mereka.“Alberto, mama dan papa mau pulang dulu! Terima kasih sudah diizinkan untuk menginap di sini!” Ayah Alberto berterima kasih ke Alberto.“Kamu yang rajin belajarnya di sini! Jadi suami yang baik untuk Vega dan ayah yang baik untuk anak-anakmu dan Vega kelak! Jangan lupa untuk bawa cucu-cucumu ke kita!” nasihat
“Untuk bajunya, aku sendiri sudah menghubungi perancang busana. Perancang busana memberikanku tiga model pilihan baju yang biasa digunakan.” Setelahnya, Vega menunjukkan rancangan tiga baju. Ada bentuk mermaid wedding dress, ada yang bentuk gaunnya megah seperti Putri Belle, dan ada ball gown.“Semua baju ini akan dibuat dari sutra berwarna putih.” Vega menjelaskan. Mata Alberto masih terpana dengan bentuk gaun mermaid wedding dress. Ia membayangkan Vega menggunakan baju itu. Tentu lekuk bentuk tubuh Vega akan terlihat sangat jelas.“Jadi, menurutmu bagus yang mana?” Alberto tidak menjawab pertanyaan Vega. Malah tatapan Alberto semakin liar.“Hei! Alberto! Kamu mau yang mana?” Alberto tidak fokus. Alberto malah berfantasi merasakan malam pertama dengan Vega yang telah seharian menggunakan baju tersebut.“Wah! Tentu sangat nikmat!” pikir Alberto yang tidak sengaja malah terucap oleh bibirnya.“Apa yang kamu pikirkan, Alberto? Apa yang sangat nikmat?” marah Vega yang membuat Alberto ter
Hari terus berlalu. Pagi harinya, Vega merasa tubuhnya hangat seperti terpapar sinar matahari. Ia tidak dapat melanjutkan tidurnya. Karena itu, ia membuka matanya. Saat ia membuka matanya, ia melihat cuaca sedang terang dan tubuhnya memang terkena sinar matahari dari jendela yang berada jauh di sebelah kanannya. Setelahnya, ia melihat ke arah sekeliling.Di sebelah kirinya ada lemari baju yang sangat besar. Di samping lemari baju tersebut terdapat lemari buku. Di depannya ada tas. Di tempat tersebut juga terdapat meja belajar. Tempat tersebut seperti bukan tempatnya. “Ini bukan rumahku. Di mana aku?” Vega langsung bertanya dalam hati.Ia mencoba untuk mengingat-ingat di mana ia berada. Di sebelah kirinya, ia melihat punggung mulus nan bidang dari seorang pria. Ia mencoba untuk melihat wajah pria tersebut dengan lebih dekat dan setelahnya ia mendapati Alberto di samping kirinya yang masih tertidur lelap dan mengorok. Ia langsung teringat bahwa, mereka ketiduran di kamar Alberto setela
Setelah mereka masuk ke dalam mobil, mereka langsung mengenakan seatbelt. Di saat itu, Alberto langsung bertanya mengenai tujuan mereka setelahnya. “Sayang, habis ini kita mau langsung pulang atau mau ke mana lagi?”“Cari souvenir dan undangan dulu, Sayang! Mumpung kita dekat kampus.” Vega menjelaskan tujuan mereka.Alberto langsung mengernyitkan dahi, karena yang ia tahu, Vega sangat sibuk di rumah sakit dan ia pasti harus praktik setelah dari tempat tersebut. “Kamu bukannya harus praktik dokter?”“Hari ini hari libur. Aku sudah ambil cuti, karena aku merasa lelah sekali. Jadi, kita bisa sekalian mencari souvenir dan undangan yang bagus. Mumpung hari ini hari libur!” jawab Vega.“Tapi, Sayang, kamu sudah melist? Aku sendiri belum membuat list.”“Belum, Sayang. Kalau orang tuaku, sudah kasih listnya.”“Ya sudah, kalau begitu kita list saja dulu sambil makan dulu saja dekat sini. Kita bisa memikirkan siapa yang mau kita undang.”“Oke, Sayang.”Setelahnya, Alberto mengirim pesan ke ibun
Sementara itu, setelah Vega dan Alberto pulang, Martin langsung mengupload keempat foto tersebut di semua akun sosial medianya. Setelahnya, ia memerintahkan tim admin sosial media untuk mengupload keempat foto dari tim fotografer di semua akun sosial media bisnisnya.“Admin, tolong upload semua foto ini ke semua akun sosial media bisnis kita!”“Baik, Pak.”Lalu, Martin memerintahkan timnya untuk mencetak keempat foto tersebut di katalog mereka. Setelah para karyawannya melakukan yang ia lakukan, Martin langsung mengirim pesan kepada Vega. “Vega, foto yang tadi diambil sudah diupload di sosial mediaku, akun sosial media bisnisku, dan akan dicetak di buku katalogku. Kamu bisa cek postingannya di sosial mediaku dan akun sosial media bisnisku.”“Wah! Terima kasih banyak, Martin! Aku benar-benar tidak menyangka, jika aku dan Alberto akan menjadi model untuk gaunmu yang sangat bagus itu!”Vega merasa sangat senang menerima kabar tersebut. Ia benar-benar tidak pernah bermimpi, jika ia dan Al
Hari terus berlangsung. Saat hari Jumat malam, Vega mengirimkan pesan untuk mengingatkan Alberto mengenai rencana mereka untuk pergi ke Wedding Expo. “Sayang, jangan lupa besok kita ke wedding expo di Hotel Avenue!”“Ya, Sayang. Aku tidak akan lupa.” Alberto meyakinkan Vega, apabila dirinya tidak akan lupa.“Aku takutnya, kamu lupa. Jadi, kamu jalan sama Lorena," keluh Vega dengan cemburu, karena ia merasa cemburu.“Siapa yang bilang aku mau jalan sama Lorena?” Alberto bertanya lagi.“Takutnya," keluh Vega.“Enggak, Sayang. Kita besok ke wedding expo, kok.”“Oh ya, Sayang, by the way, nanti aku jemput kamu atau kita berangkat masing-masing dan bertemu di sana?” Alberto menanyakan mekanisme mereka berangkat besok.“Aku maunya, kamu jemput aku. Tetapi aku takut memberatkan kamu,” keluh Vega."Enggak, kok, Sayang. Masa begitu saja menyulitkan? Itu sama sekali enggak menyulitkan, Sayang! Lagi pula, rumahmu dekat dengan Hotel Avenue, Sayang!" Alberto kembali bertanya ke Vega.“Oke. Kalau b
Hari terus berlanjut hingga sehari sebelum pernikahan Vega dan Alberto. Saat malam, Alberto sudah tidur lebih awal dari jam sebelumnya dikarenakan ia tidak ingin bangun telat esok harinya. Esok hari, ia harus berangkat dari rumah jam lima menuju rumah Vega untuk bersiap-siap di sana. Kartu undangan telah disebarkan beberapa hari sebelumnya.Sementara itu, Vega belum bisa tidur dikarenakan ia dihantui oleh perasaan takutnya. Bayangan-bayangan akan perceraian, perselingkuhan, kekerasan dalam rumah tangga muncul dalam otak Vega. Ia merasa sangat takut jika nanti Alberto akan berubah menjadi sosok yang sangat jahat kepadanya bagaikan raja iblis. Ia tahu bahwa, masih ada manusia yang setia di dunia. Tetapi ia takut Alberto kelak akan berubah menjadi sosok yang sangat jahat kepadanya karena Alberto berselingkuh darinya dengan wanita lain. Entah siapa wanita itu. Bisa jadi Lorena ataupun wanita lain. Ia tahu bahwa, perselingkuhan bisa terjadi kapanpun, dimanapun, dan dengan siapapun.Yang i