Happy ReadingAlya dan Adam berjalan masuk ke pusat perbelanjaan setempat, mata mereka berbinar-binar dengan antusiasme. Mereka telah merencanakan hari ini dengan teliti, siap untuk menghadapi petualangan belanja yang epik."Alya, aku yakin hari ini akan menjadi hari yang luar biasa!" kata Adam sambil tersenyum lebar.Alya membalas senyuman itu, "Benar, Adam! Ini seperti petualangan di dunia belanja yang belum pernah kita alami sebelumnya."Mereka melangkah masuk ke toko pertama, dan suasana langsung penuh dengan tumpukan pakaian warna-warni. Alya meraih sehelai baju dan memperlihatkannya pada Adam."Apa menurutmu, Adam? Cocok tidak buat aku?" tanya Alya dengan mata berbinar.Adam memberikan godaan, "Mungkin, tapi coba deh yang warna pink. Pasti lebih cocok lagi!"Alya memandang Adam seolah-olah merencanakan sesuatu, "Baiklah, kita lihat nanti."Mereka terus berkeliling toko, memasukkan pakaian satu per satu ke dalam keranjang mereka. Alya menemukan sebuah topi lucu dengan kupu-kupu d
Happy ReadingTidak selalu kehidupan rumah tangga Alya dan Adam bahagia, tidak mendapatkan persetujuan dari keluarga membuat kehidupan rumah tangga mereka kadang terhambat. Perbedaan usia keduanya juga menjadi penyebab masalah yang rumit. Alya masih terlalu muda untuk memahami Adam yang usianya sudah lebih berkepala empat. Masalah mereka akhir-akhir inipun timbul karena perbedaan pendapat. "Daddy seharusnya ngerti Aku belum siap," ujar Alya sedikit menaikan oktaf suaranya membuat atmosfer kamar ini lebih panas. "Tapi...Aku menginginkannya Alya," balas Adam tentu membuat Alya pusing. Usia Alya yang sudah memasuki dua puluh tahun tapi, masih merasa dirinya terlalu muda untuk menjadi seorang ibu. Perdebatan kecil ini menunjukkan bahwa Alya belum cukup siap untuk menjadi orang tua. "Daddy...harus tau kalau memiliki bayi itu tidak mudah," kata Alya yang semakin kesal. Adam benar-benar menginginkan bayi, Ia bahkan sudah menyiapkan baby sister untuk membantu Alya. Adam juga cukup sadar
Happy ReadingSetelah beberapa minggu merencanakan dan menyeimbangkan kehidupan sehari-hari, Alya dan Adam memutuskan untuk merayakan perjalanan mereka menuju kehidupan orang tua dengan sebuah dinner mewah di salah satu restoran terbaik di kota, diikuti oleh staycation di hotel bergengsi.Restoran itu terkenal dengan hidangan lezatnya dan suasana yang romantis. Saat mereka tiba, Alya melihat Adam dengan senyuman. "Ini spesial, Adam. Aku senang kita bisa meluangkan waktu untuk merayakan bersama."Adam menjawab dengan lembut, "Kamu layak mendapat momen istimewa ini, Alya. Kita telah melewati begitu banyak percakapan serius dan persiapan, dan aku ingin kita menghargai waktu bersama sebelum memasuki babak baru dalam hidup kita."Mereka memesan hidangan favorit masing-masing dan membiarkan percakapan mereka mengalir. Alya membagikan tentang perasaannya yang berubah sejak pertemuan pertama mereka hingga saat ini, sementara Adam berbagi mimpi dan harapannya tentang keluarga yang akan datang.
Hari-hari Adam dan Alya diisi dengan kebahagiaan yang mendalam, tetapi di balik senyum mereka terdapat keinginan yang terus menerus tumbuh dalam hati Adam. Keinginan untuk menjadi orang tua, merasakan keajaiban kehadiran seorang anak, dan melihat keluarga kecil mereka berkembang. Alya, yang selalu mendengarkan dengan penuh cinta, akhirnya setuju untuk menjalani perjalanan ini bersama-sama.Keputusan tersebut membawa mereka pada tahap pertama, konsultasi dengan seorang ahli kebidanan terkemuka di kota. Dr. Sinta, seorang dokter yang ramah dan berpengetahuan luas, membuka pintu ke dunia kehamilan dan persiapan menjadi orang tua. Dalam ruang konsultasi yang hangat, mereka mendengarkan dengan penuh perhatian saat dokter menjelaskan langkah-langkah yang perlu diambil untuk mempersiapkan diri sebelum memulai perjalanan menuju kehamilan.Adam dan Alya pun mulai menggali lebih dalam ke dalam kehidupan mereka, mengevaluasi gaya hidup, dan menyesuaikannya dengan kebutuhan yang mungkin muncul ke
Happy ReadingAlya merasa berada dalam badai emosi yang rumit sejak ia mulai mengikuti kelas persiapan untuk menjadi orang tua. Meskipun tekadnya kuat untuk mempersiapkan diri menjadi ibu yang baik, namun rasa tidak menentu terkadang menyapu perasaannya, menciptakan gelombang kekhawatiran dan keraguan yang mendalam.Setiap kali ia berada di kelas tersebut, Alya tak bisa menghindari perasaan cemas yang merayap di benaknya. Apakah ia benar-benar siap untuk menjadi seorang ibu? Bagaimana ia akan mengatasi tanggung jawab besar yang akan segera diembannya? Apakah ia memiliki insting orang tua yang cukup kuat? Pertanyaan-pertanyaan seperti itu terus menerpa pikirannya, menciptakan keraguan yang sulit diatasi.Di setiap kelas, saat teman-teman di sekitarnya semakin ceria dan antusias menyambut kedatangan si kecil, Alya merasa seakan-akan ada sesuatu yang hilang dalam dirinya. Perasaan ini menciptakan tekanan dan rasa tidak nyaman, memunculkan keraguan akan kemampuannya menjadi seorang ibu.T
Happy ReadingBulan-bulan berlalu tanpa Alya menyadari bahwa waktu terus berjalan begitu cepat. Pagi itu, ketika sinar matahari perlahan menyinari kamarnya, Alya terbangun dengan perasaan yang tidak biasa. Ia merenung sejenak, menyadari bahwa sudah beberapa bulan lamanya ia tidak lagi menggunakan alat kontrasepsi.Dengan penuh kekhawatiran, Alya mulai mencari informasi tentang konsekuensi yang mungkin timbul dari keputusannya ini. Ia membaca berbagai artikel, mendengarkan pengalaman orang-orang, dan merenungkan segala kemungkinan yang mungkin terjadi. Pada akhirnya, kesadaran mulai menyusup perlahan ke dalam benaknya: "Aku perlu memeriksakan diri."Tanpa menunda lebih lama, Alya membuat janji dengan dokter kandungan. Di dalam ruang praktek dokter, perasaan gugup dan penasaran bercampur aduk di dalam hatinya. Alya duduk di kursi yang nyaman, menunggu dengan harapan bahwa dokter akan memberikan jawaban yang memuaskan.Dokter yang ramah dan berpengalaman memeriksa Alya dengan seksama. Me
Happy Reading"Are you seriously?" tanya Adam dengan terkejut dan mata yang berbinar melihat sebuah benda persegi panjang berwarna merah muda dan putih itu. "Yes...Dad...," balas Alya tak kalah menahan harunya memegang tangan Adam yang ada di hadapannya ini. "Thankyou so much baby," kata Adam yang langsung mengecup bibir Alya seraya memeluknya kemudian beralih mencium kening dan pipi wanita ini. Ia pun kembali melihat benda pipih yang menunjukkan dua garis merah. Adam sudah jauh menginginkan ini, dan benar saja Ia sangat bahagia Alya mewujudkan keinginannya. Demi menyambut kebahagiaan ini Adam langsung memberikan Alya sebuah villa yang ada di Switzerland. Karena Adam ingat keinginan Alya. "Aku ingin menghabiskan beberapa bulan di Swiss ketika Aku hamil nanti," ujar Alya kala mereka masih berhubungan sebagai sugar daddy dan sugar baby. "Baby moon Kamu jauh sekali," balas Adam yang merasa bahwa Alya memiliki mimpi yang terlalu jauh. Namun, tidak ada yang tidak mungkin jika semuan
Happy ReadingSetelah petualangan misterius di Swiss Alps, Adam dan Alya menghabiskan malam mereka di balkon suite mereka, menikmati kopi hangat sambil merenungkan semua yang mereka alami. Langit malam yang gelap dipenuhi bintang-bintang seperti kilauan permata, menciptakan latar belakang yang sempurna untuk obrolan mereka.Alya memandang langit dengan tatapan kagum, lalu dia memalingkan pandangan ke arah Adam. "Siapa yang akan berpikir bahwa petualangan semacam ini mungkin terjadi pada kita, Adam?"Adam tersenyum, merasakan kebahagiaan di dalam hatinya. "Aku rasa ini adalah cara yang sempurna untuk mempersiapkan diri kita menjadi orang tua, Alya. Kita harus selalu membawa semangat petualangan ini ke dalam keluarga kecil kita nanti."Alya menggenggam tangan Adam erat. "Aku setuju, Adam. Ini seperti membuka buku baru dengan setiap langkah, bukan? Dan bab baru ini akan penuh dengan petualangan, cinta, dan kebahagiaan."Adam menatap matanya dengan penuh cinta. "Aku sangat beruntung memil
Happy ReadingHari menjelang tahun baru, kegembiraan menyelinap di rumah keluarga besar Adam. Mereka berencana untuk mengadakan pesta tahun baru yang meriah sebagai cara untuk bersatu, berbagi kebahagiaan, dan menyambut awal tahun dengan penuh semangat. Adam dan Alya bersama Deniel, bersemangat mengatur segala persiapan untuk acara keluarga ini.Rumah besar keluarga Adam dipenuhi tawa, canda, dan keriuhan anak-anak kecil yang sudah tak sabar menanti pesta. Alya sibuk dengan hiasan dan memastikan meja makan dipenuhi dengan hidangan lezat. Adam membantu memeriksa sistem audio untuk memastikan musik tahun baru siap menghibur semua tamu.Sejak pagi, aroma masakan yang menggoda sudah mengisi seluruh rumah. Keluarga besar Adam, dari kakek nenek hingga sepupu-sepupu kecil, mulai berkumpul satu per satu. Suasana hangat dan akrab terasa begitu kental di rumah tersebut.Pukul delapan malam, lampu hias yang berkilauan menyala menerangi taman rumah. Meja makan dihiasi dengan penuh cinta, dan area
Happy ReadingPagi itu, sinar matahari menyinari rumah kecil keluarga Adam dan Alya. Deniel, yang berusia lima tahun, melompat-lompat di sekitar ruang tamu dengan pakaian serba warna yang membuatnya terlihat semakin ceria."Ayo, Deniel! Hari ini kita akan pergi ke taman," seru Adam sambil memasang sepatu kecil Deniel."Yaay! Taman!" seru Deniel penuh semangat.Alya tersenyum melihat kebahagiaan anak mereka. "Jangan lupa, kita bawa bekal ya, Nak."Setelah persiapan selesai, mereka berangkat menuju taman yang berjarak beberapa langkah dari rumah mereka. Sesampainya di sana, Deniel langsung berlari ke taman bermain, sementara Adam dan Alya menyiapkan tempat piknik."Deniel, hati-hati ya, jangan terlalu cepat," seru Alya sambil tersenyum.Adam mengeluarkan bekal dari tas piknik. "Ada sandwich favoritmu dan juga minuman kesukaanmu, Nak."Deniel mengangguk dengan riang. "Terima kasih, Daddy!"Semenjak memiliki Deniel Adam jauh lebih hangat dan ekspresif, laki-laki itu tidak pernah menunjukk
Happy ReadingSetelah hari-hari yang penuh dengan tanggung jawab dan keberhasilan, Adam dan Alya menyadari bahwa keintiman di antara mereka adalah fondasi dari kebahagiaan keluarga mereka. Meskipun kesibukan sehari-hari, mereka berdua sadar akan pentingnya menjaga api cinta mereka tetap menyala. Suatu malam, ketika anak-anak sudah tertidur pulas, Adam dan Alya menciptakan momen kebersamaan yang penuh dengan kelembutan dan cinta di antara seprai.Alya, setelah menyiapkan diri dengan lembut, mengintip dari pintu kamar mandi. Adam, yang sedang membaca buku di ranjang, menoleh dan tersenyum. "Kamu cantik sekali, Sayang," ucapnya dengan penuh kelembutan.Alya tersenyum dan mendekati ranjang. Mereka bertatapan sejenak, suasana kamar dipenuhi dengan getaran keintiman. Adam memberi isyarat untuk duduk di sebelahnya, dan mereka mulai berbicara tentang hari mereka, impian, dan juga rasa cinta yang tak pernah luntur.Tangan Adam dengan lembut mengelus rambut Alya, membawa mereka ke dalam dunia p
Happy ReadingHari itu, matahari terbenam dengan warna oranye yang lembut, melukis langit senja. Rumah Alya dan Adam terlihat hangat dengan lampu-lampu kecil yang menyala di dalamnya. Sebuah aroma masakan yang lezat bercampur dengan suasana damai, mengisi rumah tangga mereka.Alya, seorang wanita yang penuh kehangatan, sibuk memasak di dapur. Adam, suaminya, duduk di ruang tamu sambil membaca buku. Mereka saling tersenyum melewatkan pandangan mata, merasakan keharmonisan yang kian mengakar seiring berjalannya waktu.Tiba-tiba, pintu rumah terbuka dengan keras, mengundang tawa kecil dari keduanya. Seorang bocah lelaki kecil berusia empat tahun dengan senyum ceria melompat masuk, membawa mainan truk kesayangannya."Mommy...Daddy, hari ini di taman,Deniel berteman dengan anak baru. Namanya Ben!" seru Deniel dengan semangat, matanya berbinar-binar.Alya tersenyum dan mendekati Deniel, membelai lembut rambut kecilnya. "Itu bagus, sayang! Kamu senang berteman baru, ya?""Ya, Mommy! Ben bila
Happy ReadingEsok harinya, Alya memutuskan untuk duduk bersama Deniel untuk berbicara tentang aturan di rumah. Dia memilih sudut ruang tamu yang nyaman, dihiasi dengan warna-warna cerah yang disukai Deniel."Mommy ingin berbicara dengan Deniel tentang sesuatu yang penting," ucap Alya sambil mengajak Deniel untuk duduk di dekatnya."Dengar, sayang, Mommy tahu Deniel ingin melakukan banyak hal yang menyenangkan. Tapi, ada aturan-aturan yang harus kita ikuti di rumah ini," kata Alya dengan suara lembut.Deniel mendongak, matanya penuh dengan keingintahuan. "Kenapa, Mommy? Deniel tidak suka aturan.""Mommy mengerti, sayang. Tapi, aturan itu ada untuk menjaga kita tetap sehat dan bahagia. Misalnya, kita makan makanan sehat agar tubuh kita kuat," jelas Alya sambil berusaha membuat Deniel memahami."Alya juga ingin bicara tentang Daddy Adam. Dia adalah kepala keluarga kita dan pantas mendapat penghargaan," ucap Alya sambil tersenyum padu pada Deniel."Daddy Adam memberikan banyak cinta dan
Happy ReadingDi pagi yang cerah itu, rumah mewah Alya terasa tenang dan teratur. Namun, keheningan itu segera terguncang ketika Deniel, si kecil yang berusia empat tahun, bangun dari tidurnya."Mommy! Ayo bangun! Deniel ingin main mobil-mobilan," teriak Deniel dengan penuh semangat, membuat Alya terbangun dengan tergesa-gesa."Aduh, sudah pagi ya, sayang?" Alya melirik jam di meja samping tempat tidurnya. "Deniel, kenapa begitu semangat sekali?""Karena Deniel sudah besar, dan besar artinya bisa melakukan apa yang Deniel mau!" jawab Deniel sambil tertawa riang.Meskipun penuh semangat, Deniel tidak segera bersiap-siap. Dia malah berlarian ke dapur, merusak ketertiban yang telah dibuat para pelayan."Mommy mau sarapan apa?" tanya Deniel seraya membuka lemari kue dan menyebabkan kerusakan di sana."Aduh, Deniel, tolonglah. Kita makan sarapan yang sudah disediakan pelayan, ya?" ujar Alya sambil berusaha membersihkan kekacauan. Namun pada akhirnya yang membersihkan kekacauan tersebut pel
Happy ReadingProses penyembuhan Adam menjadi perjalanan panjang yang penuh tantangan, tetapi setiap langkah yang diambil disertai oleh kekuatan tak terduga dan cinta yang tidak tergoyahkan. Alya, sebagai pendamping sejati, berada di samping Adam sepanjang waktu, memberikan dukungan tak terbatas dan cinta yang menghangatkan.Hari-hari di rumah sakit dan sesi-sesi pengobatan membentuk pola kehidupan mereka. Alya belajar tentang berbagai perawatan, menyesuaikan jadwal dan rutinitas keluarga sesuai dengan kebutuhan Adam. Deniel, yang menjadi sumber kebahagiaan di tengah ketegangan, membawa senyuman di wajah mereka sepanjang perjalanan.Dalam keterbatasan fisiknya, Adam menunjukkan tekad dan semangat juang yang menginspirasi. Ia memusatkan pikirannya pada pemulihan, berfokus pada setiap langkah kecil yang membawanya mendekati kesehatan yang optimal. Alya, sebagai pendukung utama, menjadi pilar yang tak tergoyahkan.Setiap kunjungan ke dokter membawa harapan dan kekhawatiran. Alya selalu m
Happy ReadingBulan telah berlalu sejak hari-hari misterius itu, dan sekarang Deniel, buah hati Alya dan Adam, merayakan ulang tahunnya yang pertama. Rumah mereka dipenuhi dengan tawa dan keceriaan, dihiasi dengan balon berwarna-warni dan hiasan khusus untuk merayakan momen istimewa tersebut.Alya dan Adam sibuk menyusun persiapan untuk pesta ulang tahun Deniel. Mereka berdua bekerja sama memilih kue ulang tahun yang indah dan mengatur dekorasi ruangan. Deniel duduk di kursi tinggi, tersenyum riang, tidak tahu bahwa hari ini adalah hari spesial baginya.Tamu-tamu mulai berdatangan, termasuk keluarga besar Adam dan kolega-kolega dari pekerjaan mereka. Suasana penuh kebahagiaan dan cinta, semua orang berkumpul untuk merayakan pertumbuhan dan kebahagiaan keluarga kecil ini.Ketika Alya membawa Deniel ke ruang tamu, sorotan mata dan senyum lebar menghiasi wajahnya. Deniel sendiri tampak antusias melihat keadaan baru di sekelilingnya. Alya memeluknya erat sambil berkata, "Selamat ulang tah
Happy ReadingSetelah memiliki bayi fokus Alya terbagi pada bayi Deniel sehingga Ia dan Adam sangat jarak sekarang melakukan hubungan intim ini. Bagaimana tidak Adam pulang sudah larut malam sedangkan Alya jam segitu baru saja tidur seharian mengurus bayi tidaklah mudah. Walaupun dibantu oleh para asisten Alya sembilan puluh persen Ia yang mengurus semuanya. Mulai dari memperhatikan keadaan sang bayi yang harus memenuhi kebutuhannya hingga asi booster yang harus terjaga. Malam ini Alya baru saja menyusui bayinya setelah itu Ia langsung tidur. Belum lama Alya terlelap Adam pun tiba dengan masih dibalut jas, rasa lelah Adam terbayarkan dengan melihat bayinya dan juga Alya. Setelah melihat sebentar bayi Deniel Adam langsung bergegas ke kamar mandi untuk mandi, tidak sampai sepuluh menit Adam keluar. Saat Ia baru ingin berganti pakaian Ia sudah melihat Alya berdiri seraya menggendong bayi mereka. Melihat pandangan itu membuat Adam semakin bersyukur sudah diberi keluarga kecil yang sanga