Happy ReadingTidak selalu kehidupan rumah tangga Alya dan Adam bahagia, tidak mendapatkan persetujuan dari keluarga membuat kehidupan rumah tangga mereka kadang terhambat. Perbedaan usia keduanya juga menjadi penyebab masalah yang rumit. Alya masih terlalu muda untuk memahami Adam yang usianya sudah lebih berkepala empat. Masalah mereka akhir-akhir inipun timbul karena perbedaan pendapat. "Daddy seharusnya ngerti Aku belum siap," ujar Alya sedikit menaikan oktaf suaranya membuat atmosfer kamar ini lebih panas. "Tapi...Aku menginginkannya Alya," balas Adam tentu membuat Alya pusing. Usia Alya yang sudah memasuki dua puluh tahun tapi, masih merasa dirinya terlalu muda untuk menjadi seorang ibu. Perdebatan kecil ini menunjukkan bahwa Alya belum cukup siap untuk menjadi orang tua. "Daddy...harus tau kalau memiliki bayi itu tidak mudah," kata Alya yang semakin kesal. Adam benar-benar menginginkan bayi, Ia bahkan sudah menyiapkan baby sister untuk membantu Alya. Adam juga cukup sadar
Happy ReadingSetelah beberapa minggu merencanakan dan menyeimbangkan kehidupan sehari-hari, Alya dan Adam memutuskan untuk merayakan perjalanan mereka menuju kehidupan orang tua dengan sebuah dinner mewah di salah satu restoran terbaik di kota, diikuti oleh staycation di hotel bergengsi.Restoran itu terkenal dengan hidangan lezatnya dan suasana yang romantis. Saat mereka tiba, Alya melihat Adam dengan senyuman. "Ini spesial, Adam. Aku senang kita bisa meluangkan waktu untuk merayakan bersama."Adam menjawab dengan lembut, "Kamu layak mendapat momen istimewa ini, Alya. Kita telah melewati begitu banyak percakapan serius dan persiapan, dan aku ingin kita menghargai waktu bersama sebelum memasuki babak baru dalam hidup kita."Mereka memesan hidangan favorit masing-masing dan membiarkan percakapan mereka mengalir. Alya membagikan tentang perasaannya yang berubah sejak pertemuan pertama mereka hingga saat ini, sementara Adam berbagi mimpi dan harapannya tentang keluarga yang akan datang.
Hari-hari Adam dan Alya diisi dengan kebahagiaan yang mendalam, tetapi di balik senyum mereka terdapat keinginan yang terus menerus tumbuh dalam hati Adam. Keinginan untuk menjadi orang tua, merasakan keajaiban kehadiran seorang anak, dan melihat keluarga kecil mereka berkembang. Alya, yang selalu mendengarkan dengan penuh cinta, akhirnya setuju untuk menjalani perjalanan ini bersama-sama.Keputusan tersebut membawa mereka pada tahap pertama, konsultasi dengan seorang ahli kebidanan terkemuka di kota. Dr. Sinta, seorang dokter yang ramah dan berpengetahuan luas, membuka pintu ke dunia kehamilan dan persiapan menjadi orang tua. Dalam ruang konsultasi yang hangat, mereka mendengarkan dengan penuh perhatian saat dokter menjelaskan langkah-langkah yang perlu diambil untuk mempersiapkan diri sebelum memulai perjalanan menuju kehamilan.Adam dan Alya pun mulai menggali lebih dalam ke dalam kehidupan mereka, mengevaluasi gaya hidup, dan menyesuaikannya dengan kebutuhan yang mungkin muncul ke
Happy ReadingAlya merasa berada dalam badai emosi yang rumit sejak ia mulai mengikuti kelas persiapan untuk menjadi orang tua. Meskipun tekadnya kuat untuk mempersiapkan diri menjadi ibu yang baik, namun rasa tidak menentu terkadang menyapu perasaannya, menciptakan gelombang kekhawatiran dan keraguan yang mendalam.Setiap kali ia berada di kelas tersebut, Alya tak bisa menghindari perasaan cemas yang merayap di benaknya. Apakah ia benar-benar siap untuk menjadi seorang ibu? Bagaimana ia akan mengatasi tanggung jawab besar yang akan segera diembannya? Apakah ia memiliki insting orang tua yang cukup kuat? Pertanyaan-pertanyaan seperti itu terus menerpa pikirannya, menciptakan keraguan yang sulit diatasi.Di setiap kelas, saat teman-teman di sekitarnya semakin ceria dan antusias menyambut kedatangan si kecil, Alya merasa seakan-akan ada sesuatu yang hilang dalam dirinya. Perasaan ini menciptakan tekanan dan rasa tidak nyaman, memunculkan keraguan akan kemampuannya menjadi seorang ibu.T
Happy ReadingBulan-bulan berlalu tanpa Alya menyadari bahwa waktu terus berjalan begitu cepat. Pagi itu, ketika sinar matahari perlahan menyinari kamarnya, Alya terbangun dengan perasaan yang tidak biasa. Ia merenung sejenak, menyadari bahwa sudah beberapa bulan lamanya ia tidak lagi menggunakan alat kontrasepsi.Dengan penuh kekhawatiran, Alya mulai mencari informasi tentang konsekuensi yang mungkin timbul dari keputusannya ini. Ia membaca berbagai artikel, mendengarkan pengalaman orang-orang, dan merenungkan segala kemungkinan yang mungkin terjadi. Pada akhirnya, kesadaran mulai menyusup perlahan ke dalam benaknya: "Aku perlu memeriksakan diri."Tanpa menunda lebih lama, Alya membuat janji dengan dokter kandungan. Di dalam ruang praktek dokter, perasaan gugup dan penasaran bercampur aduk di dalam hatinya. Alya duduk di kursi yang nyaman, menunggu dengan harapan bahwa dokter akan memberikan jawaban yang memuaskan.Dokter yang ramah dan berpengalaman memeriksa Alya dengan seksama. Me
Happy Reading"Are you seriously?" tanya Adam dengan terkejut dan mata yang berbinar melihat sebuah benda persegi panjang berwarna merah muda dan putih itu. "Yes...Dad...," balas Alya tak kalah menahan harunya memegang tangan Adam yang ada di hadapannya ini. "Thankyou so much baby," kata Adam yang langsung mengecup bibir Alya seraya memeluknya kemudian beralih mencium kening dan pipi wanita ini. Ia pun kembali melihat benda pipih yang menunjukkan dua garis merah. Adam sudah jauh menginginkan ini, dan benar saja Ia sangat bahagia Alya mewujudkan keinginannya. Demi menyambut kebahagiaan ini Adam langsung memberikan Alya sebuah villa yang ada di Switzerland. Karena Adam ingat keinginan Alya. "Aku ingin menghabiskan beberapa bulan di Swiss ketika Aku hamil nanti," ujar Alya kala mereka masih berhubungan sebagai sugar daddy dan sugar baby. "Baby moon Kamu jauh sekali," balas Adam yang merasa bahwa Alya memiliki mimpi yang terlalu jauh. Namun, tidak ada yang tidak mungkin jika semuan
Happy ReadingSetelah petualangan misterius di Swiss Alps, Adam dan Alya menghabiskan malam mereka di balkon suite mereka, menikmati kopi hangat sambil merenungkan semua yang mereka alami. Langit malam yang gelap dipenuhi bintang-bintang seperti kilauan permata, menciptakan latar belakang yang sempurna untuk obrolan mereka.Alya memandang langit dengan tatapan kagum, lalu dia memalingkan pandangan ke arah Adam. "Siapa yang akan berpikir bahwa petualangan semacam ini mungkin terjadi pada kita, Adam?"Adam tersenyum, merasakan kebahagiaan di dalam hatinya. "Aku rasa ini adalah cara yang sempurna untuk mempersiapkan diri kita menjadi orang tua, Alya. Kita harus selalu membawa semangat petualangan ini ke dalam keluarga kecil kita nanti."Alya menggenggam tangan Adam erat. "Aku setuju, Adam. Ini seperti membuka buku baru dengan setiap langkah, bukan? Dan bab baru ini akan penuh dengan petualangan, cinta, dan kebahagiaan."Adam menatap matanya dengan penuh cinta. "Aku sangat beruntung memil
Happy Readinguntuk Alya. Mereka tidak langsung pulang, tetapi malah menuju Belanda untuk melanjutkan perjalanan babymoon mereka. Adam merencanakan petualangan yang penuh warna di antara bunga-bunga mekar dan kanal-kanal Belanda yang tenang.Ketika mereka tiba di Amsterdam, Alya langsung terpesona oleh pesona kota ini. Mereka berdua menjelajahi kota dengan bersepeda, menyusuri jalur sepanjang kanal, melewati rumah-rumah bergaya Belanda yang khas. Adam tertawa melihat keceriaan Alya yang terpancar dari wajahnya saat angin sepoi-sepoi menyapa mereka.Salah satu kegiatan yang paling dinanti adalah kunjungan ke Keukenhof, taman bunga terkenal di Belanda. Adam dan Alya berjalan di antara jutaan bunga tulip yang mekar dengan warna-warna cerah. Mereka berdua mengambil banyak foto dan merasakan kebahagiaan yang tak terkira di tengah-tengah keindahan alam yang memukau."Adam, lihat betapa indahnya bunga-bunga ini! Aku tidak pernah menduga bahwa kebun bunga bisa membuatku begitu bahagia," ujar