Happy ReadingAlya merasa berada dalam badai emosi yang rumit sejak ia mulai mengikuti kelas persiapan untuk menjadi orang tua. Meskipun tekadnya kuat untuk mempersiapkan diri menjadi ibu yang baik, namun rasa tidak menentu terkadang menyapu perasaannya, menciptakan gelombang kekhawatiran dan keraguan yang mendalam.Setiap kali ia berada di kelas tersebut, Alya tak bisa menghindari perasaan cemas yang merayap di benaknya. Apakah ia benar-benar siap untuk menjadi seorang ibu? Bagaimana ia akan mengatasi tanggung jawab besar yang akan segera diembannya? Apakah ia memiliki insting orang tua yang cukup kuat? Pertanyaan-pertanyaan seperti itu terus menerpa pikirannya, menciptakan keraguan yang sulit diatasi.Di setiap kelas, saat teman-teman di sekitarnya semakin ceria dan antusias menyambut kedatangan si kecil, Alya merasa seakan-akan ada sesuatu yang hilang dalam dirinya. Perasaan ini menciptakan tekanan dan rasa tidak nyaman, memunculkan keraguan akan kemampuannya menjadi seorang ibu.T
Happy ReadingBulan-bulan berlalu tanpa Alya menyadari bahwa waktu terus berjalan begitu cepat. Pagi itu, ketika sinar matahari perlahan menyinari kamarnya, Alya terbangun dengan perasaan yang tidak biasa. Ia merenung sejenak, menyadari bahwa sudah beberapa bulan lamanya ia tidak lagi menggunakan alat kontrasepsi.Dengan penuh kekhawatiran, Alya mulai mencari informasi tentang konsekuensi yang mungkin timbul dari keputusannya ini. Ia membaca berbagai artikel, mendengarkan pengalaman orang-orang, dan merenungkan segala kemungkinan yang mungkin terjadi. Pada akhirnya, kesadaran mulai menyusup perlahan ke dalam benaknya: "Aku perlu memeriksakan diri."Tanpa menunda lebih lama, Alya membuat janji dengan dokter kandungan. Di dalam ruang praktek dokter, perasaan gugup dan penasaran bercampur aduk di dalam hatinya. Alya duduk di kursi yang nyaman, menunggu dengan harapan bahwa dokter akan memberikan jawaban yang memuaskan.Dokter yang ramah dan berpengalaman memeriksa Alya dengan seksama. Me
Happy Reading"Are you seriously?" tanya Adam dengan terkejut dan mata yang berbinar melihat sebuah benda persegi panjang berwarna merah muda dan putih itu. "Yes...Dad...," balas Alya tak kalah menahan harunya memegang tangan Adam yang ada di hadapannya ini. "Thankyou so much baby," kata Adam yang langsung mengecup bibir Alya seraya memeluknya kemudian beralih mencium kening dan pipi wanita ini. Ia pun kembali melihat benda pipih yang menunjukkan dua garis merah. Adam sudah jauh menginginkan ini, dan benar saja Ia sangat bahagia Alya mewujudkan keinginannya. Demi menyambut kebahagiaan ini Adam langsung memberikan Alya sebuah villa yang ada di Switzerland. Karena Adam ingat keinginan Alya. "Aku ingin menghabiskan beberapa bulan di Swiss ketika Aku hamil nanti," ujar Alya kala mereka masih berhubungan sebagai sugar daddy dan sugar baby. "Baby moon Kamu jauh sekali," balas Adam yang merasa bahwa Alya memiliki mimpi yang terlalu jauh. Namun, tidak ada yang tidak mungkin jika semuan
Happy ReadingSetelah petualangan misterius di Swiss Alps, Adam dan Alya menghabiskan malam mereka di balkon suite mereka, menikmati kopi hangat sambil merenungkan semua yang mereka alami. Langit malam yang gelap dipenuhi bintang-bintang seperti kilauan permata, menciptakan latar belakang yang sempurna untuk obrolan mereka.Alya memandang langit dengan tatapan kagum, lalu dia memalingkan pandangan ke arah Adam. "Siapa yang akan berpikir bahwa petualangan semacam ini mungkin terjadi pada kita, Adam?"Adam tersenyum, merasakan kebahagiaan di dalam hatinya. "Aku rasa ini adalah cara yang sempurna untuk mempersiapkan diri kita menjadi orang tua, Alya. Kita harus selalu membawa semangat petualangan ini ke dalam keluarga kecil kita nanti."Alya menggenggam tangan Adam erat. "Aku setuju, Adam. Ini seperti membuka buku baru dengan setiap langkah, bukan? Dan bab baru ini akan penuh dengan petualangan, cinta, dan kebahagiaan."Adam menatap matanya dengan penuh cinta. "Aku sangat beruntung memil
Happy Readinguntuk Alya. Mereka tidak langsung pulang, tetapi malah menuju Belanda untuk melanjutkan perjalanan babymoon mereka. Adam merencanakan petualangan yang penuh warna di antara bunga-bunga mekar dan kanal-kanal Belanda yang tenang.Ketika mereka tiba di Amsterdam, Alya langsung terpesona oleh pesona kota ini. Mereka berdua menjelajahi kota dengan bersepeda, menyusuri jalur sepanjang kanal, melewati rumah-rumah bergaya Belanda yang khas. Adam tertawa melihat keceriaan Alya yang terpancar dari wajahnya saat angin sepoi-sepoi menyapa mereka.Salah satu kegiatan yang paling dinanti adalah kunjungan ke Keukenhof, taman bunga terkenal di Belanda. Adam dan Alya berjalan di antara jutaan bunga tulip yang mekar dengan warna-warna cerah. Mereka berdua mengambil banyak foto dan merasakan kebahagiaan yang tak terkira di tengah-tengah keindahan alam yang memukau."Adam, lihat betapa indahnya bunga-bunga ini! Aku tidak pernah menduga bahwa kebun bunga bisa membuatku begitu bahagia," ujar
Happy ReadingAlya telah memasuki usia kehamilan lima bulan, dan perutnya semakin membulat dengan indah. Adam dengan penuh kebahagiaan menyertai setiap tahap kehamilan Alya, merasakan sentuhan lembut sang buah hati yang sedang tumbuh di dalam kandungan.Suatu hari, Alya mendadak merasakan ngidam yang sangat kuat. Dan ngidam kali ini tidak sembarangan, Alya merindukan berbagai macam makanan manis, terutama cromboloni, yang konon sangat lezat dan terkenal di Dubai. Meskipun mereka berada di Belanda, keinginan Alya membawa mereka pada keputusan yang tak terduga."Adam, aku ingin sekali mencicipi cromboloni di Dubai. Aku tahu itu mungkin terdengar aneh, tapi itu adalah ngidamanku yang sangat kuat," kata Alya dengan mata berbinar.Adam tertawa, terpesona oleh kepolosan Alya. "Alya, tidak apa-apa. Aku senang sekali melihatmu bahagia. Dan untuk memenuhi ngidamanmu, kita akan pergi ke Dubai bersama-sama."Tidak berlama-lama, Adam mengatur perjalanan ke Dubai. Dan karena kehamilan Alya, dia me
Happy ReadingDalam perjalanan panjang kehamilan Alya, usia kandungannya semakin membesar seiring berjalannya waktu. Tubuhnya bertransformasi untuk menampung kehidupan yang sedang tumbuh di dalamnya, namun, dengan setiap peningkatan usia kandungan, Alya merasa semakin kesulitan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.Adam, suaminya yang setia, terus mendampinginya dengan penuh kasih sayang. Mereka menghadapi tantangan bersama, membangun ikatan yang semakin kuat setiap harinya. Meskipun Alya merasa kesulitan membawa tubuhnya yang semakin besar, Adam selalu ada di sampingnya, siap membantu dan memberikan dukungan tanpa pamrih.Di suatu sore yang hening, Alya duduk di kursi goyangnya sambil memandangi jendela. Adam duduk di sebelahnya, menggenggam erat tangan Alya. Mereka memandang masa depan yang penuh harapan, meskipun tantangan demi tantangan muncul di hadapan mereka."Bahagianya memiliki seseorang seperti kamu di sampingku, Adam. Aku tidak pernah membayangkan seberapa kuat cinta kita
Happy ReadingPada suatu malam yang cerah, Adam dan Alya duduk bersama di teras rumah mereka, menikmati kehangatan malam. Cahaya bulan menerangi wajah mereka sambil mereka berdua mengobrol tentang masa lalu.Adam tersenyum lembut, "Sayang, ada sesuatu yang ingin aku bagikan padamu, sesuatu yang sudah lama kusimpan di hati."Alya menatap Adam dengan penuh keingintahuan, "Apa itu, Adam? Kau tahu aku selalu ingin tahu segalanya tentangmu."Adam menghela nafas dan mulai menceritakan kisah masa kecil mereka yang tak terduga, "Ketika kamu berusia lima tahun dan aku sedang menjalani kuliah di Jerman, kita sebenarnya sudah pernah bertemu."Adam melanjutkan menceritakan kisah ketika ia pulang ke kampung halamannya selama liburan kuliah. Pada waktu itu, Alya adalah tetangganya yang kecil, penuh semangat, dan penuh canda. Mereka sering bermain bersama di halaman belakang rumah mereka."Ketika aku melihat foto masa kecilmu di rumah orangtuaku, aku baru menyadari bahwa kamu adalah 'Alya' yang sela