Share

MHL 191

Author: Aililea (din din)
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Angel." Jordan terlihat cemas melihat Evangeline yang tak bereaksi.

Evangeline menoleh Jordan dengan seutas senyum kecil, hingga kemudian menatap relawan yang menunggu jawabannya.

"Dia bukan suamiku, Devan tak memiliki tahi lalat di bawah dagu," jawab Evangeline memastikan. Jenazah itu memiliki tahi lalat di bagian dagu.

Meski Evangeline sempat syok dan mengira itu adalah suaminya, serta sangat sedih karena belum bisa menenemukan sang suami, tetapi Evangeline juga bersyukur karena ternyata jenazah itu bukanlah Devan.

Jordan mengajak Evangeline keluar dari tenda itu, hingga bertemu Danny yang sudah lumayan membaik.

"Danny, di mana suamiku?" tanya Evangeline, menatap Danny dengan pancaran mata penuh harap.

Danny menelan saliva susah payah, tak tahu harus bagaimana. Ada rasa bersalah karena tak bisa melindungi atasannya.

Jordan mengajak Evangeline dan Danny duduk, selain Danny yang butuh istirahat, Evangeline juga butuh menenangkan piki

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • My Hot Lady   MHL 192

    "Awas! Beri jalan cepat! Panggilkan dokter secepatnya!"Seorang relawan terus berteriak karena panik, di belakangnya ada empat orang yang menggotong sebuah tandu.Jordan yang melihat hal itu, langsung berdiri karena penasaran. Berharap jika korban yang berada di atas tandu itu adalah sang kakak."Mari kita lihat!" Danny ikut berdiri ketika melihat betapa paniknya beberapa relawan itu."Aku panggil Angel," ucap Jordan.Baru akan membalikkan badan untuk memanggil Evangeline, karena ingin mengajak untuk melihat, ternyata Evangeline sudah keluar dari mobil."Ada apa?" tanya Evangeline ketika melihat wajah tegang Jordan."Relawan sepertinya menemukan korban lagi, mari lihat dan berharap, siapa tahu itu kak Devan," jawab Jordan.Bola mata Evangeline terlihat berkaca ketika mendengar ada korban lagi yang ditemukan, meski bukan hanya dirinya saja yang berharap jika korban itu adalah keluarga, akan tetapi Evangeline menaruh harapan jika

  • My Hot Lady   MHL 193

    "Kita harus segera mengevakuasinya sesegera mungkin, korban mengalami infeksi luka pada kaki, butuh penanganan lebih lanjut. Kita harus membawanya ke rumah sakit." Seorang perawat yang membantu dokter menangani korban banjir, keluar dari tenda dan bicara dengan relawan yang menghadang jalan Evangeline, Jordan, dan Danny. "Baiklah, aku akan segera meminta rumah sakit terdekat untuk mengirim ambulance," ujar relawan tadi. Mendengar jika kemungkinan korban itu dalam keadaan kritis, membuat Evangeline yang sempat terduduk di rumput, langsung berdiri dengan cepat. Ia ingin melihat korban itu, hatinya bisa merasakan jika itu benar-benar suaminya. "Aku mohon, biarkan aku melihatnya!" pinta Evangeline dengan suara berat, menahan sesak yang terasa menekan di dada. Jordan dan Danny juga menatap relawan itu penuh harap, memohon agar diperbolehkan melihat. "Baiklah, silahkan jika ingin memastikan," ucap relawan itu, akhirnya membuka jalan untuk Evangeline

  • My Hot Lady   MHL 194

    Evangeline duduk memangku anak kecil yang ditolong Devan, anak itu tertidur dalam dekapan. Jordan dan Danny juga di sana, mereka sama-sama menunggu dokter yang sedang memeriksa kondisi Devan. "Apa kamu lelah? Biar anak itu bersamaku," ucap Danny yang merasa jika Evangeline terlihat lelah. Evangeline menoleh Danny yang sudah mengulurkan tangan, sebelum kemudian menatap wajah gadis kecil yang ada di dekapannya. "Tidak usah, kalau dipindah takutnya malah terganggu dan bangun," ujar Evangeline dengan senyum kecil di wajah, menatap gadis kecil yang terlihat nyaman berada di dekapannya. "Begitu, ya. Baiklah." Jordan menatap Evangeline, melihat bagaimana wanita itu begitu sangat sabar dan penyayang, tak heran jika baik Angel maupun Kenan sangat suka bersama Evangeline. Sonia terlihat berjalan menyusuri koridor, wanita itu datang sesegera mungkin ke sana setelah mendapat kabar dari Jordan jika Devan ditemukan. "Ma!" Jordan langsu

  • My Hot Lady   MHL 195

    TOK! TOK! TOK!Suara ketukan pintu terdengar, Evangeline dan Sonia langsung menoleh ke arah pintu. Keduanya tersenyum ketika melihat siapa yang datang.Milea ke sana bersama Jordan, sengaja datang ke sana karena memang membawakan pesanan Evangeline."Ini pakaian yang kamu minta," ucap Milea seraya meyerahkan paper bag yang dibawa. "Bagaimana keadaanya?" tanya Milea seraya menoleh Devan yang masih belum sadarkan diri.Terlihat selang infus masih terpasang, bagian kening terbalut perban."Terima kasih," Evangeline menerima paper bag itu, hingga kemudian menatap ke arah ranjang Devan. "Masih sama, mungkin karena pengaruh obat tidur, jadi dia belum sadar." Evangeline menjawab pertanyaan Milea.Evangeline berjalan ke ara sofa, di mana gadis kecil yang ditolong Devan masih tertidur. Ia memang meminta tolong Milea membawakan pakaian anak-anak untuk gadis kecil itu, karena kasihan sebab gadis itu hanya memakai kaus kebesaran milik sala

  • My Hot Lady   MHL 196

    Malam semakin larut, ruang inap Devan terasa begitu hening, hanya sesekali terdengar suara derap langkah perawat yang melintas di depan ruangan. Evangeline sudah terbuai dalam mimpi, terlalu lelah memikirkan suaminya yang belum juga sadar. Ia tidur dengan posisi duduk, kepala bersandar di tepian ranjang dengan kedua tangan yang dilipat dan dijadikan bantal."Ivi."Suara berat dan sedikit serak itu terdengar. Di alam bawah sadarnya, Evangeline mendengar suara Devan, begitu merdu dan membuat jantungnya berdegup dengan cepat."Van." Evangeline membalas panggilan itu, tapi dengan mata terpejam, merasa jika suara itu hanya ada di mimpinya.Evangeline mengerutkan kelopak mata, bahkan saat merasakan jika ada sentuhan di kepala. Ia merasa ada yang tengah mengusap kepalanya berulangkali."Van, aku sangat merindukanmu," lirih Evangeline dalam ketidaksadaran, bahkan kini buliran kristal bening kembali luruh."Aku juga sangat merindukanmu."Evang

  • My Hot Lady   MHL 197

    Saat kejadian banjir."Pak!"Devan masih bisa mendengar suara Danny yang memanggilnya. Namun, banjir itu seakan menyeretnya begitu saja, membuat Devan tak bisa melawan dan hanya bisa mencoba untuk bertahan.Gadis kecil yang ada di gendongan Devan terus menangis, membuat pria itu cemas jika air hujan masuk melalui mulut gadis itu."Ja-ngan mena-ngis, Paman ada di-sini un-tuk menjagamu," ucap Devan terbata, mencoba menenangkan gadis kecil itu.Melihat Devan yang terus memeluknya, membuat gadis kecil itu merangkulkan tangan mungilnya ke leher Devan.Keduanya berjuang agar kepala tetap berada di atas permukaan air, atau mereka akan tenggelam dan semakin terseret banjir.Devan melihat gapura tinggi, pria itu berusaha berenang ke sana agar bisa berlindung dengan cara berpegangan di sana. Namun, entah apa yang melewati kaki di bawah air, sesuatu menabrak serta terasa menyayat kulit kaki Devan, membuat pria itu merintih menahan sakit.

  • My Hot Lady   MHL 198

    Hari itu, baik Sonia maupun yang lainnya, terlihat mendatangi rumah sakit, mereka tentu ingin melihat kondisi Devan, karena Evangeline sudah mengabari jika Devan sadar.Sonia begitu bahagia ketika melihat putranya duduk menatap dirinya, bahkan senyum hangat putranya itu terus menghiasi wajah. Sonia langsung menghambur ke dalam pelukan Devan, mengucap banyak syukur karena putranya itu masih diizinkan berkumpul dengan mereka.Evangeline menggendong gadis kecil yang tadi berada di atas ranjang, membiarkan Sonia melepas rindu pada putranya. Milea juga ke sana membawa Kalandra, karena Evangeline mengatakan jika Devan sangat ingin melihat putra mereka."Apa kondisinya baik-baik saja?" tanya Milea hendak menyerahkan Kalandra."Ya, dokter bilang tidak ada masalah. Tinggal menunggu masa pemulihan," jawab Evangeline. Ia menurunkan gadis kecil yang ada di gendongan, sebelum menerima Kalandra dari Milea. "Halo Baby, kamu rindu Mama, hmm?" Evangeline mencium pipi putr

  • My Hot Lady   MHL 199

    Begitu kondisi Devan membaik. Ia pun sudah diperbolehkan pulang oleh pihak rumah sakit."Kita ke kampung gadis itu besok!" ajak Devan saat mereka berada dalam perjalanan pulang."Tapi kamu baru saja sembuh, kenapa tidak memulihkan kesehatan beberapa hari lagi?" tanya Evangeline yang tentu saja cemas."Baiklah, aku ikut kata istriku," ucap Devan manja.Evangeline begitu gemas dengan sikap Devan, sampai-sampai mencubit pelan hidung mancung pria itu.Gadis kecil yang bersama mereka, terlihat duduk merapat di samping pintu, menatap jalanan dari balik jendela. Gadis itu terlihat begitu senang, mungkin saja karena tidak pernah naik mobil seperti ini sebelumnya."Kita tidak tahu namanya," ucap Evangeline menatap gadis itu."Ya, dia sepertinya tidak mau bicara atau sebenarnya memang tak bisa bicara. Mau memanggilnya juga bingung, besok kita tanyakan ke kampung itu, pasti ada yang mengenalnya," ujar Devan kemudian.Evangeline meng

Latest chapter

  • My Hot Lady   MHL 222

    Setelah memantapkan hati, akhirnya Anira memutuskan untuk pergi. Hari itu Kenan dan keluarganya datang untuk berpamitan dengan Anira, setelah sebelumnya mendapat kabar dari Evangeline dan Devan. "Jangan lupakan kami," ucap Angel yang ingin melepas Anira. Anira mengangguk kemudian memeluk Angel, tak bisa berkata-kata karena dirinya begitu sedih meninggalkan keluarga itu. "Sering hubungi kami, oke!" pinta Angel lagi sebelum melepas pelukan. Anira lagi-lagi hanya mengangguk, sebelum kemudian beralih menatap Kenan yang sudah menatapnya sejak tadi. "Aku akan menunggumu kembali, Nira." Kenan langsung memeluk Anira, membuat gadis itu terkejut. Anira membalas pelukan Kenan, bahkan mengusap punggung pemuda itu karena tahu jika Kenan sama beratnya melepas. "Aku sangat menyayangimu, jangan lupakan aku," lirih Kenan sebelum melepas pelukan. Anira merasa jantungnya berdegup dengan cepat ketika Kenan mengucapkan kata itu, entah kenap

  • My Hot Lady   MHL 221

    "Kamu tidak akan pergi, 'kan!" Kalandra bicara empat mata dengan Anira di kamar gadis itu. Ia menatap Anira yang duduk di tepian ranjang."Aku tidak tahu." Anira menjawab pertanyaan Kalandra seraya menundukkan kepala.Wanita yang bicara dengan Evangeline adalah ibu kandung Anira, setelah sekian tahun wanita itu datang dan ingin membawa Anira karena merasa berhak atas gadis itu."Nggak, aku nggak izinin kamu pergi!" Kalandra langsung memegang kedua lengan Anira, bahkan tanpa sengaja mencengkeram begitu erat."Al, sakit!" pekik Anira mencoba melepas tangan Kalandra dari lengannya.Kalandra berlutut di depan Anira, menggenggam kedua telapak tangan gadis itu begitu erat, kedua bola matanya terlihat berkaca."Jangan pergi, Nira. Aku mohon," pinta Kalandra.Anira terlihat bingung, setelah sekian tahun dia tidak tahu siapa orangtua kandungnya, serta bagaimana mereka, haruskah dia melewatkan kesempatan bersama orangtuanya."Aku bingung

  • My Hot Lady   MHL 220

    "Apa maksudnya itu, hah?" Kalandra mendorong Kenan ke tembok.Kenan yang baru saja mengantar Anira ke kelas, cukup terkejut saat Kalandra langsung menarik dan membawanya ke samping gedung sekolah."Kamu kenapa sih, Al?" tanya Kenan bingung, apalagi ketika menatap amarah di mata saudaranya itu. Ia mengusap lengan yang sakit karena terbentur dinding."Apa maksudmu menciumnya?" Kalandra ternyata melihat dari jauh saat Kenan menangkup wajah Anira. Ia melihat punggung Kenan di mana saudaranya itu memiringkan kepala.Kenan terkejut mendengar pertanyaan Kalandra, tak menyangka jika saudaranya itu melihat."Al, dengar dulu--" Kenan ingin menjelaskan, tapi terhenti karena Kalandra yang tiba-tiba memukulnya tepat di pipi, membuatnya sampai memalingkan wajah."Apa kamu kira, karena dekat dengannya maka bisa membuatmu sesuka hati menciumnya? Aku tidak setuju kamu bersikap seperti itu padanya!" Kalandra yang sudah terpancing emosi, tak bisa berpikiran je

  • My Hot Lady   MHL 219

    Kenan berada di kamarnya setelah Kalandra dan Anira pulang. Ia menatap bingkai yang terdapat di meja belajarnya. Di sana terdapat foto dirinya, Anira, dan Kalandra.Kenan tiba-tiba menggelengkan kepala dengan senyum kecil di wajah, merasa lucu dengan hal yang dipikirkannya sekarang."Apa itu senyum-senyum sendiri?" tanya Angel yang ternyata melihat adiknya itu duduk melamun. Ia pun lantas berjalan masuk dan menghampiri Kenan.Kenan menoleh Angel yang kini sudah berdiri bersandar meja belajarnya."Siapa yang tersenyum?" Kenan mengelak dari pertanyaan sang kakak."Jangan bohong! Jelas-jelas tadi aku melihatmu tersenyum," ucap Angel."Hah, terserahlah." Kenan masih tidak mau mengakui. Ia malah membuka buku seakan ingin mengabaikan sang kakak.Angel menatap Kenan, seperti mengetahui sesuatu dari pandangan sang adik."Ke, apa kamu menyukai Anira?" tanya Angel tiba-tiba.Kenan langsung berhenti membalikkan buku saat mendengar

  • My Hot Lady   MHL 218

    Kalandra tidak jadi belajar karena kasihan dengan Anira. Ia pun meminta sopir untuk menjemput mereka. Dalam perjalanan pulang, Kalandra hanya diam, membuat Anira sedikit merasa heran."Kamu baik-baik saja, Al?" tanya Anira.Kalandra tersadar dari lamunan, kemudian menoleh ke arah Anira yang duduk di sampingnya."Aku tidak apa-apa," jawab remaja itu, mencoba mengulas senyum.Anira mengangguk karena Kalandra sudah mengatakan jika tidak apa-apa, mereka pun kembali menatap aspal jalanan.Sebenarnya Kalandra sedang memikirkan percakapannya dengan Kenan beberapa waktu lalu, saat Kenan sedang berganti pakaian.Di kamar tamu, beberapa waktu lalu."Ke, boleh aku tanya sesuatu?" Kalandra berdiri di samping pintu kamar mandi tempat Kenan berganti pakaian."Tanya saja!" Suara Kenan terdengar dari dalam kamar mandi."Aku melihat, akhir-akhir ini kamu sangat memperhatikan Nira. Apa ada sesuatu yang kamu sembunyikan dariku?" tanya Kala

  • My Hot Lady   MHL 217

    Angel sangat terkejut saat melihat Anira tercebur ke kolam. Saat ingin melompat, ternyata Kenan sudah melompat duluan. Angel pun akhirnya menunggu di tepian dengan wajah panik.Kalandra meraih handuk yang tergantung di kursi, lantas berjongkok begitu melihat Kenan membawa Anira ke tepian, ia langsung menarik Anira keluar dari kolam, serta menutup tubuh gadis itu menggunakan handuk.Anira sangat ketakutan, itu karena dirinya trauma. Sejak kejadian banjir itu, tenggelam adalah mimpi buruk untuknya. Kejadian di masa kecil itu, ternyata melekat di hati dan pikiran gadis itu.Kenan keluar dari kolam, kemudian langsung mendekat ke arah Wira dan mendorong teman kakaknya itu. Membuat beberapa teman Angel terkejut dan panik karena takut ada perkelahian."Kenapa kamu mendorongnya, hah?" Kenan murka dengan kejadian yang menimpa Anira, menyalahkan Wira seakan tak takut dengan pemuda yang lebih dewasa darinya itu."Siapa yang mendorong? Dia terpeleset!" Bela Wi

  • My Hot Lady   MHL 216

    Sore itu Anira dan Kalandra pergi ke rumah Kenan. Anira ke sana karena Kalandra yang mengajak, dua remaja itu ingin mengerjakan tugas."Rumah Kenan ramai amat?" tanya Anira ketika melihat beberapa mobil terparkir di halaman rumah."Palingan teman-teman Ica. Kata Kenan, tante dan om lagi ke luar kota, makanya di rumah bebas. Biasa kalau Ica suka ngundang teman kalau tidak ada om dan tante," jawab Kalandra seraya turun dari mobil, mereka diantar sopir.Anira hanya mengangguk, kemudian keluar dari mobil bersama Kalandra.Saat masuk, Anira melihat ke arah samping rumah, di mana kolam renang terlihat ramai dengan muda-mudi. Sepertinya Angel mengadakan pesta kolam renang."Nira!" panggil Angel saat melihat Anira."Kak!" sapa Anira sopan."Mau belajar?" tanya Angel. Ia membawa nampan berisi softdrink dan camilan."Ya, Al yang ingin belajar bersama Kenan," jawab Anira. "Apa mau aku bantu?" tanya Anira kemudian saat melihat Angel kerepo

  • My Hot Lady   MHL 215

    Tahun demi tahun pun berlalu. Evangeline dan Devan menjalani hidup penuh kebahagiaan. Adanya Kalandra dan Anira, membuat hidup keduanya begitu sempurna.Kalandra kini hampir menginjak umur enam belas tahun, sedangkan Anira baru menginjak umur delapan belas tahun, gadis itu tumbuh menjadi gadis remaja yang cantik. Sama seperti tahun sebelumnya, Anira satu sekolah dengan Kalandra dan Kenan. Evangeline dan Milea memang sengaja menyekolahkan mereka bersama, agar ketiganya bisa terus saling menjaga."Nira! Dasiku di mana?" Kalandra berteriak dari kamarnya. Remaja itu sibuk mencari dasi sekolahnya.Anira yang baru saja selesai bersiap, lantas menyusul Kalandra begitu mendengar suara pemuda itu."Bukannya di laci kamar ganti, Al! Kenapa kamu suka lupa?" Anira yang baru masuk kamar, langsung berjalan ke arah kamar ganti.Kalandra sendiri hanya tersenyum melihat Anira yang langsung masuk ke kamar begitu dipanggil.Anira mengambilkan dasi Kaland

  • My Hot Lady   MHL 214

    Hari berikutnya, Kalandra terpaksa tak ke sekolah karena kondisinya. Siang itu Kenan pulang bersama Anira dijemput Milea, Kenan ingin menjenguk Kalandra."Apa Al baik-baik saja?" tanya Kenan saat berada di mobil bersama Anira."Ya, hanya karena masih pusing, makanya dia tidak berangkat," jawab Anira dengan senyum kecil di wajah.Kenan mengangguk, kemudian memilih duduk dengan tenang bersama Anira, sampai mobil mereka sampai di rumah Evangeline.--Di rumah Evangeline, Kalandra terlihat kesepian karena berada di kamar sendirian."Ma, aku bosan," ucap Kalandra ketika melihat Evangeline masuk kamar."Nonton televisi kalau bosan," balas Evangeline santai. Wanita itu masuk membawa makanan dan minum untuk Kalandra.Kalandra mencebikkan bibir, tahu akan bosan di rumah sendirian, tentu dia akan memilih berangkat ke sekolah bersama Anira, meskipun kepala masih terasa pening.Evangeline meletakkan nampan ke atas nakas, seb

DMCA.com Protection Status