Siang ini, Adam baru selesai memeriksa pembangunan New Zetta yang sudah mencapai 60%. Padaluang waktunya ini, seperti biasa Adam segera menelpon istri tercintanya yang masih bekerja dari rumah. Sebagai pengacara hukum, sebenarnya kehadiran Fanny di perusahaan tidak terlalu dipermasalahkan. Karena yang terpenting adalah pekerjaannya tuntas.
“Jadi istriku masak apa hari ini?” tanya Adam.“Gepuk kesukaanmu tentunya,” ucap Fanny sambil meletakkan ponselnya pada dinding dapur.Adam paling menyukai momen ini, Fanny terlihat semakin menarik dengan apron yang dikenakannya. Jemari lentik sang istri yang biasanya bergerak lincah di atas keyboard laptopnya itu pun tampak semakin menggodanya saat jemari itu dengan lincah mengiris daging sapi segar.“Jangan macam-macam denganku Pak, lihat ini!” ucap Fanny menggoda suaminya sambil mengiris daging di depannya.“Aduh, sakit sekali … bisa habis ketampananku jika istriku marah seperti itu,” ucap Adam mengikuti candaan sang istri.Adam dan Fanny sedang menikmati sarapan pagi mereka ketika Lucy menelpon dan mengatakan kepadanya jika Abraham kini sakit keras. Wanita itu bahkan sampai menangis terisak memberitahukan kabar buruk ini kepada sang anak.Tak ingin membuat Mamanya sendirian di tengah situasi tersebut, Adam dan Fanny pun akhirnya sepakat untuk segera menemani Lucy di Rumah Sakit. Meski harus diawali dengan sebuah perdebatan sebelumnya, namun akhirnya Adam meloloskan keinginan Fanny untuk menemani sang Mama mertua.“Baiklah, tapi dengan satu syarat yaitu hanya pada kondisi darurat ini saja,” ucap Adam kepada istrinya yang langsung mengangguk mengiyakannya.Wanita itu kemudian memilih untuk segera bersiap, sementara Adam pun membatalkan sejumlah pertemuan pentingnya dengan beberapa klien termasuk di dalamnya adalah jadwal rapat yang akan dilakukan siang ini selepas jam makan siang di New Zetta.Mengetahui ketidak hadiran Adam dengan kembali membatalkan rapat mereka, Ardian sebenarnya sangat geram. Dia mera
Kabar kematian Abraham yang sangat mendadak sontak membuat publik sangat terkejut. Bukan hanya kalangan pebisnis saja yang kini merasa kehilangan sosok Abraham melainkan juga banyak pihak di dalam lingkungan lainnya di New Villa.Sosok Abraham yang penyayang dan juga sangat dermawan tentu saja membuat banyak orang ikut terkejut mendengar kabar duka yang begitu mendadak dari keluarga Hussein ini. Mereka seolah tak percaya jika Abraham telah tiada. Dan kini banyak channel televisi yang ikut menayangkan biografi singkat lelaki itu yang dikenal sangat tegas.“Adam, Papamu tiada,” ucap Lucy terus mengucapkannya di sepanjang hari.Wanita itu demikian terpukul dengan wafatnya Adam yang masih dirasakannya terlalu cepat ini.Para pelayat kini mulai berdatangan ke rumah duka.Sementara itu para pelayan pun sudah mulai menyiapkan skenario khusus yang diberlakukan selama acara pemakaman ini berlangsung. Tidak ada yang boleh luput dari pengawasan. Begitulah pesan Adam kepada semua tim yang bekerja
Status barunya Adam sebagai pemilik semua asset keluarganya, membuat Fanny pun kini ikut melesatkan status sosialnya. Wanita muda yang baru beberapa pekan menjadi Nyonya Hussein ini akhirnya sukses menjadi wanita sosialita kelas atas yang memaksanya harus terlibat dalam banyak sekali kegiatan.Namun di sini, Fanny tetap menegaskan kepada Adam jika dia tidak berniat sedikitpun untuk ikut andil secara totalitas di semua kegiatan yang selama ini melibatkan Lucy. “Aku akan tetap bekerja, dan mengenai semua kegiatan itu … aku akan memilihnya,” ucap Fanny.Adam mengangguk mengiyakannya, dia sendiri memang tidak begitu setuju jika istrinya itu harus terlibat banyak kesibukan lainnya. Adam tidak mau kehidupannya terganggu semakin jauh lagi dengan semua ini. Bahkan jika bisa, Adam sejujurnya sangat ingin jika Fanny tidak perlu mengikuti semua itu.Hanya saja, pada beberapa hal Adam pun tidak bisa menolak campur tangan istrinya yang memang sangat dibutuhkan dalam menjaga citra bai
Sejak kejadian makan siang pemberian Litha itu membuat Fanny terungkit kembali rasa sakitnya. Wanita itu menjadi lebih sering diam dan merenung. Hal ini tentunya dilakukannya diam-diam. Karena memang Fanny tidak mau terkesan baperan.Namun seiring dengan usia kehamilannya yang mulai memasuki minggu keempat, kondisi emosional Fanny pun cenderung menjadi lebih naik turun. Terlebih, saat wanita demi wanita yang ramai diberitakan oleh banyak pihak berseliweran di sekeliling suaminya.Fanny sendiri menjadi jauh lebih tertutup belakangan ini. Tak jarang juga, Fanny hanya bisa menahan dirinya meski dia sudah sangat merasa tertekan oleh keadaan ini di mana Litha semakin gencar menuai kontroversial di perusahaan dengan memberikan parcel bunga, parcel coklat hingga jus buah untuk suaminya.“Bu, aku mau… “ ucap Litha yang berpapasan dengan Fanny pagi ini di depan lobi tergagap.Fanny yang sudah mulai jengah dengan sikap dari wanita tersebut akhirnya mulai membela dirinya. “ Kau pikir aku pelaya
Fanny yang sedang tidur lelap malam ini, mendadak terjaga ketika mendengar suara sayup-sayup telepon di malam hari. Dipaksanya membuka mata dan juga telinga, suara itu ternyata dari suaminya yang tengah menelepon seseorang entah di mana. Suara Adam terdengar begitu marah ketika Fanny mendengarnya tadi, wanita itu tidak bisa mendengar jelas apa yang dibicarakan oleh suaminya dengan orang di seberang telepon. Namun sekilas saja bisa diketahui oleh Fanny jika kini Adam tengah menghadapi sebuah masalah.Meskipun Fanny tidak bisa mengetahui dengan jelas, namun Fanny memiliki cukup banyak cara untuk bisa memahaminya.“Ini, minumlah dulu,” ucap Fanny sambil meletakkan segelas air mineral di atas tangannya lalu meneguknya.Inilah juga yang sedang dilakukan oleh Fanny kali ini. “Kriing!” suara telepon Adam kembali berbunyi. Namun setelah Adam mengangkatnya, lelaki itu kemudian menyalakan pelantangnya sehingga Fanny bisa ikut mendengarkannya.“Boss, kami menemukan enam wanita yang siap direkr
“Sayang, aku tidak pulang malam ini karena masih mengikuti sederet kunjungan kerja di wilayah Timur New Auland,” ucap Adam kepadanya.Praktis, Fanny langsung mengeluh tipis di bibirnya.Adam pun bukan tidak mendengarnya, namun dia juga tidak bisa berbuat banyak karena kini harus menggantikan posisi sang Papa di Sarikat Dagang yang memang memiliki sangat banyak jadwal padat.Kunjungan ini adalah kunjungan dadakan yang diluar rencana. Sehingga Fanny pun sangat terkejut mengetahuinya.Sementara Fanny berada di New Sealley yang seperti biasanya diguyur hujan deras. Di New Conour Adam justru tengah dijamu oleh para pengusaha setempat yang memang tengah menjalin koneksi intens dengan para petinggi Sarikat Dagang ini.“Pak Adam, namanya Nonny, dan dia adalah staff terbaik kami, selama dua hari di New Conour, maka Nonny akan menemani Anda dua kali dua puluh empat jam,” ucap Jouhar kepada Adam.Lelaki tersebut tentunya tidak akan menduga jika Nonny adalah sebuah jalan instan bagi Jouhar untuk
Pasangan Adam dan Fanny tampaknya memang membuat publik sangat mengidolakan keduanya. Kehadiran sosok sederhana Fanny yang sukses membuat si putra mahkota Hussein Group itu jatuh cinta, akhirnya semakin membuat kehidupan pribadi keduanya di sorot.Tidak jarang, aktivitas harian keduanya menjadi terganggu gegara kehadiran wartawan legal maupun paparazzi yang membuntuti. Hari-hari damai bagi Fanny pun tampaknya menjadi semakin jauh dari bayangan. Kini di setiap langkahnya, Adam memberikan pengawalan ekstra ketat untuk sang istri.“Sayang, aku rasa kau membutuhkan asisten pribadi,” ucap Adam kepada Fanny.Fanny langsung melebarkan matanya menatap sang suami yang tengah menyantap serealnya. “Asisten pribadi? No!” ucap Fanny langsung menolaknya.Adam kemudian menjelaskan jika dia semakin khawatir dengan kesibukan istrinya yang semakin padat seiring bertambahnya jabatan Fanny saat ini. Pilihan memiliki asisten pribadi pun telah melewati banyak pertimbangan dari Adam sebelumnya.“Aku ingin k
Malam harinya, Adam pulang sangat larut malam sehingga Fanny benar-benar tak bisa terpejam. Matanya sedari tadi berusaha lelap tapi sedikitpun dia tak bisa memejam. Otaknya terus memikirkan banyak hal yang justru membuatnya semakin gelisah.“Kenapa Hp kamu diluar jangkauan terus?” ucap Fanny dengan sangat gelisah terus menggulirkan layar ponselnya, menunggu jika saja suaminya akan segera online.Namun tanda tanda itu tak juga terlihat, Fanny hanya bisa menunggu.Tak berselang kemudian, Fanny yang mulai diserang kantuk pun kemudian mendengar suara langkah kaki yang mendekati kamarnya.“Sayang, maafkan aku,” ucap Adam yang baru saja membuka pintu langsung menghampirinya di sofa.Bola mata Fanny seketika bergerak ke arah Adam, menatap lelaki itu dari ujung rambut sampai ke ujung kakinya. “Kenapa Hp mu tidak bisa dihubungi?” tanya Fanny.“Aku … Begini, jadi tadi siang aku mengunjungi salah satu cabang Hussein Group di New Oreon, dan … Hp ku terjatuh entah di mana, aku tidak bisa menemukan