Share

Bab 18

Penulis: Erisha.LA
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Ara tersenyum kecil dan menikmati pelukan Xander. "Kami memiliki bayi yang sangat indah, hebat dan sempurna," ujarnya sambil membelai tangan Xander.

Xander menatap bayi mereka yang tertidur dengan tenang di atas ranjang dan berkata, "Aku sangat bersyukur memiliki anak yang seperti dia. Dia adalah hadiah terbesar dalam hidup kita."

"Aku setuju," ujar Ara sambil menarik tangan Xander ke arah dirinya dan berputar, sehingga ia menghadap Xander sambil tetap tertutup dalam pelukan Xander.

"Kamu dan anak kita selalu akan menjadi prioritas utama dalam hidupku," ujar Xander tersenyum.

"Dan keluarga kita selamanya akan menjadi yang terbaik," balas Ara tersenyum lebar.

Mereka saling bertatapan dengan senyum di wajah mereka. Namun, suddently Xander terbangun dari mimpinya.

Itu hanya mimpi, pikirnya dalam hati. Dia merasa sedikit sedih karena mimpi indahnya tiba-tiba berakhir. Namun, dia menggelengkan kepalanya untuk mengusir rasa sakit itu lalu bergegas bangun dari tempat tidurnya.

Setelah mencuc
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • My Friend   Bab 19

    Paris, Prancis – Musim Panas, Tiga Tahun Kemudian... Langit Paris dihiasi awan-awan putih yang berarak perlahan, membingkai menara Eiffel yang megah dan Seine yang berkilauan di bawah sinar matahari. Xander dan Ara sedang duduk di sebuah kafe di tepi sungai, menikmati secangkir kopi dan croissant yang segar. Senyum tipis menghiasi wajah mereka, meskipun masih ada bayang-bayang masa lalu yang samar-samar terlihat di balik mata mereka. "Aku masih tidak percaya kita akhirnya ke sini," ujar Xander sambil menyesap kopinya. Dia menatap mata Ara yang bersinar di bawah sinar matahari. Ara tersenyum lebar. "Aku selalu tahu kita akan sampai di sini suatu hari. Paris adalah tempat impianku sejak kecil." Mereka berjalan menuju Notre Dame setelah sarapan, menyusuri jalan-jalan berbatu yang dipenuhi aroma roti panggang dan kopi segar. Suara musisi jalanan bermain akordeon mengisi udara dengan melodi yang ceria, dan orang-orang berlalu lalang dengan tawa dan percakapan yang menggema di sepanjang

  • My Friend   Bab 20

    Kehangatan sinar matahari pagi menerobos tirai kamar hotel, menyentuh wajah Ara yang tertidur. Xander sudah bangun, mengamati Ara dengan senyum lembut. “Betapa damainya dia,” pikir Xander, mengingat perjalanan mereka dari masa lalu yang penuh cobaan hingga saat ini.Ara membuka mata perlahan, mendapati Xander yang menatapnya. "Selamat pagi," bisiknya dengan suara serak."Selamat pagi," jawab Xander, mengecup keningnya. "Siap untuk petualangan hari ini?"Ara tersenyum lebar, mengangguk. "Tentu saja. Paris selalu menyimpan keajaiban."Setelah sarapan di kafe terdekat dengan croissant hangat dan kopi yang menggugah selera, mereka berjalan menuju Montmartre. Suasana jalanan yang ramai dipenuhi oleh seniman jalanan dan kios-kios yang menjual berbagai barang seni.Di depan Basilika Sacré-Cœur, Xander dan Ara menikmati pemandangan kota yang memukau. Mereka mengambil foto bersama, tertawa bahagia, menikmati setiap momen kebersamaan."Tempat ini selalu punya aura magis," kata Ara sambil memand

  • My Friend   Bab 21

    Setelah dua minggu penuh kenangan di Paris, tibalah hari di mana Xander dan Ara harus kembali ke Manhattan. Perjalanan mereka di Paris telah mempererat hubungan dan menghadirkan banyak momen berharga yang akan selalu mereka kenang. Di atas pesawat yang membawa mereka pulang, keduanya duduk berdampingan, saling berpegangan tangan, mengingat hari-hari penuh keajaiban yang baru saja mereka alami.Saat pesawat mendarat di Bandara JFK, Manhattan, kehidupan kembali memanggil mereka dengan ritme cepat dan hiruk-pikuk yang khas. Xander dan Ara keluar dari bandara, bertukar pandang dengan senyum penuh arti, sebelum menuju taksi yang akan membawa mereka pulang.Di dalam taksi, mereka terdiam sejenak, menikmati sisa-sisa suasana Paris yang masih lekat di hati mereka. Ara menyandarkan kepalanya di bahu Xander, merasa nyaman dan damai. "Aku akan merindukan Paris," bisiknya."Aku juga," jawab Xander, mencium rambutnya. "Tapi Manhattan punya pesonanya sendiri. Kita akan menciptakan lebih banyak kena

  • My Friend   Part 01

    "Ara bangun sudah pagi ini katanya kamu ada kuliah pagi," ucap mama Arabella sambil membuka tirai jendela Ara agar segera bangun dari tidurnya. "Memangnya udah jam berapa ma?"tanya Ara sambil meregangkan badanya. "Sudah mau jam sembilan, buruan bangun ntar kamu telat lagi masuk kuliah,"ucap mama Ara Akhirnya langsung terbangun dan lari kedalam kamar mandi. Dan mama Ara pun pergi meninggalkan kamar Ara sebelum ia menutup kamar Ara. "Ara cepetan mandinya mama tunggu di ruang makan,"ucap mama Ara, setelah itu mama Ara pun menutup pintu kamar Ara dan turun kebawah untuk menemani suaminya yang sudah ada diruang makan.Arabella Daisy Abraham adalah anak tunggal dari pasangan Maxwell Abraham dan Claristha Abraham. Maxwell Abraham adalah seorang pengusaha dari PT. Maxwell Cooperation yang menduduki peringkat kedua di dunia.Saat mama Ara sudah sampai di bawah tiba-tiba ada yang memanggilnya. "Selamat pagi tante Ristha,"ucap Xander "Pagi juga Xander, mau jemput Ara ya? Ara baru bangun seka

  • My Friend   Part 02

    Setelah selesai jam kuliahnya Ara segera keluar dari kelasnya, saat jalan tiba-tiba ada yang memanggil namanya. "Ara tunggu," ucap Syifa dan Nabila sambil berlari menghampri Ara "Eh Syifa, Nabila. Ada apa?" tanya Ara "Ngajakin kamu ke kantinlah, lagian ngapai kamu buru-buru, mau kemana emang?" tanya Nabila "Yahh sorry kayaknya aku nggak bisa deh, soalnya aku mau cari Xander," ucap Ara "Ngapain cari Xander?" tanya Syifa "Buat bantuin ngerjain skripsi, emang kalian udah selesai skripsi?" tanya Ara "Iya belum juga sih, tapi beneran ni nggak bisa kita makan dulu ke kantin," ucap Syifa "Sorry bener-bener nggak bisa, besok saja ya ntar aku traktir kalian deh," ucap Ara "Ya sudah lah biar saja yang mau berduaan sama Xander," ucap Nabila "Ye apaan sih kamu La, ya sudah aku duluan ya bye," ucap Ara Sampai didepan kelas Xander, ternyata Xander masih ada kelas, Ara pun memutuskan menunggunya di bangku taman yang ada di samping kelas Xander. Sekitar setengah jam Xander baru keluar dari

  • My Friend   Part 03

    Sebelum mengantarkan Ara pulang Xander mengajak ke Apartemennya terlebih dahulu untuk mengambil jaket yang tertinggal di Apartemen. Dari kampus menuju Apartemen Xander membutuhkan waktu setengah jam perjalanan. Apartemen Xander berada di lantai paling atas jadi kalau malam bisa melihat pemandangan malam kota Paris. Kini Ara dan Xander sudah berada dalam Apartemennya, Ara duduk di sofa menunggu Xander yang sedang mengambil jaketnya di dalam kamar. "Xander apa kamu tidak punya minuman, aku haus banget,"ucap Ara Xander yang baru saja keluar dari kamarnya langsung meletakan jaket dan tasnya di sofa. "Ada Ra, kamu mau minum apa?"tanya Xander "Kalau ada jus jeruk,"ucap Ara "Bentar aku ambilin dulu minumannya,"ucap Xander "Makasih Xander kamu memang teman terbaik yang aku punya,"jawab Ara Tak lama kemudian Xander datang dengan membawa dua gelas minuman yang berisi jus jeruk untuk Ara dan dirinya. "Kamu tinggal di Apartemen sendirian?"tanya Ara "Aku jarang menempati Apartemen ini, han

  • My Friend   Part 04

    Pagi harinya Xander bangun terlebih dahulu ia langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Tak butuh waktu lama Xander selesai mandi dan menggunakan kaos dan celana pendek, Xander melihat Ara yang masih tertidur pulas mungkin karena kecapean dengan percintaan semalam. Xander keluar dari kamar dan menuju ke sofa, lalu ia membuka HPnya untuk pesan makanan. Xander tidak memasak karena di dalam kulkasnya tidak ada makanan untuk di masak. Tak butuh waktu lama menunggu pesanannya, Xander membuka pintu Apartemen untuk mengambil makanannya dan membawanya ke dalam. Lalu Xander menyiapkan ke dalam piring dan tak lupa juga segelas air putih. Xander membawa nampan ke dalam kamar dan menaruhnya di nakas samping tempat tidur karena Ara masih tidur, Xander tidak mau membangunkan Ara lebih baik ia menunggunya sampai ia terbangun. Xander berjalan ke arah balkon melihat pemandangan pagi kota Paris. Jalanan sudah di penuhi oleh orang yang berlalu lalang yang mau berangkat kerja ataupun yang

  • My Friend   Part 05

    Xander baru saja sampai di kafe, Xander langsung masuk ke dalam untuk menemui dua sahabatnya itu yang katanya sudah ada di dalam kafe. “Xander di sini,” teriak Alan, lalu Xander berjalan ke ara dua sahabatnya itu. “Dari mana saja kok lama banget?” tanya Rendra sambil meminum es kopi capucino kesukaan dia. “Gue habis nganterin pacar gue tadi,” ucap Xander lalu memanggil pelayan kafe dan memesan minuman kesukaannya “Wah nggak jomblo lagi dong,” ucap Alan “Ngomong-ngmong siapa cewek lo?” tanya Rendra “Ara sahabat dekat dari kecil sekarang sudah jadi sepasang kekasih,” ucap Xander “Wah gila ternyata jadian sama cewek primadona kampus dan lo, Xan juga sangat populer di kampus apa jadinya kalau orang kampus sampai tahu pasti pada patah hati ini,” ucap Alan “Wah iya ini kalau kita bikin berita di I* kalau Xander dan Ara jadian pasti bakal heboh dan yang pasti bakal jadi berita trending topik lagi,” ucap Rendra dengan penuh semangat. Memang dasar Alan dan Rendra memang begitu suka seb

Bab terbaru

  • My Friend   Bab 21

    Setelah dua minggu penuh kenangan di Paris, tibalah hari di mana Xander dan Ara harus kembali ke Manhattan. Perjalanan mereka di Paris telah mempererat hubungan dan menghadirkan banyak momen berharga yang akan selalu mereka kenang. Di atas pesawat yang membawa mereka pulang, keduanya duduk berdampingan, saling berpegangan tangan, mengingat hari-hari penuh keajaiban yang baru saja mereka alami.Saat pesawat mendarat di Bandara JFK, Manhattan, kehidupan kembali memanggil mereka dengan ritme cepat dan hiruk-pikuk yang khas. Xander dan Ara keluar dari bandara, bertukar pandang dengan senyum penuh arti, sebelum menuju taksi yang akan membawa mereka pulang.Di dalam taksi, mereka terdiam sejenak, menikmati sisa-sisa suasana Paris yang masih lekat di hati mereka. Ara menyandarkan kepalanya di bahu Xander, merasa nyaman dan damai. "Aku akan merindukan Paris," bisiknya."Aku juga," jawab Xander, mencium rambutnya. "Tapi Manhattan punya pesonanya sendiri. Kita akan menciptakan lebih banyak kena

  • My Friend   Bab 20

    Kehangatan sinar matahari pagi menerobos tirai kamar hotel, menyentuh wajah Ara yang tertidur. Xander sudah bangun, mengamati Ara dengan senyum lembut. “Betapa damainya dia,” pikir Xander, mengingat perjalanan mereka dari masa lalu yang penuh cobaan hingga saat ini.Ara membuka mata perlahan, mendapati Xander yang menatapnya. "Selamat pagi," bisiknya dengan suara serak."Selamat pagi," jawab Xander, mengecup keningnya. "Siap untuk petualangan hari ini?"Ara tersenyum lebar, mengangguk. "Tentu saja. Paris selalu menyimpan keajaiban."Setelah sarapan di kafe terdekat dengan croissant hangat dan kopi yang menggugah selera, mereka berjalan menuju Montmartre. Suasana jalanan yang ramai dipenuhi oleh seniman jalanan dan kios-kios yang menjual berbagai barang seni.Di depan Basilika Sacré-Cœur, Xander dan Ara menikmati pemandangan kota yang memukau. Mereka mengambil foto bersama, tertawa bahagia, menikmati setiap momen kebersamaan."Tempat ini selalu punya aura magis," kata Ara sambil memand

  • My Friend   Bab 19

    Paris, Prancis – Musim Panas, Tiga Tahun Kemudian... Langit Paris dihiasi awan-awan putih yang berarak perlahan, membingkai menara Eiffel yang megah dan Seine yang berkilauan di bawah sinar matahari. Xander dan Ara sedang duduk di sebuah kafe di tepi sungai, menikmati secangkir kopi dan croissant yang segar. Senyum tipis menghiasi wajah mereka, meskipun masih ada bayang-bayang masa lalu yang samar-samar terlihat di balik mata mereka. "Aku masih tidak percaya kita akhirnya ke sini," ujar Xander sambil menyesap kopinya. Dia menatap mata Ara yang bersinar di bawah sinar matahari. Ara tersenyum lebar. "Aku selalu tahu kita akan sampai di sini suatu hari. Paris adalah tempat impianku sejak kecil." Mereka berjalan menuju Notre Dame setelah sarapan, menyusuri jalan-jalan berbatu yang dipenuhi aroma roti panggang dan kopi segar. Suara musisi jalanan bermain akordeon mengisi udara dengan melodi yang ceria, dan orang-orang berlalu lalang dengan tawa dan percakapan yang menggema di sepanjang

  • My Friend   Bab 18

    Ara tersenyum kecil dan menikmati pelukan Xander. "Kami memiliki bayi yang sangat indah, hebat dan sempurna," ujarnya sambil membelai tangan Xander.Xander menatap bayi mereka yang tertidur dengan tenang di atas ranjang dan berkata, "Aku sangat bersyukur memiliki anak yang seperti dia. Dia adalah hadiah terbesar dalam hidup kita.""Aku setuju," ujar Ara sambil menarik tangan Xander ke arah dirinya dan berputar, sehingga ia menghadap Xander sambil tetap tertutup dalam pelukan Xander."Kamu dan anak kita selalu akan menjadi prioritas utama dalam hidupku," ujar Xander tersenyum."Dan keluarga kita selamanya akan menjadi yang terbaik," balas Ara tersenyum lebar.Mereka saling bertatapan dengan senyum di wajah mereka. Namun, suddently Xander terbangun dari mimpinya.Itu hanya mimpi, pikirnya dalam hati. Dia merasa sedikit sedih karena mimpi indahnya tiba-tiba berakhir. Namun, dia menggelengkan kepalanya untuk mengusir rasa sakit itu lalu bergegas bangun dari tempat tidurnya.Setelah mencuc

  • My Friend   Bab 17

    Xander dan Ara menjalani kehidupan yang bahagia bersama bayi laki-laki mereka. Xander selalu pulang dari kantor dengan cepat, tidak peduli seberapa sibuknya dia di kantor, agar dia bisa memberikan perhatian penuh kepada bayi mereka. Ara merasa senang melihat begitu banyak perubahan dalam hidup mereka setelah memfokuskan diri pada keluarga.Bayi mereka mulai tumbuh dan berkembang, dan setiap perkembangan baru diakui dengan sukacita. Setiap kali bayi mereka mencapai tonggak penting dalam kehidupannya, seperti belajar merangkak atau berjalan, mereka merayakan dengan penuh kegembiraan. Keluarga kecil mereka menjadi prioritas nomor satu.Namun, semakin besar bayi mereka, semakin Xander merasa khawatir. Ia merasa khawatir tentang bagaimana ia bisa mempersiapkan anaknya untuk masa depan, dan memastikan bahwa ia memiliki segala sesuatu yang dibutuhkannya di dunia ini. Ia sering merenungkan masa depan bayi laki-lakinya, dan bekerja dengan keras untuk menjamin kesejahteraan mereka.Ara melihat

  • My Friend   Bab 16

    Setelah liburan itu, mereka kembali ke kehidupan sehari-hari yang sibuk. Xander kembali fokus kepada proyeknya, dan Ara mempersiapkan segala kebutuhan untuk kelahiran bayinya. Namun, satu peristiwa terjadi yang mengubah segalanya.Pada suatu pagi, Xander mendapat telepon dari salah satu karyawannya yang mengabarkan bahwa proyek yang mereka kerjakan mengalami masalah besar dan membutuhkan perbaikan yang mendesak. Xander langsung berangkat ke kantor dan bekerja tanpa henti untuk menyelesaikan masalah tersebut.Sementara itu, Ara merasakan sakit pada perutnya dan merasa khawatir untuk bayinya. Ia memutuskan untuk pergi ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang dibutuhkan. Setelah pemeriksaan, dokter mengatakan bahwa bayinya harus dilahirkan dengan segera karena ada masalah dengan kesehatannya.Xander merasa tidak tahu harus berbuat apa saat mendapat kabar ini. Ia sedih dan khawatir, tetapi harus tetap fokus menyelesaikan proyek. Ia meminta stafnya untuk melaporkan penyelesaian proy

  • My Friend   Bab 15

    Suasana di kantor Xander sangat ramai sejak adanya proyek baru yang akan dikerjakan. Selama beberapa minggu, Xander dan timnya sangat sibuk menyelesaikan berbagai persiapan. Setiap harinya, Xander pergi pagi dan pulang malam. Hal ini membuat Ara menjadi khawatir akan kesehatan suaminya.Malam itu, selepas makan malam bersama, Ara menemani Xander duduk di ruang tamu rumah mereka. "Honey, kau tidak merasa lelah dengan semua pekerjaan yang kau lakukan?" tanya Ara penuh perhatian.Xander tersenyum dan memandang istrinya, "Pastinya aku merasa lelah, Honey. Namun, aku ingin memastikan bahwa proyek ini sukses. Aku ingin membuat Papa bangga. Menggantikan posisinya adalah tanggung jawab besar, dan aku tidak ingin mengecewakannya."Ara mengangguk setuju, "Aku tahu Honey. Aku juga bangga padamu, tapi jangan lupa untuk menjaga kesehatan ya. Apalagi kita akan punya anak, aku ingin dia tumbuh dengan kebahagiaan bersama kita." ucap Ara sambil menyentuh perutnya yang mulai membesar.Xander menggengga

  • My Friend   Bab 14

    Nyata menjalin sebuat ikatan pernikahan tidak seindah apa yang mereka pikirkan. Dimana yang awalnya mereka hidup bersama dengan orang tua mereka dengan penuh kemewahan dan apa pun selalu ada karena memang sudah ada pelayan. Akan tetapi tidak dengan Ara yang kini posisinya sebagai istri karena semua tidak harus pelayan yang mengerjakannya. Dulu Ara yang sering bangun siang kini dia bangun lebih awal untuk menyiapkan segalanya, meski dia masih belajar akan tetapi dia akan berusaha menjadi iatri yang baik. "Pagi, Honey," ucap Xander yang baru saja datang dengan penampilan formal seperti biasanya. "Pagi, aku sudah siapkan sarapan untuk kita dan lebih baik kita segera sarapan. Aku takut jika nantinya kamu akan terlambat," ucap Ara. Xander hanya menganggukan kepalanya dengan senyuman manis di bibirnya. Setelahnya mereka menikmati sarapan pagi mereka dengan khidmat. "Honey, sebaiknya aku segera berangkat. Pagi ini aku ada meeting dengan para karyawan dan aku harap kamu di rumah jaga diri

  • My Friend   Bab 13

    Mereka memang terlihat sangat romantis, namun usia mereka juga masih cukup muda untuk menikah namun karena memang sudah terjadi dan kedua orang tua mereka hanya bisa berdoa agar pernikahan mereka bertahan sampai maut memisahkan mereka. Entahlah mungkin mereka terlalu percaya diri tinggi hingga sangat percaya pada anak-anaknya bisa menjaga diri namun sayangnya mereka salah menilai.“Apa yang sedang kau pikirkan?” tanya Max yang baru saja masuk ke dalam kamar dan dia melihat istrinya yang sedang melamun. Max baru saja kembali dari kantor karena memang ada beberapa hal yang harus dia urus di perusahaan.“Tidak,” ucap Ristha berdusta.“Aku tidak bisa kamu bohongi, bahkan kita sudah hidup bersama lama tapi kenapa kamu selalu menutupinya sendiri honey,” ucap Max, bahkan saat ini Max juga duduk di samping istrinya, dia ingin mendengarkan apa yang sedang dipikiran istrinya hingga membuatnya melamun sampai kedatangannya pun sang iatri tidak menyapanya.“Apa kita membuat keputusan benar den

DMCA.com Protection Status