Share

88. Jangan Masuk

"Mobil?" Arinda berkata datar. "Bagaimana caranya? Memanjat?" Arinda bangkit dari duduknya, entah mengapa dia merasa kegerahan. 

Deondra tersenyum melihat kekesalan Arinda. "Saya permisi sebentar Dokter."

Menarik Arinda sedikit jauh, dia menatapnya lekat. "Kamu kenapa? Pergi begitu saja. Kukira tadi kau kembali keruangan Ayahmu," ujarnya sambil menatap Arinda yang tengah menarik napas malas.

"Sudahlah, Tuan-"

"Kamu tidak bisa memanggilku begitu jika di luar. Memang hubungan kita belum jelas di antara kita, tapi tunjukkanlah pada orang-orang." Deondra memotong ucapan Arinda, membuat gadis itu mengernyit. 

"Jadi, apa yang harus saya panggil?" 

Malas, rasanya Arinda kesal karena dia di acuhkan. Bukankah Deondra ingin membuktikan bahwa dia sungguh-sungguh? Atau, apakah semua laki-laki, akan mengabaikan wanita yang di sukainya jika sudah melihat yang lebih cantik? 

"Sayang."

"Hah? Sudah gila, ya?" Arinda memekik

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status