Tahun 2022, Era Modern
“Bagaimana bisa kau tidak punya malu seperti ini? Sudah jelas kalau William itu adalah orang yang disukai oleh Sophie, tetapi kau malah menyukainya! Apa kau ingin merebutnya dari tangan adikmu sendiri? Sebenarnya apa yang ada di dalam otakmu itu?” Sebuah suara yang begitu keras dan memekakkan telinga terdengar di sana, membuat Alex yang terbuai dalam mimpi langsung terbangun. “Kau harus ingat statusmu sekarang!”
Kesadaran Alex yang buram perlahan-lahan mulai kembali, kepalanya terasa pening sekali dan dia tidak tahu apa yang tengah terjadi sekarang ini. Alex ingat dirinya tengah menghadapi badai kosmik yang menghancurkan pesawat induknya, tapi detik berikutnya dia mendengar suara bising yang sepertinya ditujukan kepadanya terdengar sangat tidak mengenakkan, menuduh Alex yang bukan-bukan. Siapa yang berani menuduh Pangeran Kelima dari Kerajaan Starlight ini?
Apa yang terjadi? Tanya Alex kepada dirinya. Dia mencoba memijat pelipis kepalanya yang berdenyut begitu keras.
“Apa yang kau harapkan dari orang yang pendidikannya rendah seperti dia, Mary? Sudah jelas dia tidak akan paham mengenai hubungan indah di antara Sophie dengan William, melihat pria tampan maka dia langsung mengejarnya!” cemooh seorang perempuan kepada Alex.
Sophie? William? Siapa mereka? Tanya Alex lagi.
Perlahan-lahan Alex membuka kedua matanya yang sedari tadi terasa berat. Meskipun pandangan masih sedikit buram dan kedua mata berair akibat sakit kepala yang masih berdenyut di sana, Alex bisa melihat silhuet dari dua orang wanita muda tengah berdiri di hadapannya. Siapa keduanya dia sama sekali tidak memiliki ide.
“Meskipun kau adalah putri dari Keluarga Klein, jangan sangka kau bisa menggantikan kedudukan Sophie di hati semua orang!”
“Benar sekali, seharusnya sebelum kau menunjukkan dirimu kau harus mempelajari etika terlebih dahulu agar tidak mencoreng kehormatan Keluarga Klen yang sudah dibangun sejak bertahun-tahun!”
Beberapa anak muda yang melihat Alex tengah dihadang oleh dua orang perempuan ini terlihat tidak ingin menolong apalagi ikut campur, mereka hanya menonton semua itu sembari tertawa-tawa kecil. Bahkan tidak jarang dari mereka yang mencemooh kehadiran Alex yang tidak lebih dari seorang gadis kampungan yang kebetulan bisa menjadi putri Keluarga Klein yang terhormat.
Posisi berdiri Alex tidak terlalu stabil, terlebih dengan sepatu berhak tinggi yang tengah ia kenakan saat itu. Sehingga saat salah seorang gadis yang melabraknya terebut menyenggol bahunya ke belakang, secara otomatis tubuh Alex pun terdorong ke belakang sebelum pada akhirnya dia terjatuh dan masuk ke dalam kolam renang yang ada di sana.
BYUUR......
Suara deburan keras dari arah kolam renang menarik perhatian sebagian besar orang yang menghadiri pesta outdoor tersebut. Beberapa dari mereka berlari mendekat ke arah kolam renang untuk melihat apa yang terjadi, di sana mereka menemukan dua orang wanita muda berdiri di pinggir kolam renang seraya melihat seorang gadis muda yang tercebur di sana.
“Ada yang terjatuh di kolam renang!” seru seorang tamu yang melihat kejadian itu.
“Cepat tolong gadis itu, dia putri dari Keluarga Klein!” perintah seorang tamu lagi.
Tenggelamnya putri Keluarga Klein yang baru kembali ke keluarga tersebut membuat gempar semua tamu undangan yang ada di sana, pesta pertunangan yang seharusnya dihadiri penuh dengan kesukacitaan pun suasananya berubah menjadi panik. Namun, tidak jarang dari tamu undangan tersebut memberikan tatapan mencemooh kepada gadis yang masih kesulitan untuk berenang di dalam kolam renang, pada dasarnya mereka menghadiri undangan itu karena mereka ingin melihat sosok memalukan dari Alexandra Klein serta rasa takut mereka kepada calon tunangan Alex.
Tidak ada yang menyangka kalau Alex akan terlibat pertengkaran dengan nona muda dari dua keluarga kaya dan semua itu masih disangkut pautkan dengan William, seorang Tuan Muda dari Keluarga Ivanov. Namun, semua itu tidak ada apa-apanya setelah mereka menyaksikan Alex terjatuh ke dalam kolam renang.
Alex yang kala itu masih bingung dan merasa panik akibat baru tersadar pada akhirnya kesulitan untuk menyelamatkan dirinya, sehingga dia pun tenggelam di sana sebelum pingsan di tempat.
Beruntungnya seorang pelayan langsung menyelamatkan Alex dan mereka membawa Alex ke rumah sakit untuk mendapatkan bantuan selanjutnya. Kejadian tersebut membuat pesta pertunangan tersebut berakhir buruk, bahkan kedua orang tua Alex yang mendapatkan kabar tersebut ekspresi mereka berubah menjadi sangat jelek. Tidak elak kalau Master dan Madam Klein menyalahkan Alex dalam hati mereka.
Kericuhan yang terjadi di bawah sana tidak terlalu mempengaruhi suasana hati dari seseorang yang memperhatikan semua itu dari balkon jendela besar yang ada di lantai dua. Orang yang berdiri di sana adalah seorang pemuda bertubuh tinggi dengan postur tubuh yang begitu proporsional. Setelan jas hitam yang dikenakan melekat dengan pas pada tubuhnya, memberikan kesan kaki yang panjang dan jenjang, bahu yang bidang, serta sosok yang tampan dan berkarisma.
Pemuda itu memiliki wajah yang sangat tampan dengan kedua mata berwarna biru gelap yang begitu tajam, parasnya yang menawan tersebut mampu mengalahkan wajah tampan para aktor maupun idol di dunia hiburan, sayangnya pemuda itu tidak berkecimpung di dunia hiburan dengan wajah yang tampan tersebut. Ekspresi dingin yang tidak mengisyaratkan emosi apapun masih terlihat di wajah tampan itu, rambutnya yang berwarna kecoklatan tersebut ia sibakkan ke belakang saat angin malam membelainya.
Pemuda itu memperhatikan kekacauan yang terjadi di bawah sana tanpa memperlihatkan emosi apapun, bahkan ia terlihat sama sekali tidak panik meski korban yang terjatuh ke dalam kolam renang itu adalah tunangannya sendiri.
“Suasananya menjadi sangat ramai, aku tidak menyangka datang ke pesta pertunanganmu akan disuguhi pertunjukan yang mengesankan seperti ini,” sahut seorang pemuda yang datang menghampiri Vincent yang masih berdiri di balkon jendela tersebut.
Pemuda yang datang tersebut bernama Denis dan merupakan sahabat dekat Vincent yang merupakan salah satu protagonis dalam pesta pertunangan itu. Denis menatap sosok kawannya seraya meminum segelas wine merah, dia pun menggelengkan kepala saat membayangkan apa yang terjadi sebelumnya.
“Keluarga Klein, meskipun mereka tidak masuk ke dalam jajaran empat keluarga raksasa yang ada di San Forcio maupun masih baru masuk ke dalam kalangan atas, tapi mereka masih memiliki sedikit pengaruh di kota ini,” kata Denis, ia menyandarkan pinggangnya pada pembatas besi yang ada di balkon jendela seraya menatap ke arah luar sana. “Bila dibandingkan dengan statusmu, mereka sebenarnya tidak ada apa-apanya. Kau sendiri, mengapa juga kau menyetujui keputusan Klein senior untuk menikahi putrinya?”
Vincent masih bergeming di tempat, menghiraukan ocehan kecil yang Denis berikan kepadanya mengenai latar belakang Keluarga Klein yang jauh lebih inferior bila dibandingkan dengan dirinya.
“Apa karena perjanjian yang kakekmu lakukan dengan mendiang Kepala Keluarga Klein bertahun-tahun yang lalu?” tanya Denis lagi, melihat betapa diamnya Vincent maka dia pun menganggap itu semua adalah benar.
Denis meneguk wine merah dalam gelasnya sampai tak bersisa di sana sebelum melanjutkan perkataannya lagi.
“Perjanjian di antara generasi mereka seharusnya tidak mempengaruhi generasi selanjutnya apalagi kehidupanmu. Kalaupun kau mau menikahi putri dari Keluarga Klein, setidaknya kau bisa memilih Sophie ketimbang Alexandra. Gadis yang bernama Sophie itu adalah permata hati dari Marius Klein, setidaknya masa depan Sophie jauh lebih cemerlang bila dibandingkan dengan tunanganmu tersebut.”
Semua orang tidak mengerti mengapa Vincent Dietritch yang merupakan Presiden dan chairman dari Horizon Group serta orang terkaya di Negara A memutuskan untuk bertunangan dengan Alexandra Klein yang statusnya jauh di bawah Vincent. Terlebih lagi, Keluarga Klein sendiri masih merupakan pendatang baru di jajaran keluarga kelas atas di San Forcio sendiri. Derajat keduanya sangat berbeda 180 derajat, banyak orang iri dengan nasib mujur yang Keluarga Klein miliki karena seorang Vincent Dietritch melirik ke arah mereka.
Vincent Dietritch tidak hanya mendapat julukan sebagai Presiden perusahaan yang berbakat serta masuk ke dalam jajaran orang terkaya di dunia versi majalah Forbes, dia pun masih berusia sangat muda yaitu 25 tahun, tapi kesuksesannya membuat mereka yang berada dalam generasi ayahnya sangat menghormatinya. Tidak salah kalau para gadis yang berasal dari keluarga atas benar-benar mengincar posisi Nyonya muda Dietritch dan istri Vincent. Sayangnya, Vincent malah memilih untuk meminang putri dari pendatang baru seperti Keluarga Klein hanya karena perjanjian kakeknya dengan kakek Alexandra.
Apabila orang yang menjadi tunangan Vincent adalah Sophie maka mereka semua tidak akan memberikan reaksi sekeras sekarang, tapi kabarnya Sophie telah menjalin hubungan dengan William yang merupakan Tuan muda dari Keluarga Ivanov, sehingga mereka menebak kalau Vincent pun mau tidak mau harus memilih Alexandra sebagai tunangannya.
Semua orang tahu kalau Alexandra Klein baru saja kembali ke Keluarga Klein dua bulan yang lalu setelah hilang selama lima belas tahun lamanya. Entah apa yang menyebabkan Alexandra bisa hilang ketika dia masih kecil, yang jelas posisi Alexandra tersebut tidak bisa disandingkan dengan Sophie meskipun Sophie sendiri adalah saudara kembarnya. Karena itulah berita mengenai Alexandra akan menjadi pendamping Vincent di masa depan membuat banyak orang ingin menentangnya.
Denis yang mengaku sebagai sahabat Vincent dan cukup mengenal kepribadian Vincent pun juga merasa sama herannya dengan orang-orang ketika dia mendengar keputusan Vincent tersebut. Dia khawatir kalau Vincent akan menyesal di kemudian hari karena keputusan yang dia ambil sekarang ini.
“Apa yang aku lakukan tidak ada hubungannya dengan urusan orang lain,” ujar Vincent dengan tenang. Pemuda itu memasukkan satu tangannya ke dalam saku celananya, dia terlihat begitu rileks dan begitu berbeda dengan suasana panik serta kacau yang terjadi di bawah sana.
Vincent melirik ke arah Denis yang masih memberinya tatapan penuh keraguan di matanya, pemuda itu menggeleng kepalanya singkat.
“Kalau aku memilih Alexandra untuk menjadi istriku, maka kau harus menerimanya. Pada dasarnya yang menjalani pernikahan ini bukanlah dirimu maupun orang lain, tapi aku,” kata Vincent lagi.
Nadanya mengisyaratkan keseriusan yang Vincent miliki, tapi Denis masih ragu apakah Vincent benar-benar serius dengan keputusannya tersebut. Terlebih lagi, Denis tahu kalau ada seseorang yang ada di hati Vincent yang kini tengah tidak ada ada di dalam negeri, bagaimana Denis yakin kalau Vincent tidak akan menyesalinya di masa depan.
“Sebagai temanmu aku hanya bisa mengatakan kalau kau harus berpikir matang-matang sebelum mengambil sebuah keputusan, apalagi semua itu menyangkut dengan masa depanmu kelak. Aku tidak ingin melihatmu menyesal nantinya,” ujar Denis.
“Kau tidak perlu mengkhawatirkan hal itu,” jawab Vincent.
Bagi semua orang keputusan yang Vincent ambil memang terkesan begitu terburu-buru, tetapi mereka semua tidak tahu kalau di antara keluarga keduanya Keluarga Klein lah yang berperan aktif mengenai pertunangan di antara keduanya.
Saat ini perusahaan milik Marius Klein tengah mengalami masalah yang besar dan berada dalam ambang kebangkrutan. Dia teringat dengan perjanjian yang ayahnya miliki dengan mendiang kakek Vincent, untuk itu Marius menawarkan putrinya yang bernama Alexandra sebagai penghibur bagi Vincent asalkan Vincent mau membantu perusahannya. Kala itu Marius memikirkan bagaimana caranya agar Vincent setuju dengan tawarannya, bahkan dia pun memiliki pikiran untuk membius Alexandra dan mengantarkannya ke tempat tidur milik Vincent.
Apa yang terjadi setelahnya berada di luar dugaan Marius. Tidak hanya Vincent setuju untuk membantu perusahaan Keluarga Klein, tapi dia juga memilih untuk menikahi Alexandra ketimbang menjadikan sosok gadis itu sebagai penghiburnya seperti yang Marius tawarkan. Tentu saja ide tersebut disambut dengan suka cita oleh pasangan Klein.
Dari semua orang yang mengetahui cerita sebenarnya di balik pertunangan Vincent dengan Alexandra, hanya Denis yang tahu meskipun tidak terlalu detil mengenai permasalahannya. Oleh karena itu, tidak jarang Denis menyinggung apakah Vincent benar-benar serius dengan keputusannya tersebut.
“Pesta sudah selesai, lebih baik kau segera pulang,” kata Vincent seraya beranjak dari posisi berdirinya di tempat itu.
Denis menghela nafas panjang sebelum dia meletakkan gelas kosong yang dia pegang ke atas meja kecil yang ada di sana.
“Gosip mengenai Alexandra yang katanya menyukai Ivanov serta apa yang terjadi malam ini akan tersebar luas di San Forcio besok,” ujar Denis yang mengingatkan Vincent.
Pemuda itu tidak menghentikan langkahnya, tapi anggukan kecil yang ia berikan sudah cukup memberitahu Denis kalau dia paham akan hal itu.
Acara sakral pertunangan yang Keluarga Dietritch dan Klein lakukan berakhir dengan sebuah tragedi, dimana pihak perempuan harus dilarikan ke rumah sakit akibat dia tenggelam di kolam renang. Namun, hal yang lebih serius lagi pun mulai tersebar di penjuru San Forcio mengenai Alexandra yang merupakan tunangan Vincent rupanya memiliki perasaan terhadap William Ivanov.
Meskipun Vincent merupakan salah satu protagonis dalam pesta pertunangan malam ini, statusnya yang sangat tinggi membuat orang tidak berani menyinggung namanya dalam gosip ini. Tapi semua itu berbeda bila berbicara tentang Alexandra, statusnya yang baru ditemukan di sebuah distrik kumuh oleh Keluarga Klein membuatnya dipandang sebelah mata oleh banyak orang. Mereka menganggap Alexandra ini murahan, tidak hanya berterima kasih dia masih diterima oleh Vincent tapi dengan beraninya dia melirik ke arah William.
Malam itu reputasi Alexandra yang pada awalnya sudah tidak baik menjadi jauh lebih buruk karena itu. Tidak ada wanita yang bisa menerima reputasi seburuk yang Alexandra miliki, apalagi berbagai julukan yang tidak pantas seperti “murahan” dan “tidak tahu diri” mulai melekat pada Alexandra.
Apabila ada wanita yang mendapatkan status tersebut di kalangan mereka, sudah pasti mereka akan memilih untuk mengasingkan diri ke luar negeri atau bahkan mengakhiri hidupnya karena rasa malu. Mendapat tekanan dari luar dan dalam itu sangat menyiksa. Beruntungnya Alexandra yang merupakan salah satu protagonis pada malam ini bukanlah Alexandra sebelumnya.
Pangeran Kelima yang nantinya menemukan dirinya terbangun sebagai seorang wanita bernama Alexandra Klein ini hanya bisa menghela nafas dan menggelengkan kepala ketika dia mengetahui semua ini.
Ketika Alex kembali membuka kedua matanya, dia menemukan dirinya tengah terbaring di atas tempat tidur di sebuah rumah sakit. Pemandangan warna putih serta aroma khas alkohol rumah sakit pun tercium dengan jelas, ketika Alex melihat ke samping ia juga menemukan ada selang IV terpasang pada tangan kirinya.Kondisi tubuh Alex tidaklah seburuk seperti kelihatannya, sehingga dia bisa menggerakkan tubuhnya dan kemudian beranjak dari posisi tidurannya menjadi duduk di sana.Aku masih hidup? Tanya Alex pada dirinya sendiri, ada sedikit keraguan yang tercetak jelas pada kedua matanya.Dia ingat sekali kalau ledakan besar waktu itu membunuhnya, tidak mungkin dia bisa selamat akibat ledakan pesawat apalagi keluar dari badai kosmik yang luar biasa tersebut. Namun, kenyataannya sekarang ini Alex masih bisa membuka kedua matanya. Dia selamat?Secepat pemikiran mengenai dirinya yang selamat muncul dalam benaknya, Alex pun langsung menepis ide itu. Melihat pema
“Nona Kedua, saya diutus oleh Master Klein untuk membawa Anda pulang,” ujar seorang laki-laki berusia 30an tahun yang mengenakan setelan jas formal pada Alex.Laki-laki itu telah memperkenalkan diri sebagai Samuel Henz, asisten pribadi dari Master Klein dan juga merupakan ayah kandung Alex, Marius Klein adalah namanya. Samuel diperintahkan oleh Master Klein untuk mengurus administrasi rumah sakit yang berhubungan dengan Alex dan membawanya pulang.Melihat dokter sudah memberikan lampu hijau dan mengatakan kalau tidak ada yang salah dengan tubuh Alex, ia pun mengangguk setuju ketika Samuel mengatakan kalau dia akan membawanya keluar dari rumah sakit. Madam Klein sudah memberi tahu Alex mengenai rencana dari ayah Alex untuk membawa Alex pulang ketika wanita itu mengunjungi Alex pagi tadi, untuk itu Alex pun sudah bersiap-siap dan tinggal mengganti pakaiannya saja.Berbeda dengan pagi tadi dimana Madam Klein melepaskan bom besar pada Alex yang cukup mem
Sebuah layar monitor melayang di udara tepat di hadapan Alex, layar tersebut menunjukkan sebuah simbol yang sangat Alex kenal karena selama 40 tahun ia hidup di era interstellar hampir setiap hari Alex melihat simbol tersebut. Simbol yang menjadi pusat dari layar tersebut adalah simbol dari StarNet, sebuah jaringan super intergalaksi terbesar yang menghubungkan semua data di era interstellar.Sebagian besar aktivitas di era interstellar dilakukan melakui StarNet, bahkan urusan kemiliteran serta pemerintahan pun juga menggunakan StarNet dalam kesehariannya. Dalam artian lain, StarNet merupakan jaringan raksasa yang tidak bisa dipisahkan dengan mereka yang tinggal di manapun pada era interstellar.Apabila StarNet hanya ada di era interstellar, lalu bagaimana StarNet yang ada di light brain milik Alex masih menghubungkannya dengan StarNet dari era interstellar? Semua itu masih menjadi tanda tanya dalam benak Alex. Ada rasa penasaran yang begitu besar muncul dalam
Apabila seseorang bertanya apa yang tengah Alex rasakan sekarang ini, tentu dia akan menjawab kalau dirinya merasa lelah. Alex lelah dengan Sophie yang terus mengulang kalimat yang dia katakan, tidak hanya sekali namun berkali-kali.Gadis itu melepaskan genggaman Sophie dari lengannya, dia menghiraukan bagaimana kedua mata Sophie sedikit berkaca-kaca serta mencerminkan kesedihan ketika Alex memaksanya untuk melepaskan genggaman itu secara tidak langsung. Dari ekspresi Sophie yang terpatri di wajahnya, apabila seseorang melihat pasti mereka berpikir Alex tengah membully Sophie dan membuat sedih gadis itu. Dalam hati Alex bertanya-tanya bagaimana bisa perasaan gadis ini serapuh itu.“Alex....” panggil Sophie lagi, ada keraguan kecil di dalam nadanya.Sophie memperlihatkan ekspresi terluka ketika Alex menghindari dirinya saat Sophie ingin menggenggam lengannya lagi. Karena dia tidak ingin melihat penolakan dari gadis itu lagi, akhirnya Sophie pun memili
Di dalam grup pelayan yang bekerja pada Keluarga Klein terdapat sebuah informasi baru yang sangat penting, dan informasi ini mampu mempengaruhi kehidupan mereka ketika bekerja pada keluarga itu. Informasi tersebut berhubungan erat dengan perubahan status dan juga sifat dari Alexandra Klein, Nona Kedua Keluarga Klein.Kalau dulu Nona Kedua yang baru saja kembali ke dalam keluarga ini selalu terlihat malu dan lebih suka mengurung diri di kamar, bahkan sifat dari Alex pun juga terlihat suram yang mengakibatkan dirinya selalu merasa inferior bila dibandingkan dengan semua orang yang ada di sekitarnya. Tidak hanya itu saja, ketika Alex baru kembali di Keluarga Klein dia tidak berani menatap mata orang-orang yang ada di dalam vila ini, termasuk para pelayan yang bekerja di Keluarga Klein. Sebagai akibatnya, para pelayan yang statusnya tidak tinggi pun bisa memandang rendah Nona Kedua yang baru kembali ini.Sayangnya keadaan itu berubah 180 derajat sekarang. Alex yang dulu ti
“Bodoh!!” teriak seorang pria. Pria itu bertubuh kurus kering dan memiliki luka goresan dari kening lurus sampai dagu, membuat parasnya terlihat sedikit mengerikan. Dia berkata kepada orang yang menarik kerah Elliot, “Apa kau mau membunuh kantong emas kita? Kita diperintahkan untuk menculiknya dan bukan membunuhnya!!!” Dalam ucapan pria tersebut terdapat sebuah penekanan yang mengisyaratkan kalau tujuan mereka yang sebenarnya adalah menculik Elliot, mereka tidak diperbolehkan membunuh anak itu. Pria yang wajahnya memiliki luka goresan menegaskan ucapan itu untuk yang kedua kalinya. Orang yang menarik kerah Elliot, pria pertama, sadar kalau apa yang dia lakukan akan membuat tiket emas mereka (Elliot) mati akibat kehabisan nafas. Dengan segera pria pertama melepaskan kerah Elliot dan mengakibatkan anak itu jatuh terduduk di atas tanah. Namun, sebelum Elliot bisa bergerak pria itu lagi-lagi menarik lengannya, menahan anak itu untuk tidak pergi ke mana-mana.
“Pihak kita sudah mencoba melacak penelepon yang menghubungi pihak kepolisian, tapi saat ini kami belum menemukan identitas orang tersebut. Kami juga menduga kalau si penelepon dan orang yang menyelamatkan Tuan Muda adalah orang yang sama,” ujar seorang pria yang mengenakan pakaian elit lengkap dengan jas hitam dan bersepatu kulit, dia tengah memberikan laporan kepada pemuda yang tengah duduk di balik meja kerja di hadapannya. Suara guratan pena yang berasal dari arah pemuda yang tengah menulis sesuatu pada dokumen di hadapannya menjadi satu-satunya suara yang terdengar di dalam kantor yang lengang tersebut. Mereka saat ini berada di dalam gedung perkantoran utama Horizon Group, tepatnya ada di lantai atas dimana kantor besar milik presiden utama berada. Melihat pemuda tampan yang duduk di kursi bos masih sibuk menandatangani beberapa dokumen pekerjaan di hadapannya, asisten pribadi yang bernama Felix pun meneruskan laporan yang dia terima dari pihak penyelidik.
Saat pintu kamar terbuka, di sana telah berdiri seorang wanita paruh baya yang mengenakan seragam pelayan wanita berwarna merah muda pucat, sebuah celemek berwarna putih menutupi rok yang wanita itu kenakan. Wanita paruh baya itu terlihat terkejut ketika pintu kamar terbuka secara mendadak, bahkan tangan kanannya yang terangkat dan akan mengetuk pintu pun belum sempat ia turunkan. Suasana di sana terasa canggung, ekspresi tidak sabaran yang sedari tadi muncul di wajah pelayan wanita mendadak menjadi kaku sebelum rona merah pucat menghiasi wajahnya, namun rona tersebut hanya terlintas sebentar saja. Namun, mengingat kalau status Alex sekarang jauh lebih tinggi di Keluarga Klein, dia pun langsung mengubah ekspresinya dengan penuh hormat, itu pun ada mimik ogah-ogahan. Meskipun demikian, sorot mata pelayan itu masih tidak berubah, penuh dengan cemooh sebelum kemudian dia menundukkan kepala untuk menutupi kilatan emosi tersebut. Semua pelayan yang bekerja pada Ke
Ketika Alex dan Sophie tiba di ruang depan, di sana sudah ada Marius, Olivia, Louis, dan juga Vincent yang tiba lebih dahulu dari mereka. Suasana di ruangan tersebut sangat kelam, ketegangan yang diakibatkan oleh kemarahan Marius akibat apa yang terjadi saat itu sama sekali tidak bisa dibendung. Meskipun Marius tidak berteriak untuk mengungkapkan kemarahan yang dia miliki, ekspresi diam serta nada dingin yang dia gunakan untuk berbicara jauh lebih ampuh untuk mengekspresikan kemarahannya. Situasi macam apa yang bisa membuat laki-laki ini kehilangan ketenangannya? Melihat Vincent yang tengah duduk sedikit lebih jauh dari tempat Keluarga Klein, Alex berjalan menghampiri suaminya dan duduk di sampingnya pada salah satu sofa panjang tidak jauh dari Keluarga Klein dengan tamunya. “Apa yang terjadi?” tanya Alex, dia setengah berbisik di telinga Vincent. Sebuah tanda tanya besar menghiasi ekspresi wajah Alex, dia ingin tahu drama macam apa yang akan dia tonton di ruang tamu ini. Vincent t
Setelah Louis pulang dari kantor, makan malam bersama di vila Keluarga Klein pun pada akhirnya dimulai. Acara makan malam tersebut bisa dikatakan sebagai acara formal di mana Alex pulang ke rumah bersama Vincent setelah pernikahan mereka berdua digelar dua minggu lalu.Dengan status Alex dalam Keluarga Klein sebelum dia menikah, acara seperti ini sebenarnya tidak perlu diadakan. Namun karena suami Alex adalah Vincent Dietritch, tentunya acara makan bersama seperti ini perlu diagendakan oleh Keluarga Klein. Tidak hanya status Vincent yang tinggi di mata banyak orang, Keluarga Klein yang kini bergantung pada pohon raksasa seperti Keluarga Dietritch harus berusaha menjalin hubungan yang baik dengan Vincent demi keuntungan yang besar di masa depan.Di atas meja makan sudah tersaji beberapa makanan yang terlihat sangat lezat, mulai dari makanan pembuka sampai makanan penutup ada di atas meja. Meskipun situasi di keluarga ini sering membuat Alex jengkel, gadis itu tidak akan memungkiri kala
Perjalanan untuk menuju kediaman Keluarga Klein yang ada di area Bravery Hills membutuhkan waktu kurang lebih lima belas menit pada kondisi biasa dan ditempuh menggunakan kendaraan bermotor atau mobil, apabila pada kondisi macet sedang terjadi maka perjalanan untuk menuju ke sana akan membutuhkan waktu kurang lebih satu jam lamanya. Dalam melakukan perjalanan menuju area Bravery Hills kendaraan yang membawa Alex dan Vincent cukup beruntung karena kondisi jalanan saat itu tidak sedang pada kondisi padat, sehingga mereka tidak terjebak macet dan menunggu waktu lama untuk tiba di Bravery Hills. Kendatipun demikian, Alex yang menjadi penumpang dalam mobil itu berpikir andaikata mereka terjebak macet di saat-saat sekarang ini, dia tidak akan merasa marah ataupun kesal. Alex berpikir demikian karena sebenarnya dia merasa sedikit malas untuk segera tiba di Bravery Hills dan berhadapan langsung dengan Keluarga Klein. Alex bukanlah orang naif yang berpikir kalau Marius dan yang lainnya akan m
Beberapa hari berlalu setelah Alex menikah dengan Vincent. Tidak ada yang berubah secara signifikan dalam kehidupan Alex, dia masih bisa melakukan kegiatannya sehari-hari tanpa ada gangguan dari pihak manapun. Bagi Alex, menikah maupun belum menikah sama-sama tidak memiliki pengaruh besar untuknya. Cuma di sini ada sedikit tambahan dalam hidup Alex, yaitu keberadaan seseorang yang tinggal bersama dengan dirinya. Meskipun Alex dan Vincent pada dasarnya bertemu setiap hari dan juga tidur dalam satu ranjang, perubahan kecil itu masih bisa Alex hiraukan. Vincent adalah orang yang sangat sibuk, dia berangkat ke kantor di pagi hari dan pulang di sore hari. Walaupun Vincent berusaha untuk tidak pulang telat dan menemani Alex makan malam setelah pulang dari kantor, kegiatan dan juga jadwal yang mereka berdua miliki memiliki perbedaan yang sangat besar, bisa dikatakan keduanya hampir tidak bertemu kecuali di malam hari. Tidak heran kalau Alex merasa kehidupannya tidak ada yang berubah (minus
Suara tawa kecil dari Alex membuat situasi semakin dingin dan juga kelam, di seberang sana Sara yang mendengarkan suara tawa itu merasakan bulu kuduknya berdiri, seperti sesuatu yang begitu menakutkan menghantam dirinya. Ada rasa was-was dan juga kekhawatiran, Sara bersiap untuk menoreh wajahnya dengan Alex kalau gadis itu meminta penjelasan darinya nanti. Meskipun persiapan hatinya belum matang serta kekhawatiran Sara akan balas dendam dari Keluarga Dietritch nanti, dalam hati Sara tidak ingin terus terkurung di bawah bayang-bayang Alex. Bagi Sara gadis itu dulunya tidak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan dirinya, bagaimana mungkin Sara rela menjilat kaki orang yang dulu pernah dia anggap rendah? “Sara, aku hanya bercanda dan mengerjaimu tadi. Aku percaya dengan kata-katamu.” Perkataan Alex yang tiba-tiba saja dilontarkan tersebut membuat Sara membatu di tempat. Apakah benar Alex bercanda dengannya tadi? Suasana dingin dan juga penuh tekanan yang tadi menyelimuti Alex kini me
Alex merasa tubuhnya remuk seperti baru saja dihantam oleh truk bermuatan besar berkali-kali, terutama bagian pinggang yang sekarang ini begitu kebas dan sedikit sulit untuk digerakkan. Bagian bawah tubuhnya begitu kaku dengan rasa nyeri yang menjalar ke mana-mana, bahkan menggerakkan jari tangan saja membuatnya harus bekerja keras yang membuat Alex ingin menyerah begitu saja. Semua ini adalah salah Vincent, Alex menyalahkan pemuda itu karena dialah sumber dari rasa sakit yang harus Alex rasakan sekarang ini. Apabila Alex teringat akan apa yang terjadi semalam, wajah gadis itu langsung diselimuti oleh aura kelam layaknya langit mendung, Alex ingin memberikan sumpah serapah kepada Vincent. Sayangnya keinginan itu langsung sirna karena dia berjengit sakit setelah tanpa sadar bergerak sedikit saja. Tidak ada yang menyangka kalau orang yang selalu terlihat tenang, memiliki kontrol diri yang kuat, dan juga begitu dingin sampai orang lain meragukan apakah dia memiliki nafsu adalah seorang
Hari yang sibuk karena menjadi satu dari dua tokoh utama dalam pesta pernikahan akan membuatmu lupa kalau tubuhmu sangat lelah, dan saat semuanya berakhir barulah kau menyadari kalau dirimu lelah baik itu secara jiwa dan raga. Hal itulah yang Alex rasakan setelah pesta pernikahannya yang digelar besar-besaran selesai tepat pada malam hari, dia merasa tubuhnya remuk akibat rasa lelah yang luar biasa melanda dirinya. Alex merasa berterima kasih kepada Vincent karena pemuda itu menyuruhnya untuk pergi istirahat ke atas dan tidak perlu melibatkan diri lagi setelah pesta selesai, status yang Alex sandang setelah menikah dengan Vincent membuat para pelayan di keluarga ini mengikuti semua perintah yang dia miliki, dan gadis itu juga tidak perlu membersihkan semua yang ada setelahnya. Tanpa ada niatan untuk mengutarakan protes yang terkesan begitu hipokritis, Alex bergegas keluar dari ruangan utama di mana pesta pernikahannya tadi digelar untuk menuju lantai tiga. Kamar utama dalam rumah bes
Resepsi pernikahan yang digelar oleh Keluarga Dietritch bisa dikatakan sebagai sebuah momen yang begitu besar dan juga dinantikan oleh banyak orang, pasalnya yang menjadi tokoh utama dari pernikahan ini adalah Kepala Keluarga Dietritch sendiri. Dia ditakuti dan juga disegani oleh banyak orang pada saat yang sama, kemampuannya dalam dunia bisnis yang sudah diakui sejak dia masih muda serta tindakannya dalam mengambil setiap keputusan yang begitu mutlak membuat sang kepala keluarga muda ini mendapatkan tempat pertama di mata banyak orang. Dalam pesta pernikahan yang digelar di salah satu rumah besar milik Keluarga Dietritch, banyak tamu undangan berasal dari rekan bisnis Vincent dan juga mereka yang memiliki pengaruh penting baik dari dunia ekonomi, politik, dan lain sebagainya di San Forcio. Setiap tindakan Vincent selalu mendapatkan perhatian, tidak terkecuali ketika pemuda itu datang menghampiri Alex yang kini berada di sebuah tempat terpencil dan hampir luput dari perhatian banyak
Elliot Dietritch, berusia sepuluh tahun dan bercita-cita menjadi orang hebat seperti pamannya adalah pewaris dari seluruh harta kekayaan Keluarga Dietritch untuk sementara ini. Sejak kecil Elliot sudah terbiasa melihat kelamnya dunia dari atas, statusnya tersebut membuat pemikiran dan juga mental Elliot tumbuh jauh lebih cepat bila dibandingkan dengan anak-anak seumuran dengannya. Mengalami percobaan penculikan maupun pembunuhan adalah hal yang sudah sering Elliot alami, bahkan dengan pengawalan yang ketat dari keluarganya sekalipun tidak membuat orang-orang yang ingin mencelakai Elliot merasa jera. Saking seringnya Elliot mengalami percobaan penculikan maupun pembunuhan, anak itu merasa begitu terbiasa dan tidak panik lagi ketika hal berbahaya muncul di depannya. Tidak heran kalau ibu Elliot menjadi sosok wanita yang paranoid, dia selalu berpikir kalau dunia akan melakukan hal jahat kepada anak semata wayangnya tersebut. Hal paling tidak mengenakan yang Elliot alami dalam waktu ter