Sudah beberapa bulan sejak kejadian itu. Dion dan Bintang semakin dekat. Setiap hari mereka saling bertukar kabar. Dan jika ada kesempatan mereka pasti bertemu. Bintang juga sudah tidak pernah bertemu secara langsung lagi dengan Gala. Hanya sesekali melihat dari kejauhan saat Gala mengantar Sam sekolah.
Namun tetap saja, ia tidak melihat Gala tapi ia melihat mini Gala setiap hari. Bukankah itu sama saja? Sam pun terlihat berbeda. Biasanya ia selalu menempeli Bintang. Tapi sekarang, jika berjumpa hanya bersalaman, lalu pergi. Tidak pernah ada pelukan, juga tidak pernah lagi bergelayut manja ditangan Bintang. Sam seperti menjaga jarak pada Bintang. ‘Apakah papamu yang mengajarkannya, Sam?'
Seperti hari ini, Bintang memberikan tugas mewarnai. Seluruh pensil warna Sam terlihat tumpul. Mungkin orang rumahnya tidak mengecek perlengkapan sekolah Sam. Dengan susah payah Sam mencoba merautnya sendiri. Bintang menghampiri Sam, ia ingin membantu. Tapi Sam menolak.
Wa
Setelah selesai nonton, mereka langsung kerumah Bintang. Mereka menggunakan mobil terpisah. Dion dan Bintang, sedangkan Bara satu mobil dengan Mondy. Seperti sebelumnya.Bintang mencoba untuk tidak lagi memikirkan apa yang sudah dilihatnya. Ia tidak ingin membuat Dion kecewa dengan sikapnya seperti tadi. Mereka sudah sampai dihalaman rumah Bintang.“Malam ini Mondy jadi nginap?” tanya Dion sambil membuka sabuk pengamannya.Bintang mengangguk dan memberi senyuman manisnya pada Dion yang saat ini tengah menatapnya. “Iya. Aku memintanya untuk menginap. Mumpung besok masih libur,” jawab Bintang.Usapan lembut diberikan Dion di puncak kepala Bintang. “Have fun ya. Mungkin setelah ini aku langsung pulang.”“Tahu gitu tadi aku langsung bareng Bara aja.”“Tidak, Bintang. Dengan senang hati aku melakukannya untukmu.”Bintang menatap pria yang ada disebelahnya itu. “Dion, terima
Bintang melalui hari-harinya dengan baik. Ia menyibukkan diri dengan pekerjaannya disekolah. Seperti hari ini, ia baru saja dipanggil kepala sekolah. Menanyakan donatur yang belum memberikan jawaban terkait bantuan dana yang sedang mereka butuhkan. Siapa lagi kalau bukan Galaxy Semesta Bintari dari Bintari Group. Mereka akan memberi kabar jika sudah ada keputusan, nyatanya sudah tiga bulan berlalu namun tidak ada yang menghubungi Bintang. Hari ini Bintang berencana untuk menghubungi pihak Bintari Grup, untuk menanyakan langsung tentang proposalnya. Tuuuttt..tuuutt... “Halo selamat siang. Dengan Bintari Grup. Ada yang bisa kami bantu?” suara seorang wanita terdengar diseberang sana. “Ya halo selamat siang. Saya Bintang dari TK Pelita Bunda. Begini mbak, tiga bulan lalu saya menyerahkan proposal untuk dana bantuan sekolah kami. Tapi sampai hari ini saya belum mendapatkan jawaban.” Bintang menjelaskan maksud dan tujuannya menghubungi perusahaan itu. dan
Mendung tebal tampak menggelayut dilangit sejak pagi. Bintang masih didapur, menyiapkan bekal untuk dibawa kesekolah. Ia sudah memakai baju dinasnya tapi dilapisi celemek untuk menghalangi kotoran yang menempel pada seragamnya.Saat masih asyik menyelesaikan bekalnya, sebuah pesan masuk..===Pesan teks on===Dion : Selamat pagi sayang.. sudah berangkat?Bintang : Belum. Sebentar lagi. Kamu udah berangkat?Dion : Baru selesai sarapan. Jangan lupa bawa payung. Sepertinya akan turun hujan.Bintang : Iya. Kamu juga ya. Jangan kehujanan. Nanti sakit.Dion : Kalau aku sakit kan ada kamu obat mujarab nya :DBintang tersenyum membaca pesan dari Dion.Bintang : Hihi... Iya, tapi aku tetep gak mau kamu sakit..Dion : Hmmm... Tak sabar rasanya menghabiskan pagi bersamamu. Miss u..Bintang : Jangan menghayal kejauhan Tuan Dion. Masih pagi :p aku berangkat dulu ya..Dion : Take care, Honey..Bintang : Kamu
Hari menjelang malam, Bintang masih dirumah sakit. Diruangan tempat Sam dirawat. Ia ingin melihat Sam sadar. Mbak Ratna sudah pulang, badannya juga demam dan butuh iatirahat malam ini. Besok dia akan kembali dengan membawa barang-barang yang dibutuhkan Sam dan Gala.Tok tok tok...Gala melangkah mendekati pintu. Ketika pintu terbuka, Renata berlari mendekati ranjang Sam.“Ya Tuhan, Sam. Bagaimana bisa sampai begini?” tanya Renata pada Sam yang masih terlelap. Renata sedang berada di luar kota saat Gala memberi kabar Sam masuk Rumah Sakit. Ia sangat khawatir sehingga segera memesan tiket pesawat penerbangan sore untuk dapat segera bertemu dengan bocahkesayangannya itu.“Bagaimana keadaan Sam?” tanya Renata tanpa mengalihkan pandangannya dari wajah pucat Sam.“Operasinya berjalan lancar. Tinggal pemulihan saja,” jawab Gala sambil mendekati Renata dan menepuk bahu wanita itu menenangkan. “Tenanglah.”
Hari-hari sudah berlalu, tak lama lagi Bintang dan Dion akan menikah. Hari ini mereka akan berangkat ke Bali untuk melakukan prewedding. Kenapa di Bali? Karena prewedding mereka bertema alam dan Bali memiliki banyak tempat yang mendukung konsep itu. Kini mereka sudah di Bandara, dan sedang berada diruang tunggu.“Sayang..” panggil Dion.“Hmmm... Ya sayang...” sahut Bintang dengan senyuman tersemat diwajahnya. Hatinya begitu bersemangat ketika dirinya akan menginjakkan kaki di Pulau Dewata. Ada banyak hal yang ingin ia coba dan lalui disana.“Sudah siap?” tanya Dion ketika melihat wajah gugup Bintang.“Aku sangat bersemangat, tapi aku juga gugup, fyuuuhhh.” Bintang menghembuskan napasnya. Menetralkan degup jantung yang mulai tak beraturan saking gugupnya. Pasalnya, ia sangat jarang bepergian dengan pesawat. Namun karena yang akan ia lakukan selama di Bali adalah sesuatu yang menyenangkan, maka Bintang berusah
Hari sudah siang dan Sam baru saja pulang dari sekolah. Saat didepan tadi, Sam melihat mobil papanya. Ia langsung berpikir bahwa Gala ada dirumah. Boca yang memiliki rambut keemasan itu langsung berlari kekamar Gala. Awalnya matanya berbinar saat tahu Gala dirumah, tapi berubah seketika saat melihat Gala tengah bersiap untuk pergi.“Sudah pulang?” tanya Gala saat melihat anaknya muncul dari balik pintu. Didekatinya anak itu dan diangkat kedalam gendongannya. Meski terkadang Sam menolaknya, namun tetap saja Gala terlalu gemas untuk membiarkan bocah itu lolos begitu saja dari dekapannya.Bukannya menjawab, Sam malah bertanya balik. “Papa mau pergi?” ditepuk-tepuknya dada bisang sang ayah yang masih mengenakan setelan jas lengkap.Gala menganggukkan kepalanya pelan. Dan mengusap wajah Sam yang sedikit berkeringat karena berlari ke kamarnya tadi. “Hmmm, hanya satu hari. Besok papa sudah pulang lagi.”“Aku kesepi
Katanya, mencintai adalah keputusan hati. Cinta bukan hanya soal rasa, tapi juga sebuah komitmen. Berharap yang terbaik dan bisa selamanya dengan orang tersebut.Bintang sudah memutuskan menjalin sebuah hubungan dengan Dion, ia sudah berkomitmen untuk menerima baik buruknya serta kurang dan lebihnya dari diri Dion. Walau sesekali bayangan masalalu masih menghantuinya, Bintang selalu menepis semua bayangan itu. Yang ia yakini adalah saat ini Dion adalah yang terbaik untuknya.Hari ini, Bintang dan Dion sudah berjanji untuk bertemu dengan Wedding Organizer yang akan menangani pernikahan mereka nanti. Bintang dan Dion akan memilih desain undangan dan memilih menu makanan saat pesta pernikahan nanti. Nama-nama yang akan Bintang undangpun sudah tersusun rapi. Gaun pernikahan sudah dipesan, gedung pun sudah mereka tetapkan. Sudah 80% selesai, sisanya hanya tinggal pengecekan ulang. Semua berkat langkah sigap dari Dion.“Sudah siap, sayang?” tanya Dion saat
Hari pernikahan semakin dekat, tapi Bintang tetap masuk kerja dan hanya mengambil cuti satu minggu dimulai dari satu hari sebelum pernikahannya. Ia tak ingin terlalu memikirkan persiapan yang akhir-akhir ini membuat kepalanya sakit.Kehadiran anak-anak dengan segala tingkah lucunya menjadi hiburan tersendiri untuk Bintang yang mampu membuat pikiran gadis itu teralih dari setresnya menjelang pernikahan.Kini tatapannya tertuju pada seorang bocah yang sedang asyik mewarnai gambar yang diberikan oleh Bintang tadi. Sam dengan wajah seriusnya menggoreskan pewarna diatas kertas itu. Ia tak menyadari jika sejak tadi Bintang memperhatikannya.“Ibu Guru, punya Rissa udah selesai.” Seorang gadis kecil datang menghampiri Bintang dan menyerahkan hasil karyanya yang sudah selesai diwarnai.Sebuah senyuman dihadiahkan untuk anak tersebut. “Bagus sekali Rissa,” puji Bintang dengan tulus. Diusapnya puncak kepala gadis kecil yang dikucir ting
Bintang pun turut memejamkan mata manakala bibir Gala menyentuh dahinya. Ia meneteskan airmata mendengar doa dan ucapan cinta dari lelakinya. Bukan hal mudah sampai mereka ada dititik ini. Penuh jalan terjal dan lika-liku, tapi Bintang yakin dan percaya jika dirinya dan Gala bisa melewati ini semua. Ini kejutan yang tak pernah Bintang bayangkan sebelumnya. Sungguh rasanya sangat bahagia bisa dicintai begitu dalam dari seseorang yang ia cintai pula. “Sayang, terima kasih. Aku.... Eh... ini apa?” Bintang terbelalak kaget ketika sebuah kotak beludru jatuh dipangkuannya dari buket bunga yang kini berada dalam pangkuannya. Ia membuka kotak beludru hitam tersebut dengan hati-hati. Dan didalamnya terdapat kalung berlian berwarna biru. “Gala, ini terlalu berlebihan.. aku.. aku tidak pantas untuk mendapatkannya.” “Kamu pantas mendapatkannya. Bahkan jika seisi dunia ini bisa aku beli, aku akan membelinya untukmu. Terimalah. Kamu sudah melalui banyak hal dengank
Setelah dirawat beberapa hari dirumah sakit, akhirnya Bintang bisa pulang kerumah. Kondisinya sudah benar-benar membaik saat ini. Gala yang setia menemaninya selama berada dirumah sakit kini duduk disampingnya sambil menggenggam tangan Bintang erat. Saga yang memang sudah pulang terlebih dahulu tetap tinggal dirumah bersama yang lainnya. Bintang melangkah pelan memasuki rumah dituntun oleh Gala yang berdiri disebelahnya. Sebenarnya Gala ingin menggendong Bintang jika masih terasa sakit, namun Bintang menolak dan tetap ingin berjalan sendiri. Didalam rumah tampak dekorasi mini dengan tulisan 'Welcome home, Mama!' didinding ruang tamu. Keluarga besar juga sudah menunggunya disana. Mereka menyambut kepulangan Bintang dengan penuh suka cita. Bintang duduk di kursi yang disediakan untuknya. Kemudian Mondy yang tengah menggendong Saga datang menghampiri Bintang dan memberikan Saga padanya. “Saga gemesin banget. Lihat pipinya, bulat seperti bakpau,” ujar Mondy sambi
Gala terduduk lemah dikursi depan ruangan ICU. Tiga hari sang kekasih hati tertidur didalam sana, tidak pernah sedikitpun Gala pergi meninggalkannya. Meski ia dilarang masuk, Gala tetap menunggu Bintang diluar ruangan. Siang ini, mama dan papanya baru saja tiba dan langsung menjenguk Bintang. Mereka sudah meminta Gala pulang dan istrirahat, biar mereka yang bergantian menjaga Bintang. Tapi tetap saja Gala tidak mau. Dia takut jika Bintang sadar dan dia tidak ada disana. Gala ingin menjadi orang pertama yang menemui Bintang setelah sadar nanti. “Pergilah istirahat. Tubuhmu juga membutuhkan itu. Setelah Bintang sadar nanti kamu juga harus merawatnya. Jangan Bintang sakit dan kamu juga ikut-ikutan sakit.” Ibunya mengomeli Gala. “Mama.. Gala nggak apa-apa.. mama dan papa pulanglah..” “Iya, kami juga berencana pulang setelah kamu istirahat. Tapi ternyata tetap saja berkeras ingin disini. Kamu tetap harus jaga kesehatan.” Ayah Gala juga mengingatkan.
Gala terus menggenggam erat tangan Bintang. Gala terus mendampingi Bintang yang sedang merintih diruang bersalin. Setelah diperiksa, jalan lahir sudah pembukaan penuh. Artinya Bintang sudah siap untuk menjalani persalinan.Gala berdiri disamping Bintang. Lengannya sudah memerah akibat beberapa cakaran sang istri karena menahan sakit selama menuju pembukaan penuh tadi. Bunda juga ada disana, menemani Bintang.“Ayo sayang, kamu pasti bisa. Aku mencintaimu..” ucap Gala menyemangati istrinya.“Ayo ibu, tarik nafas.. keluarkan lewat tenaga perut ya bu..” sang dokter cantik memberi aba-aba kepada Bintang.Bintang mengikuti arahan dokternya, menarik nafas dalam dan mengumpulkan seluruh tenaganya diperut. 'sayang.. Kita berjuang bersama ya.. mama ingin bertemu denganmu,' ucap Bintang dalam hati.“Ayo bu, dorong..”“Heeeeeeeeemmmmpp....” Bintang berusaha sekuat tenaga. Namun dipercobaan pertama sang bay
Beberapa bulan kemudian...Perut Bintang sudah semakin besar, tidak hanya perut tapi kakinya juga ikut membesar. Ia sering kesulitan berjalan saat ini. Sesekali Gala harus memapahnya. Galapun lebih siaga, jika berada dikantor ia akan memasang telinga lebar-lebar jika handponenya berbunyi. Gala membuka semua akses yang bisa memudahkan Bintang menghubunginya jika mereka sedang berjauhan.Malam ini mereka sedang berkumpul diruang keluarga, Bintang duduk bersandar disofa dengan kaki berada dipangkuan Gala yang duduk disebelahnya. Gala memijit kaki Bintang, sambil sesekali mengelitiki telapak kaki sang istri. Ada Sam dan juga Ibu Bintang yang setia mendampingi. Ibunda Bintang datang karena menurut prediksi satu minggu lagi Bintang akan melahirkan. Bunda ingin mendampingi putri semata wayangnya itu dalam proses persalinan.Kedua orang tua Gala pun sedang dalam perjalanan. Mereka juga ingin turut serta memberi support pada sang menantu dihari bersejarahnya.&ldq
Akhir-akhir ini Gala dipusingkan dengan tingkah istrinya. Ia harus ekstra sabar menghadapi masa trisemester pertama dikehamilan Bintang ini. Menurut dokter, hal semacam itu sangat biasa. Terkadang ibu hamil muda memiliki keinginan diluar nalar. Biasanya tidak suka jadi suka, dan begitu juga sebaliknya. Dulu sebelum hamil, Bintang akan ngomel jika sebelum mandi Gala memeluknya. Tapi sekarang, Bintang sangat suka bau keringat suaminya itu. Bahkan Gala dilarang mandi. Bintang pun sama, jadi jarang mandi. Jika Bintang mandi, maka perutnya akan mual dan muntah. Dulu Bintang sangat suka wewangian, sekarang sebaliknya. Gala tidak boleh memakai parfum. Bahkan ketika selesai mandipun Bintang akan marah-marah karena wangi harum sabun mandi yang digunakan Gala. Jika Gala selesai mandi atau menggunakan parfum, Bintang akan tidur dengan Sam. Mau tidak mau, Gala mengalah. Selama dirumah, ia akan mencium bau kecut keringatnya dan juga istrinya. Dan kebiasaan
Gala baru saja pulang ketika didapatinya Bintang tengah menonton Drama favoritnya. Disambutnya laki-laki kesayangannya itu dan dipeluknya erat.“Sayang, aku mau buah mangga,” pinta Bintang tiba-tiba seraya bergelayut pada sang suami.“Iya, besok aku belikan ya.” Gala tersenyum pada istrinya lalu menangkup pipi yang mulai terlihat gembil itu. Dikecupnya dahi Bintang dengan penuh penghayatan.“Nggak mau besok. Maunya sekarang.” Bintang memohon dengan manjanya.“Aku mandi dulu ya, nanti aku carikan mangga buat kamu.”Dengan berat hati Bintang mengangguk setuju. Ia duduk di sofabed sambil menunggu suaminya mandi. Entah kenapa tiba-tiba ia menginginkan buah tersebut lebih dari apapun saat ini. dan tak bisa ditolak.“Sayang..” panggil Bintang dari balik pintu kamar mandi. “Jangan lama-lama.”“Iya.. Ini lagi elap-elap. Sebentar ya Cintaku.”Bintang men
Dari kejauhan Bintang dapat melihat sosok kecil yang sudah satu minggu ini tidak dijumpainya. Bintang rindu dengan ocehan si bocah super lincah itu. Sebelumnya Gala sudah memberitahunya bahwa Bintang jangan terkejut melihat kondisi Sam dan Bintang sudah siap untuk itu. Sam sedang membelakangi Bintang dan asyik bermain.“Sam... Sayang..” panggil Bintang sendu.Mendengar namanya dipanggil, Sam memutar tubuhnya 180 derajat. Matanya membulat. “Mama,” ucap Sam tak kalah sendu.Hatinya bergetar melihat Bintang, orang yang sangat dirindukannya. Kemudian dengan jalan tertatih Sam mendekati Bintang dan memeluk sang mama.Meski sudah ditahan-tahan namun air mata Bintang tetap tumpah, ia tidak menyangka akan melihat bocah kesayangannya ini dengan wajah penuh lebam.“Sayang, maafin mama. Maaf karena Mama pergi dan nggak menjagamu dengan baik. Maaf karena mama tidak ada saat kamu membutuhkan mama.” Bintang menangis sambil mem
Gala melepas pelukannya dan tertawa mendengar ucapan Bintang. “Dia senang kalau yang datang menjepitnya adalah orang yang sejak lama ditunggu kehadirannya. Iya kan sayang?” Gala membungkukkan tubuhnya, berbicara pada perut Bintang.Kemudian mengusap lembut tempat dimana darah dagingnya bersemayan. Dan mengecupnya berulang kali. “Papa senang akhirnya kamu datang, Nak. Sampai bertemu sembilan bulan lagi ya..”“Delapan bulan lagi, Papa,” ralat Bintang sambil tersenyum melihat Gala.“Wah, lebih cepat satu bulan ternyata. Ah, papa udah nggak sabar.” Gala kembali berdiri dan mengecup dahi Bintang. Kemudian Gala memetik buah strawberry dan menyuapkannya pada Bintang. “aaaaaa....”“aaaa...” Bintang menyambut strawberry dari tangan Gala.“Manis?” tanya Gala.“Manis.” Jawab Bintang sambil tersenyum.Lalu Gala memetik satu buah strawberry lagi, kemudi